Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SALINAN
TENTANG
Menimbang : bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan yang lebih baik dan lebih
menjamin hak pengguna jasa serta memberikan kepastian hukum kepada
pihak yang mengajukan keberatan, perlu diatur tentang tata cara pengajuan,
penerusan, dan penyelesaian keberatan Kepabeanan dan Cukai.
KP : BC.1/BC.11/00.10.99
Fl : C:\Data\BC\Kep\Kep-64
9. Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 441/KMK.05/1999 tentang
Penggunaan Jaminan Tertulis Untuk Menjamin Pembayaran Pungutan Bea
Masuk, Cukai, Denda Administrasi, dan Pajak Dalam Rangka Impor.
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
2
(3) Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan penetapan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) adalah Kepala Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai atau pejabat yang ditunjuk.
(4) Yang dimaksud dengan berkas keberatan diterima secara lengkap dan
benar adalah berkas keberatan tersebut:
Pasal 2
(3) Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai wajib memberikan penjelasan
secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar dikeluarkannya penetapan
tersebut disertai penjelasan singkat tentang tatacara pengajuan
keberatan, selambat-lambatnya dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu
hari) sejak tanggal penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat
(2).
(5) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (3) termasuk
dalam jangka waktu tiga puluh hari sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 ayat (3).
Pasal 3
3
(2) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada
Direktur Jenderal Bea dan Cukai melalui Kepala Kantor Pelayanan Bea
dan Cukai tempat penyelesaian kewajiban pabean atau cukai yang
bersangkutan.
(3) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sudah harus
diterima Kantor Pelayanan Bea dan Cukai dalam jangka waktu sebagai
berikut:
a. dalam hal keberatan menyangkut tarif/nilai pabean, selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penetapan;
b. dalam hal keberatan menyangkut penutupan buku rekening Barang
Kena Cukai, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
penutupan;
c. dalam hal keberatan menyangkut sanksi administrasi, selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya surat
pemberitahuan.
(4) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus diajukan secara
tertulis kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai dengan menggunakan
formulir seperti contoh dalam Lampiran II Keputusan ini disertai dengan:
(5) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memuat alasan
dan bukti yang jelas, yaitu:
4
3. Letter of Credit,
4. Freight Manifest,
5. Polis asuransi,
6. Term of Payment,
7. Foto dan/atau contoh barang,
8. Bukti korespondensi dengan pihak Bank: Payment Order, Nota
Debit, dan Transfer Payment;
9. Data teknis dan/atau bukti lainnya yang dapat digunakan untuk
mendukung pendapat pihak yang mengajukan keberatan.
c. dalam hal keberatan menyangkut hasil penutupan buku rekening
Barang Kena Cukai, sanksi administrasi yang berkaitan dengan
pungutan cukai, dan sanksi administrasi di bidang kepabeanan dan
cukai selain yang berkaitan dengan pungutan cukai, pengajuan
keberatan dilengkapi dengan bukti atau data lainnya yang dapat
digunakan untuk memutuskan keberatan.
(8) Dalam hal keberatan berkaitan dengan lebih dari satu jenis penetapan,
maka berkas lampiran pengajuan keberatan dibuat dan dilengkapi untuk
masing-masing jenis penetapan tersebut, dan diajukan dalam satu surat
pengajuan keberatan.
(10) Dalam hal hari ketigapuluh jatuh pada bukan hari kerja, batas akhir
pengajuan keberatan adalah hari kerja berikutnya.
Pasal 4
(1) Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai meneruskan berkas keberatan
dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak berkas
keberatan diterima dengan lengkap dan benar menggunakan formulir
sebagaimana contoh pada Lampiran IV Keputusan ini kepada:
5
c. Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Perencanaan
Penerimaan, untuk keberatan mengenai pengenaan sanksi
administrasi di bidang kepabeanan dan cukai selain yang dimaksud
huruf a dan b;
(2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Kantor
Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Priok dan Soekarno-Hatta
ditetapkan 5 (lima) hari kerja.
(4) Penerusan berkas keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a,b,c, disertai dengan tembusan tanpa lampiran kepada Direktur
Perencanaan Penerimaan, Kepala Kantor Wilayah DJBC setempat, dan
pihak yang mengajukan keberatan.
Pasal 5
(3) Dalam hal keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf a, keberatan diputuskan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai
u.b. Direktur Teknis Kepabeanan.
(4) Dalam hal keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf b, keberatan diputuskan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai
u.b. Direktur Cukai.
(5) Dalam hal keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf c, keberatan diputuskan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai
u.b. Direktur Perencanaan Penerimaan.
6
kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur yang menangani
keberatan dengan tembusan Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
bersangkutan.
(7) Direktur Jenderal Bea dan Cukai dapat meminta bukti dan/atau data lain
yang diperlukan untuk memutuskan keberatan kepada pihak yang
mengajukan keberatan atau pihak lain yang terkait.
(8) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal berkas
keberatan diterima secara lengkap dan benar oleh Kepala Kantor
Pelayanan Bea dan Cukai bukti dan/atau data sebagaimana dimaksud
pada ayat (7) belum dipenuhi pihak yang mengajukan keberatan atau
pihak lain yang terkait, maka keberatan diputuskan berdasarkan data
yang ada.
(11) Apabila sampai dengan batas waktu 60 (enam puluh) hari sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) keputusan atas keberatan tidak diterbitkan,
keberatan dianggap diterima dan jaminan dikembalikan.
Pasal 6
7
Pasal 7
Pasal 8
8
mengajukan keberatan, dan selanjutnya mengirimkan fotokopi bukti
pencairan/pendefinitifan jaminan dan kekurangan pembayaran sesuai
keputusan keberatan kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur yang
menangani keberatan.
(6) Penegasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), (3), (4) atau ayat
(5) dikirimkan kepada pihak yang mengajukan keberatan dengan
tembusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur yang
menangani keberatan, Direktur Perencanaan Penerimaan, dan Kepala
Kantor Wilayah DJBC bersangkutan, dalam jangka waktu selambat-
lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah menerima tembusan keputusan
keberatan.
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Oktober 1999
Direktur Jenderal
9
ttd.
DR. R.B. Permana Agung D., MSc
Salinan sesuai dengan aslinya NIP 060044475
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b
Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana
10
Salinan Lampiran I
Dengan ini meminta penjelasan atas penetapan Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai ………(12) ……….
seperti dimaksud pada :
Surat : …………………………………………….(13) ………tanggal ………(14)
……………….
Tentang : TARIF /NILAI /PABEAN /CUKAI/SANKSI ADMINISTRASI *)
Yang mewajibkan kami membayar Bea Masuk/Cukai/ Sanksi Administrasi /Bunga/ Pajak Dalam rangka Impor
sejumlah *) Rp………………(15) ………………….. ( ………………………(16)…………………………)
Hormat kami
…………(18)…………………….
Tembusan :
Kepala Kantor Wilayah …..(19) …………DJBC …….(20) …………
*) Coret yang tidak perlu
11
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR PERMINTAAN PENJELASAN
(LAMPIRAN I)
12
Salinan Lampiran I I
Dengan ini meminta penjelasan atas penetapan Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai ………(12) ……….
seperti dimaksud pada :
Surat : …………………………………………….(13) ………tanggal ………(14)
……………….
Tentang : TARIF /NILAI /PABEAN /CUKAI/SANKSI ADMINISTRASI *)
Yang mewajibkan kami membayar Bea Masuk/Cukai/ Sanksi Administrasi /Bunga/ Pajak Dalam rangka Impor
sejumlah *) Rp………………(15) ………………….. ( ………………………(16)…………………………)
Hormat kami
Meterai
…………(18)…………………….
Tembusan :
1. Direktur Perencanaan dan Penerimaan DJBC di Jakarta
2. Kepala Kantor Wilayah …..(19) …………….DJBC ……..(20)
13
* ) Coret yang tidak perlu
* * ) Bila tempat tidak mencukupi dapat dipergunakan lembar lain.
14