Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
I.I. Latar Bekanang
1. Pengertian Antibiotik
2. Menganalisisnya
3. Menyimpulkannya
BAB 2
Pembahasan
2.1.PENGERTIAN ANTIBIOTIK
Antibiotika pada prinsipnya adalah zat atau senyawa obat alami maupun sintetik yang
digunakan untuk membunuh kuman penyakit (bakteri yang bersifat parasit) dalam tubuh
manusia dengan berbagai mekanisme sehinga manusia terbebas dari infeksi bakteri.
Antibiotik hanya untuk bakteri dan tidak digunakan untuk virus.Dalam penggunaan
umum, antibiotik merupakan substansi atau gabungan (juga disebut obat
chemotherapeutic) yang membunuh atau menghalangi pertumbuhan bakteri. Antibiotik
tergolong ke dalam kelompok antimicrobial yang digunakan untuk mengobati infeksi
yang disebabkan oleh mikroorganisme, termasuk jamur dan protozoa.
Istilah “antibiotik” diciptakan oleh Selman Waksman pada 1942 untuk menjelaskan
suatu zat yang dihasilkan oleh mikro organisme yang menahan perkembangan mikro
organisme lainnya dalam suatu cairan yang sangat encer. Definisi asli ini dikecualikan
terhadap substansi alami dalam tubuh seperti getah perut dan hidrogen peroksida (mereka
membunuh bakteri tetapi tidak diproduksi oleh mikro-organisme), dan juga dikecualikan
terhadap senyawa sintetis seperti sulfonamida (obat antimicrobial). Banyak antibiotik
yang memiliki molekul yang relatif kecil dengan berat molekul kurang dari 2000 Da.
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK
Ada banyak penggolongan antibiotik, setidaknya ada 3 golongan Antibiotik yang perlu
kita ketahui yaitu :
1. Penggolongan Berdasarkan daya bunuh terhadap bakteri.
2. Penggolongan Berdasarkan spektrum kerja antibiotik
3. Penggolongan Berdasarkan cara kerjanya
Manfaat dari pembagian ini dalam pemilihan antibiotika mungkin hanya terbatas, yakni
pada kasus pembawa kuman (carrier), pada pasien-pasien dengan kondisi yang sangat
lemah (debilitated) atau pada kasus-kasus dengan depresi imunologik tidak boleh
memakai antibiotika bakteriostatik, tetapi harus bakterisid.
Selain itu, ada beragam efek yang mengancam bila anak mengonsumsi antibiotik
secara irasional, di antaranya kerusakan gigi, demam, diare, muntah, mual, mulas, ruam
kulit, gangguan saluran cerna, pembengkakan bibir maupun kelopak mata, hingga
gangguan napas. Bahkan, berbagai penelitian menunjukkan, pemberian antibiotik pada
usia dini berisiko menimbulkan alergi di kemudian hari.
Dampak lain akibat pemberian antibiotik irasional adalah gangguan darah di mana
salah satu antibiotik seperti kloramfenikol dapat menekan sumsum tulang sehingga
produksi sel-sel darah menurun. Risiko kelainan hati muncul pada pemakaian antibiotik
eritromisin, flucloxacillin, nitrofurantoin, trimetoprim, dan sulfonamid. Golongan
amoxycillin dan kelompok makrolod dapat menimbulkan allergic hepatitis (peradangan
hati). Sementara antibiotik golongan aminoglycoside, imipenem/meropenem,
ciprofloxacin juga dapat menyebabkan gangguan ginjal.
Selain itu, pemberian antibiotik spektrum luas tanpa indikasi yang tepat dapat
mengganggu perkembangan flora normal usus karena dapat mematikan bakteri gram
positif, bakteri gram negatif, kuman anaerob, serta jamur yang digunakan pada proses
pencernaan dan penyerapan makanan dalam tubuh. Bakteri yang ada di dalam tubuh
umumnya menguntungkan, seperti bakteri pada usus yang membantu proses pencernaan
serta pembentukan vitamin B dan K.
Nah, anak yang kelebihan antibiotik bisa mengalami kekurangan vitamin K yang
berguna mencegah perdarahan. Selain itu, juga akan menyebabkan anak menderita
penyakit diare karena sistem pencernaan terganggu dan mengalami iritasi di bagian usus
akibat zat-zat kimia dari antibiotik. Diare disebabkan terbunuhnya kuman yang
diperlukan untuk pencernaan dan menjaga ketahanan usus sehingga bakteri “jahat”
menguasai tempat tersebut dan merusak proses pencernaan.
Akibat lain dari pemberian antibiotik yang tidak tepat adalah timbulnya kuman yang
resisten. Setiap makhluk memiliki kemampuan untuk bertahan, begitu pun bakteri atau
kuman. Jika jasad renik ini diserang terus-menerus, akan tercipta suatu sistem untuk
bertahan dengan cara bermutasi atau berubah bentuk sehingga sulit dibunuh oleh
antibiotik. “Jadi, semakin sering mengonsumsi antibiotik, makin resisten pula bakteri,
parasit, atau jamur tersebut.
Bibit penyakit yang resisten itu dikenal dengan nama superbugs. Superbugs ini dapat
menjadi masalah serius bagi kesehatan, baik bagi si penderita maupun masyarakat luas.
Bila ada anggota masyarakat di suatu lingkungan mengonsumsi antibiotik secara
berlebihan (tidak rasional), lingkungan tersebut potensial terinfeksi oleh kuman yang
sudah resisten antibiotik.
Infeksi akibat superbugs ini memerlukan antibiotik yang jauh lebih kuat. Pasien harus
dirawat di rumah sakit karena antibiotiknya harus diberikan melalui cairan infus.
Antibiotik ini berisiko menimbulkan efek samping kesehatan yang lebih berat. Selain itu,
dalam waktu cepat, bakterinya akan kebal kembali terhadap antibiotik yang superkuat
tadi.
Itulah sederet akibat buruk dari penggunaan antibiotik secara berlebihan (irasional).
“Yang akan dirugikan tentu bukan hanya pasien, tapi juga lingkungan sekitarnya,” kata
Wati. Lantaran itu, pasien diharapkan tidak selalu meminta dokter memberikan antibiotik
terutama untuk penyakit infeksi virus seperti flu, pilek, atau batuk.
Memang, antibiotik mampu memerangi infeksi akibat bakteri atau kuman sehingga tak
lepas perannya dalam proses penyembuhan. Akan tetapi, penggunaan yang irasional
menyebabkan antibiotik lebih banyak merugikannya ketimbang menguntungkan.
BAB 3
PENUTUP
3.2. Kesimpulan
Antibiotic sering digunakan untuk mencegah bekteri bergerak dari kandungan
kemih ke ginjal, Antibiotik juga berfungsi mencegah pertumbuhan bakteri.
Antibiotic yang banyak dijumpai adalah Penisislin dari Asoslasi Apoteker Jerman,
yang berkantor pusat di Berlin.
DAFTAR PUSTAKA
www.Antibiotik.com
http://bs-ba.facebook.com/topic.php?uid=67114064487&topic=8566
http://purnamawati.wordpress.com/
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas terseleseikannya
makala ini, makala ini merupakan panduan bagi pembaca dan penulis dalam
kesehariannya, dan membantu pembaca mengerti tentang bahaya antibiotik.
Besar harapan penulis makala ini dapat digunakan oleh pembaca sebagai pegangan
di lingkungan sekitar, karena disekitar kita masih banyakorang-orang yang masih belum
bisa mengenal bahaya antibiotik
Seperti yang telah diketahui bersama bahwa tujuan Pengamatan Bahaya Antibiotik
adalah sbb :
1. Dapat mengetahui akibat dari pemakaian antibiotik
2. Agar pembaca dapat mencegah terjadinya pemakaian antibiotik
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran