Вы находитесь на странице: 1из 9

CARA MENINGKATKAN POTENSI KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK

.Oleh : Atmi Dwi W

Pendidikan merupakan aktifias yang memerlukan sinergi dari berbagai hal untuk
memperoleh hasil yang maksimal. Berbagai faktor itu diantaranya peserta didik
yang siap, pengajar yang berkompeten, serta sarana dan rasarana yang
memadai. Peserta didik yang siap artinya dengan kemempuan yang ada pada
masing masing individu mampu memanfaatkan, salah satunya adalah
kemampuan motorik

Tiap anak secara kodrat membawa variasi dan irama perkembangannya sendiri,
perlu diketahui orangtua dan guru agar ia tidak bertanya tanya bahkan bingung
atau bereaksi negatif yang lain dalam menghadapi perkembangan motorik
anaknya. Bahkan ia harus bersikap tenang sambil mengikuti terus
meneruspertumbuhan itu, agar pertumbuhan itu sendiri terhindar dari gangguan
.apapun yang tentu saja akan merugikan

Terutama pada masa anak hal ini dikarenakan pada masa anak adalah masa
dimana perkembangan adlah sangat pesat pesatnya seperti perkembangan
psikomotorik anak. Untuk mengembangkan potensi kemampuan psikomotorik
anak diperlukan kerjasama antara berbagai pihak, dan yang paling penting pada
saat masa anak anak adalah orang tua dan guru, kemampuan psikomotorik
hanya bisa dikembangkan dengan latihan latihan yang menuju kearah
mengembangkan kemampuan anak. Hal ini mememrlukan rangsangan yang
sangat banyak dikaranakan agar perkembangan potensi kemempuan
psikomotorik anak bisa optimal

Perkembangan potensi kemampuan psikomotorik anak sangatlah berpengarugf


terhadap hasil sebuah pengajaran disekolah, tetapi siswa atau peserta didik
pada tarf awal awal sekolah, belum menyadari tentang hal itu. Oleh karenanya
sebagai agen of change guru hendaknya mampu menuntun. Mengoptimalkan
aspek ini sehingga tercapailah pengajaran yang diinginkan secara optimal,
.sehingga kelak anak itu sendirilah yang akan memetik buah dari kerja keras

Mengingat sangat pentingnya kemempuan psikomotorik anak maka kita harus


bisa mengembangkan semua potensi yang ada pada anak itu secara optimal
agar kemampuan lebih yang sudah dia miliki bisa dikembangkan. Dan bisa saja
kemampuan tersebut menolongnya dalam masyarakat ataupun saat dia sudah
.bekerja nanti

Rumusan Masalah

Apakah pengaruh lingkungan terhadap perkembangan psikomotorik pada (1


anak

Faktor apa saja yang menghambat perkembangan psikomotorik pada anak (2

.Bagaimana cara meningkatkan perkembangan psikomotorik pada anak (3


Tujuan

Untuk mengetahi pengaruh lingkungan terhadap peningkatan potensi (1


perkembangan potensi psikomotorik pada anak

Untuk mengetahui faktor faktor yang menghambat peningkatan (2


perkembangan psikomotorik anak

Untuk mengetahui cara meningkatkan potensi perkembangan psikomotorik (3


.pada anak

Faktor Faktor yang Menghambat dan Mendukung Peningkatan Potensi


Kemampuan Psikomotorik Anak

a) faktor pola asuh orang tua

Pola asuh ornag tua adalah sebuah faktor penghambat psikomotorik anak disaat
pola asuh orang tuaterlalu otoriter ataupun terlalu memaksa, karena
karakteristik seorang anak sanagt sensitif ditambah setiap anak tidak
dapatsecara langsung dioptimalkan secara cepat denagan kata lain
.memaksakan kemampuan danagan waktu yang singkat

Apabila orangtua memaksakan peningkatan potensi perkembangan psikomorik


anak kebanyakan malah menyababkan gangguan mental terhadap anak
tersebut biasanya anak akan cenderung merasa canggung, merasa serba salah
.tidak percaya pada diri sendiri dan merasa tertekan

Pola asuh bukan hanya bisa menggangu peningkatan potensi psikomotorik anak
akan tetapi malah akan menurunkan kemampuan psikomotorok anak, pada saat
anak dalam kondisi depresi dan ditambah dengan tuntutan dari orangtua yang
tidak dapat dipenuhi oleh anak, anak yang sedang dalam keadaan depresi
sangat mudah untuk diketahui hal ini dikarenakan keadaan anak bisa berubah
secara drastis, tanda tandanya antara lain, yang biasanya anak tersebut suka
bercanda berubah menjadi pemurung, yang biasanya ceria berubah menjadi
.gampang marah, yang biasanya aktif berubah menjadi pemalas

Diharapkan apabila anak dalam keadan seperti ini orang tua tidak memaksakan
lagi latian dalam upaya meningkatkan potensi psikomotorik karena malah akan
.membuat si anak setres

b) Gen Dari Orang Tua

Gen dari orang tua juga bisa menjadi penghambat dalam upaya meningkatkan
kemampuan psikomotorik anak, apabila orang tua mempunyai pembawaan sifat
gen yang unggul maka dalam mengembangkan potensu kemempuan
psikomotorik anak pun juga akan lancar. Hal sebaliknya apabila anak membawa
pembawaan gen dari oarang tua dimana gen tersebut adalah gen yang lemah
maka kemampuan meningkatkan potensi psikomotorik anak itu biasanya juga
akan lemah. Atau yang paling parah apabila anak itu mkenderita autis maka
.akan sulit sekali meningkatkan potensi kemampuan motorik yang ada

c) Pengaruh Lingkungan

Lingkungan atau situasi kehidupan. Lingkungan tempart seseorang dibesarkan,


hubungan dengan anggota keluarga dan orang lain turut berpengaruh terhadap
perkembangan psikomotorik pada anak, di antaranya yaitu lingkungan keluarga,
.sekolah, dan lingkungan bermain

Loree (1970: 75) menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik
utama yang bersifat universal yang harus dikuasai oleh setiap individu pada
masa bayi atau awal masa kanak- kanaknya yaitu berjalan dan memegang
benda. Kedua jenis keterampilan ini merupakan basis bagi perkembangan
keterampilan yang lebih kompleks seperti yang kitsa kenal dengan sebutan
bermain dan bekerja. Keterampilan ini berkembang dan atau diajarkan kepada
anak pada masing- masing keluarga mereka. Oleh karena itu keluarga
merupakan media paling awal yamg mempengaruhi pembentukan
.perkembangan psikomotorik anak

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-
anak dan remaja. Pendidikan keluarga lebih menekankan pada aspek moral atau
pembentukan kepribadian daripada pendidikan untuk menguasai ilmu
pengetahuan. Proses sosialisasi awal ini di mulai dengan proses belajar
menyesuaikan diri dan mengikuti apa yang diajarkan orang- orang paling dekat.
Dalam keluarga dikenal adanya dua pola sosialisasi yaitu sosialisasi represif
yang mengutamakan adanya ketaatan anak pada orang tua dan pola sosialisasi
partisipasi yang mengutamakan adanya pertisipasi anak

Dasar dan tujuan penyelenggaraan pendidikan keluarga bersifat individual, .


sesuai pandangan hidup masing- masing keluarga. Pada usia balita anak
cenderung meniru kebiasaan- kebiasaan yang di lakukan oleh orang tua atau
orang- orang yang berada di dekatnya, karena di usia- usia tersebut anak sudah
mulai menyimpan dalam memori otaknya berbagai hal yang dilihat dan
dirasakannya sehingga orang tua harus berhati- hati dalam melakukan suatu
tindakan atau kebiasaan buruk. Orang tua harus memberikan kebiasaan-
kebiasaan yang baik agar mereka menerapkan kebiasaan tersebut hingga
memasuki bangku sekolah. Namun yang lebih mendasar dalam mempengaruhi
suatu perkembangan psikomotarik anak adalah Genetika. Genetika atau disebut
juga GEN merupakan bawaan anak dari oramg tuanya. Pengaruh dari pada gen
ini sangatlah bermacam- macam tergantung dari orangtuanya. Misalnya :
pemarah, penyabar, santun, nakal, luwes, keras kepala, kuat kemauan dll. Yang
mana watak atau kepribadian dasar ini akan sangat berpengaruh terhadap
.perkembangan psikomotorik dan aspek lain si anak

Lingkungan kedua yang mempengaruhi perkembangan psikomotorik anak


adalah sekolah. Sekolah merupakan lingkungan artifisial yang sengaja diciptakan
untuk membina anak- anak ke arauh tujuan, khususnya untuk memberikan
kemampuan dan keterampilan sebagai bekal kehidupannyai kemudian hari. Di
sini mereka akan menerapkan kebiasaan yang dilatih oleh orang tua masing-
masiang. Para orangtua berharap lingkungan pendidikan yang disajikan pada
anak- anak dapat memberikan warna yang positif, jangan sampai mereka
didoktrin tentang kebiasaan- kebiasaan buruk. Anak-anak usia dini dapat saja
diberikan materi pelajaran, diajari membaca, menulis, dan berhitung. Bahkan
bukan hanya itu saja, mereka bisa saja diajari tentang sejarah, geografi, dan
lain-lainnya. Jerome Bruner menyatakan, setiap materi dapat diajarkan kepada
setiap kelompok umur dengan cara-cara yang sesuai dengan perkembangannya

Supriadi, 2002: 40). Sekolah juga merupakan rumah kedua bagi si anak dan di)
tempat ini pula anak- anak memperoleh pendidikan formal dan berlatih untuk
meningkatkan kemampuan berlandaskan tentang apa yang telah diperoleh dari
keluarga. Di sekolah juga terdapat bermacam ekstrakurikuler sehingga si anak
dapat memilih kegiatan itu sesuai bakat yang di miliki. Pada saat inilah anak-
.anak meningkatkan perkembangan psikomotoriknya

Lingkungan bermain juga dapat mempengaruhi perkembangan psikomotorik


pada anak. Bermain bagi anak adalah kegiatan yang serius tetapi
menyenangkan. Menurut Conny R. Semiawan (Jalal, 2002: 16) bermain adalah
aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak karena menyenangkan, bukan karena
hadiah atau pujian. Melalui bermain, semua aspek perkembangan anak dapat
ditingkatkan. Dengan bermain secara bebas anak dapat berekspresi dan
bereksplorasi untuk memperkuat hal-hal yang sudah diketahui dan menemukan
hal-hal baru. Melalui permainan, anak-anak juga dapat mengembangkan semua
potensinya secara optimal, baik potensi fisik maupun mental intelektual dan
spritual. Oleh karena itu, bermain bagi anak usia dini merupakan jembatan bagi
.berkembangnya semua aspek

Teman dan mungkin saja persahabatan merupakan pengelompokan social yang


melibatkan orang- orang yang relative dekat, akrab dan intensitas bertemu
cukup tinggi, mereka mengelompok karena kesamaan minat, perhatian dan
kepentingan bukan karena hubugan darah. Dalam lingkungan ini mereka
bersosialisasi. Misalnya saat mereka bermain bersama. Ada temannya yang
tidak bisa membenahi atau memperbaiki mainannya karena rusak, kemudian
datang anak yang membantunya mencoba memperbaiki mainan tersebut.
Perilaku yang di tunjukkan anak tersebut merupakan salah satu bentuk dari
perkembangan psikomotorik anak. Keterampilan- keterampilan semacam itu
haruslah di kembangakan agar si anak menjadi seorang yang terampil dan
.pintar

d) Interior Ruang Belajar Mempengaruhi Peningkatan Potensi


Psikomotorik Anak

Preiser dalam Laurens (2004:1) menjelaskan bahwa kebiasaan mental dan sikap
perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya. Adapun lingkungan fisik
tersebut antara lain berupa kondisi fisik hunian (bangunan), ruang (interior)
beserta segala perabotnya, dan sebagainya. Jika bangunan itu memiliki ruang-
ruang yang sangat nyaman untuk dihuni dan untuk beraktivitas di dalamnya,
maka dapat mempengaruhi pembentukan dan perkembangan perilaku manusia.
Ruang yang baik untuk perkembangan anak-anak TK, yaitu ruangan yang
menyediakan area-area aktivitas tersendiri yang meliputi entry zone, messy
zone, active zone, dan quiet zone (Olds, 2001:349). Penggunaan unsur-unsur
interior tidak boleh terlalu dominan terhadap unsure lainnya melainkan
seimbang atau sesuai prinsip-prinsip perancangan interior, supaya tidak
menimbulkan kekacauan di dalam ruangan (Laksmiwati, 1989). Unsur-unsur
perancangan tersebut meliputi garis, bentuk, motif, tekstur, ruang, warna,
.penerangan, akustik, dan bahan

Adapun prinsip-prinsip perancangan interior meliputi harmoni atau keselarasan,


proporsi, keseimbangan, irama, dan titik berat. Para psikolog telah melakukan
beberapa eksperimen yang telah dapat dibuktikan bahwa penggunaan warna
yang tepat untuk sekolah dapat meningkatkan proses belajar mengajar, baik
bagi siswa maupun gurunya. Suatu lingkungan yang dirancang dengan baik,
bukan hanya memberi kemudahan belajar, tetapi juga dapat mengurangi
.(masalah-masalah perilaku yang negatif (Darmaprawira., 2002:133

Warna

Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahayaputih).


Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Sebagai
contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460 nanometer. sempurna
(berwarna

Menurut Olds (2001:231), penyelesaian interior (finishing) berpengaruh sangat


besar terhadap anak-anak daripada desain bangunan secara keseluruhan.
Demikian pula jenis bahanbahan yang digunakan dalam penyelesaian interior
dapat menentukan respon anak-anak terhadap interior. Penyelesaian interior
tersebut, antara lain meliputi tekstur, lantai, plafon, dinding, tanda dan seni,
serta perabot. Meja tempat buku cerita di area bahasa, yaitu merah muda dan
warna tersebut termasuk dalam kelompok warna merah yang bersifat menarik
perhatian, memberi kesan menggairahkan, merangsang otak, agresif, berani,
.(dan perkasa (Laksmiwati, 1989

Menurut Laksmiwati (1989), warna merupakan unsur yang biasanya paling


menarik perhatian daripada unsur-unsur lain yang dapat ditangkap indera
penglihatan dan skema warna yang sesuai untuk anak-anak yang memerlukan
rangsangan dinamika yang tinggi, yaitu skema warna triadik (warna primer atau
.(sekunder

Area aktivitas tempat perabot- perabot ditata sedemikian rupa di dalamnya


berdasarkan tema setiap area aktivitas, sehingga dapat merangsang anak-anak
untuk aktif bergerak dalam segala aktivitasnya (belajar dan bermain). Suatu
lingkungan yang dirancang dengan baik, bukan hanya memberikan kemudahan
belajar, tetapi juga dapat mengurangi masalah perilaku-perilaku negatif
(Darmaprawira, 2002:133). Mönks (1999:100) juga menjelaskan bahwa anak-
anak suka bereksplorasi dengan tangannya melalui manipulasi dengan benda-
benda, terutama alat-alat permainannya. Oleh sebab itu, kelengkapan fasilitas
belajar dan bermain serta penataannya yang baik dapat mempengaruhi
.psikomotorik anak

Tahapan Tahapan Meningkatkan kemampuan psikomotorik anak

tahap kognitif 1

Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan gerakan yang kaku dan lambat. Hal
tersebut terjadi karena anak ataupun siswa masih dalam tarf belajaruntuk
mengendalikan geraka gerakanya. Dia harus berfikir sebelum melakukansuatu
gerakan, pada tahap tersebut siswa sering membuat kesalahandan kadang
terjadi tingkat frustasi yang tinggi

tahap asosiatif 2

Pada tahap ini seprang anak ataupun siswa membutuhkan waktu yang lebih
pendek untuk memikirkan tentang gerakanya, dia mulai dapat mengasosiasikan
gerakan yang sedantg dipelajarinya dengan gerakan yang sudah dikenal. Tahap
ini masih dalam tahap pertengahan dalam perkembangan psikomotorik oleh
karena itu gerakan gerakan da;lam tahap ini belum menjadi gerakan yang
bersifat otomatis. Pada tahap ini siswa ataupun anak masih menggunakan
pikiranya untuk melekukan suatu gerakan, tetapi waktu yang diperlukan untuk
berfikir lebih sedikit dibanding pada waktu dia berada pada tahap kognitif.
Gerakan gerajanya sudah tidak kaku kerena waktu yang dipergenakan untuk
berfikir lebih pendek

tahap otonomi 3

Pada tahap ini seorang siswa telah mencapai tingkat otonomo yang tinggi proses
belajarnya sudah hampir lengkap meskipun dia masih dapat memperbaiki
gerakan garakan yang dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap autonomi karena
siswa sudah tidak memerlukan kehadiran instruktur untuk melakukan gerakan
gerakan. Pada tahap ini gerakan yang dilakukan secara spomtan oleh karenanya
gerakan yang dilakukan juga tidak mengharuskan pembelajaran untuk
.memikirkan tentang gerakanya

Ketiga tahapan tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan teknologi


dasar yang ada giliranya siswa tidak lagi memerlukan kehadiran instruktur ketika
.terjun kemasyarakat

Pentingnya peningkatan potensi perkembangan psikomotorik

Peningkatan potensi perkembangan psikomotorik merupakan salah satufaktor


yang sangat penting dalam kesuksesan pengajaran. Dengan peningkatan
kemampuan motorik yang normalanak akan mampu menerima pengajaran
pengajaran sesuai dengan batasan batasan jenjang pendidikanya. Beberapa
konstelasi perkembangan motorik individu dipaparkan oleh hurlock (1996)
.sebagai berikut
Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh
perasaan senang. Seperti anak meras senang memiliki ketrampilan memainkan
.boneka, melempar bola dan memainkan alat alat mainan

a) Dengan keterampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi tidak


berdaya pada bulan bulan pertama dalam kehidupanya, kondisi yang
independent. Anak dapat bergerak ndari satu tempat ketempat yang lain, dan
dapat berbuat sendiri untuk dirinya sendiri. Kondisi in akan menunjang
.perkembangan rasa percaya diri

b) Melalui peningkatan potensi perkembangan psikomotorik anak dapat


menyesuaikan dangan lingkungan sekolah. Pada masa pra sekolah atau pada
masa awal sekolah dasar, anak sudah dapat silatih menulis menggambar
.melukis dan baris berbaris

c) Melalui peningkatan potensi prkembangan psikomotorik yang normal


memungkinkan anak dapat bermain dan bergaul dengan teman sebayanya,
sedangkan yang tidak normal akan menghambat untuk anak akan bergaul
dengan teman sebayanya, bahkan dia akn terkucilkan atau menjadi anak yang
(finger (terpinggirkan

d) Peningkatan potensi perkembangan psikomotorik sangat penting bagi


(perkembangan self concept (kepribadian anak

Stimulasi yang Dapat Diberikan Sebagai Upaya Meningkatkan Potensi


Perkembangan Psikomotorik Anak

Tumbuh kembang potensi kemampuan psikomotorik anak selain dipengaruhi leh


faktor yang telah disebutkan diatas, juga memerlukan stimulasi stimulasi guna
.tercapai pengoptimalanya

: Pada anak anak dapat dilakukan stimulasi diantaranya

Diberikan dasar dasar ketarmpilan untuk menulis dan menggambar

Ketrampilan berolah raga atau menggunakan alat olah raga (1

Gerakan geraka permainan, seperti melompat memanjat dan berlari (2

Baris berbaris secara sederhana (3

Gerakan gerakan ibadah solat (4

Peningkatan potensi psikomotorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan


tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak secara bebas.
Kegiatan diluar ruangan bisa menjadi pilihan terbaik karena dapat memberikan
stimulasi perkembangan otot. ( Cri 1997) jika kegiatan anak dala ruangan,
pemaksimalan ruangan dapat sijasikan strategi untuk menyediakan ruang gerak
yang bebas bagi anak untuk berlari melompat dan menggerakkan seluruh
anggota tubuhnya dengan cara cara yang tidak terbatas, selain itu penyediaan
alat bermain diluar ruangan bisa mendoromg anak untuk meningkatkan
koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuhnya, stimulasi stimulasi tersebut
akan membantu pengoptimalan kemampuan psikomotorik kasar. Sedangkan
.koordinasi, fisik dan stamina secara bertahap bisa dikembangkan secara sendiri

Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara anak menggali pasir
dan tanah, menuangkan air mengambil dan mengumpulkan batu batu,
dedaunan atau benda kecil lainya, dan bermain permainan luar ruangan seperti
kelerang, peningkatan potensi kemampuan psikomotorik halus ini merupakan
.modal dasra untuk menulis

Kesimpulan

Pemantauan orang tua dalam peningkatan kemampuan psikomotorik anak


sangatlah diperlukan dan hal ini sangatlah penting karena orang yang paling
dekat dan mengetahui apa yang dilakukan anak setiap hari adalah orang tua,
hal ini penting mengingat apabila perkembamgan psikomotorik anak normal
maka dia akan bisa mengikuti kemajuan lingkungan pergaulanya. Dalam
meningkatkan potensi psikomotorik anak, ada beberapa tahapan diantaranya
tahapan kognitif, tahapan asosiatif dan tahapan otonomi. Potensi perkembangan
psikomotorik sangat penting bagi anak didik karena merupakan salah satu faktor
yang mendukung kesuksesan pengajaran. Di samping itu, dalam peningkatan
potensi psikomotorik juga diperlukan berbagai stimulasi. Stimulasi itu berupa
ketrampilan berolah raga atau menggunakan alat olah raga, gerakan- gerakan
permainan, seperti melompat memanjat dan berlari, baris berbaris secara
.sederhana, gerakan- gerakan ibadah sholat

Saran

Kita sebagai calon pendidik hendaknya lebih mendorong potensi- potensi yang
dimiliki oleh para peserta didik agar nantinya mereka dapat mengembangkan
psikomotoriknya. Dengan demikian mereka akan lebih berkembang dengan
kemampuan yang dimilikinya. Hendaknya kita lebih memperhatikan susunan
interior kelas yang juga berpengaruh dalam proses pembelajaran dalam
.peningkatan potensi psikomotorik

DAFTAR PUSTAKA

Hartinah, Siti, 2009. Perkembangan Peserta Didik, PT. Rafika Adiatma, Bandung

Poerwati, Endang & Nur Widodo, 2000. Perkembangan Peserta Didik, Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang

Sujanto, Agus, 1981. Psikologi Perkembangan, Aksara Baru, jakarta

www.organisasi.org,2009, Perkembangan Peserta Didik

www.box.net,2009, Pendidikan dan Peserta Didik

.Ngalim P,1991, Psikologi Pendidikan, CV Remaja Karya, Bandung


Hendriati Agustian,2006. Psikologi Perkembangan. Aditama. Bandung

Вам также может понравиться