Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Nama : ……………………………………
Nim : ……………………………………
Alamat : ……………………………………
……………………………………
……………………………………
……………………………………
……………………………………
Telepon : ……………………………………
Handphone : ……………………………………
EMAIL : ……………………………………
No. KTP : ……………………………………
No. SIM : ……………………………………
No. Paspor : ……………………………………
Golongan Darah : ……………………………………
Keadaan Darurat Hubungi
Nama : ……………………………………
Alamat : ……………………………………
……………………………………
……………………………………
……………………………………
……………………………………
Telepon : ……………………………………
Handphone : ……………………………………
x = { x + x } x
dengan x : lambang besaran yang diukur, misal suhu
0
{x} : nilai yang diperoleh, misal 36 C
{x} : ktp pada x misal 0,5
0
[ X ] : lambang satuan besaran x misal C
Sebagai contoh, kita ingin mengukur suhu (T) dan diperoleh hasil pengukuran
0 o
26 C, sedangkan ketidakpastian pada alat ukur suhu adalah 0,5 , maka hasil
pengukuran suhu tersebut dituliskan sebagai
0
T = (36 ±0,5) C
Untuk memperoleh nilai {x±x} dibedakan 3 kasus berikut ini :
1) Pengukuran Dilaksanakan Sekali Saja.
Bila pengukuran hanya dilakukan sekali saja (apapun alsannya), maka X
adalah nilai yang tebaca pada waktu pengukuran dan (X = ½nst (nilai skala
terkecil), lazimnya demikian. Nst adalah jarak dua titik berdekatan pada
skala alat ukur. Tapi apabila skala alat ukur dirasakan cukup besar, kadang-
kadang digunakan 1/3 nst.
2) Pengukuran dilakukan Beberapa Kali.
Beberapa kali maksudnya adalah pengukuran 2 atau 3 kali saja. Apabila ini
yang dilakukan , maka nilai X adalah nilai rata-rata hasil pengukuran, atau
X X , dengan
X i X 1 X 2 ... X N
X ,
N N
S n 1
X S x
N
dengan S n 1
Xi X 2
= N Xi 2 ( Xi ) 2
N 1 N ( N 1)
dan i = 1,2,3,....N
Contoh : Pengukuran berulang atas besaran A menghasilkan sampel
berikut:
11,8 - 12,0 - 12,2 - 12,0 - 11,9 - 12,0 - 12,2 - 11,8 - 11,9 - 12,2.
Xi X
S n 1
2
df
y y x dan y df x .
dx x dx x
Dengan proses yang tidak jauh beda, maka dapatlah dibuktikan bahwa untuk
fungsi yang lebih dari satu variabel, mis Z = F(x , y ) didapat
dz dz
z x y .
dx x , y dy x, y
Contoh :
Percepatan gravitasi setempat ingin ditentukan dengan mengukur periode T
suatu bandul matematis sepanjang L. Misalkan dari pengukuran menghasilkan
T = 2,00 0,02 ) s
L = ( 100 1 ) cm sedangkan
= 3,14 ( dianggap tepat )
Dengan menggunakan rumus T = 2 L / g , maka
L
g = 4 2 43,14
2 100
985,6
2,002
2
T
g L T
2
1 0,02
2 3%
g L T 100 2,00
hingga g 3%985,6 29,578
Mengingat bahwa ktp relatip adalah sebesar 3% maka hasil akhir harus/boleh
dilaporkan dengan 3 AB , jadi menurut pengukuran ini g = 986 30cm / s 2
atau g 9,86 0,30m / s 2
N X X N X X
2 2 2
2
i
i i
y
2
Yi
2
N 2 N Xi2 Xi
2
dimana i = 1,2,3,4.......N ; N menyatakan jumlah data pengamatan besaran X
dan besaran Y.
Dalam penulisan X dan X boleh digunakan satu angka desimal lebih banyak
daripada dalam penulisan X dalam sampel. Hal ini dimungkinkan berkat
pengulangan yang telah kita lakukan (usaha lebih kita).
Modul 3
JEMBATAN WHEATSTONE
I. Tujuan :
1. Memahami prinsip dan mampu merangkai Jembatan Wheatstone
2. Dapat mengukur resistansi menggunakan Jembatan Wheatstone,
Multimeter, dan membaca pita warna resistor
3. Dapat mengolah data hasil percobaan Jembatan Wheatstone.
II. Alat-alat :
1. Catu daya 0-5 volt
2. Galvanometer
3. Resistance Decade Box (Resistor variabel)
4. Kawat dengan kontak geser
5. Kisi soket
6. 2 Buah resistor identik yang belum diketahui nilainya
7. Multimeter
8. Kabel penghubung
Arus I yang datang di A sebagian melalui R 1 dan sebagian lainnya melalui Rb.
Jika antara C dan D terdapar beda potensial, galvanometer G akan dilalui arus,
dan jarum galvanometer akan menyimpang. Dengan mengubah-ubah
hambatan R1 dan R2 (dan juga Rb kalau perlu), dapat diusahakan agar potensial
C dan D menjadi sama. Apabila ini tercapai tidak ada arus yang melalui G dan
jarum galvanometer tidak mengalami simpangan, sehingga jembatan berada
dalam keadaan seimbang.
Jika tidak ada arus yang melalui G, arus yang melalui R1 dan R2 sama, misalnya
I1. Karena potensial titik C dan D sama, maka V AC = VAD dan VCB = VDB. Dengan
menggunakan hukum ohm dapat diturunkan hubungan :
RX = R 2 / R 1 Rb
Dalam percobaan jembatan wheatstone, hambatan R 1 dan R2 diganti dengan
sebuah batang konduktor dengan hambatan jenis seragam (uniform),
Sebagai sumber tegangan digunakan catu daya 0-5 volt DC. Resistor R1 dan R2
digunakan kawat homogen sepanjang L
L L1
Rx Rb
L1
dengan mengukur panjang L1 dan mengetahui L serta Rb, maka Rx dapat
dihitung.
Prosedur Percobaan :
1. Rangkai rangkaian seperti gambar berikut
c. Dari ujung kawat yang sama (A), pasang kabel ke hambatan variabel
Rb (tanyakan skala hambatan variabel yang dipakai pada asisten).
e. Pasang resistor yang akan dicari besarnya ke kisi soket (Rx), kemudian
sambungkan salah satu ujungnya ke galvanometer positif (merah)
(Titik B).
f. Dari ujung lain resistor (Rx) , sambungkan ke ujung kawat yang belum
terpasang kabel (Titik C).
g. Dari ujung kawat yang sama (Titik C), sambungkan ke catu daya negatif
(warna hitam).
d. Jika nilai arus belum nol, ubahlah nilai hambatan variabel R b hingga
keadaan tersebut terpenuhi (usahakan agar titik
keseimbangan diperoleh dengan C kira-kira di tengah-tengah). Hal ini
menjamin ketidakpastian pada Rx adalah sekecil-kecilnya.
L1 = ………………… cm Rb = ……….......
ohm
L2 = L – L1 = ……………………… cm
L L1
Rx Rb
L1
Rx = ……………………… ohm
L2
Rx = Rb
L1
Rx = L2 L 1 Rb
1
ΔL ΔL ΔR
ΔR x = 2 + 1 + b R1
L2 L1 Rb
ΔRx = …………………………………… ohm
Pelaporan
Rx = Rx ± ΔRx Ω
Rx = (……………………±……………………………) Ohm
ΔR x
x100
Tingkat Ketelitian (TK) = Rx
= ………………………………… %
1 2 3 4
Warna ke-1 merupakan digit angka pertama
Warna ke-2 merupakan digit angka kedua
Warna ke-3 merupakan bagian / angka pengali (x)
Warna ke-4 merupakan nilai persentage dari toleransi resistor
tersebut
Contoh :
Coklat – Hitam – Merah – Emas
10 x 100 = 1000 ohm (5%)
1000 ohm = 1 K (1 Kilo ohm)
jadi nilainya adalah 1K (5%)
nilainya berada pada rentang ±50 ohm (5% x 1000). Jadi nilai
sebenarnya berkisar antara 1050 – 950 ohm.
Jawab :
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………
L L1
Rx Rb
L1
Rx = ……………………… ohm
ΔL ΔL ΔR
ΔR x = 2 + 1 + b Rx
L2 L1 Rb
ΔRx = …………………………………… ohm
Pelaporan
Rx = Rx ± ΔRx Ω
Rx = (……………………±……………………………) Ohm
ΔR x
x100
Tingkat Ketelitian (TK) = Rx
= ………………………………… %
L L1
Rx Rb
L1
Rx = ……………………… ohm
ΔL ΔL ΔR
ΔR x = 2 + 1 + b Rx
L2 L1 Rb
ΔRx = …………………………………… ohm
Pelaporan
Rx = Rx ± ΔRx Ω
Rx = (……………………±……………………………) Ohm
ΔR x
x100
Tingkat Ketelitian (TK) = Rx
= ………………………………… %
Aturan Penilaian :
TP = 20%
Praktikum = 60%
Tes akhir = 20%
Total = 100%