Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Endemisme dalam ekologi adalah gejala yang dialami oleh organisme untuk menjadi unik
pada satu lokasi geografi tertentu, seperti pulau, lungkang (niche), negara, atau zona ekologi
tertentu. Untuk dapat dikatakan endemik suatu organisme harus ditemukan hanya di suatu
tempat dan tidak ditemukan di tempat lain. Contohnya adalah jalak bali, hanya ditemukan di
Taman Nasional Bali Barat di Pulau Bali. Faktor fisik, iklim, dan biologis dapat
menyebabkan endemisme. Sebagai misal, babi rusa menjadi endemik karena isolasi geografi
yang dialaminya dan tantangan ruang hidupnya di Pulau Sulawesi menyebabkan ia menjadi
berbentuk khas.
Wilayah dengan keanekaragaman hayati tinggi tidak berarti merupakan daerah dengan
tingkat endemisme tinggi, meskipun kemungkinan untuk dihuni oleh organisme endemik
menjadi meningkat.
Beberapa ancaman terhadap wilayah dengan endemisme tinggi adalah penebangan hutan
secara berlebihan serta metode pembukaan lahan dengan cara membakar hutan. Dua faktor
ini umumnya didapati pada negara-negara dengan populasi yang tinggi.
11. Burung maleo (Macrocephalon maleo) di Sulawesi 12. Komodo (Varanus komodoensis)
di Nusa Tenggara Timur (P. Komodo) 13. Burung cenderawasih (Paradisea sp.) di Papua
http://champoeradhuk.wordpress.com/2009/02/16/flora-dan-fauna-endemik-indonesia/
MAKALAH EKOLOGI TUMBUHAN
Disusun Oleh :
JURUSAN BIOLOGI
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kami , sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah yang berjudul ”Jenis Endemik dan Kosmopolit Serta Cara Penyebarannya” ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Tumbuhan.
Tersusunya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sehingga dengan
selesainya penulisan dan penyusunan. Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Penulis menyadari
makalah ini memang masih jauh dari sempurna .Untuk itu penulis selalu mengharapkan kritik
dan saran para pembaca agar dapat memperbaiki di waktu selanjutnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan adalah organisme benda hidup yang terkandung dalam alam Plantae. Biasanya,
organisme yang menjalankan proses fotosintesis adalah diklasifikasikan sebagai tumbuhan.
Tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk menjalani proses fotosintesis. Tumbuhan
merangkumi semua benda hidup yang mampu menghasilkan makanan dengan menggunakan
klorofil untuk menjalani proses fotosintesis dan menghasilkan kanji. Sel tumbuhan berbeda
dengan sel hewan dalam beberapa segi termasuk sel tumbuhan mempunyai dinding sel.
Pemencaran atau penyebaran pada tumbuhan erat kaitannya dengan reproduksi karena yang
dipencarkan umumnya ad alat reproduksi tumbuhan, misalnya buah dan biji. Suatu jenis
tumbuhan dapat tersebar atau terdistribusi pada daerah yang luas karena tumbuhan tersebut
mampu memencarkan diri. Daerah tempat penyebaran suatu jenis tumbuhan disebut daerah
distribusi. Pemencaran atau penyebaran pada tumbuhan berfungsi untuk memperluas daerah
distribusinya dan untuk mengurangi persaingan untuk mendapatkan cahaya dan air diantara
sesame anggota suatu jenis tumbuhan. Berdasarkan luasnya area atau daerah distribusi,
tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan kosmopolit dan tumbuhan endemik.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut pakar biologi dan ekologi, endemik atau endemis berarti eksklusif asli pada suatu
tempat (biota), berlawanan dengan kosmopolitan atau introduksi yang hadir di berbagai
tempat. Suatu jenis tumbuhan dikatakan endemik apabila keberadaannya unik di suatu
wilayah dan tidak ditemukan di wilayah lain secara alami. Istilah ini biasanya diterapkan
pada unit geografi suatu pulau atau kelompok pulau, tetapi kadangkadang dapat berupa
negara, tipe habitat atau wilayah. Tumbuhan yang hidup pada suatu kepulauan cenderung
berkembang menjadi tipe atau jenis endemik karena isolasi geografi. Istilah endemik
biasanya digunakan untuk daerah yang secara geografi terisolasi. Pengertian tumbuhan
endemik dapat dibagi menjadi dua yaitu endemik luas dan endemik sempit.
Endemik luas adalah umumnya jenis-jenis yang berpembuluh yaitu mereka yang terbatas
pada suatu daerah tumbuhan tertentu, yang floranya berbeda pada tingkat spesies (jenis) dan
batas tak tegas antara daerah-daerah ini. Luas kawasan dari yang luas sekali seperti Euro
siberia sampai yang sempit/kecil seperti Hawai. Tetapi masing-masing mempunyai flora yang
berbeda-beda. Contoh: Quercus alba, Acer accharum, Liriodendron tulipifera dan lain-lain.
Endemik sempit adalah jenis yang tedapat dengan luas yang kecil (beberapa kilometer
persegi) dan mempunyai kisaran toleransi yang sempit untuk keadaan lingkungan sehingga
hampir tidak ada bagian di dunia dimana mereka hidup. Contoh: Tanaman pionner, tanaman
yang tumbuh di tanah serpentine.
Tumbuhan tersebar luas atau yang sering dinamakan juga tumbuhan kosmopolit adalah
kelompok taksa tumbuhan yang penyebarannya hampir di seluruh dunia. Untuk tumbuhan
yang tersebar luas di wilayah tropis tumbuhan dan dinamakan tumbuhan “pantropis”.
Tumbuhan kosmopolit merupakan tumbuhan yang daerah distribusinya luas atau terdapat
dimana-mana dan areal penyebarannya luas (terdapat di mana-mana). Contohnya rumput dan
lumut.
Kambangan dan
Pangandaran
5. Rafflesia arnoldi di Sumatra
6. Sawo Kecik (Manilkara kauki)
di Jawa
7. Bambu manggong di Jawa
8. Ketapang (Terminalia
cattapa) di Jawa
9. Nyamplung ( Calophyllum
inophyllum) di Jawa
10. Kepuh (Sterculia foetida) di
Jawa
11. Keben (Barringtonia asiatica)
di Jawa
12. Kayu Eboni (Diospyros sp) di
Sulawesi
13. Kayu Cendana (Santalum
album) di Nusa Tenggara
14. Sagu (Metroxylon sagu) di
Papua
15. Matoa (Pometia pinnata)
khas dari papua
16. Dendrobium Dianae dan
Dendrobium Flos-Wanua
1. 1. Hutan Musim, terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan
memiliki perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada
musim kemarau pohonnya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau
kembali. Contoh hutan musim ialah hutan jati dan kapuk randu. Hutan musim banyak
terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
2. 2. Hutan Hujan Tropis, terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia
beriklim tropis dan dilalui garis khatulistiwa sehingga Indonesia banyak memperoleh
sinar matahari sepanjang tahun, curah hujan tinggi dan temperatur udara tinggi. Di
Indonesia hutan hujan tropis terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan
Papua.
3. 3. Sabana, terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana berupa padang
rumput yang diselingi pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
4. 4. Steppa, adalah padang rumput yang sangat luas. Stepa terdapat di daerah yang
curah hujannya sangat sedikit atau rendah. Stepa terdapat di Nusa Tenggara Timur,
baik untuk peternakan.
5. 5. Hutan Bakau atau Mangrove, adalah hutan yang tumbuh di pantai yang
berlumpur. Hutan bakau banyak terdapat di pantai Papua, Sumatera bagian timur,
Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.
Fitogeografi adalah kajian ilmu yang mempelajari sebaran makhluk hidup di bumi pada masa
yang lalu dan saat ini. Kajian tentang distribusi vegetasi dapat dilakukan menurut jenis-
jenisnya secara terpisah atau secara keseluruhan pola distribusi tumbuhan dapat secara luas
atau secara terbatas pada wilayah tertentu. Berdasarkan terdapat atau tidak terdapat jenis-jenis
tumbuhan di suatu wilayah, dikenal 2 kelompok taksa tumbuhan, yaitu tumbuhan yang
tersebar luas dan tumbuhan endemik. Contoh tumbuhan tersebar luas (wides) antara lain,
plantago mayor, atau agathis australis dan tumbuhan endemik adalah Ginko biloba atau
Rafflesia arnoldii.
Tumbuhan yang tersebar luas atau sering dinamakan juga tumbuhan kosmopolit adalah
kelompok taksa tumbuhan yang penyebarannya hampir di seluruh dunia. Untuk tumbuhan
yang tersebar luas di wilayah tropis tumbuhan dan dinamakan tumbuhan “pantropis”
a) Kondisi habitat,
b) Respon tumbuhan,
c) Sifat adaptasi,
d) Migrasi dan
e) Kelangsungan hidup yang sebagian besar tergantung pada sifat proses evolusi dan
kemampuan bermigrasi.
Yaitu cara reproduksi yang memungkinkan tumbuhan memencar mencapai jarak yang tidak
begitu jauh dari induknya, antara lain :
a. Stolon / Geragih
b. Rhizoma
c. Tunas
d. Umbi lapis
e. Umbi batang
f. Gerak Higroskopis merupakan gerak yang disebabkan oleh perubahan kadar air ( udara
menjadi kering ), ini terjadi pada kulit buah yang sudah tua sehingga mengakibatkan kulit
buah
Contoh: petai cina, kapri, karet, sehingga memungkinkan tumbuhan memencar beberapa
meter dari induknya.
Ciri – cirinya :
Ciri – cirinya :
bijinya ringan serta memiliki pelindung yang baik bagi calon individu baru
memiliki struktur buah dengan 3 lapis kulit :
Eksokarp merupakan lapisan terluar yang tipis, licin mengkilap&kuat sehingga tidak
udah ditembus air.
Mesokarp merupakan lapisan tengah yang tebal&banyak rongga udara sehingga
menjadi ringan dan dapat mengapung di air.
Endokarp merupakan lapisan paling dalam yang kuat&keras sebagai pelindung
embrio
Contoh tumbuhan dengan ciri buah seperti ini ; Kelapa (Cocos nucifera)
§ Endozoik melalui saluran pencernaan, biasa terjadi pada buah berair dan buah
kacang-kacangan. Contoh hewan persebarannya: burung, kelelawar, tikus, serangga.
Biji buah yang dimakan tidak dapat dicerna karena terlalu keras sehingga biji tersebut
dikeluarkan bersama feses diberbagai tempat yang dilaluinya.
ciri-ciri dari alat perkembangbiakan yang disebarkannya adalah buah yang memiliki perekat,
pengait/sikat-sikat. Contoh: beberapa bunga tanaman majemuk (Synedrella nodiflora)
Ada 2 cara :
1. Dengan tidak sengaja → terjadi karena tumbuhan yang bersangkutan memiliki alat
perekat pada buah/biji yangg mudah menempel pada pakaian/sepatu.
1. Edaphik → meliputi zat-zat yang ada di dalam tanah (struktur fisik, komposisi kimia,
kelembaban, temperatur, suhu tanah, kandungan air&unsur hara)
Pelestarian dari tumbuhan endemik di Indonesia terbukti banyak terdapat kendala terutama
karena kekurangan kelembagaan, dana yang kurang, pengetahuan yang tidak memadai, salah-
pengertian mengenai isu-isu ekologis, perencanaan yang kurang pemaduannya, dan
kurangnya komitmen yang sungguh-sungguh serta efektif dan dukungan politik, baik
setempat, nasional dan internasional. Pemecahan masalah-masalah tersebut dengan
pendekatan secara integral merupakan syarat mutlak, jika kita ingin melestarikan primata
endemik di Wilayah Sondaik. Penelitian di masa depan seharusnya berfokus pada
pengumpulan data-data ekologi dan perilaku yang begitu dibutuhkan untuk menanggapi isu-
isu konservasi, dan sebaiknya berlangsung melalui program peninjauan jangka panjang.
Dalam upaya pelestarian tanaman endemik, hal-hal yang dapat dan telah dilakukan, yaitu :
1. 1. Upaya perlindungan
Perlindungan meliputi perlindungan di dalam negeri melalui SK atau Perda yang sesuai untuk
pelestarian tanaman-tanaman endemiki Penetapan kebijaksanaan nasional pengelolaan
lingkungan hidup. Pada pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945, yang menjadi landasan
konstitusional pengelolaan lingkungan hidup, tersirat kewajiban negara untuk menjamin
bahwa sumber daya alam dapat memberikan manfaat secara berkelanjutan bagi kesejahteraan
dan mutu hidup rakyat dari generasi ke generasi. Dalam Garis-garis besar Haluan Negara
(GBHN) diberikan arahan bahwa pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup harus
dilakukan secara rasional dengan tiga pembatasan, yaitu tidak merusak tata lingkungan hidup
manusia, dilakukan dengan kebijaksanaan yang menyeluruh, dan memperhitungkan
kebutuhan generasi mendatang.
Penetapan izin setiap kegiatan. Peraturan perundang-undangan dan BMLA yang berlaku baik
yang ditetapkan secara nasional maupun yang ditetapkan di daerah merupakan ketentuan
umum yang memerlukan pelaksanaannya secara konkrit, individual, dan final (selesai).
Ketentuan tersebut bagi suatu kegiatan berupa izin untuk melaksanakan kegiatan. Izin
merupakan instrumen yang mengendalikan suatu kegiatan agar kegiatan tersebut tidak
melanggar kepentingan yang dilindungi oleh hukum. Dalam izin harus dirumuskan secara
jelas dan tegas mengenai syarat dan kewajiban yang harus ditaati oleh penanggungjawab
kegiatan sebagai pemegang izin, sehingga di satu pihak akan jelas apa yang wajib ditaati oleh
penanggungjawab kegiatan dalam menyelenggarakan kegiatannya, dan di lain pihak akan
memudahkan untuk menentukan tindakan hukum yang harus diterapkan jika terjadi
ketidaktaatan terhadap ketentuan dalam izin. Penentuan dilakukan di satu pihak untuk
mengetahui apakah ketentuan dalam izin ditaati oleh penanggungjawab kegiatan dan di lain
pihak untuk mengetahui perubahan kualitas lingkungan yang terjadi akibat dilaksanakannya
kegiatan. Hasil pemantauan terhadap perubahan kualitas lingkungan dan evaluasinya
merupakan bahan masukan bagi penyusunan rencana pengelolaan lingkungan pada tahap
berikutnya. Pelaksanaan pemantauan perlu kejelasan tentang institusi yang ditugaskan
melakukan pemantauan serta kewenangannya.Perlindungan internasional, untuk
mengendalikan penyelundupan yang semakin marak, sehingga kontrol perdagangan
internasional melalui CITES sangat diperlukan.
a. Konservasi In- situ dapat dilakukan dengan penetapan cagar alam dan taman nasional dan
stasiun pengadaan bibit di tempat/habitat tanaman endemik.Tujuan dari koverensi in-situ
adalah untuk melindungi spesies, variasi genetik dan habitat dalam ekosistem aslinya.
Misalnya cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman wisata alam, hutan lindung,
sempadan sungai, kawasan plasma nutfah dan kawasan bergambut.
b. Konservasi Ex-situ dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah
penggunaan tanaman endemik sebagai tanaman pekarangan, hutan kota dan peneduh jalan,
hutan kemasyarakatan atau hutan rakya tendemiki serta hutan tanaman tanaman endenmik.
Konservasi exsitu bertujuan untuk melindungi spesies tanaman, satwa liar dan organisme
mikro serta varietas genetik di luar habitat/ekosistem aslinya. Kegiatan yang umum dilakukan
antara lain penangkaran, penyimpanan atau pengklonan; sebab habitat mengalami kerusakan
akibat konversi dan materi tersebut dapat digunakan untuk penelitian, percobaan,
pengembangan produk baru atau pendidikan lingkungan. Misalnya kebun raya, koleksi
mikologi, museum, bank biji, koleksi kultur jaringan dan kebun binatang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tumbuhan endemik adalah suatu jenis tumbuhan yang keberadaannya unik di suatu wilayah
dan tidak ditemukan di wilayah lain secara alami. Contohnya : Cendana, Raflesia arnoldi,
Sawo Kecik dan sebagainya. Sedangkan tumbuhan kosmopolit adalah tumbuhan yang daerah
distribusinya luas atau terdapat dimana-mana dan areal penyebarannya luas (terdapat di
mana-mana). Contohnya Rumput, Lumut, Hutan Jati, Randu dan sebagainya.
Persebaran Tumbuhan dapat berlangsung dengan 2 cara : – Persebaran Tanpa Bantuan Faktor
Dalam (Cara reproduksi yang memungkinkan tumbuhan memencar mencapai jarak yang
tidak begitu jauh dari induknya) dengan melalui Stolon / Geragih, Rhizoma, Tunas, Umbi
lapis, Umbi batang, dan Gerak Higroskopis. Sedangkan Persebaran Tumbuhan dengan
Bantuan Faktor Luar dengan melalui anemokori, hidrokori, zookori, dan antropokori.
Cara pelestarian tumbuhan endemik dan kosmopolit dapat dilakukan dengan cara
perlindungan terhadap tanaman endemik dan kosmopolit dan juga dengan konservasi [insitu,
ex-situ, dan rehabilitasi (insitu dan ex-situ)].
DAFTAR PUSTAKA
MATARAM – Pusat Studi dan Pengembangan Sumber Daya Alam (PSPSDM) 20 Januari
kemarin menyelenggarakan workshop di Aula Kantor Bappeda Kabupaten Lombok Utara.
Workshop terkait sosialisasi pelaksanaan proyek pelestarian tanaman endemik NTB, Klicung
(Dyospyros Malabarica; dan Dyospyros mcrophylla) dan Sawo Kecik (Manikara kaoki
samawaensis).
Pelestarian tanaman endemik NTB ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat lokal di Dusun
Nipah dan Dusun Pandanan, Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, KLU.
Workshop yang dibuka Sekretaris Bappeda, Nurtha Darma Sucaka, juga dimaksudkan untuk
sosialisasi dan koordinasi program dengan dinas terkait di tingkap kabupaten, kecamatan, dan
desa.
Dalam presentasinya, Direktur PSPSDM Nur Akhmad Yani menyatakan, selain untuk
melestarikan tanaman endemik, proyek ini juga bertujuan merehabilitasi lahan kritis,
mengembangkan hutan rakyat, dan meningkatkan ketahanan pangan.
Proyek pelestarian alam yang dilaksanakan PSPSDM ini adalah gerakan sosial yang dibiayai
dana hibah Global Environment Facility SGP – UNDP.
Aktivitas pokoknya, promosi kegiatan terasering dan budidaya lorong. Selain tanaman
endmeik, tanaman kehutanan lain yang dikembangkan adalah sengon, mahoni, jati dan
gaharu. “Bibit yang ditanam sebanyak 11.400 anakan diluar pembibitan swadaya dua
kelompok tani dampingan PSPSDM,” jelasnya.
Sedangkan untuk tanamanpangan dan MPTS yang ditanam diantara teras, diharapkan
menjadi bagian swadaya petani. “Mereka akan mendapatkan pendampingan dan pelatihan
intensif untuk meningkatkan kapasitas individu dan kelembagaan kelompok, termasuk
revolving fund berupa ternak sapi.”, jelasnya.
Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya PSPSDM mendukung tahun 2010 sebagia
tahun keanekaragaman hayati internasional yang telah dicanangkan PBB. Sekaligus upaya
menyukseskan gerakan Departemen Kehutanan untuk one man one tree.
http://www.sgp-indonesia.org/en/berita/pspsdm-sosialisasikan-pelestarian-tanaman-endemik/