Dalam percobaan ini mula-mula kita membuat preparasi asam amino.
Yaitu dengan cara menimbang 1 gr
tempe dan 2 gr putih telur. Kita menggunakan tempe dan putih telur karena keduanya sudah pasti memiliki kadar asam amino. Kemudian tempe kita haluskan untuk mempermudah reaksi. dan kemudian kita ambil ekstraknya. Ekstraknya inilah yang kita gunakan untuk praktikum yang kemudian kita tambahkan dengan buffer phospat 25 ml. Buffer phospat ini berguna untuk elisiskan zat yang bukan asam amino sekaligus sebagai pelarut. Dalam percobaan selanjutnya kita mengidentifikasi jenis asam amino dalam zat uji tersebut. Untuk mengidentifikasi ini kita mula-mula Plat TLC diaktivasi pada suhu 105o C selama 30 menit. kemudian Dilakukan spotting larutan asam amino prolin dan sample berisi ekstrak asam amino bebas. yaitu dengan memberi garis. Kemudian dilakukan elusi dengan larutan pengembang yang terdiri atas solven A dan solven B dan kita hentikan setelah mencapai batas yang ditentukan. Plat TLC diangkat dan dibiarkan kering kemudian disemprot dengan reagen ninhidrin dan dipanaskan pada suhu 115oC selama 10 menit. Dari pengamatan kecepatan solven A lebih cepat dibanding Solven B. Karena kandungan air dalam solven A lebih tinggi dibanding dengan Solven B dan salah satu pelarut dari solven A itu Polar yaitu n- butanol jadi efek elisik lebih kuat. Dari hasil akhir percobaan ini dapat terlihat sebuah garis. Dari panjang garis ini kita dapat menentukan Nilai Rf. Rf ini digunakan untuk menentukan jenis asam amino dalam larutan. Perhitungan nilai Rf dapat kita gunakan persamaan : Rf = , misalnya pada putih telur : Rf putih telur = Jenis asam amino yang dapat kita identifikasi dalam larutan uji adalah : Untuk penggunaan Prolon A kita dapat mengidentifikasi bahwa dalam larutan Prolin terdapat asam amino jenis Alanin, Treonin dan prolin. Hal ini berdasarkan Nilai Rf nya adalah 0,2. Pada tempe terdapat asam amino jenis Alanin, Treonin dan prolin. Hal ini juga berdasarkan nilai Rfnya adalah 0,22. Sedangkan pada putih telur terdapat asam amino jenis Glisin dan Prolin. Hal ini dapat terlihat dari nilai Rf adalah 0,18. Untuk penggunaan Solven B kita dapat mengidentifikasi bahwa dalam larutan Prolin terdapat asam amino jenis Tirosin dan Prolin. Hal ini berdasarkan Nilai Rf nya adalah 0,66. Pada putih telur terdapat asam amino jenis Valin dan prolin. Hal ini kita dapat erdasarkan nilai Rfnya yaitu 0,7. Namun dalam Tempe untuk penggunaan solven B ini kita tidak dapat mengidentifikasi jenis asam aminonya. Karena tidak terdapat garis pada hasil akhir. sehingga Nilai Rf nya Nol. Hal selanjutnya yang kita lakukan adalah membuat Kurva standar. Kurva standar dapat kita buat dari percobaan Penentuan Asam Amino secara Kuantitatif. Mula-mula yang kita lakukan adalah memasukan Prolin pada 5 tabung reaksi, masing-masing tabung dengan volume 0,1 ml, 0,3 ml, 0,5 ml, 0,7 ml, dan 1,0 ml. dan 1 tabung dengan diisi 4 ml akuades kemudian kita isi masing-masing tabung dengan akuades hingga mencapai volume 4 ml. Hal ini untuk membuat persamaan bahwa kadar asam amino berbanding lurus dengan konsentrasi. Kemudian Masing-masing tabung reaksi ditambah lagi dengan reagen ninhidrin 1 ml sebagai pelarut. kemudian divortex dan Dipanaskan pada suhu 100oC selama 15 menit. Vortek ini berfungsi untuk menghomogenkan larutan. Sedangkan dipanaskan ini berfungsi untuk mempercepat reaksi. Larutan yang terbentuk ini kemudian Ditambah lagi dengan Etanol 50% 1 ml. Etanol ini juga berfungsi untuk pelarut. Kemudian kita lakukan pengukuran kadar asam amino dengan menggunakan spektrofotometri. Kita menggunakan spektrofotometri karena memiliki ketepatan lebih tinggi dibanding penggunaan yang lain. Dari hasil Spektrofotometri kita dapat menentukan OD dari setiap konsentrasi. Sehingga kita dapat menetukan konsentrasi Prolin dari masing-masing sample. Karena kita dapat menentukan persamaan dari masing masing konsentrasi dengan OD.