Вы находитесь на странице: 1из 16

BOWEN’S REACTION SERIES

disusun oleh :

KELOMPOK II

MENERALOGI DAN KRISTALOGRAFI


STT MIGAS BALIKPAPAN
2010
PENGERTIAN BATUAN BEKU

Teori Dasar

Magma ialah materi kental, panas, berpijar dan merupakan


senyawa silikat yang berada di bawah kondisi tekanan dan
suhu yang tinggi di dalam tubuh bumi.

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari


membekunya magma cair yang terdesak ke permukaan
bumi dan mengalami pendinginan.
Teori Dasar

Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang


larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron,
sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab
mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang
merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam
batuan beku. Pada saat magma mengalami penurunan
suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-
mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan
peristiwa penghabluran.
BOWEN’S REACTION SERIES
Bentuk-bentuk dan ukuran dari hablur yang terjadi, sangat ditentukan oleh derajat
kecepatan dari pendinginan magma. Pada proses pendinginan yang lambat, hablur yang
terbentuk akan mempunyai bentuk yang sempurna dengan ukuran yang besar-besar.
Sebaliknya, apabila pendinginan itu berlangsung cepat, maka ion-ion didalamnya akan
dengan segera menyusun diri dan membentuk hablur-hablur yang berukuran kecil-kecil,
kadang berukuran mikroskopis.

Bentuk pola susunan hablur-hablur mineral yang nampak pada batuan beku tersebut
dinamakan tekstur batuan. Disamping derajat kecepatan pendinginan, susunan
mineralogi dari magma serta kadar gas yang dikandungnya, juga turut menentukan
dalam proses penghablurannya. Mengingat magma dalam aspek-aspek tersebut diatas
sangat berbeda, maka batuan beku yang terbentuk juga sangat beragam dalam susunan
mineralogi dan kenampakan fisiknya.

Meskipun demikian, batuan beku tetap dapat dikelompokan berdasarkan cara-cara


pembentukan serta susunan mineraloginya.
BOWEN’S REACTION SERIES
Tahun 1929-1930, dalam penelitiannya Norman L. Bowen
seorang ilmuwan berkebangsaan Kanada, berhasil
bereksperimen dan berhasil menjelaskan tentang hubungan
antara kecepatan mendingin suatu magma dengan
pembentukan macam-macam tipe batuan. Pada cairan magma
yang mendingin
BOWEN’S REACTION SERIES
Bowen menggolongkan pembentukan batu
tersebut ke dalam dua kelompok, yaitu :

• reaksi ferromagnesium yang tidak menerus


(discontinuous) dan
• reaksi feldspar plagioclase yang terus menerus
(continuous).
BOWEN’S REACTION SERIES
• Reaksi feldspar plagioclase menerus
(continuous) ialah reaksi dimana mineral
batuan yang terbentuk mempunyai komposisi
yang berbeda tetapi mempunyai struktur
kimia yang sama
BOWEN’S REACTION SERIES
• reaksi ferromagnesium yang tidak terus
menerus (discontinuous) ialah reaksi dimana
mineral-mineral batuan yang terbentuk
mempunyai komposisi kimia yang berlainan
dan struktur kristal yang berlainan.
BOWEN’S REACTION SERIES
• 1. Deret Continuous
Deret ini mewakili pembentukan feldspar plagioclase.
Dimulai dengan feldspar yang kaya akan kalsium (Ca-
feldspar, CaAlSiO) dan berlanjut reaksi dengan
peningkatan bertahap dalam pembentukan natrium yang
mengandung feldspar (Ca–Na-feldspar, CaNaAlSiO) sampai
titik kesetimbangan tercapai pada suhu sekitar 900 0C. Saat
magma mendingin dan kalsium kehabisan ion, feldspar
didominasi oleh pembentukan natrium feldspar (Na-
Feldspar, NaAlSiO) hingga suhu sekitar 600 0C feldspar
dengan hampir 100% natrium terbentuk.
BOWEN’S REACTION SERIES
• 2. Deret Discontinuous
Pada deret ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium
silicate dimana satu mineral berubah menjadi mineral lainnya
pada rentang temperatur tertentu dengan melakukan reaksi
dengan sisa larutan magma. Diawali dengan pembentukan
mineral Olivine yang merupakan satu-satunya mineral yang
stabil pada atau di bawah 18000C. Ketika temperatur berkurang
dan Pyroxene menjadi stabil (terbentuk). Sekitar 1100 0C,
mineral yang mengandung kalsium (CaFeMgSiO) terbentuk dan
pada kisaran suhu 9000C Amphibole terbentuk. Sampai pada
suhu magma mendingin di 6000C Biotit mulai terbentuk.
BOWEN’S REACTION SERIES
Dari sini terlihat bahwa
dari mineral awal
menuju mineral akhir
mempunyai struktur
kristal yang berbeda
BOWEN’S REACTION SERIES
Apabila kedua jalur reaksi tersebut berakhir dan
seluruh besi, magnesium, kalsium dan sodium
habis, secara ideal yang tersisa hanya potassium,
aluminium dan silica. Semua unsur sisa tersebut
akan bergabung membentuk Othoclase Potassium
Feldspar. Dan akan terbentuk mika muscovite
apabila tekanan air cukup tinggi. Sisanya, larutan
magma yang sebagian besar mengandung silica
dan oksigen akan membentuk Quartz (kuarsa).
BOWEN’S REACTION SERIES
MANFAAT REAKSI BOWEN

Reaksi Bowen ini dapat membantu kita untuk memahami mengapa mineral
tertentu cenderung terjadi / muncul bersama-sama di dalam batuan beku gunung
berapi. Sebagai contoh yaitu batu karang yang mafic, batu basal dan gabbro yang
cenderung berisi mineral olivine, pyroxene, dan calcium-rich plagioclase feldspar.

Mineral tersebut adalah mineral yang mengkristal pada temperatur yang tinggi.
Contoh lain yaitu batu karang sialic atau felsic seperti granit dan rhyolite
cenderung berisi kwarsa, kalium feldspar, sodium-rich plagioclase feldspar, dan
kadang-kadang muscovite. Mineral tersebut adalah mineral yang mengkristal
pada temperatur yang lebih rendah.
BOWEN’S REACTION SERIES
MANFAAT REAKSI BOWEN

Reaksi Bowen juga membantu kita dalam memahami


mengapa mineral tertentu tidak terjadi bersama-
sama di dalam batuan beku gunung berapi. Sebagai
contoh, olivine dan kwarsa tidak mungkin untuk
terjadi di dalam batuan beku gunung berapi yang
sama, sebab olivine adalah suatu mineral temperatur
tinggi, dan kwarsa adalah suatu mineral temperatur
rendah.
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться