Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Parasetamol
Rumus struktur :
2.1.2 Farmakokinetik
A. Absorpsi
sedikit terikat pada protein plasma dan sebagian dimetabolisme oleh enzim
mikrosoma hati dan diubah menjadi sulfat dan glukoronida. (Katzung, 2002).
B. Efek Samping
bermakna. Kemerahan pada kulit dan reaksi alergi minor pada jumlah leukosit,
5
tetapi ini umumnya selintas. Nekrosis tubular ginjal dan koma hipoglikemia
merupakan komplikasi yang jarang dari terapi dosis besar jangka lama.
membentuk ikatan kovalen. Dapat terjadi nekrosis hati, suatu kondisi yang sangat
2.1.3 Kegunaan
aspirin pada penderita dengan keluhan saluran cerna dan pada mereka dengan
urikosurik probenesid dan karena itu dapat digunakan pada penderita gout yang
2.2 Kofein
Rumus struktur :
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, dalam etanol, mudah larut dalam
6
2.2.2 Farmakokinetik
A. Absorpsi
termasuk otak. Obat dapat melewati plasenta janin dan disekresikan ke dalam
B. Efek Samping
Dosis letal sekitar 10 g (kira-kira 100 cangkir kopi) yang menimbulkan aritmia
jantung. Kematian karena kafein sangat tidak mungkin. Letargi, iritabel dan sakit
kepala terjadi pada pengguna yang secara rutin minumg lebih dari 600 mg kopi
per hari ( sekitar 6 cangkir kopi per hari) dan mendadak berhenti. (Mycek, 2001).
2.2.3 Kegunaan
letih, lapar dan mengantuk, juga daya konsentrasi dan kecepatan reaksi
dipertinggi, prestasi otak dan suasana jiwa diperbaiki. Kofein juga memperkuat
penyegar. Zat ini sering dikombinasikan dengan Parasetamol atau asetosal untuk
2.3 Kromatografi
Dalam analisis kimia pada umumnya, komponen (zat) yang dianalisa harus
dipisahkan terlebih dahulu dari komponen lain atau zat pengganggu yang ada, lalu
pemisahan zat yang digunakan, tetapi kromatografi adalah teknik yang paling
7
campuran yang tidak mungkin dipisahkan dengan cara yang lain, menggunakan
kromatografi dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat dengan peralatan yang
relatif sederhana. Lebih dari itu, karena sifat pemisahannya yang spesifik, maka
yang terdiri dari dua macam fasa, dimana salah satu fasa bergerak atas fasa
lainnya.
dan fasa gerak. Berdasarkan jenis fasa gerak yang digunakan, kromatografi
dibedakan atas 2 golongan besar yaitu kromatografi gas bila fasa geraknya gas
Pada kromatografi gas, fasa diam selalu ditempatkan di dalam kolom. Fasa
diam itu dapat berupa padatan atau cairan yang diemban oleh butiran halus zat
padat pendukung. Karena itu berdasarkan wujud fasa diamnya, kromatografi gas
dapat dibedakan atas kromatografi gas padat dan kromatografi gas cair.
Pada kromatografi cair, selain ditempatkan dikolom, fasa diam dapat pula
ditebarkan berupa lapis tipis diatas permukaan suatu pelat dari kaca yang disebut
kromatografi lapis tipis. Selain itu dapat pula menggunakan secarik kertas sebagai
fasa diamnya yang disebut kromatografi kertas. Kromatografi lapis tipis dan
kromatografi cair pun dikenal pula kromatografi cair-padat dan kromatografi cair-
cair, tergantung pada fasa diam yang digunakan. Selain berdasarkan wujud fasa
8
gerak dan fasa diam yang digunakan, kromatografi dapat dibedakan berdasarkan
mekanisme interaksi yang terjadi antara fasa diam dan komponen campuran yang
adsorbsi dan partisi. Pada proses adsorbsi, molekul pelarut dan molekul zat
kromatografi partisi, fungsi zat padat pengadsorbsi sebagai fasa diam digantikan
oleh zat cair. Distribusi komponen dalam fasa diam itu karena daya larutnya. Pada
senyawa yang digunakan sebagai fasa diam diikatkan secara kimia pada
Berdasarkan perbandingan polaritas antara fasa diam dan fasa geraknya dikenal
kromatografi fasa normal bila fasa diam lebih polar dari fasa geraknya,
kromatografi fasa terbalik bila fasa gerak lebih polar daripada fasa diamnya.
Karena fasa diam yang digunakan tidak sebanyak pada kromatografi gas, maka
dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi karena didukung oleh kemajuan dalam
teknologi kolom, sistem pompa tekanan tinggi, dan detektor yang sangat sensitif
maupun kuantitatif, baik dalam komponen tunggal maupun campuran (Depkes RI,
1995).
9
2.4.1 Komponen Kromatografi cair kinerja tinggi
detektor
kolom
injektor
pompa oven
data
Wadah
processor
Wadah fase gerak terbuat dari bahan yang inert terhadap fase gerak. Bahan
yang umum digunakan adalah gelas dan baja anti karat. Daya tampung tandon
harus lebih besar dari 500 ml, yang dapat digunakan selama 4 jam untuk
2.4.3 Pompa
harus mampu menghasilkan tekanan 6000 Psi pada kecepatan alir 0,1–10
ml/menit. Pompa ada 2 jenis yaitu pompa volume konstan dan pompa tekanan
konstan. Pompa terbuat dari bahan yang inert terhadap semua pelarut. Bahan yang
umum digunakan adalah gelas baja antikarat dan teflon. Aliran pelarut dari pompa
harus tanpa denyut untuk menghindari hasil yang menyimpang pada detektor.
2.4.4 Injektor
kinerja atmosfir, sistem tertutup, dan aliran dilanjutkan lagi. Tehnik ini
10
bisa digunakan karena difusi di dalam aliran kecil dan resolusi tidak
dipengaruhi.
digunakan pada kinerja sampai 60-70 atmosfir. Tetapi septum ini tidak
partikel kecil dari septum yang terkoyak (akibat jarum injektor) dapat
menyebabkan penyumbatan.
secara manual). Pada posisi LOAD, sampel loop (cuplikan dalam putaran)
2.4.5 Kolom
tergantung pada pemilihan kolom dan kondisi percobaan yang sesuai. Kolom
11
• Kolom analitik: diameter khas adalah 2-6 mm. Panjang kolom tergantung
pada temperatur kamar, tetapi bisa juga digunakan temperatur lebih tinggi,
kolom tergantung pada mode kromatografi cair kinerja tinggi yang digunakan.
2.4.6 Detektor
spesifik, dan tidak bersifat selektif, seperti detektor indeks bias dan
(Rohman,2007).
Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat
bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya
elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase
12
Terdapat keragaman yang luas dari solvent yang digunakan dalam semua
mode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, tetapi ada beberapa sifat yang diinginkan
• Melarutkan cuplikan
(Putra, 2003)
Elusi pada kromatografi cair kinerja tinggi dapat dibagi menjadi dua
sistem yaitu:
1. Sistem elusi isokratik. Pada sistem ini, elusi dilakukan dengan satu macam
atau lebih fase gerak dengan perbandingan tetap (komposisi fase gerak
kolom
data
processor
Solven tunggal
Gambar 2.3 Sistem elusi isokratik
13
2. Sistem elusi gradien. Pada sistem ini, elusi dilakukan dengan campuran
Rt
Area
H
W1/2
H1/2
W
Guna kromatogram:
1. Kualitatif
waktu retensi selalu konstan dalam setiap kondisi kromatografi yang sama.
2. Kuantitatif
14
a. Waktu Retensi
disebut waktu retensi yang dapat didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan
untuk membawa keluar suatu komponen dari dalam kolom, dihitung mulai
2. Faktor Selektifitas
Suatu kolom dinyatakan baik apabila kolom tersebut cukup selektif, dan
3. Efisiensi Kolom
Jumlah plat teoritik dalam suatu kolom sebanding dengan panjang kolom.
Karena itu jumlah plat teoritik suatu kolom dapat ditingkatkan dengan
4. Resolusi
dengan luas pita rata-rata. Semakin tinggi harga N selalu memberikan resolusi
yang membaik. Oleh karena itu resolusi dapat diperbaiki dengan menambah
5. Faktor Ikutan
asimetris. Pembentukan puncak yang curam bagian depan tetapi landai bagian
belakang disebut tailing, sebaliknya puncak yang landai bagian depan dan curam
15
2.6 Validasi
untuk menjamin bahwa metode analisis akurat, spesifik, reprodusibel dan tahan
pada kisaran analit yang akan dianalisis. Suatu metode analis harus divalidasi
terukur dengan nilai yang diterima. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan
dua cara yaitu metode simulasi (spiked placebo recovery) dan metode
diekspresikan sebagai relatif standar deviasi (RSD) dari sejumlah sampel yang
analit terendah dalam sampel yang masih dapat terdeteksi yang masih
konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi
dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan.
Batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dihitung secara statistik melalui garis
16