Вы находитесь на странице: 1из 3

Scientific Thinking Ch.

10 and 11

Ringkasan Jurnal : Scientific Thinking


Ch. 10 Problems with the D-N Model
Ch. 11 Hypotheses And Explanations
Penulis : Robert M. Martin
Diringkas oleh : Kelompok-205
Anggota Kelompok : Gregorio Cybill – 1204000386
Jani RR Siregar – 1204000491
Mata Kuliah : Kelas Seminar (IKI140991)
Semester : Gasal 2007/2008

BERPIKIR ILMIAH

Kata Kunci
Permasalahan deduktif-nomologi, hipotesa, penjelasan.

Tujuan
Memberikan pembaca konsep cara berpikir ilmiah untuk membantu dalam penulisan makalah
atau buku ilmiah.

Chapter 10. Permasalahan dengan Model Deduktif-Nomologi


Permasalahan dengan model Deduktif-Nomologi:

• Penjelasan dengan model D-N sering tidak disebutkan dalam beberapa keilmuan.
• Banyak kalimat D-N yang tidak 100% benar.
• Kalimat yang benar secara deduktif belum tentu relevan.
• Ada kalimat yang benar secara deduktif namun terjadi ketidaktransparanan informasi.

Penjelasan D-N Tidak Popular di Beberapa Bidang


Penjelasan sering kali tidak disebut dalam beberapa keilmuan lainnya misalnya: Sejarah.
Banyak sejarahwan yang menganggap bahwa pekerjaan mereka tidak termasuk menemukan
pemahaman karena bukan bagian dari pekerjaan mereka untuk memberikan penjelasan. Cara
alternatif untuk memberi penjelasan adalah dengan membangun pemahaman mengenai aksi
yang dilakukan orang-orang yang mendengar penjelasan tersebut.

Kalimat D-N Tidak Selalu Benar


Sering ditemukan beberapa contoh bahwa penjelasan memberi batasan (hukum) yang
“membenarkan” namun dalam kenyataan sebetulnya sangat sulit membuat hukum yang selalu
benar tanpa terkecuali.

GNU Free Document License – Silakan secara bebas menggandakan dokumen ini 1
Scientific Thinking Ch. 10 and 11

The match was dry. (1)


The match was struck. (2)
Dry matches light when struck (hard, in the presence of oxygen, and when there's not much
wind). (3)
Therefore the match is lit. (1)

Contoh lain: Air membeku pada 0 derajat Celcius. <-- belum tentu, bisa berbeda pada tekanan
yang berbeda

Kita bisa membenarkan suatu kalimat dengan menambahkan kata-kata seperti: “biasanya”,
“mungkin”, namun tidak lagi benar secara deduktif.

Penjelasan secara Statistik.

Fred had a headache at 12:00.


Fred took two aspirins at 12:00.
When people with headaches take two aspirins, the headache goes away fifteen minutes later,
85% of the time.
Therefore Fred's headache went away at 12:15.

Beberapa kalimat di atas bukan argumen yang benar secara deduktif, namun kuat secara
induktif.

Kalimat D-N Bisa Tidak Relevan


Muffins turn out tough if you stir the batter a lot.
You stirred the batter for these a lot.
The imperial residence during the Northern Sung Dynasty (960-1127 A.D.) was Shangkiu.
Therefore these muffins turned out tough.

Kalimat D-N Bisa Tidak Transparan


Fred has been taking birth-control pills over the last few years.
Nobody who takes birth-control pills over a stretch of time becomes pregnant then.
So Fred hasn't become pregnant over the last few years.

Chapter 11: Penjelasan dan Hipotesa


Kaitan antara suatu penjelasan dan hipotesis: hipotesis salah satu cara untuk memperoleh
penjelasan(jawaban/fakta) atas suatu masalah.
Hipotesis: tebakan/dugaan yang kemungkinan dapat mengacu pada suatu fakta.

Perlu Tidaknya Suatu Hipotesis


Perlunya Hipotesis: Memberi panduan dan cakupan dalam memecahkan masalah, sehingga
proses pemecahan masalah menjadi lebih mudah, lebih efektif dan lebih efisien.
Namun terkadang Hipotesis tidak terlalu diperlukan pada kasus-kasus tertentu yang absolut
dan definit. Contoh: HP di dalam saku celana berdering, kita tidak perlu melakukan hipotesis
untuk mengetahui dari mana asal HP yang berdering itu, langsung saja merogoh saku celana.
Hipotesis biasanya digunakan untuk menjawab permasalan: ‘mengapa begini/begitu’, ‘apa
alasannya’, ‘apa penyebabnya’.

Kesalahan Suatu Hipotesis


Terkadang, penggunaan Hipotesis tidak menjamin suatu masalah dapat dengan berhasil
dipecahkan, antara lain karena:
Pemilihan Hipotesis yang salah dapat menuju pada jawaban/sasaran yang kurang tepat.

GNU Free Document License – Silakan secara bebas menggandakan dokumen ini 2
Scientific Thinking Ch. 10 and 11

Penggunaan Hipotesis yang benar terhadap suatu masalah belum tentu menjamin jawaban
yang memuaskan dapat diperoleh ketika hipotesis tersebut diuji.

Bak Mandi dan Mimpi


Bak mandi Archimedes mendapatkan ide hipotesis untuk menghitung volume mahkota raja.
Mimpi seorang ahli kimia, August Kekule, memperoleh ide hipotesis untuk mengetahui struktur
molekul benzene, melalui mimpi ular yang menggigit ekornya sendiri.

Analogi, Salah Satu Sumber Hipotesis


Penggunaan analogi (adanya kesamaan ciri khas) dalam membangun suatu Hipotesis akan
memudahkan dalam pemecahan suatu masalah yang dianggap relevan (dianalogikan) dengan
fakta lain. Contoh: Rutherford menganalogikan struktur atom dengan sistem tata surya.

Apakah Ada Aturan dalam Penyusunan Hipotesis?


Hipotesis dapat datang dari mana saja. Tidak ada aturan-aturan, karena terkadang inspirasi
dan kreativitas dapat menjadi sumber hipotesis.
Kemampuan dalam membuat suatu hipotesis dapat dilatih dengan bakat dan minat pada
disiplin ilmu yang ditekuni dimana masalah tersebut ada. Tentunya sense terhadap analogi-
analogi yang ada juga diperlukan. Intinya dengan kerja keras, kreativitas dan imaginasi, Kita
dapat menemukan suatu hipotesis yang cukup jitu dalam memecahkan suatu masalah.

Komentar Kelompok Kerja


Ketika diberikan tugas Seminar untuk membaca secara divide-and-conquer, maka hampir
semua mahasiswa mengalami kebingungan untuk menelaah bagiannya masing-masing, kecuali
yang mendapatkan bab-bab awal. Namun pada kelas Seminar, satu per satu kebingungan
terjawab dan pada akhirnya dapat mengerti sebagian besar isi dari buku tersebut.

Penutup
Buku ini menarik untuk dibaca karena penulis pintar dalam memilihkan contoh-contoh yang
lucu. Terima kasih atas dukungan dari rekan-rekan peserta seminar lainnya dalam usaha
untuk memahami sebuah buku dalam waktu relatif singkat.

GNU Free Document License – Silakan secara bebas menggandakan dokumen ini 3

Вам также может понравиться