Вы находитесь на странице: 1из 5

Cerpen

Nama : Elvi Susanti

Nim : 860820144

Kelas : A/ Reg A

Tanggal : 22 juni 2010

Tugas : Sastra Indonesia

Titipan sang Kekasih

Sekujur tubuh meradang menahan rasa pana yang hinggap menggigil kedinginan, menguras
keringat yang bercucuran, rasa sakit ini begitu hebat mematikan seluruh syaraf otak, membunuh
indera perasa. Tak bias lagi merasakan apa-apa, wahai engkau pengobat raga akankah hari itu
tiba lumuran kepedihan ini sungguh menyiksa, sinarkan segera bersama uapan sang embun kala
matahari mulai bersinar.

Hari ini aku tidak lagi melihat sang kekasih disisiku, kini aku tidak tahu apa yang harus
kulakukan, segalanya sudah hilang, segala impian yang kubangun atas namanya kini sudah sirna
dan kandas dibawa luapan embun dipagi hari.

Kedatangan Ken pagi-pagi kerumah ku merupakan kedatangannya terakhir kali karena


kedatangannya ternyata hanya untuk memutuskan hubungan antara aku dengan dia. Sejak itu,
aku memutuskan untuk menutup diri. Apalagi setelah ku tahu bahwa Ken sekarang ini lebih
dekat dengan Tika, sahabat ku sendiri. Kenyataan ini sangat menyiksa ku, kenapa harus Tika…?
Sahabat yang ku anggap seperti saudara sendiri. Ku coba untuk tabah dan sabar melihat mereka
berdua setiap saat kutahan air mata ku demi kebahagiaan Ken.

Pagi-pagi di sekolah sudah membosankan, semua orang membicarakan hubungan mereka.


Perlahan-lahan aku menjauh dari mereka. Ku coba sibukan diriku dengan kegiatan untuk sedikit
mengurangi rasa sakit di hati ini. Tapi ternyata Tika mulai menyadarai kalau aku mencoba

1
menjauh darinya dan bertanya, mengapa aku menjauhinya…? Ku menjawab aku hanya ingin
mencari suasana baru dan sejak itu tika tidak pernah bertanya lagi. Aku hanya bias melihat
mereka dari kejauhan dan memutuskan untuk pindah tempat duduk di depan di dekat pintu kelas
ku. Kubiarkan mereka duduk dipojok kelas, hatiku terasa teriris sembilu. Iri melihat mereka
bercanda. Ingin ku tumpahkan segala isi hatiku kepada seseorang tapi ku sadar aku hanya
seorang diri.

Ciko, seorang yang menyadarkan ku betapa bodohnya aku. Apa bila selalu mengharapkan
cinta dari Ken yang tak mungkin kembai. Sejak itu aku mulai berubah sedikit demi sedikit. Aku
mulai bepergian dan membuka diri untuk menerima orang lain bahkan Ciko ku anggap
penyelamat hidupku dan rasa terima kasih yang bias ku ucapkan ke Ciko.

Ciko sangat berarti buat ku, meskipun t’lah ku katakana aku hanya ingin bersahabat
dengannya tetapi rasa perhatiannya tidak pernah berubah. Kedekatan itu membuat orang
menggosipkan kami berdua berpacaran. Orang yang paling utama beraksi adalah Tika. Tika
sering menanyakan, “Sejak kapan kamu jadian dengan Ciko..?” tapi ku jawab aku tidak pernah
pacaran tapi antara kami berdua hanya sebatas sahabat. Mendengar jawaban ku Tika tidak berani
bertanya-tanya.

Bulan-bulan terakhir Ken jarang masuk sekolah. Menurut kabar yang ku dengar dia sering
sakit-sakitan. Ciko datang dengan tiba-tiba dan memeritakan kabar buruk untukku. “Ken
mengidap penyakit Leokimia.” Ujar Ciko. Kini dia berusaha dan berjuang untuk tetap hidup.
Ketika mendengar kabar itu, aku merasa ingin jatuh, tubuhku menjadi lemas dan seakan tak
berdaya lagi. Seketika itu Tika datang dan aku langsung memarahinya kenapa dia tidak pernah
memberi tahu aku bahwa Ken mengidap penyakit Leokimia.

Segera kami kerumah Ken, setelah sampai di sana aku terkejut melihat kondisi Ken. Aku
spontan menghampiri Ken dan menangis didekatnya. Aku bertekad menjaga dan merawatnya
sampai sembuh apa lagi setelah mendengar alasan mengapa Ken memutuskan hubungan antara
aku dengannya dari Tika. Ternyata ia tidak mau melihat aku menangis dan sedih kehilangannya.
Ken ingin aku bias mendapat pengganti yang lebih baik darinya sehingga, apabila dia pergi, dia
bias merasa lega karena melihatku bias tersenyum. Air mataku terus menetes sambil memeluk
tubuhken yang terbaring tak berdaya.

2
Sejak saat itu, setiap pulang sekolah aku pergi menjenguk Ken dan merawatnya. Terkadang
aku sampai lupa makan namun hal itu tak masalah bagiku, di dalam hati aku kecewa dengan
Ken. Kenapa hanya alasan itu dia memutuskan hubunganku dan kenapa dia tidak pernah jujur
dengan penyakit yang bersarang di tubuhnya itu. Harapanku satu-satunya ialah hanya ingin Ken
sembuh walaupun harapan itu terlalu berlebihan Ken tahu bahwa aku akan menjadi orang yang
sangat berarti di hatinya disaat-saat terakhir.

Aku terkejut dan terbangun ketika sesuatu menyentuh rambutku, ternyata itu tangan Ken,
hatiku senang akhirnya Ken sadarkan diri. Ken menatapku dengan begitu tulus, aku bias melihat
dari tatapan matanya, ku tersenyum sambil menjatuhkan air mata. Akhirnya aku bias melihat
Ken lagi, Ken memegang tanganku begitu erat dan diletakkan tangan ku di atas dadanya seraya
mengucapkan kata maaf. “maafkan aku, telah membuatmu bersedih” ujar Ken. Saat itu hatiku
takut, seakan-akan Ken akan pergi dari sisik. Aku menangis melebihi biasanya serta
mendekapnya, bahwa sudah lama aku memaafkannya, karena alasannya Ken mengatakan bahwa
aku harus kuat dia tidak mau melihat aku menangis di hadapannya sambil mencium tanganku.
Setelah Ken tidur lagi tante Ira datang menyuruhku pulang istirahat karena sedari pulang sekolah
belum sempat kerumah, akupun berpamitan dengan tante Ira.

Pagi-pagi sekali aku terima telefon dari Ciko bahwa Ken telah meninggal dunia. Aku amat
terkejut, badan ku serasa lemas dank u biarkan telepon yang terus menggantung. Aku segera
berlari dan menginjak gas mobilku menuju rumah Ken. Setibanya aku di sana mataku tertuju
kepada seorang perempuan yang bersimpu disisi jenazah Ken. Aku coba perlahan-lahan untuk
menghampiri jenazah Ken dan duduk didekat tante Ira sambil memeluknya. Tante ira terus
menangis dan kutatap wajah ken yang begitu tenang.

Seminggu setelah kematian Ken setelah pulang sekolah, tante Ira, aku dan Ciko pergi
kerumahnya. Setiba disana aku melihat tante Ira menangis dan memegang selembar kertas lalu
memberikannya kepada ku. “ ini pesan dari Ken untukmu…” ujar tante Ira. Ku ambil surat itu
dan langsung membacanya.

3
TO : My Sweety

Beb sedikitpun tak ada niat untuk menyakiti hati Beb, apalagi melihat Beb menangis, aku
hanya ingin Beb mendapat orang yang lebih baik dan ada satu hal yang Beb tidak ketahui,
sebenarnta selama ini aku mempunyai penyakit yang sedikit sekali kemungkinan untuk sembuh
yaitu leukemia. Dengan memutuskan hubungan kita, kuharap Beb akan membenci ku dan aku
tidak ingin di saat-saat terakhirku melihat Beb menangis dan sedih. Karena aku hanya ingin
melihat Beb bisa tersenyum, karena melihat Beb tersenyum aku akan merasa bahagia. Biarkan
cinta Beb kubawa sampai akhir hayat dank an kubawa sampai mati. Beb tahu tak seorang pun
yang akan bias menggantikan posisi Beb di hati ku. Aku harap Beb bias menerima dan
mencintai Ciko. Karena hanya Ciko yang bisa menjaga Beb debgan baik dan hanya Ciko yang
bisa kupercaya yang mampu membuat Beb bisa selalu tersenyum. Jiwa ku akan tenang bila Beb
terus bersama dengan Ciko….

Ken

Setelah membaca surat dari Ken, aku menangis. Perasaan ku bertanya apakah aku bisa
mencintai Ciko sama seperti cintaku pada Ken, hanya waktu yang akan menjawabnya.

4
Unsur-unsur inrinsik adalah unsure organic yang membangun sebuah karya sastra dari dalam

Yaitu ;

Unsur Intrinsik puisi ;

Tema, amanat, majas, makna lambing/ kias dan rima.

Unsur intrinsic drama ;

Tema, alur, amanat, latar, prwatakan dan konflik.

Novel dan cerpen keduanya merupakan karya sastra yang tergolong kedalam prosa. Cerpen
merupakan suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerpen cenderung padat dan langsung pada tujuan
disbanding karya fiksi yang lebih panjang seperti novel.

Jadi unsure intrinsik novel atau cerpen(prosa) adalah Tokoh, alur, latar, judul, sudut
pandang,gaya dan nada.

Yang membedakan unsure intrinsik novel dan cerpen ialah cerpen biasanya hanya memiliki
satu kejadian, mempunyai satu plot, satu amanat, seting yang tunggal, jumlah tokoh yang
terbatas dan mencakup jalan cerita yang singkat.

Вам также может понравиться