Вы находитесь на странице: 1из 1

IDUL ADHA

Hari ini merupakan hari bahagia bagi umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah
kurban. Jika dilihat sejarahnya, ibadah kurban merupakan perintah Allah SWT melalui Nabi
Ibrahim As untuk menyembelih Sang Putra Nabi Ismail As (QS Ash-Shafat [37]: 102). Ketika
menerima perintah kurban ini lebih dari 3.000 tahun yang lalu, Nabi Ibrahim As benar-benar
berada dalam kondisi kehidupan yang boleh dikatakan serba susah. Perintah untuk menyembelih
putranya merupakan tugas yang berat karena Sang Putra lahir setelah sedemikian lama beliau
menantikan kehadiran seorang anak. Namun, ketika perintah Ilahi diberikan, maka hanya
keikhlasan yang dapat menjadi pegangan, dan segala kesenangan hidup harus ditinggalkan untuk
memenuhi perintah-Nya.

Jika sejarahnya demikian mulia, lalu apakah makna kurban di hari raya Idul Adha ini?

Jika kurban hanya dimaknai sebatas ibadah ritual dengan menyembelih binatang ternak semata,
maka selama itu pula nilai kurban akan berakhir dengan habisnya pembagian daging binatang
sembelihan. Namun, jika kurban lebih dimaknai sebagai ibadah sosial yang menekankan
pengorbanan harta, keuntungan, waktu, pangkat, dan bahkan jiwa, demi kepentingan sesama,
maka semangat kurban akan menjadi bermanfaat untuk menumbuhkan jiwa sosial dalam
kehidupan bermasyarakat.

Di tengah ancaman krisis ekonomi global yang terus memburuk, sudah selayaknya pemimpin
bangsa, pebisnis, dan kelompok masyarakat atas, menunjukkan solidaritasnya dengan
meringankan beban rakyat kecil. Dengan membagikan daging kurban kepada sesama, maka
sekaligus akan menumbuhkan jiwa sosial yang universal, karena sebagaimana disyariatkan
Islam, dalam pembagian kurban, tidak mengenal adanya agama yang dibeda-bedakan.

HARIS IBNU HAKIM (X-8/11)

Вам также может понравиться