Вы находитесь на странице: 1из 7

KONSEP DASAR

A. DEFINISI
Cystitis merupakan peradangan pada kandung kemih (Medical Surgical Nursing,
2044)
Cystitis adalah keadaan klinis akibat berkembang biaknya mikroorganisme yang
menyebabkan inflamasi pada kandung kemih.
Cystitis dibedakan menjadi dua, yaitu :
· Tipe infeksi
Disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan parasit
· Tipe non infeksi
Disebabkan oleh bahan kimia, radiasi, dan interstisial (tidak diketahui penyebabnya /
ideopatik)
B. ETIOLOGI
Infeksi pada cystitis disebabkan oleh :
Ø Bakteri
Kebanyakan berasal dari bakteri Escherichia coly yang secara normal terletak pada
gastrointestinal. Pada beberapa kasus infeksi yang berasal dari uretra dapat menuju
ginjal.
Bakteri lain yang bisa menyebabkan infeksi adalah Enterococcus, Klebsiella, Proteus,
Pseudomonas, dan Staphylococcus
Ø Jamur
Infeksi jamur, penyebabnya misalnya Candida
Ø Virus dan parasit
Infeksi yang disebabkan olehvirus dan parasit jarang terjadi. Contohnya :
Trichomonas, parasit ini terdapat dalam vagina, juga dapat berada dalam urine
Etiologi cystitis yang non infeksi biasanya terjadi karena :
Ø Paparan bahan kimia, contohnya obat – obatan (misalnya, Cyclophosphamide
(Cytotaxan, Procycox)
Ø Radio terapi
Ø Reaksi imunologi, biasanya pada pasien SLE (Systemic Lupus Erytematous)
Penyabab lain dari cystitis belum dapat diketahui. Tapi ada penelitian yang
menyatakan bahwa cystitis bisa disebabkan tidak berfungsinya epitel kandung kemih
untuk menyimpan urine yang menyebabkan adanya kebocoran pada lapisan dalam
kandung kemih.
C. INSIDEN
Cystitis kebanyakan terjadi pad wanita usia lanjut dengan angka kejadian 0,2 % tiapa
bualan. Setiap wanita mempunyai resiko sebesar 50 % untuk terserang cystitis. Pada
laki – laki usia lanjut, resiko terjadinya cystitis <>
Ø Bayi premature
Ø Wanita usia subur
Ø Wanita yang menggunakan kontrasepsi yang berupa IUD atau spermasida
Ø Diabetes
Ø HIV
Ø Penurunan obstruksi saluran kencing
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Disuria
2. Rasa panas seperti terbakar saat kencing
3. Ada nyeri pada tulang punggung bagian bawah
4. Urgensi (rasa terdesak saat kencing)
5. Nocturia (cenderung sering kencing pada malam hari akibat penurunan kapasitas
kandung kemih)
6. Pengosongan kanding kemih yang tidak sempurna
7. Inkontininsia
8. Retensi
9. Nyeri suprapubik
E. PATOFISIOLOGI
Agen infeksi kebanyakan disebabkan oleh bakteri E. coly. Tipikal ini berada pada
saluran kencing dari uretra luar sampai ke ginjal melalui penyebaran hematogen,
lymphogen dan eksogen. Tiga factor yang mempengaruhi terjadnya infeksi adalah :
1. Virulensi dari organisme
2. Ukuran dari jumlah mikroorganisme yang masuk dalam tubuh
3. Keadekuatan dari mekanisme pertahanan tubuh
Terlalu banyaknya bakteri yang menyebabkan infeksi dapat mempengaruhi
pertahanan tubuh alami klien.
Mekanisme pertahanan tubuh merupakan penentu terjadinya infeksi, normalnya urine
dan bakteri tidak dapat menembus dinding mukosa bladder. Lapisan mukosa bladder
tersusun dari sel – sel urotenial yang memproduksi mucin yaitu unsure yang
membantu mempertahankan integritas lapisan bladder dan mencegah kerusakan serta
inflamasi bladder. Mucin juga mencegah bakteri melekat pada sel urotelial.
Selain itu pH urine yang asam dan penurunan / kenaikan cairan dari konstribusi urine
dalam batas tetap, berfungsi untuk mempertahankan integritas mukosa, beberapa
bakteri dapat masuk dan system urine akan mengeluarkannya.
Bentuk anatomi sluran kencing, keduanya mencegah dan merupakan konstribusi yang
potensial untuk perkembangan UTI. Urine merupakan produk yang steril, dihasilkan
dari ultrafiltrasi darah pada glumerolus dari nepron ginjal, dan dianggap sebagai
system tubuh yang steril. Tapi uretra merupakan pintu masuk bagi pathogen yang
terkontaminasi. Selain itu pada wanita 1/3 bagian distal uretra disertai jaringan
periuretral dan vestibula vaginalis banyak dihuni bakteri dari usus karena letak anus
tidak jauh dari tempat tersebut. Kolonisasi basi pada wanita di daerah tersebut diduga
karena :
Ø Perubahan flora normal dari daerah perineum
Ø Berkurangnya antibody normal
Ø Bertambahnya daya lekat oeganisme pada sel spitel pada wanita
Cystitis lebih banyak pada wanita dari pada laki – laki, hal ini karena uretra wanita
lebih pendek dan lebih dekat dengan anus.
Mikroorganisme naik ke bledder pada wktu miksi karena tekanan urine. Dan selama
miksi terjadi refluks ke dalam kandung kemih setelah mengeluarkan urine.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
· Umur : terjadi pada semua umur
· Jenis kelamin : lebih sering terjadi pada wanita dan meningkatnya insidennya sesuai
pertambahan usia dan aktivitas seksual
· Tempat tinggal : ada atau tidaknya factor predisposisi
2. KELUHAN UTAMA
· Rasa sakit atau panas di uretra sewaktu kencing
· Urine sedikit
· Rasa tidak enak di daerah supra pubik
3. RIWAYAT PENYAKIT
· Riwayat ISK sebelumnya
· Obstruksi pada saluran kemih
· Masalah kesehatan lain, misalnya DM, Riwayat seksual
4. PEMERIKSAAN FISIK
· TTV : sepsis
· Infeksi abdomen bagian bawah dan palpasi urine bledder : pengosongan tidak
maksimal
· Inflamasi dan lesi di uretra meatus dan vagina introitus
· Kaji perkemihan : dorongan, frekuensi, disuria, bau urine yang menyengat, nyeri
pada supra pubik
5. PEMERIKSAAN PSIKOSOSIAL
· Sering terjadi pada usia remaja dan dawasa muda à activitas seksual timbul perasaan
malu dan bersalah
· Perasaan takut akan kekambuhan, dimana menyebabkan penolakan terhadap
aktivitas sexual
· Nyeri dan kelelahan yang berkenaan dengan infeksi dapat berpengaruh terhadap
penampilan kerja dan aktivitas kehidupan sehari – hari
6. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
· Urinalis à urin tengah
Ketika infeksi terjadi, memperlihatkan bakteriuria, WBC (White Blood Cell), RBC
(Red Blood Cell) dan endapan sel darah putih dengan keteribatan ginjal
Tes sensitifitas à banyak mikroorganisme sensitive terhadap antibiotic dan antiseptic
berhubungan dengan infeksi berulang
· Pengkajian radiographic
Cystitis ditegakkan berdasarkan history, pemeriksaan medis dan laborat, jika terdapat
retensi urine dan obstruksi aliran urine dilakukan IPV (Identivikasi perubahan dan
abnormalitas structural)
· Culture à Mengidentifikasi bakteri penyebab
· Sinar X ginjal, ureter dan kandung kemih mengidentifikasi anomaly struktur nyata
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Rasa nyeri berhubungan dengan infeksi kandung kemih
Kriteria hasil : Klien mengatakan rasa nyeri berkurang
Tujuan : Tidak ada nyeri dan rasa terbakar saat berkemih
INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau : Untuk mengidentifikasi indikasi,
Ø Haluan urine terhadap kemajuan atau penyimpanan dari
perubahan warna,bau dan pola hasil yang diharapkan
berkemih
Ø Masukan dan haluan setiap 8
jam
Ø Hasil urinalis ulang
2. Konsul dokter bila : Temuan-temuan ini dapat member
Ø Sebelumnya kuning gading- tanda kerusakan jaringan lanjut dan
urine kuning,jingga gelap , perlu pemeriksaan lebih luas,seperti
berkabut atau keruh pemeriksaan radiology jika
Ø Pola berkemih berubah,sebagai sebelumnya tidak dilakukan
contoh rasa panas seperti terbakar
saat kencing , rasa terdesak saat
kencing
Ø Nyeri menetap atau bertambah
sakit
3. Berikan analgesic sesuai Analgesik memblok lintasan nyeri,
kebutuhan dan evaluasi sehingga mengurangi nyeri
keberhasilannya
4. Jika frekuensi menjadi masalah, Berkemih yang sering mengurangi
jamin akses kekamar mandi, statis urine pada kandung kemih dan
pispot dibawah tempat tidur atau menghindari pertumbuhan bakteri
bedpan.Anjurkan pasien untuk
berkemih kapan saja ada
keinginan
5. Berikan antibiotic.Buat Akibat dari peningkatan haluan
berbagai variasi sedian minuman, urina memudahkan sering berkemih
termasuk air segar disamping dan membantu membilas saluran
tempat tidur.Pemberian air sampai kemih
2400 ml/hari
2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan adanya factor resiko
nosokomial
Kriteria hasil : Klien dapat berkemih dengan urine jernih tanpa
ketidaknyamanan,urinalisis dalam batas normal,kultur urine menunjukkan tidak ada
bakteri
Tujuan : Tidak ada infeksi pada kandung kemih
INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan perawatan perineal dengan Untuk mencegah kontaminasi uretra
air sabun setiap shift.Jika pasien
inkontinensia,cuci perineal sesegera
mungkin
2. Jika dipasang kateter indwelling, Kateter memberikan jalan pada bakteri
berikan perawatan kateter 2 kali perhari untuk memasuki kandung kemih dan
(merupakan bagian dari waktu mandi naik kesaluran perkemihan
pagi dan pada waktu akan tidur) dan
setelah buang air besar
3. Ikuti kewaspadaan umum (cuci Untuk mencegah kontaminasi silang
tangan sebelum dan sesudah kontak
langsung,pemakaian sarung tangan),bila
kontak dengan cairan tubuh atau darah
yang mungkin terjadi (memberikan
perawatan perineal,pengosongan
kantung drainase urina, penampungan
specimen urine).Pertahanan teknik
aseptic bila melakukan kateterisasi, bila
mengambil contoh urine dari kateter
indwelling
4. Ubah posisi pasien setiap 2 jam dan Untuk mencegah statis urine
anjurkan masukan cairan sekurang-
kurangnya 2400 ml/hari(kecuali kontra
indikasi).Bantu melakukan ambulasi
sesuai kebutuhan
5. Lakukan tindakan untuk memelihara Asam urna menghalangi tumbuhnya
asam urina kuman
3. Resiko tinggi terhadap ketidakpatuhan berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang kondisi, pemeriksaan diagnostic, pengobatan dan perawatan di rumah
Kriteria hasil : klien manyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostic,
rencana pengobatan, tindakan perawatan diri preventif
Tujuan : pasien mampu mendemonstrasikan keinginan untuk mentaati rencana
terapiutik
INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan iformasi tentang : Pengetahuan apa yang diharapkan
a. Sumber infeksi dapat mengurangi ansietas dan
b. Tindakan untuk mencegah membantu mengembangkan
penyebaran atau kekambuhan kepatuhan klien terhadap rencana
c. Jelaskan pemberian antibiotic terapiutik
yang meliputi nama, tujuan, dosis,
jadwal dan catat efek sampingnya
d. Pemeriksaan diagnostic,
termasuk :
· Tujuan
· Gambaran singkat
· Persiapan yang di butuhkan
sebelum pemeriksaan
· Perawatan sesudah pemeriksaan
2. Pastikan klien atau orang Instruksi verbal dapat dengan
terdekat telah menulis perjanjian mudah dilupakan
untuk perawatanlanut dan
instruksi tertulis untuk tindakan
pencegahan
3. Instruksi klien untuk Klien seringmenghentikan obat
menggunakan seluruh antibiotic mereka, jika tanda dan gejala
yang diresepkan. Minum mereda. Cairan menolong membilas
sebanyak 8 gelas/hari ginjal
C. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan dari cystitis tipe infeksi adalah :
· Minum banyak cairan untuk mengeluarkan bakteri yang ada dalam urine
· Pemberian antibiotic oral selama 3 hari, jika infeksinya kebal AB 7 – 10 hari
· Atropine untuk meringankan kejang otot
· Fenazopridin untuk mengurangi nyeri
· Membuat suasana air kemih menjadi basa yaitu dengan meminum baking soda yang
di larutkan dalam air
· Pembedahan, bila ada sumbatan aliran kemih atau kelainan struktur
Penatalaksanaan pada cystitis tipe noninfeksi :
· Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari
· Kaji haluan urine terhadap perubahan warna, bau, dan pola berkemih, masukan dan
haluan setiap 8 jam serta hasil urinalisis ulang
· Bersihkan daerah perineum dari depan ke belakang
· Hindari sesuatu yang membuat iritasi, contoh : CD dari nylon
· Istirahat dan nutrisi adekuat
· Kosongkan kandung kemih segera setelah merasa ingin BAK
Terapi obat untuk cystitis
Drug / obat Dosis Intervensi keperawatan Rasional
Quinolones 400 mg di Menghindari hidangan yang Quinolones
norfloxacin minum mengandung cafein dan memperpanjang umur
(noroxin) PO x 3 , 7 atau memperhatikan klien yang paruh cafein dan
10 hari telah menerima theophyllinetheophylline
Ciprofloxacin 250 mg di · Hindari antacid yang Aluminium dan
(cipro) minum PO x mengandung aluminium danmagnesium
3 , 7 atau 10 magnesium bertentangan dengan
hari · Beri dengan makanan atau penyerapan obat
susu
Nitrofuration · 50 – 100 mg Monitor untuk gejala seperti · Nitrofuration dapat
(Macrodantin, 4 hari sekali influenza pada klien lanjut menyebabkan iritasi GI
Nephronex, PO x 7 – 10 usia dan pada klien dengan : Makanan atau susu
Novofuran) hari masalah paru - paru membantu penurunan
· 50 mg masalah ini
sebelum tidur · Interstisial
PO x 6 bulan pneumonitis
· 50 mg PO merupakan kasus yang
setelah coitus jarang terjadi pada
klien yang peka
terhadap nitrofurantoin
Trimetroprim / · 160/800 mg Sediakan masukan cairan · Sulfa mempunyai
sulfamethoxazole sebelum tidur yang cukup dan kecenderungan untuk
(bactrim, Septra, PO 1 dosis menghindari asam ascorbichmengkristal, terutama
Apo-Sulfatrim · 160/800 mg dan ammonium klorit, yang pada keasaman atau
roubac) diminum PO x akan mengasamkan urine konsentrasi urine
3 , 7 atau 10 · Alergi sulfa umum
hari terjadi pada klien ini
· 80/400 mg
PO setelah
coitus
· Catatan : DS
atau DF berarti
double-
strength
sebesar
160/800 mg
Amoxicillin / 250 mg tiap 8 Berikan perhatian pada · Augmentin dapat
asam clavulanich jam sekali PO klien dengan asma, menyebabkan iritasi GI
(augmentin, x 7-10 hari defisiensi G6Pd, dan alergi : bantuan makanan
clavulin) yang lain dapat menurunkan
problem ini
· Kedua 250 mg dan
500 mg tablet
mengandung 125 mg
asam cluvulanic
Cephalosporins : · 250 mg tiap · Jangan menggantikan · Cross- sensitivitas
Cefuroxime 12 jam Po x 3 , separo dari 500 mg tablet dengan penisilin secara
(Ceftin) 7 atau 10 hari untuk 250 mg tablet umum
· 250 mg · Tanyakan tentang riwayat · Peningkatan
sebelum tidur apakah ada alergi penisilin penyerapan pada
PO x 1 dosis · Beri dengan makanan makanan
Phenazopyridine 100–200 mg 3 · Beri dengan makanan · Bantuan makanan
(pyridium, hari sekali PO · Memberitahu klien urine mengurangi distress GI
phenzo, x 2 atau 3 hari akan berubah warna · Perubahan warna
pyronium) sampai nyeri menjadi merah atau kuning urine normal terjadi
sembuh keruh · Klien boleh minum
· Informasikan pada klien obat seperti antibiotic
bahwa obat merupakan
anestetik mukosa urine
D. DISCHARGE PLANNING
Mempersiapkan tentang HE dilaksanakan oleh pasien atau keluarga; memberikan HE
pada klien tentang kebersihan daerah genital klien; aktivitas, gizi harus terpenuhi dan
kunjungan dokter.
E. EVALUASI
Perawat mengevaluasi keadaan klien , hasil yang di harapkan dan evaluasi tersebut
adalah :
· Berkurangnya tanda dan gejala infeksi
· Kebutuhan akan rasa nyaman terpenuhi
· Mencegah adanya kekambuhan infeksi
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Cystitis merupakan peradangan yang terjadi pada kandung kemih. Cystitis dibagi
menjadi dua, yaitu tipe infeksi (yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan
parasit) serta tipe non infeksi (yang disebabkan oleh bahan kimia, radiasi, dan
ideopatik). Insiden kebanyakan terjadi pada wanita. Berbagai pemeriksaan bisa
dilakukan untuk mengetahui tanda dan gejala cystitis. Perawat harus mampu
memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa yang ada
B. SARAN
Perawat diharapkan lebih teliti dalam melakukan proses keperawatan yang disini
ditujukan untuk mempercepat proses kesembuhan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah volume 1.
Jakarta : EGC.
Ignatavicius, donna, dkk. 1991. Medical Surgical Nursing. United State of America.
Soeparman, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi 3. Jakarta : Balai penerbit
FKUI.
http : // www.medicastore.com
http : // www.tanyadokter.com
http : // www.majalahnova.com

Вам также может понравиться