Вы находитесь на странице: 1из 9

Universitas Negeri Surabaya

Fakultas Teknik - Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah perubahan dalam diri seseorang yang merupakan
hasil pengalaman. Perubahan pada seseorang tersebut dapat dilihat pada aspek
behavioral dan kognitif. Para ahli psikologi behavioral seperti J.B. Watson, E.L.
Thorndike, dan B.F. Skinner menegaskan bahwa pembelajaran merupakan
perubahan perilaku, yang dengannya seseorang bertindak dalam satu situasi
tertentu. Sebaliknya, para psikolog kognitif seperti Jean Piaget, Robert Claser,
John Anderson, dan David Ausumbel mengatakan bahwa pembelajaran
merupakan proses internal yang tidak dapat diobservasi secara langsung.
Menurut pandangan kognitif pembelajaran merupakan perubahan dalam
kemampuan seseorang untuk merespons satu situasi tertentu.
Tujuan, karakteristik materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
prosedur evaluasi yang dipilih harus sesuai antara satu dengan lainnya agar hasil
evaluasi dapat mencerminkan keberhasilan secara tepat. Oleh sebab itu,
kemampuan yang harus dicapai harus diajarkan dan dilatihkan pada kegiatan
pembelajaran dan harus diuji dengan prosedur evaluasi yang benar. Kemampuan
yang harus diajarkan dan dilatihkan tersebut harus diuji dan dinilai agar siswa
menyadari bahwa materi atau proses yang terkait kemampuan tersebut
merupakan hal penting untuk dipelajari, dipahami, dikuasai, dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut berlaku juga untuk kemampuan yang
diajarkan atau dilatihkan pada pembelajaran mesin CNC.
Awal lahirnya mesin CNC (Computer Numerically Controlled) bermula
dari 1952 yang dikembangkan oleh John Pearseon dari Institut Teknologi
Massachusetts, atas nama Angkatan Udara Amerika Serikat. Semula proyek
tersebut diperuntukkan untuk membuat benda kerja khusus yang rumit. Semula
perangkat mesin CNC memerlukan biaya yang tinggi dan volume unit
pengendali yang besar. Pada tahun 1973, mesin CNC masih sangat mahal
sehingga masih sedikit perusahaan yang mempunyai keberanian dalam

1
Universitas Negeri Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

mempelopori investasi dalam teknologi ini. Dari tahun 1975, produksi mesin
CNC mulai berkembang pesat. Perkembangan ini dipacu oleh perkembangan
mikroprosesor, sehingga volume unit pengendali dapat lebih ringkas.
Dengan mengacu kepada klasifikasi tujuan pendidikan menjadi tiga
domain tersebut (kognitif, afektif, dan psikomotor), maka evaluasi
pendidikan yang ideal (seharusnya) mencakup ketiga domain tersebut
secara komprehensif. Realitas menunjukkan bahwa evaluasi belum
dilaksanakaN secara komprehensif karena masih didominasi pada evaluasi
pada domain kognitif. Pengembangan secara parsial berakibat pada
pencapaian tujuan yang parsial pula.
Prinsip dasar evaluasi adalah suatu proses penilaian terhadap
sesuatu yang diawali dengan kegiatan pengumpulan data yang sistematis.
Tujuan akhir evaluasi adalah penyediaan informasi bagi pembuatan suatu
keputusan tertentu. Keputusan tertentu tersebut dapat berkaitan dengan
sesorang atau sekelompok orang, program, kebijakan, dan sebagainya.

B. Tujuan
Makalah pengembangan instrumen Mesin CNC ini disusun agar:
1. Pendidik memiliki pemahaman mengenai Mesin CNC dan cara
penerapannya.
2. Mampu mengembangkan perangkat penilaian kognitif.

C. Rumusan Indikator
Dewasa ini penggunaan mesin CNC hampir terdapat di segala bidang.
Dari bidang pendidikan dan riset yang mempergunakan alat-alat demikian
dihasilkan berbagai hasil penelitian yang bermanfaat yang tidak terasa sudah
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat banyak.

2
Universitas Negeri Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

1. Jenis Mesin CNC


Di industri menengah dan besar, akan banyak dijumpai penggunaan
mesin CNC dalam mendukung proses produksi. Secara garis besar, mesin
CNC dibagi dalam 2 (dua) macam, yaitu :
a. Mesin bubut CNC
b. Mesin frais CNC

2. Cara Mengoparasikan Mesin CNC


Secara umum, cara mengoperasikan mesin CNC dengan cara memasukkan
perintah numeric melalaui tombol-tombol yang tersedia pada panel instrument
di tiap- tiap mesin. Setiap jenis mesin CNC mempunyai karakteristik
tersendiri sesuai dengan pabrik yang membuat mesin tersebut. Namun
demikian secara garis besar dari karakteristik cara mengoperasikan mesin
CNC dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu :
a. Sistem Absolut
Pada sistem ini titik awal penempatan alat potong yang digunakan sebagai
acuan adalah menetapkan titik referensi yang berlaku tetap selama proses
operasi mesin berlangsung. Untuk mesin bubut, titik referensinya
diletakkan pada sumbu (pusat) benda kerja yang akan dikerjakan pada
bagian ujung. Sedangkan pada mesin frais, titik referensinya diletakkan
pada pertemuan antara dua sisi pada benda kerja yang akan dikerjakan.
b. Sistem Incremental
Pada system ini titik awal penempatan yang digunakan sebagai acuan
adalah selalu berpindah sesuai dengan titik actual yang dinyatakan
terakhir. Untuk mesin bubut maupun mesin frais diberlakukan cara yang
sama. Setiap kali suatu gerakan pada proses pengerjaan benda kerja
berakhir, maka titik akhir dari gerakan alat potong itu dianggap sebagai
titik awal gerakan alat potong pada tahap berikutnya.

3
Universitas Negeri Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

D. Tabel Spesifikasi
Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen dan Indikator Penilaian
No. Skor/Nilai
Aspek Bidang Kemampuan/Indikator
Butir Minimal Maksimal
Kinerja Merencanakan/Menyiapkan:
Proses Memahami petunjuk kegiatan. 1 0 4
Memperkirakan hasil kegiatan. 2 0 4

Melaksanakan:
Mengunakan Alat/Bahan. 3 0 4
Melakukan pengamatan kualitatif dan atau kuantitatif. 4 0 4
Mencatat hasil. 5 0 4
Melakukan adaptasi. 6 0 4
Partisipasi dalam kegiatan. 7 0 4
Mengatur kembali alat, bahan, tempat. 8 0 4
Kinerja Merencanakan/Menyiapkan:
Produk Mengidentifikasi Masalah. 1 0 4
Memformulasikan Hipotesis. 2 0 4
Merancang Kegiatan. 3 0 4
Memahami Petunjuk Kegiatan. 4 0 4
Memperkirakan Hasil. 5 0 4

Melaksanakan:
Menggunakan Alat/Bahan. 6 0 4
Melakukan Pengamatan Kualitatif Dan Kuantitatif. 7 0 4
Mencatat Hasil. 8 0 4
Melakukan Adaptasi. 9 0 4
Mengatur Kembali Alat, Bahan, Tempat. 10 0 4
Menyampaikan Hasil:
Mengkomunikasi Hasil. 11 0 4
Membuat Interpretasi Hasil. 12 0 4
Membuat Analisis. 13 0 4
Mengidentifikasi Pola/Kecenderungan. 14 0 4
Mengevaluasi Kegiatan. 15 0 4
Menarik Kesimpulan. 16 0 4

4
Universitas Negeri Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

E. Tugas Kegiatan dan Pendekatan Evaluasi


Petunjuk
1. Pilih salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X)
pada hurup a, b, c atau d.
2. Jangan mencari jawaban dari lembar kerja atau lembar latihan.
3. Jawaban dikerjakan langsung pada lembaran soal.
4. waktu pengerjaan 15 menit.

I. Soal
1. Mesin CNC adalah….
a. Yang dikendalikan secara numerik
b. Yang dipoerasikan dengan menggunakan perintah
c. Yang memiliki kemampuan menerima, mengolah dan mengeluarkan
data
d. Yang memiliki kemampuan menerima data dalam bentuk perintah,
mengolah atau memproses dan mengeluarkan data yangtelah dioolah
dalam bentuk gerakan-gerakan alat potong.
2. Pahat-pahat atau alat potong yang digunakan dalam mesin frais CNC
diantaranya adalah:
a. Endmill, Slotmills, twist drill, Tap, dan pahat potong
b. Pahat kasar, pahat halus, pahat ulir, pahat potong
c. Pahat kasar, endmills, T Slot, pahat ulir, pahat netral, dan pahat potong.
d. Pahat kasar, pahat halus, pahat ulir, pahat netral, pahat potong, dan
pahat alur.
3. Apabila putaran mesin yang digunakan sebesar 1200 rpm dan diameter
benda kerja yang akan dibubut 40 mm, maka kecepatan potong dari bahan
yang akan dibubut tersebut adalah:
a. 140 m/menit b. 160 m/menit c. 130 m/menit d. Tidak ada yang benar
4. Apabila kecepatan potong bahan 150 m/menit dan kecepatan putaran mesin
1200 rpm, maka dometer benda kerja yang cocok untuk bubut adalah:

5
Universitas Negeri Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

a. 40 mm b. 42 mm c. 39 mm d. 50 mm
5. Apabila asutan 100 mm/menit, dan kecepatan pemotongan 0,1 mm/putaran,
maka jumlah putaran sumbu utama mesin (spindel) adalah;
a. 1000 rpm b. 900 rpm c. 950 rpm d. 1050 rpm

II. Kerjakan benda berikut dengan mesin CNC.

Tabel 2. Hasil Analisis Deksriptif

6
Universitas Negeri Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Jika ditetapkan bahwa skala 1-4 = kesesuaian rendah, skala 5-8 =


kesesuaian sedang, dan 9-11 = kesesuaian tinggi, maka berdasarkan data hasil
konsultasi tersebut, yang juga merupakan informasi validitas isi dari instrumen,
praktikum CNC memiliki kesesuaian tinggi dengan kurikulum, materi pelajaran
di kelas, ketersediaan sarana dan prasarana (peralatan, bahan, kapasitas
laboratorium, guru pembimbing praktikum), serta kesesuaian sedang dengan
waktu pembelajaran yang tersedia. Dari hasil konfirmasi terhadap informasi
tersebut, yang dilakukan melalui diskusi, dapat diperoleh penjelasan sebagai
berikut.
Praktikum CNC dipandang sangat sesuai dengan kurikulum dan materi
pelajaran di kelas, namun kurang layak untuk dikerjakan siswa secara perorangan
karena adanya keterbatasan peralatan dan atau bahan di sekolah, kapasitas
laboratorium, guru pembimbing, serta waktu yang tersedia.
Hasil konsultasi lebih lanjut menunjukkan bahwa praktikum dapat
dilaksanakan dengan memperhatikan hal berikut.
1. Praktikum dilakukan siswa secara berkelompok besar atau kelompok
kecil atau didemonstrasikan guru.
2. Lebih direkomendasikan dilakukan dalam kelompok kecil beranggota
maksimal tiga orang.

7
Universitas Negeri Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

3. Pelaksanaan penyediaan alat dan prosedur kerja secara berkelompok,


namun siswa tetap diharuskan melakukan hal yang diminta secara
individu (misalkan menghitung titik koordinat gambar dan membuat
laporan).
4. Melakukan praktikum pada jam pelajarannya (empat jam pelajaran) dan
penyelesaian tugas dan soal kinerja produk diberi waktu tambahan.
5. Siswa diberi penjelasan tentang keselamatan kerja dan hal yang
membahayakan selama kegiatan.

Saya menyarankan agar (1) instrumen perlu diujicobakan secara empiris,


(2) skala penilaian (rentang skor) diubah dari 0-3 menjadi 0-4, (3) instrumen
perlu dikaji dan direvisi kembali dengan melibatkan guru kelas, (4) perlu adanya
kegiatan pelatihan materi instrumen dan pelatihan penggunaannya bagi calon
pengamat dan atau penilai, (5) perlu lebih merinci kriteria dari setiap indikator
agar setiap indikator dapat dibedakan, dan (6) perlu merevisi redaksi prosedur
dan tugas praktikum, soal dan indikatornya.
Keterbatasan pengembangan instrumen ini adalah konten (topik atau
materi praktikum) yang dinilai tidak dapat mencakup seluruh topik CNC,
informasi dan penelitian relevan yang mendukung masih terbatas, ahli yang tepat
untuk berkonsultasi masih terbatas, serta kegiatan memerlukan waktu, tenaga dan
biaya banyak.

8
Universitas Negeri Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

F. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan dari kegiatan pengembangan adalah prosedur pengembangan
instrument melalui tahapan mengkaji teori untuk merumuskan dimensi dan aspek
penilaian, membuat kisi-kisi dan instrumen, serta mengkonsultasikan draft
instrumen kepada ahli (panelis yaitu guru inti dan dosen) dan merevisinya.
Kegiatan pengembangan ini menghasilkan instrumen dan perangkatnya, yang
terdiri atas petunjuk dan tugas praktikum, format pengamatan, pedoman
penskoran, serta format pemberian skordan rekap nilai.
Hasil konsultasi menunjukkan bahwa teknik penilaian dan tugas kinerja
praktikum sesuai dengan kurikulum dan bahan pelajaran, aspek keterwakilan
kemampuan oleh indikator yang diajukan dan kejelasan kriteria cukup baik untuk
selanjutnya indikator diujicobakan secara empiris di dalam kelas. Praktikum
sebaiknya dilakukan dalam kelompok kecil beranggotakan empat orang dan
penilaian dilakukan terhadap kegiatan kelompok dan individu serta terhadap
laporan individu. Instrumen penilaian praktikum perlu direvisi sebelum
diujicobakan secara empiris. Uji coba empiris dilakukan untuk menguji validitas
dan reliabilitas instrumen.

Вам также может понравиться