Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
memanfaatkan ruang atau lokasi atau tempat dimana, bangunan yang akan disediakan
manajerial untuk mewujudkan nilai dari ruang tersebut dalam pemanfaatannya. Tata
ruang lebih kongrit dikatakan dengan pemanfaatan lokasi-lokasi strategi untuk tujuan
pembangunan. Tata ruang dalam bidang olah raga hingga saat ini dihadapkan dengan
menjadi lapangan olah raga untuk meningkatkan prestasi olah raga. Lapangan golf
yang ada di Kecamatan Baruga merupakan salah satu sarana olah raga yang
meningkatkan adanya minat masyarakat dalam bermain golf. Saat ini lapangan golf
2
tersebut dilengkapi 18 hall dan 19 grin, serta irigasi, yang dibangun untuk mengaliri
air yang tergenang pada lapangan tersebut. Kontruksi lapangan golf masih bersifat
alami dan pada bagian-bagian tertentu telah dikemas menjadi tempat hal, gring dan
terminal. Dengan konstruk yang terbatas, dan tuntutan adalah peningkatan prestasi
olah raga, khususnya olah raga golf. Selama ini kegiatan olah raga golf hanya
digunakan oleh kalangan elit pejabat yang mengisi waktu istirahatnya, tetapi tidak
ruang lapangan golf menjadi bagian penting dalam rangka meningkatkan prestasi olah
raga golf. Upaya tersebut dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah daerah untuk
menyalurkan
Raha, maka dalam penelitian ini disusun rumusan masalah sebagai berikut :
di Kota Raha
Raha.
ilmu pengetahuan. Serta sebagai referensi bagi penelitian lain yang ingin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penataan ruang adalah kemitraan dan peranserta aktif masyarakat, maka diperlukan
suatu kerangka peraturan yang sifatnya tidak semata-mata membatasi dan mengatur
ruang gerak dan kegiatan masyarakat, akan tetapi juga memberi dorongan dan
peluang agar masyarakat berpartisipasi pula dalam kegiatan penataan ruang. Untuk
itu telah keluar PP Nomor 69 Tahun 1996 Tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban,
Serta Bentuk Dan Tata Cara Partisipasi Masyarakat Dalam Penataan Ruang. Khusus
5
memuat konsepsi, kebijaksanaan, proses dan prosedur serta mekanisme serta petunjuk
yang terkait, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta berbagai kalangan yang
manajemen ruang publik termasuk penyediaan taman kota sebagai jalur hijau adalah
sebagai berikut :
publik, dimana masyarakat tidak hanya memiliki hak untuk mendapatkan fasilitas
memelihara kualitas ruang dan (b) setiap orang berkewajiban menaati rencana
tata ruang yang telah ditetapkan. Dengan keterlibatan masyarakat, terutama dalam
publik tersebut akan dapat lebih besar. Dalam konteks ini, masyarakat seyogyanya
dipandang sebagai elemen vital, yakni sebagai elemen yang paling memahami
hal-hal yang menjadi kebutuhannya sehingga ruang publik tercipta sesuai dengan
dapat diserahkan kepada dunia usaha. Dalam konteks ini pemerintah dapat
pemanfaatan fasilitas umum tidak menjadi hal biasa sebagaimana dapat dijumpai
mintakat (zoning regulations) yang juga ditetapkan melalui Perda. Instrumen ini
memungkinkan adanya peran yang kuat dari para ahli perencanaan kota,
ruang-ruang publik.
dengan kondisi dan kualitas yang memenuhi aspek-aspek yang telah dikemukakan
di atas. Instrumen ini pun diharapkan dapat mendorong Pemerintah Daerah untuk
menengah ke bawah agar dapat memiliki akses dan alternatif (choice) yang sama
tersebut dimaksudkan agar tercipta suatu keterpaduan antar sektor dan antar
6. Penataan taman kota dalam ruang publik tidak hanya terbatas secara
wilayah tersebut.
ruang publik seperti pedoman lokasi dan penyediaan jalur hijau, pedoman
pelibatan masyarakat dalam membangun taman kota dalam ruang publik dan
Usulan SNI yang terkait dengan penyediaan jalur hijau di dalam kota.
menjadikan suatu kota yang tertata dengan baik, bersih dan berwawasan lingkungan
memerlukan suatu penataan ruang kota yang sesuai dengan karakteristik dari kota
itu sendiri. Untuk menjadikan kota sesuai dengan yang diharapkan maka dalam
setiap pusat permukiman kota dapat menyusun Rencana Tata Ruang Kota agar dalam
pemanfaatan lahan untuk berbagai kebutuhan dapat diatur dalam rencana tata ruang
kota. Sebagai salah satu contoh dalam Rencana Tata Ruang Kota juga memuat
tentang pemanfaatan ruang untuk Taman Hijau Kota/jalur hijau yang secara jelas
dasar mengenai manajemen ruang publik agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi
Berdasarkan pada pemahaman tentang ruang publik dan fungsinya, kami memandang
beberapa aspek dasar yang seyogyanya dapat dipenuhi oleh suatu ruang
publik.adalah :
ruang publik termasuk ruang untuk olah raga seyogyanya dapat dimanfaatkan
oleh seluruh warga kota yang membutuhkan dan mudah dijangkau. Dengan
pemanfaatan ruang terbuka hijau atau lapangan olah raga untuk kegiatan sektor
informal yang dapat menghalangi warga kota untuk memanfaatkan ruang tersebut
sebagai tempat berolah raga yang merupakan kebutuhan manusia untuk kesehatan
jasmani.
sampai bawah, dari yang normal sampai yang menyandang cacat, dari anak-anak
sampai dewasa dan orang tua serta dari pria atau wanita. Lebih jauh, ruang publik
perbedaan umur. Walaupun secara umum, ruang ini bisa diakses semua manusia,
9
namun harus tetap mengikuti norma untuk tidak merugikan kepentingan umum di
Plaza, Taman Ria Senayan, convention hall di Senayan menggantikan open space
yang ada yang sebetulnya dapat dimanfaatkan untuk prasarana olah raga ,
berbagai kegiatan termasuk untuk olah raga seyogyanya dapat dijamin terus
berfungsi sebagaimana yang diharapkan, tidak hanya secara fisik namun yang
jauh lebih penting adalah aspek fungsinya itu sendiri. Banyak fenomena di Jakarta
dimana ruang publik dalam wujud taman kota misalnya secara fisik tersedia,
namun masyarakat tidak dapat memanfaatkannya dengan baik dan leluasa, baik
bahwa wujud ruang publik dapat berbentuk shopping mall, ruang terbuka
demikian, dapat kita lihat secara kasat mata, terutama setelah krisis ekonomi
banyak ruang publik tersebut telah beralih fungsi. Sebagai contoh, pedestrian
dimanfaatkan untuk pedagang kaki lima, badan jalan dimanfaatkan untuk tempat
10
parkir, dan lain sebagainya. Bahkan beberapa waktu yang lalu sempat muncul
perkotaan.
dimensi perencanaan tata ruang saja, namun lebih dari itu termasuk dimensi
dibedakan atas Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Propinsi, Kabupaten dan Kota,
serta rencana-rencana yang sifatnya lebih rinci ; pemanfaatan ruang merupakan wujud
pelaksanaan pembangunan agar tetap sesuai dengan RTR-nya. Selanjutnya, tata ruang
sendiri merupakan wujud struktural pemanfaatan ruang dan pola pemanfaatan ruang,
baik yang direncanakan maupun tidak, yang menunjukkan adanya hirarki dan
kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
tata ruang kawasan perkotaan sendiri, diatur alokasi pemanfaatan ruang untuk
permukiman yang layak huni (livable environment) dan berkelanjutan. Rencana tata
kota tersebut. Hal ini disebabkan oleh visi pembangunan kota yang tidak jelas dan
sejumlah kota-kota penting di Indonesia pada awal tahun 2002 silam, yang kemudian
diikuti dengan kelangkaan air bersih dan kekeringan saat ini merupakan hal yang
menjadi ancaman serius bagi kawasan perkotaan pada masa mendatang. Sementara
(d) belum terciptanya semangat dan mekanisme kerjasama lintas wilayah dalam
pembangunan yang sinergis – Pada kasus banjir di Jabodetabek awal tahun 2002
misalnya, perubahan guna lahan yang masif pada daerah hulu – yang tidak sesuai
suatu negara ditentukan oleh kebijakan publik yang unggul Thomas R. Dye (1992:4)
mengapa mereka melakukan, dan hasil yang membuat sebuah kehidupan bersama
ancaman dan peluang yang ada dimana kebijakan yang diusulkan tertentu ditujukan
13
untuk memanfaatkan potensi sekaligus mengatasi hambatan yang ada dalam rang
oleh birokrasi pemerintah. Fokus utama kebijakan publik dalam negara modern
adalah pelayanan publik, yang merupakan segala sesuatu yang bisa dilakukan oleh
publik dengan hak untuk menarik pajak dan retribusi; dan pada sisi lain
aspek anggaran dan struktur pelaksana. Joko Widodo (2007:1) Siklus kebijakan
setiap tahapan kebijakan bisa menjadi ukuran tentang tingkat kepatuhan negara
kepada amanat rakyat yang berdaulat atasnya. Dapatkah publik mengetahui apa yang
menjadi agenda kebijakan, yakni serangkaian persoalan yang ingin diselesaikan dan
kebijakan publik yang akan dilahirkan. Begitu juga pada tahap pelaksanaan, dapatkah
kontrol publik, yakni proses yang memungkinkan keberatan publik atas suatu
14
undangan sehingga dapat diketahui publik apa yang telah diputuskan; kedua,
kebijakan ini juga harus jelas struktur pelaksana dan pembiayaannya; ketiga,
atau tidak. Dalam masyarakat autoriter kebijakan publik adalah keinginan penguasa
demokratis, yang kerap menjadi persoalan adalah bagaimana menyerap opini publik
dan membangun suatu kebijakan yang mendapat dukungan publik. Kemampuan para
keinginan mereka adalah satu hal, tetapi sama pentingnya adalah kemampuan para
pemimpin untuk menjelaskan pada masyarakat kenapa suatu keinginan tidak bisa
dipenuhi. Adalah naif untuk mengharapkan bahwa ada pemerintahan yang bisa
memuaskan seluruh masyarakat setiap saat, tetapi adalah otoriter suatu pemerintahan
dalam pendekatan yang lain kebijakan publik dapat dipahami dengan cara memilah
dua konsepsi besarnya yakni kebijakan dan publik. terminologi kebijakan dapat
diartikan sebagai pilihan tindakan diantara sejumlah alternatif yang tersedia. artinya
15
kebijakan merupakan hasil menimbang untuk selanjutnya memilih yang terbaik dari
pilihan-pilihan yang ada. dalam konteks makro hal ini kemudian diangkat dalam porsi
pada hakikatnya sama-sama memilih diantara opsi yang tersedia. Darwin (1995:5)
akan tetapi dalam hal ini setidaknya kita bisa mengatakan bahwa publik berkaitan erat
dengan state, market dan civil society. merekalah yang kemudian menjadi aktor
dalam arena publik. sehingga publik dapat dipahami sebagai sebuah ruang dimensi
petunjuk teknis yang berlaku internal dalam birokrasi. Sedangkan dari sisi
masyarakat, yang penting adalah adanya suatu standar pelayanan publik, yang
menjabarkan pada masyarakat apa pelayanan yang menjadi haknya, siapa yang bisa
mendapatkannya, apa persyaratannnya, juga bagaimana bentuk layanan itu. Hal ini
akan mengikat pemerintah (negara) sebagai pemberi layanan dan masyarakat sebagai
kemungkinan untuk menjadikan kekuatan politik atau budaya politik sebagai variabel
bebas dalam upaya menjelaskan kebijakan publik tertentu sebagai variabel terikat.
16
Namun untuk suatu pembahasan yang berlatar belakang ilmiah, tentu harus
diusahakan suatu pengertian yang kurang lebih menggambarkan apa yang dimaksud
terjadi pada level atau tingkatan sistem sosial,sedangkan modernisasi menunjuk pada
suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungannya dan
yang lebih terhadap diri mereka senidir (Inayatullah dalam Nasution, 1996:37).
pembangunan adalah suatu jenis perubahan sosial dimana ide-ide baru diperkenalkan
kepada suatu sistem sosial untuk menghasilkan pendapatan perkapita dan tingkat
kehidupan yang lebih tinggi melalui metode produksi yang lebih modern dan
17
organisasi sosial yang lebih baik. Pembangunan adal;ah modernisasi pada tingkat
sosial.
(development) dan modernisasi sebagai suatu fenomena historis yang sama, yaitu
harapan dan ide-ide manusia komponen-komponen dari yang terbaik yang mungkin
atau masyarakat idela terbaik yang dapat dibayangkan. Tujuan khusus (objective)
pembangunan adalah biasanya dipilih sebagai tingkat pencapaian sasaran dari suatu
program tertentu (Suld dan Tyson dalam Nasution, 2004:30) Selain pembangunan itu
sebagai aspirasi antara situasi yang ada dengan tujuan akhir pembangunan.
pola-pola masyarakat yang memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai
18
untuk menentukan hal -hal yang tersebut diatas. Kesepakatan yang dibuat antara
dokumen yang disebut piagam warga. Piagam Warga ini akan menjadi sebuah
pihak lain, piagam warga juga memberikan jaminan kepada hak yang harus diterima
dalam pelayanan publik selanjutnya akan mulai dari dari titik ini (Robins, 2000:192)
diperoleh secara langsung dilapangan. Perencanaan juga diartikan secara luas oleh
para ahli untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang definisi dari perencanaan .
yang akan dicapai melalui proses penyusunan langkah kerja yang berorientasi pada
pemikiran dan penentuan secara matang mengenai hal-hal yang akan dikerjakan pada
19
c. Perencanaan perspektif
h. Perencanaan pembangunan
kemanfaatan fungsional secara optimum dari tata ruang atau tata tanah seperti
masyarakat
20
perencanaan adalah proses kegiatan usaha yang terus menerus dan menyeluruh dari
a. Penyusun rencana
Dalam tahap ini dilakukan perumusan yang lebih terperinci mengenai tujuan
atau sasaran dalam jangka waktu tertentu, suatu perincian jadwal kegiatan, jumlah
dan kadwal pembiayaan serta penentuan lembaga atau kerja sama antar lembaga yang
untuk menunjuk perilaku seorang aktor (misalnya seorang pejabat suatu kelompok,
maupun suatu lembaga pemerintah) atau sejumlah aktor dalam suatu bidang kegiatan
21
tertentu. Batasan lain yang dikemukakan oleh Thomas R. Dye (1992:85) bahwa “
public policy is whatever government choose to do or not to do”. Seorang pakar ilmu
keputusan tersendiri.
meliputi :
a) Partisipasi (Participation)
berperan penting dalam pemerintahan seperti unsur legislasi, masyarakat dan unsur
swasta.
b) Akuntabilitas (Accountability)
c) Transparansi (Transparancy)
22
kepada masyarakat.
f) Keadilan (Equity)
Sebuah kebijakan pemerintah yang efektif dan efisien dapat mencermati kondisi
isinya (keputusan mengenai persoalan apa) namun juga prosesnya (bagaimana cara
mencapai tujuan kebijakan tersebut. Dengan kata lain disamping itu perlu dirumuskan
mengimplementasikannya.
Meskipun demikian harus diakui bahwa di negara berkembang (dunia ketiga) saat ini
masih kurang yang memberikan perhatian serius terhadap hubungan antara ciri
yang senyatanya terjadi sesudah program diberlakukan atau dirumuskan. Dengan kata
lain yakni sebagai peristiwa dan kegiatan yang terjadi setelah proses pengesahan
dilaksanakan oleh pemerintah. Oleh sebab itu fungsi implementasi terdiri dari cara-
cara atau saran-saran tertentu yang dirancang secara khusus serta diarahkan menuju
24
Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam konteks ini pemerintahan boleh jadi mempunyai
statemen atau pernyataan simbolik, tanpa didukung political will dalam bentuk
direncanakan.
kelompok sasaran boleh jadi merupakan penyebab dari semuanya yang disebabkan
kerja sambilan, korupsi semuanya merupakan pertanda bahwa tekanan utama kaum
Suatu hal yang menjadi hambatan dalam proses perencanaan yakni terkadang
para administrator dan para pejabat politik yang ada di daerah ada keengganan untuk
sangat ditentukan oleh ketajaman analisis yang didukung validasi data dan informasi.
Meskipun juga tidak dapat dipisahkan kualitas analisis ini tidak ada artinya bila
konsep dalam bentuk perencanaan akan sia-sia bila para pelaku kebijakan yang terkait
adalah suatu yang paling penting bahkan mungkin jauh lebih penting dari pembuatan
tersimpan rapi dalam arsip jika tidak diimplementasikan. Hal ini merupakan kondisi
keputusan yang diambil pemerintah akan begitu kuat jika pemerintah tidak
kebijakan yang ditetapkan bisa diwujudkan. Pemerintah tidak hanya tahun apa
kompeten.
suatu kebijakan dapat dilihat dari perspektif lain dengan mengukur tingkat
dapat dievaluasi dari sudut kemampuannya secara nyata dalam meneruskan atau
atau membandingkan antara hasil akhir dari berbagai program tersebut dengan
jelas dapat dilihat bahwa proses implementasi kebijaksanaan hanya dapat dimulai
apabila tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang semula sifatnya umum diuraikan dan
dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan dan disertai berbagai macam saran dari sejumlah
kegiatan yang lebih operasional untuk mewujudkan berbagai tujuan dan sasaran-
kebijaksanaan negara tanpa syarat –syarat sebagaimana yang telah diuraikan Grindle,
pendidikan atau pembangunan pedesaan boleh dikatakan hanya retorika politik dan
slogan politik.
dan berbagai program kemudian diaktifkan. Tetapi dalam tatanan operasional atau
kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Atau berbagai aturan atau pedoman yang sudah
Dipahami pula bahwa proses implementasi negara yang satu dengan negara yang lain
akan berbeda, hal ini sangat terkait dengan sistem politik yang berlaku dalam suatu
negara.
masyarakat. Atau dengan kata lain tindakan atau perbuatan manusia yang menjadi
anggota masyarakat itu berkesesuaian dengan apa yang diinginkan oleh pemerintah
dan negara. Oleh karena itu jika anggota masyarakat tidak bertindak atau berbuat
sesuai dengan keinginan atau harapan pemerintah, maka kebijaksanaan negara mejadi
tidak efektif.
atau tujuan-tujuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga dengan jelas
dapat kita lihat bagaimana legistimasi yang dimiliki oleh pemerintah dalam
pembuatan kebijakan.
dan perekonomian yang baik. Penataan ruang kota meliputi menyediakan taman
hijau kota, penyediaan sarana dan prasarana taman kota serta pembangunan jalur
hijau kota sebagai bagian dari rencana pembangunan kota Raha untuk mewujudkan
masyarakat dan pihak swasta yang mendukung proses perencanaan pembangunan tata
ruang kota. Implementasi pembangunan tata ruang kota diatur dengan kebijakan
daerah dan partisipasi masyarakat serta pihak swasta, serta mengatasi faktor-faktor
tujuan yang direncanakan dapat diwujukan dan menjadikan Kota Raha sebagai kota
hijau.
taman kota di Kota Raha, maka alat analisis yang digunakan adalah deskriptif
diperoleh kebijakan tata ruang yang dapat mendukung penyediaan taman di kota
Raha.
Perencanaan Pembangunan
Taman Kota di Kota Raha
BAB III
METODE PENELITIAN
metode kebijakan adalah untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala sosial yang
1. Variabel Penelitian
di Kota Raha.
2. Definisi Operasional
a. Tata ruang adalah wilayah dalam lingkup terbatas yang membutuhkan proses
penataan.
menjalankan pemerintahannya.
c. Taman kota adalah wilaya dalam kota yang disediakan untuk membangun
taman hijau
2. Operasional Variabel
2) Penyediaan sarana dan prasarana taman kota adalah upaya untuk tempat
kepentingan umum.
Raha.
taman kota.
berikut :
informasi dari sumber data melalui wawancara berstruktur dan bebas secara
kualitatif.
frekuensi. Jika frekuensi dinyatakan dalam tabel persentase terhadap total frekuensi
DAFTAR PUSTAKA
Bhatta Gambhir, 1996, Capacity Building at the Local Level for Effective
Governance, Empowerment without Capasity is Meaningless, Manila
University, Philippiness.
Darwin 1995, Peluang Kawasan Kemitraan dan Pembangunan Desa, Bina Rena
Pariwara, Jakarta
36
Robins 2000, Public Policy and Public Administration, Social Forces, New York
Winarno Budi, 2002, Toeri dan Proses Kebijakan Publik, Media Presindo,
Yogyakarta