Вы находитесь на странице: 1из 14

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI


NOMOR : KEP-64/BC/1999

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGAJUAN, PENERUSAN, DAN PENYELESAIAN


KEBERATAN KEPABEANAN DAN CUKAI

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

Menimbang : bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan yang lebih baik dan lebih
menjamin hak pengguna jasa serta memberikan kepastian hukum kepada
pihak yang mengajukan keberatan, perlu diatur tentang tata cara pengajuan,
penerusan, dan penyelesaian keberatan Kepabeanan dan Cukai.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612);
2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3613);
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 405/MK/6/4/1975 tentang
Organsiasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana telah
diubah/ditambah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
337/KMK.01/1998;
4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 585/KMK.05/1996 tentang
Penggunaan Jaminan Bank Untuk Menjamin Pembayaran Pungutan Bea
Masuk, Cukai, Denda Administrasi, dan Pajak Dalam Rangka Impor
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
209/KMK.01/1999.
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 457/KMK.05/1997 tentang
Penggunaan Jaminan Tunai Untuk Menjamin Pembayaran Bea Masuk,
Cukai, Denda Administrasi, dan Pajak Dalam Rangka Impor.
6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 461/KMK.05/1997 tentang
Penggunaan Customs Bond Sebagai Jaminan Untuk Pembayaran
Pungutan Bea Masuk, Cukai, Denda Administrasi, dan Pajak Dalam
Rangka Impor sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 208/KMK.01/1999;
7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 32/KMK.01/1998 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
8. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
380/KMK.05/1999 tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan
Kepabeanan dan Cukai;

KP : BC.1/BC.11/00.10.99
Fl : C:\Data\BC\Kep\Kep-64
9. Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 441/KMK.05/1999 tentang
Penggunaan Jaminan Tertulis Untuk Menjamin Pembayaran Pungutan Bea
Masuk, Cukai, Denda Administrasi, dan Pajak Dalam Rangka Impor.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI


TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGAJUAN,
PENERUSAN, DAN PENYELESAIAN KEBERATAN
KEPABEANAN DAN CUKAI

Pasal 1

(1) Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

a. Pejabat Bea dan Cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea


dan Cukai yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk
melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan dan Undang-Undang Nomor
11 Tahun 1995 tentang Cukai;
b. SPKPBM adalah Surat Pemberitahuan Kekurangan Pembayaran
Bea Masuk;
c. SPPSA adalah Surat Penetapan Pengenaan Sanksi Administrasi;
d. SPSA adalah Surat Pemberitahuan Sanksi Administrasi;
e. PBCK-6 adalah Pemberitahuan tentang Penutupan Buku Rekening
Barang Kena Cukai;
f. NPPBKC adalah Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai.

(2) Penetapan Pejabat Bea dan Cukai meliputi:

a. penetapan tarif yang mengakibatkan pungutan Bea Masuk, Cukai,


dan atau pajak dalam rangka impor kurang dibayar, berupa
SPKPBM dari Nota Pembetulan, Hasil Temuan Verifikasi, dan
Hasil Temuan Audit;
b. penetapan nilai pabean untuk penghitungan Bea Masuk yang
mengakibatkan pungutan Bea Masuk, Cukai, dan atau pajak dalam
rangka impor kurang dibayar, berupa SPKPBM dari Nota
Pembetulan, Hasil Temuan Verifikasi, dan Hasil Temuan Audit;
c. penetapan atas penutupan Buku Rekening Barang Kena Cukai
yang mengakibatkan Cukai kurang dibayar, berupa PBCK-6;
d. penetapan atas pengenaan sanksi administrasi di bidang
Kepabeanan dan Cukai, berupa SPKPBM dari SPSA atau
SPPSA.

2
(3) Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan penetapan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) adalah Kepala Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai atau pejabat yang ditunjuk.

(4) Yang dimaksud dengan berkas keberatan diterima secara lengkap dan
benar adalah berkas keberatan tersebut:

a. telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3


ayat (4) dalam hal diterima Kepala Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai;
b. telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (3) dalam hal diterima oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

Pasal 2

(1) Pihak yang akan mengajukan keberatan dapat mengajukan secara


tertulis permintaan penjelasan mengenai dikeluarkannya penetapan
sebagaimana Pasal 1 ayat (2) dalam waktu selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari sejak tanggal penetapan kepada Kepala Kantor
Pelayanan Bea dan Cukai.

(2) Permintaan penjelasan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat


1 dibuat sesuai contoh pada Lampiran I Keputusan ini.

(3) Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai wajib memberikan penjelasan
secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar dikeluarkannya penetapan
tersebut disertai penjelasan singkat tentang tatacara pengajuan
keberatan, selambat-lambatnya dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu
hari) sejak tanggal penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat
(2).

(4) Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai dapat membatalkan


SPKPBM/SPPSA/SPSA/PBCK-6 dalam hal terjadi kesalahan yang
tidak menyangkut substansi keberatan.

(5) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (3) termasuk
dalam jangka waktu tiga puluh hari sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 ayat (3).

Pasal 3

(1) Importir/Pengangkut/Pengusaha TPS/Pengusaha TPB/Pengusaha


Pengurusan Jasa Kepabeanan/Pengusaha Pabrik Barang Kena
Cukai/Pengusaha Tempat Penyimpanan Barang Kena Cukai/ Pengusaha
Tempat Penjualan Eceran Barang Kena Cukai Tertentu/ Importir
Barang Kena Cukai Yang Pelunasan Cukainya Dengan Pelekatan Pita
Cukai dapat mengajukan keberatan kepada Direktur Jenderal Bea dan
Cukai atas penetapan yang dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2).

3
(2) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada
Direktur Jenderal Bea dan Cukai melalui Kepala Kantor Pelayanan Bea
dan Cukai tempat penyelesaian kewajiban pabean atau cukai yang
bersangkutan.

(3) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sudah harus
diterima Kantor Pelayanan Bea dan Cukai dalam jangka waktu sebagai
berikut:
a. dalam hal keberatan menyangkut tarif/nilai pabean, selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penetapan;
b. dalam hal keberatan menyangkut penutupan buku rekening Barang
Kena Cukai, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
penutupan;
c. dalam hal keberatan menyangkut sanksi administrasi, selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya surat
pemberitahuan.

(4) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus diajukan secara
tertulis kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai dengan menggunakan
formulir seperti contoh dalam Lampiran II Keputusan ini disertai dengan:

a. penyerahan jaminan sebesar bea masuk, cukai, pajak dalam rangka


impor, dan/atau sanksi administrasi yang harus dibayar, dan;
b. fotokopi SPKPBM/SPPSA/SPSA/PBCK-6.

(5) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memuat alasan
dan bukti yang jelas, yaitu:

a. jenis keberatan (tarif, nilai pabean, cukai, sanksi administrasi, atau


gabungannya) dengan melampirkan dokumen pabean/cukai
bersangkutan;
b. argumentasi / alasan pengajuan keberatan;
c. data dan bukti untuk mendukung pendapat pihak yang mengajukan
keberatan.

(6) Bukti-bukti yang dapat digunakan dalam mendukung pengajuan


keberatan adalah:

a. dalam hal keberatan yang menyangkut penetapan tarif, antara lain:


1. Certificate of Analysis,
2. Material Safety Data Sheet,
3. Product Information,
4. Brosur atau katalog,
5. Foto dan/atau contoh barang,
6. Data teknis lainnya yang dapat digunakan untuk mendukung
pendapat pihak yang mengajukan keberatan.
b. dalam hal keberatan yang menyangkut penetapan nilai pabean,
antara lain:
1. Purchase Order,
2. Sales Contract,

4
3. Letter of Credit,
4. Freight Manifest,
5. Polis asuransi,
6. Term of Payment,
7. Foto dan/atau contoh barang,
8. Bukti korespondensi dengan pihak Bank: Payment Order, Nota
Debit, dan Transfer Payment;
9. Data teknis dan/atau bukti lainnya yang dapat digunakan untuk
mendukung pendapat pihak yang mengajukan keberatan.
c. dalam hal keberatan menyangkut hasil penutupan buku rekening
Barang Kena Cukai, sanksi administrasi yang berkaitan dengan
pungutan cukai, dan sanksi administrasi di bidang kepabeanan dan
cukai selain yang berkaitan dengan pungutan cukai, pengajuan
keberatan dilengkapi dengan bukti atau data lainnya yang dapat
digunakan untuk memutuskan keberatan.

(7) Kantor Pelayanan Bea dan Cukai memberi cap/stempel kantor


pelayanan bersangkutan pada setiap lembar dokumen keberatan yang
diajukan.

(8) Dalam hal keberatan berkaitan dengan lebih dari satu jenis penetapan,
maka berkas lampiran pengajuan keberatan dibuat dan dilengkapi untuk
masing-masing jenis penetapan tersebut, dan diajukan dalam satu surat
pengajuan keberatan.

(9) Bila dalam jangka waktu 30 ( tigapuluh ) hari sebagaimana dimaksud


pada ayat (3) keberatan disertai jaminan tidak diajukan kepada Kepala
Kantor Pelayanan Bea dan Cukai, hak yang bersangkutan menjadi
gugur dan penetapan pejabat Bea dan Cukai dianggap disetujui.

(10) Dalam hal hari ketigapuluh jatuh pada bukan hari kerja, batas akhir
pengajuan keberatan adalah hari kerja berikutnya.

(11) Dalam hal terjadi pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada


ayat (9), Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai atas nama Direktur
Jenderal Bea dan Cukai menerbitkan keputusan penolakan sesuai
contoh pada Lampiran III Keputusan ini.

Pasal 4

(1) Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai meneruskan berkas keberatan
dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak berkas
keberatan diterima dengan lengkap dan benar menggunakan formulir
sebagaimana contoh pada Lampiran IV Keputusan ini kepada:

a. Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Teknis


Kepabeanan, untuk keberatan mengenai tarif dan/atau nilai pabean
dan/atau sanksi administrasi yang berkaitan dengan nilai pabean;
b. Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Cukai, untuk
keberatan mengenai penutupan buku rekening Barang Kena Cukai
dan/atau sanksi administrasi yang berkaitan dengan pungutan cukai;

5
c. Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Perencanaan
Penerimaan, untuk keberatan mengenai pengenaan sanksi
administrasi di bidang kepabeanan dan cukai selain yang dimaksud
huruf a dan b;
(2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Kantor
Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Priok dan Soekarno-Hatta
ditetapkan 5 (lima) hari kerja.

(3) Penerusan berkas keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilengkapi dengan:
a. Risalah Penetapan, sebagaimana contoh pada Lampiran V
Keputusan ini;
b. Fotokopi bukti penerimaan jaminan;
c. Fotokopi dokumen pabean atau dokumen cukai terkait yang
berasal dari dokumen resmi Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
bersangkutan;
d. Data lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (6) yang
diserahkan oleh pihak yang mengajukan keberatan kepada Kepala
Kantor Pelayanan Bea dan Cukai.

(4) Penerusan berkas keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a,b,c, disertai dengan tembusan tanpa lampiran kepada Direktur
Perencanaan Penerimaan, Kepala Kantor Wilayah DJBC setempat, dan
pihak yang mengajukan keberatan.

Pasal 5

(1) Keberatan harus diputuskan dalam jangka waktu selambat-lambatnya


60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal berkas keberatan diterima
secara lengkap dan benar oleh Kepala Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai sampai dengan tanggal Keputusan Direktur Jenderal Bea dan
Cukai.

(2) Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dibuat sesuai contoh pada Lampiran VI Keputusan ini.

(3) Dalam hal keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf a, keberatan diputuskan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai
u.b. Direktur Teknis Kepabeanan.

(4) Dalam hal keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf b, keberatan diputuskan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai
u.b. Direktur Cukai.

(5) Dalam hal keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf c, keberatan diputuskan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai
u.b. Direktur Perencanaan Penerimaan.

(6) Sebelum keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan,


pihak yang mengajukan keberatan dapat menyampaikan alasan,
penjelasan tambahan, atau bukti pendukung lain secara tertulis langsung

6
kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur yang menangani
keberatan dengan tembusan Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
bersangkutan.

(7) Direktur Jenderal Bea dan Cukai dapat meminta bukti dan/atau data lain
yang diperlukan untuk memutuskan keberatan kepada pihak yang
mengajukan keberatan atau pihak lain yang terkait.
(8) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal berkas
keberatan diterima secara lengkap dan benar oleh Kepala Kantor
Pelayanan Bea dan Cukai bukti dan/atau data sebagaimana dimaksud
pada ayat (7) belum dipenuhi pihak yang mengajukan keberatan atau
pihak lain yang terkait, maka keberatan diputuskan berdasarkan data
yang ada.

(9) Surat keputusan terhadap keberatan ditujukan kepada pihak yang


mengajukan keberatan dengan tembusan kepada Direktur Jenderal,
Direktur Perencanaan Penerimaan, Kepala Kantor Wilayah DJBC
bersangkutan, dan Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
bersangkutan.

(10) Keputusan atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau


sebagian, menolak, menambah, atau mengurangi besarnya jumlah bea
masuk, cukai, pajak dalam rangka impor, dan/atau sanksi administrasi
yang harus dibayar.

(11) Apabila sampai dengan batas waktu 60 (enam puluh) hari sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) keputusan atas keberatan tidak diterbitkan,
keberatan dianggap diterima dan jaminan dikembalikan.

Pasal 6

(1) Untuk menjamin hak-haknya, pihak yang mengajukan keberatan


menanyakan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai
u.p. Direktur yang menangani keberatan apabila sampai dengan 70 (
tujuh puluh ) hari sejak berkas keberatan diterima secara lengkap dan
benar oleh Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai, keputusan atas
keberatan belum diterima.

(2) Direktur yang menangani keberatan menyampaikan penjelasan tertulis


tentang penyelesaian keberatan bersangkutan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dengan tembusan kepada Kepala Kantor Pelayanan Bea
dan Cukai:

a. dalam hal surat keputusan atas keberatan telah dikirimkan,


penjelasan tertulis disertai fotokopi surat keputusan keberatan dan
bukti pengirimannya;
b. dalam hal belum ada keputusan, penjelasan tertulis menyebutkan
bahwa keberatan belum diputuskan dan keberatan pihak yang
bersangkutan dianggap diterima dan jaminan dapat ditarik kembali,
namun keputusan tersebut bukan merupakan penetapan yang dapat
digunakan sebagai acuan untuk pengimporan selanjutnya.

7
Pasal 7

(1) Pengiriman surat keputusan keberatan berikut tembusannya dilakukan


oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai u.p. Kepala Bagian
Umum dengan klasifikasi surat segera.

(2) Bukti pengiriman surat keputusan keberatan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) disampaikan kepada masing-masing unit tata usaha
direktorat bersangkutan untuk diadministrasikan dan untuk keperluan
pembuktian dalam hal pihak yang mengajukan keberatan mengajukan
banding.

Pasal 8

(1) Dalam hal keberatan diputuskan diterima seluruhnya, Kepala Kantor


Pelayanan Bea dan Cukai memberikan penegasan kepada pihak yang
mengajukan keberatan bahwa penetapan dibatalkan dan yang
bersangkutan dapat menarik kembali jaminan.

(2) Dalam hal keberatan diputuskan diterima dan terjadi kelebihan


pembayaran Bea Masuk, Cukai, pajak dalam rangka impor, dan atau
sanksi administrasi, Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
memberikan penegasan kepada pihak yang mengajukan keberatan
bahwa penetapan dibatalkan dan yang bersangkutan dapat mengambil
kembali jaminan, dan mengambil kelebihan pembayaran melalui
prosedur restitusi/pengembalian.

(3) Dalam hal keberatan diputuskan ditolak seluruhnya, Kepala Kantor


Pelayanan Bea dan Cukai memberikan penegasan kepada pihak yang
mengajukan keberatan bahwa keberatan ditolak, mencairkan dan/atau
mendefinitifkan jaminan menjadi penerimaan negara, selanjutnya
mengirimkan fotokopi bukti pencairan/ pendefinitifan jaminan terhadap
kekurangan pembayaran sesuai keputusan keberatan kepada Direktur
Jenderal u.p. Direktur yang menangani keberatan.

(4) Dalam hal keberatan diputuskan ditolak sebagian, Kepala Kantor


Pelayanan Bea dan Cukai memberikan penegasan kepada pihak yang
mengajukan keberatan bahwa keberatan ditolak sebagian disertai
rinciannya, mencairkan dan/atau mendefinitifkan sebagian jaminan
menjadi penerimaan negara, mengembalikan kelebihan pembayaran, dan
selanjutnya mengirimkan fotokopi bukti pencairan/pendefinitifan jaminan
terhadap kekurangan pembayaran sesuai keputusan keberatan kepada
Direktur Jenderal u.p. Direktur yang menangani keberatan.

(5) Dalam hal keberatan diputuskan ditolak dan mengakibatkan bertambah


besarnya bea masuk, cukai, pajak dalam rangka impor, dan/atau sanksi
administrasi yang harus dibayar, Kepala Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai memberikan penegasan kepada pihak yang mengajukan
keberatan bahwa keberatan ditolak dan mengakibatkan menambah
besar tagihan disertai rinciannya, mencairkan dan/atau mendefinitifkan
jaminan menjadi penerimaan negara, menagih kekurangan pembayaran
dengan menerbitkan SPKPBM baru tanpa memberikan hak

8
mengajukan keberatan, dan selanjutnya mengirimkan fotokopi bukti
pencairan/pendefinitifan jaminan dan kekurangan pembayaran sesuai
keputusan keberatan kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur yang
menangani keberatan.

(6) Penegasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), (3), (4) atau ayat
(5) dikirimkan kepada pihak yang mengajukan keberatan dengan
tembusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur yang
menangani keberatan, Direktur Perencanaan Penerimaan, dan Kepala
Kantor Wilayah DJBC bersangkutan, dalam jangka waktu selambat-
lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah menerima tembusan keputusan
keberatan.

Pasal 9

Dalam hal keberatan belum diputuskan sebagaimana dimaksud pada Pasal 6


ayat (2) huruf b, Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai setelah menerima
tembusan tentang penjelasan tertulis dari Direktur yang menangani keberatan:
a. membatalkan penetapan;
b. mengembalikan jaminan kepada pihak yang mengajukan keberatan;
c. melaporkan secara tertulis mengenai pembatalan penetapan dan
pengembalian jaminan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p.
Direktur yang menangani keberatan.

Pasal 10

Pihak yang berkeberatan terhadap keputusan Direktur Jenderal Bea dan


Cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), dapat mengajukan
banding hanya kepada Badan Penyelesaian Sengketa Pajak dalam jangka
waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal keputusan, setelah melunasi
pembayaran sesuai keputusan keberatan.

Pasal 11

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:


1. Menteri Keuangan Republik Indonesia;
2. Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan;
3. Inspektur Jenderal Departemen Keuangan;
4. Kepala Biro Hukum dan Humas Departemen Keuangan;
5. Inspektur Bea dan Cukai;
6. Sekretaris Direktorat Jenderal;
7. Para Direktur dan Kepala Pusat di lingkungan DJBC;
8. Para Kepala Kantor Wilayah DJBC di seluruh Indonesia;
9. Para Kepala Kantor Pelayanan DJBC di seluruh Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Oktober 1999

Direktur Jenderal

9
ttd.
DR. R.B. Permana Agung D., MSc
Salinan sesuai dengan aslinya NIP 060044475
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b
Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana

Dra. Istyastuti Wuwuh Asri, M.Si


NIP 060034276

10
Salinan Lampiran I

Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai

Nomor Kep 64/BC/1999

Tanggal 11 Oktober 1999

Nomor : ………………………………(1)………. (2) ….., tgl ………..(3) …………….


Lampiran : ……………………………….(4) ………
Hal : Permintaan penjelasan atas penerbitan
………………….(5) ……………………..

Yth . Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai


………………………….(6) ……………………….

Kami yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : …………………………………………….(7) …………………………………………….
Jabatan : …………………………………………….(8) …………………………………………….
Nama Perusahaan : …………………………………………….(9) …………………………………………….
Alamat : …………………………………………….(10) …………………………………………….
NPWP : …………………………………………….(11) …………………………………………….

Dengan ini meminta penjelasan atas penetapan Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai ………(12) ……….
seperti dimaksud pada :
Surat : …………………………………………….(13) ………tanggal ………(14)
……………….
Tentang : TARIF /NILAI /PABEAN /CUKAI/SANKSI ADMINISTRASI *)

Yang mewajibkan kami membayar Bea Masuk/Cukai/ Sanksi Administrasi /Bunga/ Pajak Dalam rangka Impor
sejumlah *) Rp………………(15) ………………….. ( ………………………(16)…………………………)

Untuk keperluan penelitian kami lampirkan :


a. Fotokopi SPKPBM/ SPSSA/ SPSA/ PBCK-6 *)
b. Data pendukung lain berupa …………….(17) ………………….

Demikian kami samp aikan untuk mendapatkan penjelasan.

Hormat kami

…………(18)…………………….

Tembusan :
Kepala Kantor Wilayah …..(19) …………DJBC …….(20) …………
*) Coret yang tidak perlu

11
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR PERMINTAAN PENJELASAN
(LAMPIRAN I)

No.1 s/d 4 : Cukup jelas


No. 5 : Di isi penetapan pejabat DJBC misalnya “ SPKPBM No. SPKP-1234/WBC.04/KP.01/1999
tanggal 1 April 1999”
No. 6 : Di isi tipe dan nama kantor serta lokasi tempat Kantor Pelayanan Bea dan Cukai berada,
Misalnya “ Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok III di Jakarta “
No.7 s/d 11 : Cukup jelas
No. 12 : Di isi sama dengan nomor 6
No. 13 dan 14 : Di isi sama dengan nomor 5
No. 15 : Di isi jumlah bea masuk, cukai ,sanksi administrasi, bunga, dan/ atau pajak dalam rangka
Impor yang harus dibayar, dalam angka dan huruf .
No. 16 : Di isi penjelasan yang bersangkutan (bila ada)
No. 17 : Di isi data pendukung yang berkaitan dengan keberatan sebagai dasar argumentasi
penjelasan no. 16
No. 18 : Di isi sesuai dengan nomor 7
No. 19 dan 20 : Di isi nama dan kode kantor wilayah DJBC yang membawahi Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai tempat keberatan diajukan, contohnya “ Kepala Kantor Wilayah XII DJBC Ambon “

12
Salinan Lampiran I I

Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai

Nomor Kep 64/BC/1999

Tanggal 11 Oktober 1999

Nomor : ………………………………(1)………. (2) ….., tgl ………..(3) …………….


Lampiran : ……………………………….(4) ………
Hal : Keberatan atas ………………………..
………………….(5) ……………………..

Yth . Direktur Jenderal Bea dan Cukai


melalui Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
………………………….(6) ……………………….

Kami yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : …………………………………………….(7) …………………………………………….
Jabatan : …………………………………………….(8) …………………………………………….
Nama Perusahaan : …………………………………………….(9) …………………………………………….
Alamat : …………………………………………….(10) …………………………………………….
NPWP : …………………………………………….(11) …………………………………………….

Dengan ini meminta penjelasan atas penetapan Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai ………(12) ……….
seperti dimaksud pada :
Surat : …………………………………………….(13) ………tanggal ………(14)
……………….
Tentang : TARIF /NILAI /PABEAN /CUKAI/SANKSI ADMINISTRASI *)

Yang mewajibkan kami membayar Bea Masuk/Cukai/ Sanksi Administrasi /Bunga/ Pajak Dalam rangka Impor
sejumlah *) Rp………………(15) ………………….. ( ………………………(16)…………………………)

Untuk keperluan penelitian kami lampirkan :


1. Bukti penyerahan Jaminan
2. Fotokopi SPKPBM/ SPSSA/ SPSA/ PBCK-6 *)
3. Data pendukung lain berupa …………….(17) ………………….

Demikian kami sampaikan untuk mendapatkan penjelasan.

Hormat kami

Meterai
…………(18)…………………….
Tembusan :
1. Direktur Perencanaan dan Penerimaan DJBC di Jakarta
2. Kepala Kantor Wilayah …..(19) …………….DJBC ……..(20)

13
* ) Coret yang tidak perlu
* * ) Bila tempat tidak mencukupi dapat dipergunakan lembar lain.

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR PERMINTAAN PENJELASAN


(LAMPIRAN II)

No.1 s/d 4 : Cukup jelas


No. 5 : Di isi jenis keberatannya , contohnya : “ Keberatan atas penetapan klasifikasi”
No. 6 : Di isi tipe dan nama kantor serta lokasi tempat Kantor Pelayanan Bea dan Cukai berada,
Misalnya “ Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok III di Jakarta “
No.7 s/d 11 : Cukup jelas
No. 12 : Di isi sama dengan nomor 6
No. 13 dan 14 : Di isi nomor dan tanggal surat penetapan, misalnya SPKPBM No. SPKP -
1234/WBC.04/KP.01/1999 tanggal 1 April 1999”
No. 15 : Di isi jumlah bea masuk, cukai ,sanksi administrasi, bunga, dan/ atau pajak dalam rangka
Impor yang harus dibayar, dalam angka dan huruf .
No. 16 : Di isi penjelasan yang bersangkutan (bila ada)
No. 17 : Di isi data pendukung yang berkaitan dengan keberatan sebagai dasar argumentasi
penjelasan no. 16
No. 18 : Di isi sesuai dengan nomor 7
No. 19 dan 20 : Di isi nama dan kode kantor wilayah DJBC yang membawahi Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai tempat keberatan diajukan, contohnya “ Kepala Kantor Wilayah XII DJBC Ambon “

14

Вам также может понравиться