Вы находитесь на странице: 1из 8

PENDAHULUAN

Komunikasi persuasive adalah subsistem dari ilmu komunikasi. Dalam setiap kegiatan
komunikasi, komunikasi persuasive selalu berperan penting di dalamnya. Komunikasi persuasive
itu sendiri menurut beberapa ahli berarti kegiatan komunikasi yang bersifat mempengaruhi
audience sehingga bertindak sesuai dengan apa yang dikehendaki komunikator.

Pada dasarnya konsep proses komunikasi persuasive adalah proses komunikasi. Hanya
saja komunikasi persuasive lebih tertuju pada bagaimana cara menarik perhatian komunikan
sehingga pada akhirnya merubah sikap mereka sesuai dengan kehendak komunikator.

Keberhasilan sebuah kegiatan komunikasi bergantung pada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Seperti komunikator, pesan, saluran atau media, dan komunikan. Dalam makalah
ini, saya akan membahas lebih dalam tentang bagaimana proses komunikasi persuasive, apa saja
yang perlu diperhatikan, dan bagaimana komunikasi persuasi dapat efektif sehingga mampu
mengubah sikap komunikan.
ISI

Dalam ilmu komunikasi, kita mengenal adanya komunikasi persuasif, yaitu komunikasi
yang bersifat mempengaruhi komunikan, sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan
komunikator. Menurut K. Andeerson, komunikasi persuasive didefinisikan sebagai perilaku
komunikasi yang mempunyai tujuan mengubah keyakinan, sikap atau perilaku individu atau
kelompok lain melalui transmisi beberapa pesan. Sedangkan menurut R. Bostrom bahwa
komunikasi persuasif adalah perilaku komunikasi yang bertujuan mengubah, memodifikasi atau
membentuk respon (sikap atau perilaku) dari penerima.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar komunikasi kita menjadi persuasif atau
bisa mempengaruhi orang lain.

 Komunikator

Komunikator atau sumber adalah orang-orang yang akan mengkomunikasikan suatu


pesan kepada orang lain. Agar komunikasi yang dilakukan oleh komunikator menjadi persuasif,
maka komunikator harus mempunyai kredibilitas yang tinggi. Komunikasi persuasive dikatakan
gagal,

 Pesan

Pesan adalah hal-hal yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima, yang bertujuan
agar komunikan melakukan hal-hal yang disampaikan dalam pesan tersebut. Sama halnya
dengan sumber atau komunikator, pesan juga sangat berpengaruh terhadap persuasif tidaknya
komunikasi yang kita lakukan.

 Saluran

Saluran adalah media atau sarana yang digunakan supaya pesan dapat disampaikan oleh
sumber kepada si penerima. Supaya komunikasi bisa persuasif, maka media atau saluran yang
digunakan harus tepat. Saluran atau media harus mempertimbangkan karakteristik kelompok
sasaran, baik budaya, bahasa, kebiasaan, maupun tingkat pendidikan, dan lain-lain. Mengenali
siapa yang ingin kita jangkau dapat membantu kita dalam mengembangkan pesan yang sesuai.
 Komunikan

Komunikan adalah orang-orang yang menerima pesan dari komunikator. Dalam


berkomunikasi, khalayak sasaran/komunikan juga perlu menjadi perhatian. Bagaimana
karakteristik kelompok sasaran, baik budaya, bahasa, kebiasaan, maupun tingkat pendidikan, dan
lain-lain, sangat dibutuhkan dalam memformulasikan pesan yang akan disampaikan.

Prinsip Komunikasi Persuasif


Ada empat prinsip dasar dalam komunikasi persuasif yang dapat menentukan efektivitas
dan keberhasilan komunikasinya, yakni sebagai berikut.

1. Prinsip Pemaparan yang Selektif ( The Selective Exposure Principle )

Prinsip ini menyatakan bahwa pada dasarnya audiens akan mengikuti hukum pemaparan
selektif ( the law of selective exposure ), yang menegaskan bahwa audiens (pendengar) akan
secara aktif mencari informasi yang sesuai dan mendukung opini, keyakinan, nilai, keputusan
dan perilaku mereka, dan sebaliknya audiens akan menolak atau menghindari informasi-
informasi yang berlawanan dengan opini, kepercayaan, sikap, nilai, dan perilaku mereka.

2. Prinsip Partisipasi Audiens ( The Audience Participation Principle )

Prinsip ini menyatakan bahwa daya persuasif suatu komunikasi akan semakin besar
manakala audiens berpartisipasi secara aktif dalam proseskomunikasi tersebut. Bentuk partisipasi
bisa dalam berbagai bentuk dan aktivitas, seperti dalam menentukan tema, dalam presentasi,
membuat slogan, dan lain-lain.

3. Prinsip Suntikan ( The Inoculation Principle )

Audiens telah memiliki pendapat dan keyakinan tertentu, maka pembicaraan komunikasi
persuasif biasanya dimulai dengan memberi pembenaran dan dukungan atas keyakinan dan
pengetahuan yang dimiliki audiens.
4. Prinsip Perubahan yang Besar ( The Magnitude of Change Principle)

Prinsip ini menyatakan bahwa semakin besar, semakin cepat dan semakin penting
perubahan yang ingin dicapai, maka seorang komunikator mempunyai tugas dan kerja yang
lebih besar, serta komunikasi yang dilakukan membutuhkan perjuangan yang lebih besar

Proses Komunikasi Persuasif

Dalam proses komunikasi persuasive ada beberapa model proses. Antara lain :

 Changing Attitudes & Bahavior

Communication
Learning Attitude Change

Dalam proses model ini, ketika kegiatan komunikasi terjadi, komunikator mengirim
pesan melalui media kepada komunikan. Kemudian terjadi interaksi antara keduanya, bisa
berupa persetujuan atau penyanggahan pesan yang dikirim komunikator. Dalam komunikan,
pesan tersebut diolah dan dipelajari secara mendalam. Kemudian ia memiliki sudut pandang
yang sama dengan komunikator.
Dengan demikian proses persuasive terjadi dengan sangat mudah. Karena pada dasarnya
komunikan memiliki persetujuan dengan pesan yang disampaikan komunikator. Pada model ini
komunikator dan komunikan harus memiliki pemahaman yang sama, sehingga perubahan sikap
akan mudah terjadi pada diri komunikan.

 The Cognitive Respons

Cognitive
Communicatio Respons Attitude
n Change
Dalam proses diatas komunikasi terjadi melalui proses komunikasi yang biasa
terjai. Komunikator menyampaikan pesan melalui media kepada komunikan. Dalam komunikan,
pesan tersebut diolah dan dipelajari secara mendalam, ia memilki sudut pandang tersendiri dalam
memahami pesan tersebut. Pemahaman tersebut dipengaruhi beberapa factor. Seperti lingkungan,
keluarga, pribadi, dan lain-lain.
Ketika komunikan sudah memahami maksud pesan, dan memiliki sudut pandang yang
sama dengan komunikator, disinilah letak keberhasilan komunikasi persuasive. Yaitu perunahan
sikap komunikannya. Ia akan berlaku sesuai dengan apa yang komunikator kehendaki.
KESIMPULAN

Dilihat dari kedua model proses komunikasi tersebut, keberhasilan proses komunikasi
persuasive terletak pada dua aspek penting, yaitu komunikator dan komunikan. Perubahan sikap
akan terjadi pada komunikan apabila seorang komunikator pintar menyampaikan pesan dengan
tidak menimbulkan kontra sehingga komunikan tertarik dengan apa yang disampaikan.
Kemudian komunikan yang memiliki pemahaman yang sama dengan komunikator, entah itu
dipengaruhi oleh sudut pandang yang ia miliki atau tidak, akan mengubah sikapnya sesuai
dengan apa yang dikehendaki seorang komunikator.
REFERENSI

http://4letha.blogspot.com/2008/11/komunikasi-persuasif.html

Вам также может понравиться