Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Jenis Kegiatan :
PKM Penulisan Ilmiah
Diusulkan oleh:
Gilang Fajar Ramadhan E 34103041 Angkatan 2003
Tyas Dwitiya Djuanda E 34103076 Angkatan 2003
Ruri Risnawati E 34103049 Angkatan 2003
Hendrio Fadly E 34102023 Angkatan 2002
Udi Kusdinar E 34102042 Angkatan 2002
B. Anggota I
a. Nama Lengkap : Tyas Dwitya Djuanda
b. NRP : E34103076
c. Program Studi : Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata
d. Fakultas : Kehutanan
e. Tahun angkatan : 2003
C. Anggota II
a. Nama Lengkap : Ruri Risnawati
b. NRP : E34103049
c. Program Studi : Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata
d. Fakultas : Kehutanan
e. Tahun angkatan : 2003
D. Anggota III
a. Nama Lengkap : Hendrio Fadly
b. NRP : E34102023
c. Program Studi : Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata
d. Fakultas : Kehutanan
e. Tahun angkatan : 2002
E. Anggota IV
a. Nama Lengkap : Udi Kusdinar
b. NRP : E34102042
c. Program Studi : Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata
d. Fakultas : Kehutanan
e. Tahun angkatan : 2002
KEARIFAN TRADISIONAL MASYARAKAT SUKU DAYAK
DI SUB-DAS SIBAU TAMAN NASIONAL BETUNG KERIHUN DALAM
MELESTARIKAN BURUNG
ABSTRAK Burung adalah salah satu kekayaan hayati yang dimiliki oleh
Indonesia. Tingkat ketergantungan masyarakat adat yang tinggi terhadap sumber
daya alam akan memiliki pengaruh yang besar terhadap kondisi alam termasuk
keanekaragaman burung. Suku bangsa Dayak sebagai masyarakat hukum adat
mempunyai hubungan yang erat dengan lingkungan hidupnya. Tujuan penulisan
ini adalah: (1) Menganalisa keanekaragaman jenis burung di Taman Nasional
Betung Kerihun, (2) menjelaskan bentuk kearifan tradisional masyarakat Suku
Dayak di Sub-DAS Sibau, dan (3) menjelaskan ancaman terhadap kearifan serta
menganalisis cara menangkal ancaman tersebut. Pencarian data dilakukan
dengan observasi langsung berupa eksplorasi dan wawancara dengan
narasumber yang dapat dipercaya. Masyarakat Dayak Taman-Sibau menganggap
burung Enggang sebagai Tuhan yang satu. Ancaman terbesar bagi kearifan Suku
Dayak sehubungan dengan pelestarian alam adalah ekonomi, maka dibutuhkan
peranan pengelola taman nasional mengikutsertakan masyarakat Suku Dayak
dalam segala kegiatan guna meningkatkan kesejahteraan.
PENDAHULUAN
Pola kehidupan masyarakat lokal atau masyarakat adat di dalam dan di
sekitar kawasan TNBK dengan kondisi budaya (adat istiadat) dan perilaku sosial
yang spesifik memiliki interaksi yang spesifik pula dengan keberadaan
sumberdaya alam atau lingkungan di sekitarnya. Suku Dayak sebagai masyarakat
hukum adat mempunyai hubungan yang erat dengan lingkungan hidupnya.
Mereka sering dipengaruhi oleh alam pikiran religio magis atau sakral. Religio
magis artinya percaya kepada kekuatan gaib (magis) sebagai suatu kekuatan yang
menguasai alam semesta dan seisinya dalam keadaan kesinambungan (Muslim
dan Frans 1994). Djuweng (1992) dalam Moniaga (1994) menyatakan bahwa
sumberdaya alam bagi masyarakat Dayak berfungsi sangat vital terhadap seluruh
tata kehidupan mereka. Tingkat ketergantungan masyarakat adat yang tinggi
terhadap sumberdaya alam akan memiliki pengaruh yang besar terhadap kondisi
alam salah satunya keanekaragaman burung serta kondisi sosial budaya
masyarakat itu sendiri. Sehubungan dengan perkembangan eksploitasi hutan
secara besar-besaran akan mengubah kearifan dalam pemanfaatan burung.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan penulisan ini
adalah menganalisa keanekaragaman jenis burung di TNBK, menjelaskan bentuk
2
LOKASI
PENGAMATAN
BURUNG
DI SUB-DAS SIBAU
TAMAN NASIONAL
BETUNG KERIHUN
01.15
Lokasi
Pengamatan
Batas taman
nasional
Sungai
setiap jalur. Jarak antar titik sepanjang 50 meter dengan radius pengamatan 25 m.
Pengamatan dilakukan 2 kali dalam sehari, yaitu pagi pada pukul 07.00-11.00
WIB dan sore hari pada pukul 14.00-17.00 WIB.
Data mengenai kearifan tradisional masyarakat Suku Dayak diambil dengan
cara wawancara, yaitu dengan cara mengunjungi secara langsung orang-orang
yang dituakan (Kepala Desa, Ketua Adat dan Ketua RT) dan anggota masyarakat
yang dianggap mengetahui kondisi sosial budaya masyarakat (informan). Jumlah
responden yang diwawancarai sebanyak 30 orang dengan umur diatas 25 tahun
dari dua desa yang berada di Sub-DAS Sibau yaitu Nanga Potan dan Tanjung
Lasa (Tabel 1). Wawancara dilaksanakan pada sore hari (pukul 15.00-17.00 WIB)
dan malam hari (pukul 20.00-22.00 WIB), dengan cara semi terstruktur.
Tabel 1. Rincian Jumlah Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin dan
Jabatan/Status dalam Masyarakat
Jenis
Umur (tahun) Jabatan/Status
Kelamin
Lokasi
Kepala Kepala Ketua Lain-
25-35 >35 ♂ ♀
Desa Adat RT lain
Nanga
15 7 16 6 0 1 1 20
Potan
Tanjung
5 3 6 2 1 0 0 7
Lasa
Total 20 10 22 8 1 1 1 27
Keterangan: ♂ = Laki-laki; ♀ = Perempuan
Analisis Data
Kelimpahan burung (Pi)
Kelimpahan burung merupakan total jumlah individu burung yang
ditemukan selama pengamatan. Perhitungan jumlah dari setiap jenis burung yang
ada dengan menggunakan rumus menurut van Balen (1984). Penentuan nilai
kelimpahan ini untuk mengetahui atau menetapkan jenis-jenis burung yang
melimpah (banyak) atau tidak.
Pi = Jumlah Burung spesies ke-i _
Jumlah total burung
HASIL PENELITIAN
Kekayaan Jenis Burung
Sejumlah 93 jenis burung dari 31 suku dan 67 marga dijumpai di Sub-DAS
Sibau TNBK, dengan jumlah total 660 individu (Tabel 2) dan nilai indeks
keanekaragaman jenis (H’) sebesar 3,77 dan kemerataan jenis (E) sebesar 0.83.
Dari seluruh jenis tersebut, terdapat 39 jenis burung yang merupakan
catatan baru (new record) untuk kawasan Sub-DAS Sibau, meskipun bukan
4
catatan baru untuk TNBK. Seluruh jenis yang dijumpai pada kegiatan ini,
sebelumnya sudah pernah tercatat ditemukan pada wilayah DAS lain yang
termasuk kawasan TNBK.
Tabel 2. Kekayaan Jenis Burung di Sub-DAS Sibau TNBK
No Nama Jenis Burung ∑
Nama Ilmiah Nama Indonesia
Suku Ardeidae
1 Egretta garzetta * Kuntul kecil 1
Suku Accipitridae
2 Haliastur indus Elang bondol 4
3 Spilornis cheela Elang-ular bido 2
4 Ictinaetus malayensis Elang hitam 2
5 Spizaetus cirrhatus * Elang brontok 2
Suku Phasianidae
6 Argusianus argus Kuau raja 6
Suku Rallidae
7 Amaurornis phoenicurus * Kareo padi 1
Suku Psittacidae
8 Psittinus cyanurus * Nuri tanau 2
Suku Cuculidae
9 Cacomantis merulinus * Wiwik kelabu 2
10 Phaenicophaeus curvirostris Kadalan birah 2
11 Centropus bengalensis * Bubut alang-alang 2
Suku Strigidae
12 Ketupa ketupu * Beluk ketupa 1
Suku Apodidae
13 Collocalia fuciphaga Walet sarang putih 100
14 Cypsiurus balasiensis * Walet-palem asia 80
Suku Hemiprocnidae
15 Hemiprocne comata Tepekong rangkang 50
Suku Trogonidae
16 Harpactes kasumba * Luntur kasumba 2
17 Harpactes whiteheadi * Luntur kalimantan 1
Suku Alcedinidae
18 Alcedo meninting Raja-udang meninting 10
19 Alcedo euryzona Raja-udang kalung-biru 3
20 Ceyx erithacus * Udang api 1
21 Pelargopsis capensis Pekaka emas 10
22 Halcyon pileata * Cekakak cina 2
Suku Meropidae
23 Nyctyornis amictus Cirik-cirik kumbang 1
Suku Bucerotidae
24 Anorrhinus galeritus * Enggang klihingan 5
25 Aceros comatus Enggang jambul 4
26 Anthracoceros malayanus Kangkareng hitam 10
27 Anthracoceros albirostris Kangkareng perut-putih 5
28 Buceros rhinoceros Rangkong badak 2
29 Buceros vigil Rangkong gading 8
5
Tabel 2 Lanjutan
No Nama Jenis Burung ∑
Nama Ilmiah Nama Indonesia
Suku Capitonidae
30 Megalaima chrysopogon Takur gedang 2
31 Megalaima henricii * Takur topi-emas 5
32 Megalaima australis Takur tenggeret 4
Suku Indicatoridae
33 Indicator archipelagicus * Pemandu-lebah asia 10
Suku Picidae
34 Sasia abnormis Tukik tikus 1
35 Picus miniaceus Pelatuk merah 2
36 Meiglyptes tristis Caladi batu 1
37 Mulleripicus pulverulentus * Pelatuk kelabu-besar 1
38 Hemicircus concretus * Caladi tikotok 1
39 Reinwardtipicus validus * Pelatuk kundang 1
Suku Eurylaimidae
40 Cymbirhynchus macrorhynchos Sempur-hujan sungai 8
41 Eurylaimus javanicus Sempur-hujan rimba 2
42 Eurylaymus ochromalus Sempur-hujan darat 2
Suku Campephagidae
43 Hemipus hirundinaceus * Jingjing batu 6
44 Pericrocotus flammeus * Sepah hutan 20
Suku Chloropseidae
45 Aegithina viridissima * Cipoh jantung 12
46 Chloropsis cyanopogon * Cica daun kecil 8
47 Chloropsis sonnerati * Cica-daun besar 8
48 Chloropsis cochinchinensis Cica-daun sayap-biru 8
Suku Pycnonotidae
49 Pycnonotus simplex Merbah corok-corok 5
50 Pycnonotus brunneus * Merbah mata-merah 3
51 Tricholestes criniger * Brinji rambut-tunggir 3
Suku Dicruridae
52 Dicrurus leucophaeus Srigunting kelabu 2
53 Dicrucus paradiseus Srigunting batu 2
Suku Corvidae
54 Corvus enca Gagak hutan 3
55 Pityriasis gymnocephala * Tiong-batu kalimantan 11
Suku Sittidae
56 Sitta frontalis Munguk beledu 1
Suku Timaliidae
57 Pellorneum pyrrogenis * Pelanduk bukit 6
58 Malacocincla sepiarium Pelanduk semak 10
59 Malacopteron magnum Asi besar 5
60 Stachyris poliocephala * Tepus kepala-kelabu 3
61 Stachyris maculata Tepus tunggir-merah 3
62 Stachyris leucotis * Tepus telinga-putih 4
6
Tabel 2 Lanjutan
No Nama Jenis Burung ∑
Nama Ilmiah Nama Indonesia
63 Alcippe brunneicauda * Wergan cokelat 3
Suku Turdidae
64 Copsychus saularis Kucica kampung 6
65 Copsychus malabaricus Kucica hutan 4
66 Enicurus ruficapillus Meninting cegar 7
67 Enicurus leschenaulti * Meninting besar 13
68 Monticola solitarius * Murai-batu tarung 4
Suku Silviidae
69 Orthotomus atrogularis Cinenen belukar 7
70 Orthotomus sericeus Cinenen merah 5
Suku Muscicapidae
Sikatan-rimba dada-
71 Rhinomyas ruficauda 3
kelabu
72 Muscicapa griseisticta Sikatan burik 3
73 Eumyias indigo * Sikatan ninon 3
74 Cyornis unicolor * Sikatan biru-muda 7
75 Cyornis caerulatus * Sikatan biru-langit 6
76 Cyornis superbus Sikatan kalimantan 5
77 Cyornis turcosus Sikatan melayu 3
78 Rhipidura javanica * Kipasan belang 2
79 Hypothymis azurea Kehicap ranting 3
80 Terpsiphone paradisi Seriwang asia 7
Suku Sturnidae
81 Gracula religiosa Tiong emas 5
Suku Nectariniidae
82 Anthreptes simplex * Burung-madu polos 7
83 Anthreptes malacensis * Burung-madu kelapa 7
84 Nectarinia sperata Burung-madu pengantin 3
85 Nectarinia jugularis Burung-madu sriganti 15
86 Arachnothera longirostra Pijantung kecil 10
87 Arachnothera flavigaster Pijantung tasmak 3
88 Arachnothera chrysogenys Pijantung telinga-kuning 4
Suku Dicacidae
89 Prionochilus thoracicus Pentis kumbang 2
90 Prionochilus percussus Pentis pelangi 5
91 Dicaeum trigonostigma Cabai bunga-api 2
92 Dicaeum cruentatum * Cabai merah 3
Suku Ploceida
93 Lonchura fuscans Bondol kalimantan 20
Terdapat juga variasi indek keanekaragaman jenis pada setiap lokasi (Tabel
3).
Tabel 3. Nilai indeks keanekaragaman jenis burung pada setiap lokasi
pengamatan di Sub-DAS Sibau, Taman Nasional Betung Kerihun
No Lokasi H
1. Sungai Sibau 2.2392
2. Sungai Apyang 2.8311
3. Sungai Menyakan 2.8897
4. Anak Sungai Sibau 1.8581
5. Bukit Apyang 3.5129
6. Bukit Menyakan Hulu 2.3983
PEMBAHASAN
Kekayaan Jenis Burung
Penemuan jenis burung sebanyak 93 jenis burung dengan 39 jenis sebagai
catatan baru (new record) untuk kawasan Sub-DAS Sibau merupakan sebuah
penemuan yang menunjukkan bahwa kawasan ini sangat kaya akan
keanekaragaman jenis burung. Sebelumnya di Sub-DAS Sibau tercatat 149 jenis
burung (Taman Nasional Betung Kerihun, 2000). Hanya 54 jenis saja yang
tercatat kembali dalam kegiatan pengamatan kali ini, atau 36,24% dari catatan
sebelumnya.
Bila dibandingkan dengan jumlah jenis burung yang tercatat di TN Betung
Kerihun sebanyak 301 jenis burung (Taman Nasional Betung Kerihun, 2000)
maka pengamatan ini menemukan 30,90%. Namun apabila dibandingkan dengan
jumlah jenis burung di Indonesia, pengamatan ini hanya menemukan 6,07% saja.
Nilai indeks keanekaragaman jenis burung yang didapatkan menunjukkan bahwa
kawasan tersebut memiliki nilai yang cukup tinggi yaitu sebesar 3,77 jika
dibandingkan dengan penelitian di tempat lain. HIMAKOVA (2004) mendapatkan
nilai indeks keanekaragaman sebesar 2,4-3,4 untuk beberapa lokasi pengamatan di
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Propinsi Lampung. Wisnubudi (2004)
mendapatkan indeks keanekaragaman 3,4-3,9 untuk beberapa jalur pengamatan di
Taman Nasional Gunung Halimun Propinsi Jawa Barat.
8
KESIMPULAN
Keanekaragaman jenis burung di Sub-DAS Sibau cukup tinggi yaitu
ditunjukkan dengan nilai indeks keanekaragaman sebesar 3,77 dan penemuan 93
jenis burung dari 31 suku. Terdapat 39 jenis burung yang merupakan catatan baru
(new records) untuk Sub-DAS Sibau TNBK. Burung Enggang dilambangkan
sebagai Tuhan yang satu, sehingga burung merupakan unsur utama dalam
kehidupan masyarakat Dayak Taman-Sibau. Ancaman terbesar dalam kehidupan
arif masyarakat Dayak Taman-Sibau adalah ekonomi. Oleh karenanya dibutuhkan
peran pengelola TNBK guna memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Dayak
Taman–Sibau.
DAFTAR PUSTAKA
van Balen, B. (1984). Bird Counts And Bird Observation in The Neighbourhood
of Bogor. Nature Conservation Dept. Agriculture University Wageningan.
Wageningen, The Netherlands.
Bibby, C., Jones, M. dan Marsden, S. (1998) Expedition Field Techniques Birds
Surveys. Expedition Advisor Centre. London, UK.
HIMAKOVA. (2004). Laporan Kegiatan Studi Konservasi Lingkungan
[SURILI]: Eksplorasi Ilmiah Keanekaragaman Hayati Satwa Indikator Kesehatan
Lingkungan Hutan dan Tumbuhan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan,
Lampung. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB,
Bogor.
MacKinnon, J., Phillipps, K. dan van Balen, B. (1998). Seri Panduan Lapangan
Burung-Burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Birdlife International-
Indonesia Program–Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi LIPI, Cibinong.
Muslim, I.A. dan Frans, S.J.E. (1994). Makna dan Kekuatan Simbol Adat Pada
Masyarakat Dayak: Di Kalimantan Barat Ditinjau Dari Pengelompokan Budaya.
LP3S-Institute of Dayakology Research and Development-Gramedia Widiasarana.
Indonesia.
Moniaga, S. (1994). Pengetahuan Masyarakat Dayak Sebagai Alternatif dalam
Penanganan Permasalahan Kerusakan Sumber Daya Alam di Kalimantan: Suatu
Kebutuhan Mendesak. LP3S-Institute of Dayakology Research and Development-
Gramedia Widiasarana. Indonesia.
Taman Nasional Betung Kerihun. (2000). Rencana Pengelolaan Taman Nasional
(RPTN) Betung Kerihun Periode 2000-2024 (Buku I). Balai Taman Nasional
Betung Kerihun. Putussibau.
Wisnubudi, G. (2004). Keanekaragaman Dan Kelimpahan Jenis Avifauna Untuk
Pengembangan Ekowisata Birdwatching di Taman Nasional Gunung Halimun
Jawa Barat. Tesis tidak dipublikasikan. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor, Bogor.