Вы находитесь на странице: 1из 16

TEOREMA PITA ENERGI

PENYAJI:
NURLIA
FEBRI SUMIATI

KETUT
ALIT

FAHRUDDIN MUTMAINAH

KELOMPOK 5
FEBRI
NURLIA SUMIATI

M.RUM GUSTINA
PENGERTIAN PITA ENERGI

Berdasarkan asas larangan Pauli, dalam satu tingkat


energi, tidak boleh ada lebih dari satu elektron pada
keadaan yang sama. Kumpulan garis pada tingkat eneri
yang sama akan saling berhimpit dan membentuk satu
pita, pita inilah yang dinamakan sebagai pita energi.

Pita energi terbagi menjadi dua yaitu : pita valensi dan


pita konduksi. Pita energi teratas yang terisi penuh oleh
elektron disebut sebagai pita valensi, sedangkan pita
energi diatas pita valensi yang terisi sebagian atau tidak
terisi (kosong) disebut sebagai pita konduksi. Diantara
pita valensi dan pita konduksi terdapat celah energi yang
tidak boleh terisi elektron.
Asal Mula Teori Pita Energi

Elektron bebas pada logam dapat menerangkan sifat


logam Sebagai konduktor. Namun, tidak mampu
menerangkan sifat-sifat semikonduktor dan hubungan
antara esistivitas Konduktor dengan suhu. Untuk itu
dikembangkanlah teori pita energi.

Teori elektron bebas menganggap elektron konduksi


Tidak mengalami perubahan energi potensial. Elektron
Dianggap dapat bergerak bebas dalam potensial. Energi
Ini merupakan fungsi posisi elektron.
Kegagalan teori elektron kemudian
diperbaharui dengan menganggap bahwa
badan atom diam dan energi potensial
merupakan fungsi yang periodik dari
konstanta kisi kristal

Energi potensial yang periodik merupakan


dasar dari teori pita energi dalam zat
padat. Tingkah laku elektron didalam
potensial dapat dijelaskan dengan
mengkonstruksi fungsi gelombang
elektron dengan menggunakan pendekatan
elektron tunggal.
Gerak elektron dalam
energi potensial

Pita – pita energi yang Fungsi energi elektron


dipisahkan oleh celah adalah periodik
Pendekatan ini memodifikasi teori elektron bebas menjadi teori
elektron hampir bebas.

Menurut teori elektron hampir bebas,


elektron tidak lagi kontinu untuk semua k, tetapi pada nilai-nilai k
tertentu, energi elektron mengalami diskontiniu, yaitu pada nilai V   x   0
k  ,  / a dimana
n = 1, 2, 3, ...
Fungsi gelombang dititik k   / merupakan
a gelombang yang berjalan
kekanan dan kekiri. Hasilnya gelombang dititik tsb adalah gelombang
berdiri, yang terdiri atas gelombang yang saling menguatkan dan saling
melemahkan. Secara matematis kedua gelombang tersebut dapat dituliskan
:

(  )  exp ix / a   exp  ix / a   2 cos x / a 


Dan
 (  )  exp ix / a   exp  ix / a   2i cos x / a 
Rapat pelung kedua fungsi gelombang adalah :

2
 (  )   * (  ) (  )   (  )  4 cos 2 (x / a )

Pers diatas menyatakan elektron ditumpukkan diatas ion positif.


Yaitu, elektron berada pada daerah yang energi potensialnya rendah.

2
 (  )   (  ) (  )   (  )  4 sin 2 (x / a )
*

Pers diatas menjelaskan elektron ditumpukkan ditengah-


tengah antar ion positif, sehingga elektron ini memiliki
energi potensial yang tinggi.
Teorema Bloch

d  ( x ) 2m
2

2
 2 ( E  Vo ) ( x )  0
dx 
Dengan solusi persamaan tersebut berupa gelombang
datar yang berbentuk :

 ikx
( x )  e
Dimana (E – Vo) =  2 k 2 / 2m = energi kinetik
Bentuk elektron yang bergerak dalam energi yang periodik satu
dimensi, persamaan Schrodingernya adalah :

d 2  ( x ) 2m
2
 2  E  V ( x ) ( x )  0
dx 
Berdasarkan teorema Bloch, solusi dari persamaan diatas yaitu :

 ( x )  e  ikxU k ( x )
Dimana U(x) = U (x + a)
Persamaan diatas disebut sebagai fungsi Bloch yang digunakan untuk
menghitung nilai celah energi
Model ini menjelaskan tingkah laku elektron dalam sebuah energi potensial
yang periodik, dengan perioda a + b. Didasar sumur yaitu 0 < x < a, E p dianggap
0. Untuk diluar sumur, yaitu –b < x < 0, Ep = Vo.

Fungsi gelombang untuk kedua daerah diatas yaitu :


Untuk 0 < x < a :
d 2 ( x )
2
  2
 ( x)  0
dx

Dan solusinya adalah :

U i  Ae i (  k ) x  Be  i (  k ) x
d 2 ( x )
Untuk –b < x < 0 : 2
  2
 ( x)  0
dx

Dan solusinya adalah : U  Ce (   k ) x  De  (   ik ) x


2

2m
Dimana   2m E dan
2 2  (Vo  E )
 

adalah dua besaran real, A, B, C dan D adalah


tetapan yang biasa ditentukan dengan syarat batas:
dU 1 dU 2
U1(0) = U2(0) sehingga, 
dx dx
dU 1 dU 2
U1(a) = U2(-b) sehingga, ( untuk , x  a )  ( untuk , x   b )
dx dx
Dengan menerapkan syarat batas diatas diperoleh persamaan :

Ai (   )  Bi (   )  C (   ik )  D(   ik )
Ae i (  k ) a  Be  i (  k ) a  Ce (   ik ) b  De (   ik ) b
Ai (  k )e i (  k ) a  Bi (  k )e  i (  k ) a  C (   ik )e  (   ik ) b  D(   ik )e (   ik )b

Solusi yang tidak sama dengan nol untuk persamaan diatas ada hanya jika
persamaan determinan yang digunakan untuk menentukan fungsi
gelombang adalah :

2   2
sin(  b) sin(a )  cosh(  b) cos(a )  cos k (a  b)
2
Pada model Kronig – Penney terdapat daerah energi yang
terlarang dan daerah energi yang diijinkan bagi elektron.
Kesimpulan yang dapat diperoleh tentang pembagian
daerah ini yaitu :

1. Spektrum energi elektron terdiri dari pita-pita energi yang diijinkan dan
pita-pita energi yang terlarang.
2. Lebar pita energi yang diijinkan sebanding dengan nilai (, artinya
a)
makin besar nilai makin (abesar
) pula lebar pita energi.
3. Lebar suatu pita energi yang diijinkan berbanding terbalik dengan nilai
P, yaitu dengan energi ikat elektron.

Вам также может понравиться