Keadaan hasil pengukuran kadar glukosa darah < 45 mg/dL (2,6 mmol/L). PRINSIP DASAR Hipoglikemiasering terjadi pada BBLR, karena cadangan glukosa rendah.
RSUD Wirosaban Yogyakarta
Hipoglikemia merupakan masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksia otak. Bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada SSP bahkan kematian. CONT’ . . . Kejadian hipoglikemia lebih sering didapat pada bayi dari ibu dengan DM.
RSUD Wirosaban Yogyakarta
Glukosa merupakan sumber kalori penting untuk ketahanan hidup selama proses persalinan dan hari-hari pertama paska lahir. Setiapstres yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada. TUJUAN Umum
Peserta mampu menjelaskan tentang
RSUD Wirosaban Yogyakarta
hipoglikemia dan penyebabnya, serta mampu melaksanankan penanganan atau manajemennya. CONT’ . . . Khusus
Peserta mengetahui dan mampu:
RSUD Wirosaban Yogyakarta
– melakukan langkah-langkah promotif/preventif hipoglikemia. – menjelaskan tanda, gejala, diagnosis hipoglikemia. – melaksanakan penanganan hipoglikemia dengan jalan memasang jalur infus intravena dan atau memasang selang orogastrik. LANGKAH PROMOTIF / PREVENTIF Penanganan / pengendalian kadar glukosa ibu DM. Penanganan keadaan yang dapat mengakibatkan BBLR.
RSUD Wirosaban Yogyakarta
Penanganan keadaan yang dapat meningkatkan penggunaan glukosa bayi (misal : asfiksia, hipotermia, hipertermia, gangguan pernapasan). Pemenuhan kebutuhan nutrisi rumatan dengan minum ASI dini. Memeriksa segera KGD sewaktu untuk bayi besar atau BBL > 4000 gr (makrosomia) dan bayi yang lahir dari ibu DM atau dicurigai DM. DIAGNOSIS Anamnesis
– riwayat bayi menderita asfiksia, hipotermia,
RSUD Wirosaban Yogyakarta
hipertermia, gangguan pernapasan. – riwayat bayi prematur. – riwayat bayi besar masa kehamilan (BMK). – riwayat bayi kecil masa kehamilan (KMK). – riwayat bayi dengan ibu DM. – riwayat bayi dengan penyakit jantung bawaan. CONT’ . . . Pemeriksaan Klinis Hipoglikemia sering asimtomatis, pada keadaan
RSUD Wirosaban Yogyakarta
ini terapi sudah harus dilakukan agar prognosis menjadi lebih baik. CONT’ . . . Gejala yang sering terlihat : – tremor (“jitteriness”)
RSUD Wirosaban Yogyakarta
– bayi lemah, apatis, letargik, keringat dingin – sianosis – kejang – apneu atau napas lambat, tidak teratur – tangis melengking atau lemah merintih – hipotoni – masalah minum – nistagmus gerakan involunter pada mata MANAJEMEN Berikanglukosa 10% 2 ml/kgbb secara i.v bolus pelan dalam 5 menit.
RSUD Wirosaban Yogyakarta
Jikajalur i.v tidak dapat dipasang dengan cepat, berikan larutan glukosa melalui pipa lambung dengan dosis yang sama. Infus glukosa 10% sesuai kebutuhan rumatan, kemudian lakukan rujukan. CONT’ . . . Kebutuhan rumatan sebaiknya sejalan dengan kecepatan glucose infussion rate (GIR) 4-6
RSUD Wirosaban Yogyakarta
mg/kgbb/menit. Cara menghitung GIR : Jumlah tetesan mikro per menit (ml/jam) x konsentrasi glukosa
6 x BB
Anjurkan ibu menyusu. Bila bayi tidak dapat menyusu,
berikan ASI perah dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum. SOAL Bayi usia 5 hari, kadar gula darah 20 mg/dL. Bayi sudah mendapatkan dextrose 12,5% dengan
RSUD Wirosaban Yogyakarta
total cairan 150 cc/kgbb/hari. Bayi terlihat letargi dan malas minum.
Pertanyaan : 1. Bagaimana tatalaksana hipoglikemia pada bayi ini?
2. Berapa glucose infussion rate (GIR) yang diberikan?
JAWABAN 1 Karena total cairan yang diberikan sudah maksimal, maka kadar dextrose dinaikkan menjadi 15%.
RSUD Wirosaban Yogyakarta
Formula : (V1 x M1) + (V2 x M2) = V3 x M3 150 x 15 = (n x 40) + [(150 – n) x 12,5] 2250 = 40 n + 1875 – 12,5 n 27,5n = 2250 – 1875 n = 375 / 27,5 n = 13,6 cc CONT’ . . . Jumlah dextrose yang harus diberikan : (total 150 cc cairan)
RSUD Wirosaban Yogyakarta
– 40 % = 13,6 cc – 12,5 % = 136,4 cc – Jika cairan disiapkan dalam spuit 50 cc, jumlah di atas dibagi 3. Karena konsentrasi dextrose yang digunakan > 12,5 %, pasien harus dipasang central line. JAWABAN 2 GIR (mg/kg/menit) : Formula Total cairan (cc/kgbb/hari) x Konsentrasi Dextrose (gr/1000ml) x 1000 (mg)
RSUD Wirosaban Yogyakarta
24 jam x 60 menit CONT’ . . . GIR pasien : – Awal :
RSUD Wirosaban Yogyakarta
150 x 12,5 = 13 mg/kgbb/menit 144
– Koreksi : 150 x 15 = 15,6 mg/kgbb/menit 144
Karena GIR > 12 mg/kgbb/menit, harus dicari etiologi
hipoglikemia pada pasien ini. PERHITUNGAN PRAKTIS (PER 50 CC) Konsentrasi Dextrose Dextrose
RSUD Wirosaban Yogyakarta
Dextrose (%) 40% 10% 12,5 4 cc 46 cc 15 8 cc 42 cc 17,5 12 cc 38 cc 20 16 cc 34 cc 22,5 20 cc 30 cc 25 24 cc 26 cc KASUS UNTUK DISKUSI Pasien kembar 3, usia gestasi 36 minggu. Berat lahir bayi I : 2300 gr
RSUD Wirosaban Yogyakarta
bayi II : 2200 gr bayi III : 1800 gr Ketiga bayi lahir dgn skor APGAR 9/10 dan aktif. Hasil glukosa darah bayi I : 40 mg/dL bayi II : 30 mg/dL bayi III : 20 mg/dL PERTANYAAN : A. Sebutkan tata laksana hipoglikemia pada bayi ini! B. Sebutkan GIR tertinggi yang dapat diberikan bila
RSUD Wirosaban Yogyakarta
hipoglikemia belum teratasi! C. Bila bayi III mendapat cairan 60 ml/kgbb/hari dengan dextrose 10%, tentukan GIR pada bayi ini! D. Bila pada bayi III terjadi hipoglikemia berulang, dan GIR ingin ditingkatkan sebanyak 2 mg/kgbb/menit, berapa jumlah cairan yang harus diberikan? JAWABAN A Bayi I dan Bayi II – Berikan nutrisi oral segera : ASI / PASI, maksimum 100
RSUD Wirosaban Yogyakarta
ml/kgbb/hari (hari I). Bila ada kontraindikasi oral/enteral, berikan infus dextrose 10% 60 ml/kgbb/hari. – Ulang pemeriksaan GD setelah 1 jam. Bila setelah 1 jam GD > 47 mg/dL (data baru…) – ulang GD tiap 2-4 jam, sebelum jadwal minum, sampai 2x berturut-turut normal. – selanjutnya ulang GD tiap 24 jam sampai dengan 72 jam dengan full-feed. CONT’ . . . Bayi III – Koreksi secara i.v bolus dextrose 10% 2 ml/kgbb
RSUD Wirosaban Yogyakarta
– Lanjutkan dengan IVFD dextrose 10%, minimal 60 ml/kgbb/hari (hari I) sampai mencapai GIR 6-8 mg/kgbb/menit – Oral tetap diberikan bila tidak ada kontraindikasi – Ulang pemeriksaan GD setelah 1 jam CONT’ . . . Bila setelah 1 jam GD > 47 mg/dL (data baru…) – Infus diturunkan bertahap 2 mg/kgbb/menit setiap 6 jam
RSUD Wirosaban Yogyakarta
bila 2x pemeriksaan berturut-turut GD > 47 mg/dL setelah 24 jam di infus – Periksa GD tiap 6 jam – Asupan per oral ditingkatkan sampai full-feed – Stop i.v jika GIR 4 mg/kgbb/menit dan bayi stabil JAWABAN B GIR tertinggi : 12-20 mg/kgbb/menit
RSUD Wirosaban Yogyakarta
JAWABAN C GIR pada bayi dengan infus dextrose 10% 60 ml/kgbb/hari
RSUD Wirosaban Yogyakarta
= kecepatan cairan (ml/kgbb/hari) x konsentrasi dextrose (%) 144 = 60 x 10 144 = 4,17 ≈ 4 mg/kgbb/menit JAWABAN D (saat ini GIR 4 mg/kgbb/menit) Bila pada bayi III terjadi hipoglikemia berulang dan GIR
RSUD Wirosaban Yogyakarta
ingin ditingkatkan sebanyak 2 mg/kgbb/menit : GIR = kecepatan cairan (ml/kgbb/hari) x konsentrasi dextrose (%) 144 (4 + 2) = kecepatan cairan (ml/kgbb/hari) x 10 144 Kecepatan cairan yang diperlukan : 6 x 144 = 86,4 ml/kgbb/hari 10