Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Batu ginjal tidak selalu sama jenisnya, begitu pula dengan penyebab, pengobatan, dan
pencegahannya. Disini akan dibahas mengenai pendekatan diagnostik dan mekanisme
patofisiologi untuk nefrolitiasis sehingga memberikan dasar pemikiran untuk melakukan
pencegahan.
Nefrolitiasis adalah kasus yang sering dijumpai dengan prevalensi 10% pada pria dan
5% pada wanita. Dari penelitian didapatkan bahwa prevalensi penyakit ini semakin
meningkat di Amerika Serikat, dimana survei pada tahun 1988-1994 menunjukkan bahwa
orang dewasa yang berusia 20-74 tahun memiliki prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan
survei pada tahun 1976-1980 (5,2% vs 3,2%). Peningkatan terjadi pada orang kulit putih
tetapi tidak pada ras Afrika maupun Meksiko di Amerika, lebih tinggi pada pria dibandingkan
wanita, dan meningkat seiring dengan pertambahan usia.
Hiperparatiroidisme
Hiperparatiroidisme primer dapat menyebabkan hiperkalsiuria dan nefrolitiasis. Dalam
sebuah penelitian didapatkan bahwa 56 (4,9%) dari 1132 pasien dengan nefrolitiasis
terdiagnosis hiperparatiroidisme. Paratiroidektomi mencegah timbulnya kembali penyakit
batu pada 48 pasien. Akan tetapi, hanya 17-24% pasien dengan hiperparatiroidisme primer
memiliki batu urin yang terdiri dari kalsium oksalat atau kalsium fosfat. Telah dilakukan
banyak penelitian, namun sulit untuk menentukan mengapa sebagian kecil dari pasien ini
menderita batu. Terdapat dua penelitian yang setidaknya dapat memberikan penjelasan untuk
hal tersebut.
Parks dkk menemukan bahwa, dibandingkan dengan pasien nefrolitiasis dengan
hiperkalsiuria idiopatik, mereka dengan hiperparatiroidisme primer memiliki kadar kalsium
serum yang meningkat (tetapi biasanya < 11,5 mg/dL), derajat hiperkalsiuria yang lebih
tinggi (352 mg/hari vs 252 mg/hari, P < .001), dan kadar fosfat serum yang lebih rendah
(2,45 vs 3,10 mg/dL, P < .001).
Odvina dkk menemukan bahwa, pada penelitian terhadap 131 pasien dengan
hiperparatiroidisme primer, 78 menderita nefrolitiasis dan 53 tidak. Mereka yang menderita
batu mengekskresi kalsium dalam jumlah yang lebih banyak (343 mg/hari) dibandingkan
dengan mereka yang tidak menderita batu (273 mg/hari), memiliki saturasi urin kalsium
oksalat yang lebih tinggi, dan mengekskresi kalsium dua kali lebih banyak setelah diberikan 1
g kalsium oral.
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada pasien dengan
hiperparatiroidisme primer, risiko terbentuknya batu berkaitan dengan derajat hiperkalsiuria,
dan juga peningkatan absorpsi kalsium diet dalam usus.