Вы находитесь на странице: 1из 11

PENGEMBANGAN KURIKULUM ILMU FALAK DI PTAI

(Belajar Pada Prodi AS Konsentrasi Ilmu Falak IAIN Walisongo)


Oleh : H. Ahmad Izzuddin, M.Ag

Latar Belakang

Ilmu Falak yang selama ini sering disebut juga Ilmu Hisab
(menurut penulis, idealnya disebut Ilmu Hisab Rukyah, tidak hanya Ilmu
Hisab) merupakan ilmu yang selama ini bermanfaat bagi umat Islam
dalam menetapkan waktu-waktu ibadah dan posisi ibadah. Yakni
menetapkan awal waktu shalat, menetapkan waktu berbuka dan sahur
dalam berpuasa, menetapkan memulai dan mengakhiri puasa Ramadhan,
menetapkan hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha, menetapkan
waktu gerhana baik gerhana bulan maupun gerhana matahari dan juga
menetapkan posisi dan arah Kiblat shalat pada suatu tempat dalam
ibadah shalat. Adalah ilmu yang sering kali “dianggap sulit” sehingga
orang yang menguasainya menjadi “langka”, apalagi sampai sekarang
mereka yang menguasai Ilmu Falak banyak yang sudah meninggal dunia.
Sebut saja Sa’aduddin Djambek, Mas Manshur Jakarta, KH Turaichan
Kudus, KH Mahfudl Seblak Jombang, KH Zubaer Umar Al-Jaelany Salatiga,
H. Abdurrahim Yogyakarta, semua sudah meninggal dunia.
Menjadi bertambah terkesan “langka”, dengan jarang dan
langkanya (kalau tidak mau dikatakan tidak ada) lembaga pendidikan
yang mengajarkan Ilmu Falak ini secara khusus. Seandainya ada lembaga
pendidikan yang mengajarkannya, jumlahnya tidak banyak, paling hanya
dalam hitungan jari salah satu tangan kita. Itupun hanya sekedar


Materi ini disampaikan pada acara Lokakarya Nasional Pengembangan Ilmu Falak di
PTAI dan Temu Dosen Ilmu Falak Se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Fakultas Syari’ah
IAIN Walisongo pada hari Selasa-Rabu tanggal 2-3 Desember 2009

Anggota Badan Hisab Rukyah Depag RI, Koordinator Diklat Lajnah Falakiyah PBNU,
Wakil sekretaris Tim Hisab Rukyat & Perhitungan Falakiyah Jawa Tengah, Sekretaris program
Konsentrasi Ilmu Falak Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, Koordinator Tim Hisab
Rukyah MAJT, Pengasuh Pesantren Daarun Najaah Jerakah Tugu Semarang, sekarang sedang
menempuh Program Doktor (S.3) di PPS IAIN Walisongo Semarang, hp. 08122828471
mengajarkan dari sebuah kitab atau buku Ilmu Falak dengan tanpa
adanya upaya pembelajaran secara komprehensip.
Berawal dari pemikiran sederhana itu, Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang merasa perlu melakukan pengembangan Ilmu Falak.
Dengan memiliki beberapa ahli Falak dan memiliki Laboratorium Falak
yang representatif, maka Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang
memandang perlu menyelenggarakan Program khusus Konsentrasi Ilmu
Falak dan mengajukan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Depag RI.
Sehingga terbit surat keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
nomor Dr.I.II/80.c/207 tanggal 30 April 2007 tentang Bantuan Beasiswa
Santri ke Perguruan Tinggi tahun Anggaran 2007 bagi Peserta Program
Beasiswa Santri Berprestasi Departemen Agama RI yang Belajar di Institut
Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dengan program Konsentrasi
Ilmu Falak.

Ruang Kajian Ilmu Falak


Ilmu Falak yang secara maknawi berarti Ilmu Orbit pada dasarnya
merupakan Ilmu Astronomi itu sendiri. Pada zamannya (sebelum
dipergunakan teleskop), Ilmu Astronomi sebagai sebuah Observational
Science hanya bisa mempelajari posisi benda-benda langit semata. Benda
langit tersebut meliputi Matahari, bulan, Planet, bintang dan komet.
Keterkaitannya yang sangat erat dengan pelaksanaan ibadah umat Islam
–Waktu sholat, arah Kiblat dan Penanggalan Hijriyyah- membuat para
ahli Falak pada zaman tersebut membuat beragam panduan praktis
(kitab) dalam menggunakan data posisi matahari dan Bulan untuk
keperluan ibadah tersebut. Di samping itu, para ahli falak Islam ketika
itu juga menghasilkan karya-karya sains astronomi yang monumental.
Beberapa di antaranya adalah Alfarghani (Element of astronomy, 833M),
Nasruddin at-Tusi (Memoir of Astronomy yang merupakan kajian akan
sistem keplanetan), Ulugh Beg (Zij-i-Sultani yang merupakan katalog 994
bintang yang diamati dari Observatoriumnya, 1437), Ibnu Shatir (The
Final Quest Concerning the Rectification of Principles). Karya-karya
tersebut bukan merupakan panduan praktis dalam menghitung melainkan
karya-karya mengenai konsep teoritis dan hasil pengamatan posisi akan
benda-benda langit. Bahkan sebagian ahli sejarah meyakini, Copernicus
menyadur beberapa konsep dari Ibn Shatir dalam buku Heliosentrisnya
yang pertama De Revolutionibus. Berdasarkan ragam/jenis karya yang
dihasilkan tersebut dapat dipahami bahwa Ilmu Falak sebagai sebuah
sains berkembang melalui dua cara : 1. Melalui karya-karya panduan
praktis aplikatif yang banyak digunakan oleh Ahli Hukum Islam 2. Melalui
karya-karya teoritis yang terus berkembang dan dikembangkan oleh
astronom hingga saat ini.

Pembelajaran Ilmu Falak Selama ini


Melihat metode dan proses pembelajaran Ilmu falak yang
berkembang di Indonesia saat ini (Pesantren, Madrasah hingga Perguruan
Tinggi Islam) di mana Ilmu falak diajarkan di bawah kerangka hukum
Islam (di Perguruan Tinggi di Indonesia, Ilmu Falak diajarkan hanya di
Fakultas Syariah) dapat disinyalir bahwa Ilmu Falak sebagai sebuah
panduan dalam beribadah memasuki Indonesia sebagian besar melalui
para ahli hukum Islam. Sedangkan Ilmu Falak sebagai sebuah sains
astronomi memasuki Indonesia melalui Eropa (Belanda) (hal ini perlu
dikaji lebih jauh lagi karena pada tahun 1880-an ). Hal ini bisa dilihat
akan keberadaan Observatorium Bosscha yang dibangun pada tahun 1923
M yang masih merupakan satu-satunya observatorium di Indonesia.
Posisi ilmu Falak yang berada di dalam koridor Hukum Islam
(Syariat) tersebut menjadikan bahasan Ilmu Falak mengalami
penyempitan. Saat ini bahasan Ilmu Falak semata menjadi kajian
aplikatif yang berhubungan dengan ; Perhitungan Waktu Sholat,
Penentuan Arah Kiblat dan Perhitungan awal bulan hijriyah, itupun
secara praktis. Padahal, seiring dengan kemajuan dunia teknologi dan
informasi saat ini, fungsi aplikatif Ilmu Falak untuk menentukan waktu
sholat, arah kiblat dan awal bulan hiriyyah, seseorang dapat dengan
mudah mendapatkannya dengan melalui Internet ataupun program-
program ilmu Falak yang bertaburan di dunia maya tersebut. Gambar
terlampir menunjukkan pengukuran arah kiblat MAJT yang akurat .

Pengembangan Kurikulum Ilmu Falak


Ilmu Falak sebagai bagian dari Astronomi pada dasarnya merupakan
observational science yaitu sains yang dikembangkan atas dasar
pengamatan (observasi) di mana data observasi merupakan data primer
yang dapat menganulir data Ephemeris. Dengan kata lain, Ilmu Falak
merupakan ilmu yang dipelajari dan dikembangkan melalui matematika
dan fisika. Salah satu aplikasi praktisnya dalam peribadahan umat Islam
menjadikan Ilmu Falak juga menjadi bagian dari Ilmu Hukum Syar’i.
Sehingga dapat dikatakan bahwa Ilmu Falak merupakan gabungan dari
Ilmu Hukum Syar’i dan Sains.
Pengembangan kurikulum Ilmu Falak di IAIN Walisongo Semarang
merupakan suatu gagasan yang unik dan menarik di mana Ilmu Falak
hendak diajarkan secara simultan antara muatan hukum syar’i dan Sains.
Hal ini juga seolah mengkikis dikotomi ilmu agama dan ilmu non-agama.
Menggabungkan dua komponen ilmu falak tersebut untuk dilaksanakan
bukanlah sesuatu yang mudah. Hal ini terkait dengan beberapa hal di
antaranya: Sumber Daya Manusia, Kurikulum, Perangkat Laboratorium
Pendukung.
Tujuan kurikulum Konsentrasi Ilmu Falak IAIN Walisongo pada
dasarnya adalah al-Muhafadah ala al-qadim al-shaleh wa al-ahdu bi al-
jadid al-ashlah. Artinya berupaya melestarikan materi-materi klasik dan
mengambil terobosan-terobosan modern yang dapat menghasilkan
akurasi lebih baik. Sehingga dalam kerangka tujuan kurikulum tersebut,
untuk mendapatkan pembelajaran Ilmu Falak yang simultan, maka
kurikulum Konsentrasi Ilmu Falak, memberikan mata kuliah sains
penunjang, di samping mata kuliah subtansif. Mata kuliah sains
penunjang tersebut antara lain :
1. Matematika yang meliputi materi dasar terutama trigonometri.
2. Metodologi Studi Sains yang meliputi pemahaman dasar akan gerak dan
interaksi dua benda.
3. Astronomi yang meliputi sejarah perkembangan Astronomi di mana
Ilmu Falak merupakan bagian dari Astronomi dewasa ini, Tata Surya,
Konsep dasar astronomi akan waktu, posisi dan tata koordinat benda
langit.
4. Komputasi yang meliputi algoritma pemrograman.
5. Instrumentasi yang meliputi konsep dasar perangkat optik dan non-
optik dalam pengamatan astronomi.
Secara lengkap struktur Kurikulum Program Konsentrasi Ilmu falak
ini terdiri dari tiga komponen mata kuliah ;
a. Mata Kuliah Dasar (44 sks)
b. Mata Kuliah Program Al-Ahwal Al-Syahsyiyyah (56 sks)
c. Mata Kuliah Konsentrasi Ilmu Falak (48 sks)
A. MATA KULIAH DASAR ( MKD )

NO KODE MATA KULIAH SKS


1 INS – 1101 Pengantar Agama Islam 2
2 INS – 1102 Metodologi Studi Islam 2
3 INS – 1103 Ulumul Qur’an 2
4 INS – 1104 Tafsir 2
5 INS – 1105 Ulumul Hadis 2
6 INS – 1106 Hadis 2
7 INS – 1107 Tauhid 2
8 INS – 1108 Fiqh 2
9 INS – 1109 Ushul Fiqh I 2
10 INS – 1110 Akhlaq / Tasawuf 2
11 INS – 1111 Sejarah Peradaban Islam 2
12 INS – 1112 Ilmu Alamiah Dasar 2
13 INS – 1113 Kuliah Kerja Nyata (KKN) 4
14 INS – 1115 Pendidikan Kewarganegaraan 2
15 INS – 1116 Bahasa Indonesia 2
16 INS – 1117 Bahasa Arab I 2
17 INS – 1118 Bahasa Arab II 2
18 INS – 1119 Bahasa Arab III 2
19 INS – 1120 Bahasa Inggris I 2
20 INS – 1122 Bahasa Inggris II 2
21 INS – 1123 Bahasa Inggris III 2
Jumlah 44

B. MATA KULIAH UTAMA JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAHSYIYYAH (AS)

NO KODE MATA KULIAH SKS


1 ASS – 2102 Ushul Fiqh II 2
2 ASS – 2103 Filsafat Hukum Islam 2
3 ASS – 2134 Tafsir Ahkam 2
4 ASS – 2135 Hadis Ahkam 2
5 ASS – 2104 Tarih Tasyri’ 2
6 ASS – 2106 Qawaidul Fiqhiyyah 2
7 ASS – 2108 Fiqh Mawaris 2
8 ASS – 2139 Fiqh Munakahat 2
9 ASS – 2111 Fiqh Muamalah 2
10 ASS – 2112 Hukum Acara Perdata 2
11 ASS – 2113 Hukum Acara Pidana 2
12 ASS – 2114 Hukum Acara Peradilan Agama 2
13 ASS – 2120 Pengantar Tata Hukum di Indonesia 2
14 ASS – 2121 Pengantar Ilmu Hukum 2
15 ASS – 2115 Hukum Acara TUN 2
16 ASS – 2117 Hukum Pidana 2
17 ASS – 2118 Hukum Perdata 2
18 ASS – 2119 Hukum Tata Negara 2
19 ASS – 2122 Hukum Adat 2
20 ASS – 2125 Hukum Perdata Islam Indonesia 2
21 ASS – 2133 Metode Penelitian 2
22 ASS – 2123 Keadvokatan 2
23 ASS – 2124 Sosiologi Hukum 2
24 ASS – 2210 Management 2
25 ASS – 2138 Kuliah Kerja Lapangan (KKL) 2
26 ASS – 2127 Skripsi 6
Jumlah 56

C. MATA KULIAH KONSENTRASI ILMU FALAK ( KIF )

NO KODE MATA KULIAH SKS


1 KIF - 2101 Fiqh Hisab Rukyah I 2
2 KIF – 2102 Fiqh Hisab Rukyah II 2
3 KIF – 2103 Pengantar Ilmu Falak 2
4 KIF – 2104 Astronomi I (Tata Surya) 2
5 KIF – 2105 Astronomi II (Hukum-Hukum Ilmu Orbit) 2
6 KIF – 2106 Matematika I 2
7 KIF – 2107 Matematika II 2
8 KIF – 2108 Metodologi Studi Sains 2
9 KIF – 2109 Astronomi Bola I (Dasar-Dasar) 2
10 KIF – 2110 Astronomi Bola II (Aplikasi Praktis) 2
11 KIF – 2111 Sistem Penanggalan 2
12 KIF – 2112 Hisab Awal Bulan Qamariyah Kontemporer 2
13 KIF - 2113 Hisab Gerhana Bulan 2
14 KIF - 2114 Hisab Gerhana Matahari 2
15 KIF – 2115 Perangkat Rukyat I (Rubu al-Mujayyab, 2
Sundial)
Perangkat Rukyat II (Sistem Optik dan
16 KIF – 2116 2
Teleskop)
17 KIF – 2117 Kajian Kitab Falak I 2
18 KIF – 2118 Kajian Kitab Falak II 2
19 KIF – 2119 Algoritma dan Dasar Pemrogaman Hisab I 2
20 KIF – 2120 Algoritma dan Dasar Pemrogaman Hisab II 2
Laboratorium Falak I (Astrofotografi, Arah
21 KIF – 2121 4
Kiblat)
Laboratorium Falak II (Praktek Rukyatul
22 KIF – 2122 4
Hilal)
Jumlah 48

D. REKAPITULASI JUMLAH MATA KULIAH

NO JENIS MATA KULIAH SKS


1 MATA KULIAH DASAR 44
2 MATA KULIAH UTAMA JURUSAN AS 56
3 MATA KULIAH KONSENTRASI ILMU FALAK ( KIF ) 48
JUMLAH SKS KESELURUHAN 148

Dalam proses pembelajarannya, program ini banyak melakukan


praktik mata kuliah ( MPK ), di antaranya :
- Praktik Pengukuran Kiblat.
- Pengamatan benda-benda langit.
- Operasionalisasi software Astronomi.
- Praktik peralatan hisab rukyah klasik seperti Sundial dan Rubu’ al-
Mujayyab.
- Praktik peralatan hisab rukyah kontemporer seperti Theodolite,
teleskop refraktor dll.
- Praktik rukyatul hilal.
- Pemograman Hisab Rukyah.
- Kuliah Kerja Lapangan (rencana) di Boscha Bandung, Planetarium TMII
Jakarta, BMG Jakarta, Lapan Bandung dan Sidang Itsbat Pemerintah.
Perangkat Laboratorium Pendukung
Ilmu Falak sebagai observational science tentunya tidak terlepas
dari perangkat observasi itu sendiri. Sehingga sangatlah beralasan dalam
proses pembelajaran tersebut diperlukan sejumlah perangkat observasi
yang bertautan dengan aplikasi ilmu falak itu sendiri. Oleh karena itu
dalam pembelajaran di program Konsentrasi Ilmu Falak telah disediakan
Laboratorium pendukung di antaranya meliputi :
1. Perangkat non-optik
a. Gawang Lokasi
Merupakan alat hisab rukyat tradisional yang digunakan untuk
pengamatan hilal.
b. Rubu al-Mujayyab
Merupakan alat Hisab Rukyat tradisional, digunakan untuk
menentukan arah kiblat, ketinggian matahari, ketinggian gedung,
kedalaman sumur.
c. Tongkat Istiwa'/Sundial
Tongkat istiwa biasa digunakan dalam penentuan arah utara sejati
dalam pengukuran arah kiblat, Sundial merupakan alat tradisional
penentuan awal waktu shalat.
d. Alat Peraga Planetarium
e. Alat Peraga Tata Surya
2. Perangkat Optik
a. Electronic Digital Theodolites
Merupakan alat modern yang digunakan dalam penentuan arah
kiblat, ketinggian matahari, ketinggian hilal, dan lain-lain.
b. Teleskop refraktor & Reflector
Merupakan perangkat rukyah kontemporer yang digunakan untuk
mengamati hilal dan benda-benda langit lainnya.
c. Mounting Alt-Azimuth & Equatorial
Merupakan perangkat rukyah kontemporer, digunakan untuk
mensetting teropong agar bisa bergerak leluasa dan fokus pada
sasaran.
d. Telescope New ALTUXNA140SS-P
e. Global Position System GARMINMAP 76 CS
f. Telescope Firstscope 114 EQ
g. Binocular
h. Telescope Astronomi F60800M
3. Detektor dan Filter
a. Kamera DSLR
b. Camcorder
c. Filter Matahari
4. Lab. Computer
a. Legal OS (Windows dan Linux)
b. Dilengkapi dengan Program-program Astronomi Kontemporer yang
bertautan seperti Stary Night, Stellarium dan The Sky Six, dan lain
sebagainya.
c. Dilengkapi dengan beberapa bahasa pemrogaman yang dibutuhkan

Prospek Keahlian Ilmu Falak


Program Konsentrasi Ilmu Falak di Prodi al-Ahwal al-Syahsiyah
tersebut dapat disebut sebagai upaya untuk mempertemukan kembali
antara aspek hukum syar’i dan hukum alam yang menjadi penopang ilmu
falak. Melalui pendidikan di program Konsentrasi Ilmu Falak tersebut
diharapkan mampu mencetak sarjana-sarjana Hukum Islam yang memiliki
pengetahuan dan kemampuan dasar dalam bidang Hukum dan Sains yang
menjadi bekal untuk pengembangan kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki lebih lanjut secara mandiri. Dengan bekal pengetahuan dan
kemampuan seorang sarjana Hukum Islam yang mengikuti program
khusus juga mampu untuk melakukan kajian saintifik atas karya-karya
ulama Islam, khususnya yang bertautan dengan kitab-kitab Ilmu Falak.
Sehingga sarjana Konsentrasi Ilmu Falak, nantinya tidak hanya ahli
Falak, tapi juga ahli hukum sehingga tetap mempunyai peluang menjadi
advokat, hakim, panitera sebagaimana peluang di prodi al-Ahwal al-
Syahsiyah .
Wallahu a’lam bishshowab

Вам также может понравиться