Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TITRASI KOMPLEKSOMETRI
Analisis Thallium Karbonat (Ti2CO3)
Oleh :
2011
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penulisan paper ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah yang
diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Kimia Farmasi Analisis yang
berisi tentang informasi ilmiah terkait tema makalah yaitu Titrasi
Komplesometri secara umum. Data-data yang dikumpulkan untuk
menghimpun informasi yang disuguhkan dalam makalah ini berasal dari
berbagai sumber yang didapatkan dari hasil penelusuran internet.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk sedikit menjelaskan secara
umum terkait data-data ilmiah yang menyangkut analisis senywa kimia
menggunakan teknik komplesometri.
II. I S I
2.1 Kompleksometri
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion),
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi
pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan
penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu
pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-
tama akan diterapkan pada titrasi.
Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan
titrimetrik melibatkan pembentukan (formasi) kompleks atau ion kompleks
yang larut namun sedikit terdisosiasi. Kompleks yang dimaksud di sini
adalah kompleks yang dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation,
dengan sebuah anion atau molekul netral (Basset, 1994).
Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi
reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral
yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya
kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek
biasa seperti di atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai
titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus-
yang terikat pada ion pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air, reaksi dapat
dinyatakan oleh persamaan :
M(H2O)n + L = M(H2O)(n-1) L + H2O
(Khopkar, 2002).
Reaksi pengkomplekan dengan suatu ion logam, melibatkan
penggantian satu molekul pelarut atau lebih yang terkoordinasi dengan
gugus-gugus nukleofilik lain, gugus yang terikat oleh pada ion pusat disebut
ligan. Ligan dapat berupa sebuah molekul netral atau sebuah ion bermuatan,
ligan dapat dengan baik diklasifikasi atas dasar banyaknya titik lekat kepada
ion logam. Ligan sederhana seperti ion-ion halide atau molekul-molekul
H20 atau NH3 adalah monodentat, yaitu ligan yang terikat pada ion logam
hanya pada satu titik oleh penyumbangan atau pasangan elektron kepada
logam, bila ion ligan itu mempunyai dua atom, maka molekul itu
mempunyai dua atom penyumbang untuk membentuk dua ikatan koordinasi
dengan ion logam yang sama, ligan itu disebut bidentat (Ferrante, 2001).
Ligan multidentat mempunyai lebih dari dua atom koordinasi per
molekul, kestabilan termodinamik dari satu spesi merupakan ukuran sejauh
mana spesi ini akan terbentuk dari spesi-spesi lain pada kondisi tertentu, jika
sistern itu dibiarkan mencapai kesetimbangan. Ligan dapat berupa suatu
senyawa organik seperti asam sitrat, EDTA, maupun senyawa anorganik
seperti polifosfat. Untuk memperoleh ikatan metal yang stabil, diperlukan
ligan yang mampu membentuk cincin 5-6 sudut dengan logam misalnya
ikatan EDTA dengan Ca. Ion logam terkoordinasi dengan pasangan electron
dari atom-atom N-EDTA dan juga dengan keempat gugus karboksil yangh
terdapat pada molekul EDTA (Winarno, 1982). Ligan dapat menghambat
proses oksidasi, senyawa ini merupakan sinerjik anti oksidan karena dapat
menghilangkan ion-ion logam yang mengkatalisis proses oksidasi (Phigin,
2003).
2. 2. Indikator
Indikator yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah:
a. Hitam eriokrom
Indikator ini peka terhadap perubahan kadar logam dan pH larutan. Pada
pH 8 -10 senyawa ini berwarna biru dan kompleksnya berwarna merah anggur.
Pada pH 5 senyawa itu sendiri berwarna merah, sehingga titik akhir sukar
diamati, demikian juga pada pH 12. Umumnya titrasi dengan indikator ini
dilakukan pada pH 10.
b. Jingga xilenol
Indikator ini berwarna kuning sitrun dalam suasana asam dan merah
dalam suasana alkali. Kompleks logam-jingga xilenol berwarna merah, karena
itu digunakan pada titrasi dalam suasana asam.
Analisis Kuantitatif