Вы находитесь на странице: 1из 28

PANAS YANG DITIMBULKAN OLEH ARUS LISTRIK

( M.3 )

I. TUJUAN
• Menentukan panas yang ditimbulkam arus listrik
• Membuktikan hukum joule

II. DASAR TEORI


Arus listrik adalah aliran partikel-partikel listrik bermuatan positip didalam
suatu pengantar. Atau arus listrik adalah gerakan atau aliran muatan listrik.
Pergerakan muatan ini terjadi pada bahan yang disebut konduktor. Konduktor bisa
berupa logam,gas,atau larutan,sedangkan pembawa muatannya sendiri tergantung
pada jenis konduktor yaitu pada :
~ logam, pembawa muatannya adalah elektron-elektron
~ gas, pembawa muatannya adalah ion positif dan elektron
~ larutan, pembawa muatannya adalah ion positif dan ion negatif

Untuk mengukur suatu benda secara tepat haruslah mempergunakan suatu alat
yang mempunyai sifat fisis yang dapat diukur, karena terjadi suatu perubahan yang
dapat diukur dengan berubahnya temparatur benda tersebut. Alat untuk mengukur
temperatur disebut thermometer, yang bekerja atas perubahan fisis yang bersamaan
dengan perubahan temperatur, yaitu perubahan volume zat air, perubahanan tahanan
listrik dari suatu kawat penghantar, perubahan warna filamen lampu pijar.
Perubahan–perubahan ini semua bersamaan dan berbanding dengan perubahan
temperatur yang dapat diukur.

Satu kalori didefenisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk


memanaskan satu gram air sehingga suhunya naik satu derajat celcius.
1 kalori = 4,2 Joule atau 1 Joule = 0,24 kalori
Karena kalor adalah bentuk energi, maka satuan SI untuk kalor sama seperti
energi, yaitu Joule.

1. Kalor berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah.


Pada sebuah benda yang mempunyai suhu yang tidak sama untuk seluruh
bagian-bagiannya akan terjadi perpindahan kalor dari bagian yang bersuhu lebih
tinggi ke bagian benda yang bersuhu lebih rendah. Demikian juga bila sebuah benda
bersuhu lebih tinggi dari suhu lingkungannya. Benda tersebut akan memancarkan
energi sampai suhu benda sama dengan suhu lingkungannya. Bila suhu sudah sama
akan terjadi keseimbangan atau tidak ada lagi perpindahan kalor atau energi.
2. Kalor jenis.
Suatu zat yang menerima kalor, selain mengalami pemuaian atau perubahan
wujud, pada zat tersebut juga terjadi kenaikan suhu. Ketika kita memanaskan air
didalam ketel, makin besar nyala api berarti makin besar kalor yang diberikan pada
air, dan menghasilkan kenaikan suhu air yang lebih besar daripada kenaikan suhu air
sebelumnya. Jika kalor yang sama diberikan pada ketel yang berisi lebih sedikit air,
kenaikan suhu air lebih cepat kenaikan suhu air sebelumnya. Akibatnya, untuk selang
waktu pemanasan yang sama akan dicapai suhu air yang lebih tinggi daripada
sebelumnya.
Besarnya kenaikan suhu dari zat tersebut dapat dituliskan dalam persamaan
berikut:

∆t = Q
mc …………………………………………….(1)
Dengan:
c= kalor jenis(kal/g0C) atau (J/Kg.K)
Q= kalor (kalor atau Joule)
m=massa benda (gram atau Kg)
∆ t= perubahaan suhu (0C)
Jadi, ∆ t adalah perubahan suhu dari suatu zat yang menerima kalor sebesar
Q. Kalor jenis suatu zat didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan oleh
suatu zat untuk menaikan suhu 1 Kg zat itu sebesar 1 0C

3. Kapasitas kalor.
Kapasitas kalor adalah bilangan yang menunjukkan banyaknya kalor yang
diperlukan oleh suatu benda untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 0C.
Kapasitas kalor dapat dituliskan dalam persamaan berikut:

C =Q
∆t ……………………………………………...(2)
Dimana:
C= kapasitas kalor (kal/0C) atau (Joule/0C)
Q= kalor yang diterima (kalor atau Joule)
∆ t= perubahaan suhu (0C)

Apabila kapasitas kalor (C) yang dihubungkan dengan kalor jenis (c) maka akan
didapat persamaan berikut:
C = mc ………………………………………………..(3)
Dimana:
C= kapasitas kalor (kal/0C) atau (Joule/0C)
c= kalor jenis(kal/g0C) atau (J/Kg.K)

4. Kalorimeter.
Kalorimeter adalah suatu alat untuk memperlihatkan besarnya kalor jenis suatu
zat. Kalorimeter ini bekerja baerdasarkan Asas Black.Asas black berbunyi: “Basarnya
kalor yang dilepaskan oleh sebuah benda yang suhunya lebih tinggi akan sama
dengan kalor yang diterima oleh benda yang bersuhu lebih rendah”.
A. Kalorimeter elektrik.
Kalorimeterini digunakan untuk mengukur kalor jenis zat cair. Prinsip kerja
kalorimeter elektrik adalah sebagai berikut: “Sejumlah massa zat cair contoh (m kg)
dimasukkan dalam bejana tembaga yang kapasitas kalornya diketahui (JK-1)”.
Kemudian zat cair tersebut dipanaskan selama selang waktu t sekon secara elektrik
oleh pemanas listrik yang memiliki elemen pemanas yang beda potensialnya V volt
dan dilalui arus listrik dengan kuat arus I Ampere.

Kenaikan suhu (∆T C ) selama selang waktu t diukur dengan termometer.


0

Energi listrik yang diberikan kepada zat cair dalam selang waktu t adalah V.I.t
(Joule). Jika dianggap tidak ada kalor yang hilang maka energi kalor yang diserap
oleh kalorimeter dan zat cair adalah ( C ∆ T + mc ∆ T ) = ( mc + C ) ∆ T.Sesuai
kekalan energi:
Vit = (mc + C ) ∆ T……………………………………(4)
B. Kalorimeter Bom.
Digunakan khusus untuk menentukan kandungan energi dalam makanan dan
lemak. Makanan yang akan ditentukan kandungan energinya diletakkan dalam
cangkir platina. Contoh: makanan kemudian dibakar secara elektrik. Kalor yang
diserap oleh bejana dalam cangkir, dan air diukur secara cermat. Sebagai contoh, 10
gram kue melepaskan 159 kJ ketika dibakar dalam kalorimeter bom. Ini berarti bahwa
kandungan energi 100 gram kue tersebut adalah 1590 Kj, yang setara dengan 380
Kalori

m = massa zat (gr)

Arus LiStrik

Jumlah muatan arus listrik baik positif maupun negative yang mengalir melalui
penampang sebuah penghantar persatuan waktu disebut dengan kuat arus listrik.
Q
I =
t
Dengan:
Q = Muatan listrik ( coloum )
t = Waktu ( detik )
I = Kuat arus listrik ( Ampere )

Energi Dan Daya Listrik

Hambatan ( R ) yang dialiri arus listrik ( I ) akan menimbulkan beda


tengangan V antar ujung-ujung berarti daya listriknya:
P = V.I Karena V = I . R maka daya listriknya dapat dirumuskan menjadi :
P = ( I.R ) I = I2. R

P = V.
(V ) =
V
( R) R
Dengan: P = Daya listrik ( watt )
Bila arus listrik mengalir selama t detik energi listrik yang terpakai ialah:
W = I2 R.t
Dengan: t = Waktu ( dt )
Sedangkan bunyi hukum joule: “ Pembentukan panas persatuan waktu berbanding
langsung dengan kuadrat arus. “
Hukum joule menuliskan bagaimana tenaga diubah kedalam tenaga termal,
yang didalam suatu penghantar merupakan suatu proses yang tidak dapat dibalik
( hanya berlangsung satu arah )

Dalam percobaannya, Joule mengunakan air didalam sebuah selinder yang


diaduk dengan suhu yang berputar. Beberapa lama kemudian suhu air akan naik, ini
disebabkan karena suhu bergesekan dengan air. Menurut Joule gerakan elktro dalam
suatu penghantar dapat diagambarkan sebagai serangkai percepatan yang masing-
masing terakhir karena tumbukan dengan salah satu pastikel yang tetap dalam suatu
pengahantar, elktero itu akan mendapatkan tenaga kinetik pada setiap tumbukan dan
tenaga itu berubah menjadi panas.
Joule juga merumuskan juga perbandingan jumlah satuan usaha dengan
jumlah satuan panas yang dihasilkan selalu sama, sehingga:
W=Q
V.I.t=Q
Dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Q = V . I . t, dimana : Q = panas yang ditimbulkan arus listrik (Joule atau
kalori)

Keterangan:
V = tegangan listrik (volt).
I = arus listrik (A).
T = waktu (sekon).

Menurut hukum termodinamikon I dikatakan bahwa : jika kalor diubah


menjadi bentuk energi lain atau jika bentuk energi lain diubah menjadi kalori, maka
energi sebelumnya selalu konstan. Karena kalor adalah suatu bentuk energi, maka
usaha selalu dapat diubah menjadi panas atau sebaliknya.
III. ALAT DAN BAHAN
- Kalori meter + pengaduk
- 2 buah thermometer
- Sumber searah 6 volt
- Kebel-kabel
- Stop watch
- Tahanan geser
- Amperemeter
- Voltameter
- Anak timbangan
- Gelas ukur

IV. LANGKAH KERJA

V
V

Gambar A Gambar B
1. Timbang kalorimeter kosong
2. Timbang pengaduk
3. Isi kalorimeter dengan air secukupnya sampai tahanan di dalam kalorimeter
tercelup seluruhnya ke dalam (+ 100 gr)
4. Susun rangkaian seperti pada gambar A
5. Periksakan dulu kepada pembimbing
6. Setelah arus dialirkan usahakan agar arus tetap dengan menggeserkan tahanan
7. Catat temperatur kalorimeter dan temperatur kamar tiap-tiap ½ menit dalam
waktu 10 menit
8. Ukur volume termometer yang tercelup dalam air
9. Ulangi percobaan dengan menggunakan 2 macam arus yang berlainan
10. Ulangi lagi percobaan 1 s/d 8 dengan menggunakan rangkaian seperti pada
gambar B
V. DATA PERCOBAAN
Massa (gr)
Penimbangan Kalorimeter Pengaduk Air
I 76,6 67,2 268,1
II 75,5 69,0 268,7
III 76,5 68,7 269,0
IV 76,6 68,9 269,1
V 76,4 68,0 269,9

Percobaan I
Data hasil pengamatan: (waktu dihitung per 30 detik selama 10 menit)
Temperatur (Co)
Waktu
Suhu Kalorimeter Suhu Ruangan
o
t1 30 C 30oC
t2 30oC 30oC
t3 30oC 30oC
t4 30oC 30oC
t5 30oC 30oC
o
t6 30 C 30oC
t7 31oC 30oC
t8 31oC 30oC
t9 31oC 30oC
t10 31oC 30oC
t 11 31oC 30oC
t 12 31oC 30oC
t 13 31oC 30oC
t 14 31oC 30oC
t 15 31oC 30oC
t 16 31oC 30oC
t 17 31oC 30oC
t 18 31oC 30oC
t 19 31oC 30oC
t 20 31oC 30oC
Percobaan II
Data hasil pengamatan: (waktu dihitung per 30 detik selama 10 menit)
Temperatur (Co)
Waktu
Suhu Kalorimeter Suhu Ruangan
o
t1 30 C 30oC
t2 30oC 30oC
t3 30oC 30oC
t4 30oC 30oC
t5 30oC 30oC
o
t6 30 C 30oC
t7 30oC 30oC
t8 30oC 30oC
t9 30oC 30oC
t10 30oC 30oC
t 11 30oC 30oC
t 12 30oC 30oC
t 13 30oC 30oC
t 14 30oC 30oC
t 15 30oC 30oC
t 16 31oC 30oC
t 17 31oC 30oC
t 18 31oC 30oC
t 19 31oC 30oC
t 20 31oC 30oC
VI. ANALISA

Grafik temperatur vs waktu

35

34

33

32
temperatur ('C)

31

30

29

28

27

26

25
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450 480 510 540 570 600

waktu (s)

- Susunan B (pararel)
Grafik temperatur vs waktu

35

34

33

32
temperatur ('C)

31

30

29

28

27

26

25
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450 480 510 540 570 600

w ak tu (s)

VII. PERHITUNGAN
1. Massa rata – rata kalorimeter ( m k) :
50 ,5 + 50 ,4 + 50 ,6 + 50 ,7 + 50 ,4 252 ,6
( m k) = = = 50,52 gram
5 5
2. Massa rata – rata pengaduk ( m p) :
59 ,3 + 59 ,2 + 59 ,4 + 59 ,5 + 59 ,2 296 ,6
( m p) = = = 59,32 gram
5 5
3. Panas yang diserap pada percobaan I
a. Air
Diketahui : m a =100 gr = 0,1 Kg
c = 4,2 x 10³ joule/kg oC
∆t = 31,00 oC – 30,00 oC = 1 oC

Q = m a . c . ∆t
Q = 0,1 kg . 4,2 x 10³ joule/kg oC . 1 oC
Q = 420 joule
b. Pengaduk
Diketahui : mp = 59,32 gram= 0,05932 kg
c = 3,8 x 10² joule/kg oC
∆t = 31,0oC – 30,0oC = 1 oC
Q= mp . c . ∆t
Q = 0,05932 kg . 3,8 x 10² joule/kg oC .1 oC
Q = 22,5416 joule
c. Kalorimeter
Diketahui : mk = 50,52 gr = 0,05052 kg
c = 3,8 x 10² joule/kg oC
∆t = 31,0oC – 30,0oC = 1oC
Q= mk . c . ∆t
Q = 0,05052 kg . 3,8 x 10² joule/kg oC . 1 oC
Q = 19,1976 joule

4. Panas yang diserap pada percobaan II


a. Air
Diketahui : ma =100,0 gr = 0,1 Kg
c = 4,2 x 10³ joule/kg oC
∆t = 32,0oC – 31,0oC = 1oC
Q= ma . c . ∆t
Q = 0,1 kg. 4,2 x 10³ joule/kg oC . 1 oC
Q = 420 joule
b. Pengaduk
Diketahui : mp = 59,32 gram= 0,05932 kg
c = 3,8 x 10² joule/kg oC
∆t = 32,0oC – 31,0oC = 1oC
Q= mp . c . ∆t
Q = 0,05932 kg . 3,8 x 10² joule/kg oC . 1oC
Q = 22,5416 joule
c. Kalorimeter
Diketahui : mk = 50,52 gr = 0,05052 kg
c = 3,8 x 10² joule/kg oC
∆t = 32,0oC – 31,0oC = 1oC
Q= mk . c . ∆t
Q = 0,05052 kg . 3,8 x 10² joule/kg oC . 1 oC
Q = 19,1976 joule
5. Panas yang ditimbulkan oleh arus listrik
a. Percobaan I (waktu dihitung setiap 30 detik)
Diketahui : V = 5,9 V
I = 0,5 A
t = 30 s
Ditanya : E= ?
Jawab :
E = V. i. t
= 5,9 V. 0,5 A. 30 s
= 88,5 joule
Pengamatan dilakukan sebanyak 20 kali dan dihitung per 30 detik selama
10 menit, sehingga Energi totalnya adalah
Etotal = 20 x 88,5 joule
= 1770 joule
b. Percobaan II
Diketahui : V = 5,7 V
I = 0,1 A
t = 30 s
Ditanya : E = …… ?
Jawab:
E = V. i. t
= 5,7 V. 0,1 A. 30 s
= 17,1 joule
Pengamatan dilakukan sebanyak 20 kali dan dihitung per 30 detik selama
10 menit, sehingga Energi totalnya adalah
Etotal = 20 x 17,1 joule
= 342 joule

VIII. RALAT KERAGUAN

1. Ralat untuk massa

a. Ralat massa kalorimeter


NO m (gr) (gr) (m- ) (gr) (m- )2 (gr)

1 50,5 50,52 -0,02 0,0004

2 50,4 50,52 -0,12 0,0144

3 50,6 50,52 0,08 0,0064

4 50,7 50,52 0,18 0,0324

5 50,4 50,52 -0,12 0,0144

(gr) 0,068

= ∑(m − m) 2
=
0,068
= 0,0034 = 0,0708 gram
n(n −1) 5( 4)

m ± ∆m = 50,52 gram ± 0,0708 gram

∆m
Ralat Nisbi = ×100 %
m

0,0708
= 50 ,52 ×100 %

= 0,1401 %

Kebenaran Praktikum = 100 % - 0,1401 %

= 99,8599 %
b. Ralat massa pengaduk

NO m (gr) (gr) (m- ) (gr) (m- )2 (gr)

1 59,3 59,32 -0,02 0,0004

2 59,2 59,32 -0,12 0,0144

3 59,4 59,32 0,08 0,0064

4 59,5 59,32 0,18 0,0324

5 59,2 59,32 -0,12 0,0144

(gr) 0,068

= ∑(m − m) 2
=
0,068
= 0,0034 = 0,0708 gram
n(n −1) 5( 4)

m ± ∆m = 50,52 gram ± 0,0708 gram

∆m
Ralat Nisbi = ×100 %
m

0,0708
= 50 ,52 ×100 %

= 0,1401 %

Kebenaran Praktikum = 100 % - 0,1401 %


= 99,8599 %

2. Ralat untuk suhu

a. Suhu percobaan I (seri)

NO T (oC) T (oC) (T-) (oC) (T- T )2 (oC)


1 30 30,9 -0,9 0,81
2 30 30,9 -0,9 0,81
3 31 30,9 0,1 0,01
4 31 30,9 0,1 0,01
5 31 30,9 0,1 0,01
6 31 30,9 0,1 0,01
7 31 30,9 0,1 0,01
8 31 30,9 0,1 0,01
9 31 30,9 0,1 0,01
10 31 30,9 0,1 0,01
11 31 30,9 0,1 0,01
12 31 30,9 0,1 0,01
13 31 30,9 0,1 0,01
14 31 30,9 0,1 0,01
15 31 30,9 0,1 0,01
16 31 30,9 0,1 0,01
17 31 30,9 0,1 0,01
18 31 30,9 0,1 0,01
19 31 30,9 0,1 0,01
20 31 30,9 0,1 0,01
Σ 1,8

. Suhu awal:
1
Ta ± ΔTa = Ta ± x skala terkecil
2
1
= 30,0 ± x 0,1
2
= (30,0 ± 0,05) oC

∆T = ∑(T −T ) 2

=
1,8
= 0,0047 = 0,0775 oC
n( n −1) 20 (19 )

∆T
Ralat Nisbi = ×100 %
T
0,0775
= ×100 %
30 ,9

= 0.25 %
Kebenaran Praktikum = 100 % - 0,25 %

= 99,75 %
b. Suhu percobaan II (pararel)

NO T (oC) T (oC) (T-) (oC) (T- T )2 (oC)


1 31 31,75 -0,75 0,5625

2 31 31,75 -0,75 0,5625

3 31 31,75 -0,75 0,5625

4 31 31,75 -0,75 0,5625

5 31 31,75 -0,75 0,5625

6 32 31,75 0,25 0,0625

7 32 31,75 0,25 0,0625

8 32 31,75 0,25 0,0625

9 32 31,75 0,25 0,0625

10 32 31,75 0,25 0,0625


11 32 31,75 0,25 0,0625

12 32 31,75 0,25 0,0625

13 32 31,75 0,25 0,0625

14 32 31,75 0,25 0,0625

15 32 31,75 0,25 0,0625

16 32 31,75 0,25 0,0625


17 32 31,75 0,25 0,0625
18 32 31,75 0,25 0,0625
19 32 31,75 0,25 0,0625
20 32 31,75 0,25 0,0625
Σ 3.75

Suhu awal:
1
Ta ± ΔTa = Ta ± x skala terkecil
2
1
= 31,0 ± x 0,1
2
= (31,0 ± 0,05) oC

∆T = ∑(T −T ) 2

=
3,75
= 0,0098 = 0,1018 oC
n( n −1) 20 (19 )

∆T
Ralat Nisbi = ×100 %
T
0,1018
= 31,75 ×100 %

= 0.32 %
Kebenaran Praktikum = 100 % - 0,32 %

= 99,68 %
Ralat untuk tegangan

a. Percobaan I (seri)
1
V ± ΔV = V ± x skala terkecil
2

1
= 5,9 ± x 0,5
2

= (5,9 ± 0,25) V

∆V
Ralat tegangan = ×100 %
V
0,25
= 5,9 ×100 %

= 4,237 %

Kebenaran praktikum = 100%- 4,237% = 95,763 %

b. Percobaan II
1
V ± ΔV = V ± x skala terkecil
2
1
= 5,7 ± x 0,5
2

= (5,7 ± 0,25) V
∆V
Ralat tegangan = ×100 %
V
0,25
= 5,7 ×100 %

= 4,385 %

Kebenaran praktikum = 100%- 4,385 %


= 95,615 %

3. Ralat untuk kuat arus


a. Percobaan I
1
I ± ΔI =I± x skala terkecil
2

1
= 0,5 ± x 0,1
2

= (0,5 ± 0,05) A

∆I
Ralat untuk I = ×100 %
I
0,05
= 0,5 ×100 % = 10 %

Kebenaran praktikum = 100% - 10 %


= 90 %
b. Percobaan II
1
I ± ΔI =I± x skala terkecil
2

1
= 0,1 ± x 0,1
2

= (0,1 ± 0,05) A

∆I
Ralat untuk I = ×100 %
I
0,05
= 0,1 ×100 % = 50 %

Kebenaran praktikum = 100% - 50%


= 50 %
IX. PEMBAHASAN
Kita dapat merasakan panas atau dingin melalui indra peraba kita,tetapi
suatu kenyataan bahwa indra peraba kita dapat mengukur dengan tepat derajat panas
dinginnya suatu benda. Ukuran atau derajat panas dinginnya suatu benda disebut
dengan suhu. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda yang
dingin memiliki suhu yang rendah. Ketika kita memanaskan atau mendinginkan suatu
benda sampai pada suhu tertentu ,beberapa sifat fisik benda tersebut berubah. Sifat-
sifat benda yang bisa berubah akibat adanya perubahan suhu disebut sifat
termometrik. Sifat termometrik suatu zat dapat di manfaatkan sebagai alat pengukur
suhu atau yang biasa dikenal dengan termometer.termometer adalah alat yang
digunakan untuk mengukur suhu suatu benda.
Sedangkan untuk arus listrik adalah aliran partikel- partikel listrik
bermuatan positif didalam suatu pengantar. Arah aliran arus listrik berlawanan
dengan arah aliran elektron. Arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial
yang rendah , sedangkan untuk elektron mengalir dari potensial rendah ke potensial
yang lebih tinggi.
X. KESIMPULAN
1. Bila dua benda yang berlainan temperaturnya dicampur, setelah mencapai
kesetimbangan akan mempunyai temperatur akhir yang sama.
2. Benda yang temperaturnya lebih tinggi akan memaparkan panasnya kepada
benda yang temperaturnya lebih rendah.
3. Benda yang temperaturnya lebih dingin menerima paparan panas dari benda
yang temperaturnya lebih tinggi.
4. Panas yang dipaparkan oleh benda yang temperaturnya lebih tinggi dalam B
sama dengan panas yang diterima oleh benda yang temperaturnya lebih dingin
dalam C.
5. Satuan dari kalor adalah kalori/kal
6. Kalori yang diperlukan dalam kalori dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
Q = m.c.∆t
atau
Q
C=
m.∆t
DAFTAR PUSTAKA

- F. MIPA UNUD. Penuntun Praktikum Fisika Dasar Group A. 1998. Bukit


Jimbaran. Unud.
- Kama Jaya. Penuntun Praktikum Fisika, Banesa Bandung.
- George Shortly and Dudley Williams, Principles of Collage Physics, Prentice-
Hall, Inc. Englewood Cliffs, N.J. USA.
- N.H. Black and E.F. Little, An Introductory Course in Collage Physics, The
Macmillan Company, N.Y. USA.
- Kanginan, Marthen. 1999. Fisika untuk SMU. Seribu Pena. Cimahi, Erlangga.
- Soedarjo. Dr. 2000. Fisika Dasar. Yogyakarta. Andi.
- Prasada, Bagus. Penuntun Praktikum Fisika Dasar. 2007. F. MIPA UNUD.
Bukit Jimbaran. Unud.
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
PANAS YANG DITIMBULKAN ARUS LISTRIK
( M.3 )

Nama : Fakhrurrazi Fakhri


NIM : 1008305016
Kelompok : I (Satu)
Dosen : Ida Bagus Alit Paramartha, S.Si., M.Si
Asisten Dosen : I Gede Didi Jimbarwan ( 0808205001)
I Made Kertayasa ( 0808205002 )
Ni Luh Gede Desi Suryaningsih ( 0808205003 )

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2010

Вам также может понравиться