Вы находитесь на странице: 1из 30

BAB II

MEDIA KOMUNIKASI MASSA DALAM PEMBANGUNAN

A. Komunikasi Pembangunan

1. Pengertian komunikasi

Kamus umum Bahasa Indonesia menjelaskan pengertian "komunikasi" sama

dengan perhubungan. Ini berarti komunikasi merupakan sarana bagi orang untuk

berhubungan dengan menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada kelompok dan

masyarakat luas.

Para pakar komunikasi sendiri memberikan definisi yang beragam mengenai komunikasi;

a. Gerbner menyatakan bahwa komunikasi didefinisikan sebagai interaksi

sosial melalui pesan,

b. Theodorson dan Thedorson menyatakan komunikasi adalah penyampaian

atau penyebaran informasi-inforrnasi yang memuat ide, perilaku atau emosi dari

seseorang atau kelompok kepada orang atau kelompok lain khususnya dengan

menggunakan simbol-simbol,

c. Osgood menyatakan bahwa komunikasi terjadi jika suatu sistem, sumber

informasi, mempengaruhi yang lain (kelompok atau orang), ada tujuan,

dengan memanipulasi simbol-simbol alternatif yang dapat dikirimkan

melalui saluran yang menghubungkan mereka (Dennis McQuail, 1993: 4).

Komunikasi adalah suatu proses, yang dalam proses itu beberapa partisipan

bertukar tanda-tanda informasi dalam suatu waktu. Tanda-tanda informasi dapat saja

bersifat :
a. Verbal meliputi kata-kata, angka, baik yang tertulis maupun yang diucapkan,

b. Non-verbal meliputi ekspresi formal, gerak anggota tubuh, pakaian warna, musik,

waktu, ruang, rasa sentuhan dan bau,

c. Paralinguistik meliputi kualitas suara, kecepatan berbicara, tekanan suara dan

vokalisasi, yang bukan kata, yang digunakan untuk menunjukkan makna dan

emosi tertentu.

Pada masa silam komunikasi biasanya dijelaskan dengan memperhatikan secara khusus

seorang pengirim dan seorang penerima akan tetapi riset secara berangsur-angsur

mengubah perspektif ini. Sekarang komunikasi tidak lagi dianggap sebagai suatu aliran

informasi searah dari pengirim kepada penerima tetapi sebagai suatu proses yang inter

aktif dan konvergen (Amri Jahi, 1988: 3).

Dalam bukunya "Communicating in Groups : Applications and Skills" Gloria JG

menjelaskan bahwa kata "komunikasi" telah digunakan dalam berbagai bentuk oleh

penulis yang berbeda. Kita menggunakan "komunikasi" untuk menunjukkan kepada

proses penciptaan, pengiriman, penerimaan, pengartian tanda atau simbol oleh manusia

Komunikasi adalah persepsi atau pandangan, interpretasi, dan tanggapan dan orang

kepada tanda atau simbol yang dihasilkan oleh orang lain. Pengertian yang kelihatannya

sederhana ini mempunyai 5 implikasi utama:

1. Komunikasi adalah suatu proses, bukan sesuatu atau pernyataan. Proses ini terus

berkelanjutan tanpa diketahui awal atau akhir yang jelas. Tanda atau simbol dari

seseorang berawal dari perasaan atau pemikiran, dan tak seorangpun dapat

menjelaskan pengaruhnya pada bagian akhir yang lain. Pengalaman yang dialami

manusia dan tanggapan yang diberikan tidak dapat diduplikasi atau diulang secara
persis. Pesan dapat diulang dan dipelihara serta tidak berubah, seperti memo atau

pernyataan. Anda tidak dapat masuk ke dalam sungai dengan aliran yang sama

dua kali, meskipun tidak terlihat namun kondisinya berbeda Sama halnya dengan

aliran komunikasi antara manusia Komunikasi adalah suatu proses yang sangat

kompleks karena melibatkan perasaan, pengertian dan pengalaman kebudayaan

manusia bukan hanya sekedar kata-kata saja. Selama proses, seseorang

mengalami persepsi atau perasaan dan mengekspresikan pengalaman ini dengan

menerjemahkannya ke dalam kata-kata dan atau tanda-tanda non verbal. Ekspresi

dikirimkan sebagai pulsa energi ke udara atau media lain, sehingga orang lain

dapat merasakan dan memberikan tanggapan terhadap ekspresi itu.

2. Komunikasi manusia adalah fenomena penerima.

Jika Anda tidak mempunyai penerima, Anda tidak memiliki komunikasi. Bila

Anda berbicara sementara tidak seorangpun mendengarkan, komunikasi tidak

terjadi. Bila Anda ingin menjadi komunikator yang baik dalam kelompok, Anda

harus memberikan perhatian kepada bagaimana Anda mendengar dan

mengartikan daripada bagaimana Anda berbicara.

3. Komunikasi adalah simbolis; hal ini berimplikasi baik pada keuntungan dari

kemampuan. Ada dua kategori utama signal dari orang: tanda dan simbol. Tanda

adalah kejadian alam yang secara otomatis berhubungan dengan yang

diwakilinya. Simbol, bertentangan dengan tanda, adalah suatu bentuk signal yang

dibuat oleh manusia yang dapat berubah mewakili sesuatu dengan tidak memiliki

hubungan secara langsung maupun alami. Simbol juga mungkin berarti sesuatu

yang tidak memiliki bentuk nyata, seperti hubungan antara manusia.


4. Komunikasi antar muka (face to face) merupakan suatu proses transaksional. Ada

2 (dua) pengertian utama dari "transaksional" yaitu ;

a. Dalam penerapannya bahwa komunikasi merupakan proses yang

berkelanjutan dan multi direksional (berbagai arah).

b. Semua unsur dalam sistem komunikasi saling mempengaruhi.

5. Membuat komunikasi yang produktif adalah tanggung jawab dari tiap anggota

(masyarakat). Ada kecenderungan untuk saling menyalahkan apabila ada suatu

pernyataan tidak didengar, disalah artikan, dilupakan dan diabaikan. Jadi setiap

orang harus tetap mengawasi bagaimana proses komunikasi terjadi dan

menyelesaikan permasalahan seperti yang diharapkan. Hal ini merupakan suatu

penerapan langsung dari definisi komunikasi sebagai transaksional, kompleks,

dan simbolik.

Pelaksanaan komunikasi bermedia dilaksanakan dengan menggunakan saluran

atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya serta

dengan lebih dari satu komunikan. Komunikasi ini sering disebut tak langsung dan

sebagai konsekuensinya arus balik tidak terjadi pada saat komunikasi dilangsungkan

Komunikator tidak dapat langsung mengetahui tanggapan komunikannya pada saat

berkomunikasi. Oleh sebab itu dalam melancarkan komunikasi bentuk ini komunikator

harus matang dalam perencanaan dan persiapan agar komunikasi itu tercapai.

2. Komunikasi Pembangunan
Dalam pembangunan, komunikasi ialah proses yang memungkinkan komponen-

komponen suatu sistem sosial atau sistem itu sendiri memperoleh dan bertukar informasi

yang dibutuhkan pihak lain. Sistem sosial itu memerlukan berbagai macam informasi

untuk menyesuaikan diri dan menjaga keseimbangan dengan lingkungannya yang

mungkin berubah setiap saat.

Penyesuaian diri sistem sosial tersebut dengan lingkungannya yang telah berubah

itu yang biasanya berupa perubahan-perubahan bisa disebut sebagai pembangunan.

Dalam hubungan ini perubahan-perubahan itu boleh saja menyangkut aspek-aspek sosial,

ekonomi dan teknologi pada sistem tersebut Seringkali ke tiga macam perubahan itu

terkait satu sama lain (Amri Jahi, 1988: xiii).

Komunikasi merupakan dasar yang menentukan bagi pengetahuan dan kemajuan

manusia Komunikasi memelihara dan menggerakkan kehidupan dan menjadi alat untuk

menggambarkan kehidupan masyarakat dan peradaban. Komunikasi juga mengubah

naluri menjadi inspirasi melalui berbagai proses dan sistem untuk bertanya, memberitahu

dan mengawasi serta dapat menciptakan suatu tempat menyimpan bersama, memperkuat

perasaan kebersamaan dengan tukar menukar berita dan mengubah pemikiran menjadi

tindakan yang menggambarkan setiap emosi dan kebutuhan hidup yang paling sederhana

sampai ke hal-hal yang ilmiah sifatnya.

Perkembangan dunia menjadikan komunikasi semakin kompleks dan rumit

dengan adanya usaha untuk membebaskan manusia dari kemiskinan, penindasan dan

ketakutan yang akhirnya mempersatukan manusia.

Komunikasi diabdikan pada usaha mengadakan persuasi dengan tujuan agar

dalam masyarakat dapat tumbuh dan berkembang sikap mental dan tekad, semangat,
ketaatan serta disiplin tinggi yang dapat membina kesadaran masyarakat untuk

berpartisipasi aktif dalam pembangunan demi tercapainya sukses dari tahap ke tahap

mempunyai tempat yang penting dalam pembangunan nasional.

Persuasi di sini diartikan sebagai usaha ke arah pembangunan dan perubahan

sikap, suatu usaha yang lebih berorientasi kepada masyarakat. Dengan demikian maka

kegiatan komunikasi dan infonnasi berorientasi sukses.

Dalam pelaksanaan pembangunan peranan komunikasi tidak dapat diabaikan.

Bahkan komunikasi merupakan faktor yang sangat menentukan pelaksanaan

pembangunan. Hal inilah yang kemudian menimbulkan konsep "komunikasi

pembangunan".

Konsep komunikasi pembangunan dapat dilihat dalam arti yang luas dan terbatas.

Dalam arti luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi di

antara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan. Dalam arti sempit,

komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara serta teknik penyampaian

gagasan dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang

memprakarsai pembangunan yang ditujukan pada masyarakat. Kegiatan tersebut

bertujuan agar masyarakat yang dituju dapat memahami, menerima dan berpartisipasi

dalam melaksanakan gagasan yang disampaikan.

Dalam komunikasi pembangunan yang diutamakan adalah kegiatan mendidik dan

memotivasi masyarakat bukannya memberi laporan yang tidak realistik dari fakta-fakta

atau sekedar penonjolan diri. Tujuan komunikasi pembangunan adalah untuk

menuangkan gagasan, sikap mental dan mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan oleh

suatu negara berkembang. Secara pragmatis dapatlah dirumuskan bahwa komunikasi


yang dilakukan untuk melaksanakan rencana pembangunan suatu negara.

Komunikasi dalam hal tersebut digunakan sebagai penunjang pembangunan.

Secara luas komunikasi penunjang pembangunan dapat didefinisikan sebagai suatu

penggunaan yang berencana sumber-sumber daya informasi dan komunikasi oleh suatu

organisasi untuk mencapai tujuannya. Sumber daya komunikasi tersebut mencakup

tenaga, biaya, fasilitas dan peralatan, bahan-bahan dan media komunikasi. Suatu

kemampuan komunikasi penunjang pembangunan di lingkungan suatu badan akan

meningkatkan kreativitas programnya dengan membantu mengubah pengetahuan, sikap

dan perilaku sifatnya dan khalayak sasaran program yang ditujukan menurut arah yang

diinginkan.

B. Informasi Dalam Komunikasi

1. Pengertian Informasi

Informasi adalah unsur pokok dalam komunikasi. Informasi bukan hanya perihal

fakta dan kebenaran bahkan lebih luas lagi, yaitu tentang ruang lingkup, proses dan

penggunaan informasi itu sendiri.

Kamus komunikasi menerangkan bahwa informasi adalah keterangan yang

membuat orang menjadi tahu atau mengerti, keterangan-keterangan yang dipakai untuk

mengambil kesimpulan, penerangan atau kegiatan dengan tujuan membuat orang atau

khalayak menjadi mengerti tentang berbagai persoalan.

Informasi juga dapat diartikan sebagai suatu hal yang memberikan pengetahuan.

Pengertian memberikan pengetahuan adalah bahwa kandungan informasi itu

menunjukkan banyaknya pengetahuan tambahan yang diperoleh dari sebuah pesan atau
informasi, sehingga tingginya kandungan informasi dalam suatu pesan menunjukkan

besarnya pengetahuan tambahan (Otto Soemarwoto, 1989: I).

Informasi sebagai salah satu unsur penting dalam komunikasi harus dinamis dengan

dialirkan pada orang lain. Informasi itu harus bergerak, mudah dimengerti, utuh dan bulat

Informasi itu menginginkan suatu respon dari penerimanya. Agar efektif maka harus

diperhatikan dan dirinci suatu sistem informasi.

2. Penggunaan Informasi

Perkembangan teknologi informasi pada abad ke 20 membawa manusia menuju

ke jaman yang setiap aktivitas dan kehidupannya sangat bergantung kepada informasi.

Ketergantungan itu ada sebab informasi menyajikan fakta, membangkitkan perasaan

bahkan membentuk dan menentukan arah yang kesemuanya apabila disebarluaskan akan

dapat bermanfaat bagi pembangunan dan kesejahteraan umat manusia.

Semakin maju teknologi informasi maka semakin mudah, cepat dan murah untuk

memperoleh informasi yang diharapkan dan hal itu lebih sering disajikan dalam berbagai

bentuk yang sangat menarik. Perubahan dan perkembangan informasi telah mengantarkan

masyarakat ke arah era baru yaitu masyarakat informasi.

Informasi telah menjadi kebutuhan pokok manusia yang tak pernah habis bahkan terus

berkembang dengan jangkauan yang tak terbatas. Sebagai sumber daya, informasi tak

pernah kering, sehingga orang yang pekerjaannya menghimpun dan mengolah informasi

akan selalu menghadapi permasalahan bagaimana cara yang sebaik-baiknya memilih,

meyimpan, menemukan kembali serta mengembangkan dan menyebarluaskan informasi

tersebut kepada masyarakat.

Sebagai negara berkembang kita di Indonesia harus mampu memanfaatkan era


masyarakat informasi untuk mempercepat proses pembangunan yang menjembatani era

tradisional agararis yang statis menuju ke masyarakat informasi atau "information

society", maka kesenjangan sosial sebagai akibat dari keberhasilan pembangunan akan

dapat diperkecil balikan dihapuskan sama sekali. Dengan kata lain bahwa informasi

bukan hanya sekedar informasi tetapi merupakan informasi yang dapat digunakan untuk

tugas-tugas pembangunan.

Dalam bukunya yang berjudul "Sistem Informasi Untuk Penganbilan Keputusan"

Sondang P Siagian mencoba menjelaskan penggunaan informasi antara lain sebagai

berikut bahwa tidak ada kegiatan yang dilakukan di dalam dan oleh masyarakat yang

tidak memerlukan informasi. Sebaliknya semua kegiatan informasi baik yang berguna

bagi orang yang melaksanakan kegiatan tersebut maupun bagi orang lain di luar orang

yang bersangkutan.

Karena pendapat di atas itu benar maka informasi digunakan untuk semua macam

dan bentuk kegiatan di dalam masyarakat. Lima bidang kegiatan yang memerlukan

informasi adalah :

1. Informasi untuk kegiatan politik

Sistem partai politik yaug dianut suatu negara, jelas menginginkan anggota

sebanyak mungkin. Berbagai teknik dan propaganda digunakan untuk

mempertahankan angka statistik partai kalau boleh malah angka itu semakin

meningkat jumlahnya. Kehidupan partai dapat dikembangkan apabila elite politik

dalam masyarakat sadar akan pentingnya informasi dan mampu memanfaatkan

kemajuan teknologi informasi.

2. Informasi untuk kegiatan-kegiatan pemerintah


Pemerintah memerlukan bermacam-macam informasi di dalam tugasnya, tidak

perduli negara itu masih terbelakang, sedang berkembang atau industri yang sudah

mapan.

3. Informasi untuk kegiatan-kegiatan sosial

Diperlukan informasi yang jelas atas apa saja yang sedang dilaksanakan dan

diupayakan ditengah-tengah masyarakat. Kegiatan sosial yang dimaksud misalnya

kegiatan KB, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.

4. Informasi untuk kegiatan-kegiatan dunia usaha

Salah satu aspek kehidupan yang mutlak ditingkatkan mutunya adalah ekonomi.

Peningkatan mutu kehidupan ekonomi pada dasarnya merupakan kewajiban

lembaga-lembaga perekonomian. Merekalah yang melaksanakan peningkatan.

Semua bidang di dalamnya memerlukan informasi untuk menganalisis segala

sesuatu yang ada sangkut pautnya dengan bidang usaha itu, lalu beberapa

keputusan diambil.

5. Informasi untuk militer

Pada saat negara timbul sebagai satu bentuk organisasi maka setiap bidang dalam

pemerintahan membutuhkan informasi termasuk bidang perencanaan maupun

keamanan Aparat keamanan diperlukan tidak hanya sebagai tenaga perang

melainkan untuk menghadapi segala bentuk gangguan (Sondang P Siagian,

1988:50-67).

C. Pendayagunaan Media Penerangan

1. Kedudukan dan Peranan Penerangan


Persepsi dan antisipasi bangsa Indonesia terhadap permasalahan pembangunan

nasional dewasa ini cukup tinggi. Oleh karena itu masukan-masukan yang telah diterima

benar-benar merupakan butir-butir pemikiran yang dapat dikembangkan di dalam usaha

meningkatkan sumbangan dan darma bakti penerangan terhadap pembangunan nasional.

Arti penting dari penerangan antara lain untuk terus menerus membangkitkan kemauan

membangun segenap kekuatan bangsa. Melalui penerangan yang sehat, rakyat bukan saja

harus mengetahui tujuan dan arah pembangunan yang akan kita laksanakan melainkan

juga harus mengetahui tantangan-tantangan apa yang dihadapi dan cara-cara bagaimana

untuk mengatasi tantangan itu agar pembangunan itu berhasil dengan baik.

Di alam pembangunan penerangan harus mampu menjelaskan segala pemikiran

dasar bangsa kita, segala rencana, langkah dan segala permasalahan yang dihadapi

bangsa Dengan menyampaikan segala permasalahan pembangunan dan menampung

aspirasi konstruktif dan positif yang terdapat dalam masyarakat, penerangan akan mampu

mempersiapkan kondisi mental masyarakat yang penuh dengan pengertian dan kesadaran

untuk berpartisipasi aktif dan kreatif di dalam pembangunan nasional dan sekaligus ikut

memantapkan stabilitas nasional.

Sejak Pelita I sampai VI telah dilaksanakan berbagai kegiatan Penerangan

Pembangunan dan Pembangunan Penerangan melalui program pengembangan operasi

penerangan, program pengembangan siaran radio, televisi dan film, program pembinaan

dan pengembangan pers serta program pendukung lainnya.

Landasan pelaksanaan penerangan untuk Pembangunan Lima Tahun ke-VII adalah

sebagai berikut:

1. Landasan Idiil adalah Pancasila.


2. Landasan Konstitusional adalah UUD 1945.

3. Landasan Operasional adalah GBHN seperti yang ditetapkan oleh Majelis

Permusyawaratan Rakyat melalui TAP MPR No. II/MPR/1998. Mengingat

bahwa pedoman penerangan untuk tahun 1998 - 2003 masih belum ada maka

pedoman yang digunakan adalah pedoman penerangan periode sebelumnya.

4. Falsafah dan Etika :

a. Falsafah Penerangan.

Falsafah penerangan bersumber pada nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila

dan UUD 1945. Oleh karena itu falsafah dasar penerangan adalah menjunjung tinggi

kebebasan bagi setiap warga negara untuk menyatakan pendapat sesuai peraturan

perundang-undangan dan secara

bertanggung jawab bagi kepentingan bersama. Dengan demikian penerangan

tidak akan menganut falsafah liberal maupun totaliter. Berdasarkan falsafah

tersebut bagi bangsa Indonesia informasi merupakan produk budaya

sekaligus komoditi jasa kreatif dan bukan merupakan komoditi dagang

semata.

b. Etika Penerangan

Dalam mengaktualisasikan falsafah penerangan diperlukan adanya etika

penerangan sebagai mekanisme pengendalian dari dalam yang didasarkan atas kesadaran.

Etika penerangan tersebut meliputi hal-hal :

1) Penerangan harus menyampaikan kebenaran, oleh sebab itu harus

terbuka dan jujur. Pengembangan keterbukaan penerangan mencakup


keterbukaan antar pemerintah, media massa, dan masyarakat yang

masing-masing harus menjaga tetap terpeliharanya keterbukaan sesuai

fungsi yang melekat pada setiap unsur tersebut;

2) Penerangan harus dipandang sebagai perwujudan komunikasi sosial

yang informatif, edukatif dan konstruktif Oleh sebab itu penerangan

harus disampaikan dengan cara persuasif;

3) Penerangan harus dipandang sebagai salah satu bentuk pengabdian

sosial dalam rangka ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan

memajukan negara,

Penerangan yang paling primer adalah penerangan yang dilakukan dengan

menggunakan bahasa dan lambang-lambang. Sesuai dengan perkembangan kemajuan

teknologi masa kini digunakan pelbagai macam sarana atau media yang disesuaikan

dengan kondisi sasaran khalayak.

Untuk menyampaikan penerangan digunakan komunikasi antara lain sebagai

berikut:

a. Radio

Radio bagi Indonesia merupakan media yang paling cepat dapat

menyampaikan pesanan penerangan mengingat daya jangkaunya yang tidak

mengenal batas geografis.

b. Televisi

Televisi semakin mampu menjangkau wilayah yang sangat luas dan merupakan

salah satu media yang sangat ampuh dalam menyampaikan informasi karena sifat

audio visualnya Namun demikian televisi harus senantiasa meningkatkan mutu


acara siarannya sesuai dengan kemajuan kehidupan masyarakat

c. Film

Film merupakan salah satu media yang sangat ampuh karena sifat audio

visualnya. Mengingat masih kurangnya produk-produk film penerangan maka

film penerangan perlu ditingkatkan.

d. Pers

Pers merupakan media cetak yang efektif dalam menyampaikan berita dan pesan

pembangunan karena selain cepat juga berita dan pesannya dapat dibaca ulang.

2. Sasaran Khalayak Penerangan

a. Sasaran Dalam Negeri

Masyarakat dengan jumlah besar dan majemuk serta bersifat bhinneka tunggal ika

mempunyai tingkat pengetahuan dan keinginan serta daya serap yang berbeda

memerlukan penyajian yang berbeda pula.

Agar penerangan mencapai hasil baik perlu dilakukan pengkajian terhadap aspek

kehidupan dan latar belakang sosialnya. Pengelompokan di dalam masyarakat,

penggolongan dan karakteristik tiap lapisan masyarakat perlu diketahui insan penerangan.

Berdasarkan uraian di atas sasaran untuk penerangan dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

1. Masyarakat Pedesaan

Masyarakat pedesaan yang sampai sekarang berjumlah kira-kira 80 persen dari

penduduk Indonesia pada umumnya lebih banyak merupakan masyarakat tradisional

dengan aneka ragam dan latar belakang sosial budaya yang berbeda serta tingkat
pendidikan dan kehidupan sosial ekonomi yang relatif rendah.

Karena keadaan masyarakat perdesaan yang beraneka ragam berdasarkan kelompok

sosial budayanya dalam menentukan strategi kebijaksanaan komunikasi dan

pelaksanaannya perlu diperhatikan faktor-faktor yang menentukan;

a. Faktor yang bersifat menghambat antara lain:

1) Pendidikan yang masih rendah yang mengakibatkan daya serap yang

terbatas.

2) Perbedaan sosial budaya antara komunikan dan komunikator.

3) Tingkat pendapatan relatif rendah dan belum merata.

4) Sarana dan prasarana fisik yang kurang sempunia

b. Faktor yang bersifat menunjang antara lain;

1) Penggunaan waktu yang tidak terikat oleh pekerjaan rutin yang

ketat

2) Gotong-royong sebagai kebiasaan.

3) Menghargai karisma komunikator.

4) Sifat sederhana, jujur dan terbuka

Sasaran khalayak perdesaan pada umumnya menghendaki dan menghargai komunikator

yang memiliki ciri-ciri antara lain;

a. Berwibawa dan dapat dipercaya

b. Mengenal perasaan, mengerti harapan khalayak

c. Tidak mempunyai prasangka, bersifat terbuka dan jujur

d. Menyandang fungsi pemuka masyarakat

e. Berfungsi sebagai pamong desa


f. Mempunyai kedudukan sosial yang dihormati.

2. Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan merupakan sebagian kecil dari jumlah penduduk di

Indonesia yaitu kira-kira 20 persen. Pada umumnya masyarakat perkotaan terdiri dari

berbagai suku yang terikat oleh kepentingan ekonomi ataupun kepentingan politik.

Kota merupakan pusat konsentrasi kehidupan elit ekonomi dan politik serta menjadi

pusat-pusat pendidikan. Oleh karena itu dalam masyarakat perkotaan tersebut ada

beberapa faktor yang perlu diperhatikan di dalam kegiatan penerangan yaitu;

a. Faktor yang bersifat menghambat antara lain;

Bagi masyarakat perkotaan di Indonesia masih terdapat kelompok besar yang

belum mencapai taraf kehidupan yang selayaknya. Hal ini disebabkan oleh

adanya urbanisasi yang tidak terkendalikan. Terhadap masyarakat perkotaan

semacam itu diperlukan usaha penerangan yang bersifat khusus.

1) Sifat individualitas yang makin menonjol.

2) Kesibukan yang makin menyita sebagian besar waktu.

3) Kecenderungan renggangnya hubungan kekerabatan.

4) Makin banyaknya pengaruh yang datang dari bangsa asing.

b. Faktor yang menunjang antara lain :

1) Rasional dalam menggunakan waktu.

2) Memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi

3) Memiliki kemampuan ekonomi yang cukup.

4) Memiliki daya serap yang tinggi di dalam menanggapi masukan


informasi.

5) Lebih menyukai media massa dari pada media tatap muka

3. Kebijaksanaan Penerangan

Penerangan di Indonesia diabdikan untuk mendukung pembangunan nasional.

Dari titik tolak inilah pokok kebijaksanaan penerangan ditentukan. Dalam hal ini GBHN

Tahun 1993 yang menentukan haluan pembangunan nasional juga menentukan haluan

penerangan. Kebijaksanaan pembangunan penerangan yang dituangkan dalam GBHN

Tahun 1993 antara lain sebagai berikut:

a. Pembangunan penerangan, komunikasi dan media massa diarahkan untuk

makin meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dan

UUD 45 dalam semua segi kehidupan bangsa sehingga makin meningkatkan

kesadaran rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

dalam rangka mewujudkan Wawasan Nusantara, memperkuat persatuan dan

kesatuan bangsa, memperkukuh Ketahanan Nasional dan memelihara

stabilitas nasional yang mantap dan dinamis sejalan dengan dinamika

pembangunan dan kemajuan teknologi.

b. Pembangunan penerangan, komunikasi dan media massa harus mampu

menciptakan iklim yang dapat mendorong terjadinya interaksi timbal

balik secara terbuka dan bertanggung jawab antar warga masyarakat dan

antar sesama warga masyarakat dengan pemerintah dalam memperoleh

informasi pembangunan dan hasil-hasilnya.


Dalam pedoman penerangan tahun 1993-1998 ditetapkan berbagai kebijaksanaan

baik itu sistem, strategi, ruang lingkup operasional dan sebagainya. Kesemuanya itu

dilaksanakan dalam rangka pendayagunaan media penerangan untuk menunjang

suksesnya pembangunan.

A. Sistem Penerangan Terpadu

Sistem penerangan yang ada adalah "sistem penerangan terpadu" yang berarti

meningkatkan gerak langkah operasi penerangan yang dilakukan dengan kerjasama yang

lebih terarah antar aparat penerangan. Operasi penerangan terpadu meliputi

kerjasama yang erat antar unsur-unsur;

1) Di lingkunganDepartemen Penerangan

2) Departemen Penerangan dengan unsur penerangan pemerintah

3) Penerangan pemerintah dengan unsur penerimaan masyarakat

Untuk lebih menjamin terwujudnya keterpaduan kegiatan penerangan perlu adanya

pokok operasi penerangan yang mencakup:

a. Latar belakang permasalahan

b. Tujuan penerangan

c. Materi penerangan

d. Pemilihan dan penggunaan media penerangan

Dengan adanya penerangan terpadu seperti diuraikan di atas akan dapat dihilangkan

setidak-tidaknya memperkecil pemborosan-pemborosan yang disebabkan karena

kesimpang siuran komunikasi. Untuk itu perlu dimantapkan sistem penerangan terpadu

yang meningkatkan terciptanya koordinasi dan sinkronisasi di segala tingkatan.


B. Strategi Penerangan

Strategi penerangan suatu pola dasar pemikiran untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Konsepsi strategi penerangan diarahkan untuk mendukung tercapainya tujuan

nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 45. Hal tersebut akan dicapai

secara bertahap melalui pembangunan lima tahun yang berkesinambungan. Setiap tahap

pembangunan memerlukan partisipasi masyarakat secara tepat dan bergairah.

Penerangan adalah tanggung jawab antara pemerintah dan masyarakat agar setiap

warga negara memperoleh penerangan yang benar mengenai berbagai aspek kehidupan

berbangsa dan bernegara.

Secara fungsional dan operasional di dalam masyarakat juga terdapat lembaga-

lembaga penerangan atau komunikasi sosial. Dengan demikian fungsi penerangan

dilakukan oleh seluruh sistem penerangan dan secara fungsional sebagai penanggung

jawab nasionalnya adalah Departemen Penerangan dengan didukung oleh departemen-

departemen dan lembaga-lembaga serta lembaga komunikasi masyarakat sebagai

subsistem integral.

C. Ruang Lingkup Operasi Penerangan

Ruang lingkup operasi penerangan mencakup seluruh masyarakat Indonesia

dengan berbagai masalah nasional yang dihadapi. Penerangan mengandung sifat

komunikatif sehingga perlu dikembangkan proses komunikasi secara timbal balik.

Karena penerangan merupakan lembaga pemerintah yang membina kehidupan bernegara


dan berbangsa maka titik awal operasi penerangan ialah kebijaksanaan yang ditetapkan

oleh pemerintah.

Sasaran operasionalnya diarahkan untuk menanamkan pengertian seluruh

masyarakat sebagai pemberi dukungan dan berperan serta aktif terhadap kebijaksanaan

pemerintah. Sasaran khalayak adalah seluruh masyarakat Indonesia dan masyarakat

internasional karena bangsa Indonesia merupakan anggota dalam pergaulan antar bangsa.

Materi operasional berdasarkan Pedoman Penerangan 1993-1998 dilaksanakan

sesuai sasaran khalayak yang dibuat dalam bentuk paket:

1. Pangan

2. Sandang

3. Papan

4. Pendidikan

5. Kesehatan

6. Lapangan pekerjaan

7. Kependudukan dan keluarga berencana

8. Transmigrasi

9. Koperasi

10. Peranan wanita dan pemuda

11. Penggunaan hasil industri dalam negeri

12. Pariwisata

13. Lingkungan hidup

14. Hemat energi

15. Kesadaran hukum dan disiplin nasional


16. Pertahanan dan keamanan

17. Pemasyarakatan P4

18. Ekspor non migas

19. Pajak

20. Wawasan nusantara, ketahanan nasional dan bela negara

21. Hasil-hasil KTT nonblok

22. CitraIndonesia ke luar negeri

23. Pemasyarakatan pengawasan

24. Paket penerangan khusus

Departemen Penerangan sebagai salah satu komponen dalam pembangunan nasional ikut

dalam mendukung dan mensukseskan usaha bangsa Indonesia di dalam mencapai cita-

cita perjuangan yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila Sebagai bagian

integral yang tak terpisahkan dari perjuangan bangsa. Departemen Penerangan didirikan

beberapa hari setelah Proklamasi Kemerdekaan yang memiliki tugas dan fungsi sangat

penting.

Secara fungsional Departemen Penerangan adalah penyelenggara sebagian tugas

umum pemerintahan dan pembangunan di bidang penerangan. Jadi komunikasi dan

informasi pada masyarakat menjadi tugas fugsional Departemen Penerangan. Untuk

itulah maka pembinaan segala macam media komunikasi massa dan pengelolaan berbagai

media massa menjadi tanggung jawab Departemen Penerangan. Secara umum

Departemen Penerangan memberi motivasi dan persuasi kepada masyarakat dalam

rangka pelaksanaan pembangunan nasional agar masyarakat menjadi paham dan

tersentuh hatinya untuk turut aktif dalam mensukseskan pembangunan secara motivatif
dan persuatif Departemen Penerangan memberi informasi mengapa masyarakat dalam

menghadapi berbagai situasi dalam pembangunan.

Selanjutnya menjadi tugas instansi-instansi sektoral dalam memberi informasi

bagaimana sesuatu hal yang persis harus dilaksanakan. Kemudian Departemen

Penerangan memberi bantuan sepenuhnya dengan perangkat keras maupun lunak yang

dimilikinya agar informasi tersebut dapat diterima oleh masyarakat sebaik-baiknya

Selanjutnya masyarakat memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam turut

menjaga kelancaran jalannya komunikasi di negeri kita Dengan media, keahlian dan

pengalaman yang banyak terdapat dalam masyarakat. Masyarakat juga diharapkan turut

memberi umpan balik yang akan sangat penting artinya bagi usaha mencapai efektivitas

yang tinggi dan untuk menjaga agar semua kegiatan komunikasi dan informasi yang kita

lakukan dapat mencapai sasaran dengan tepat

D. Media Massa Dalam Pembangunan.

1. Pengertian Media Massa

Leksikon komunikasi memberikan pengertian media massa sebagai "sarana

penyampai pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas misalnya radio,

televisi, dan surat kabar".

Kata media massa berasal dari medium dan massa, kata "medium" berasal dari

bahasa latin yang menunjukkan adanya berbagai sarana atau saluran yang diterapkan

untuk mengkomunikasikan ide, gambaran, perasaan dan yang pada pokoknya semua

sarana aktivitas mental manusia, kata "massa" yang berasal dari daerah Anglosaxon

berarti instrumen atau alat yang pada hakikatnya terarah kepada semua saja yang
mempunyai sifat massif. Tugasnya adalah sesuai dengan sirkulasi dari berbagai pesan

atau berita, menyajikan suatu tipe baru dari komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan

fundamental dari masyarakat dewasa ini.

Media massa merupakan suatu penemuan teknologi yang luar biasa, yang

memungkinkan orang untuk mengadakan komunikasi bukan saja dengan komunikan

yang mungkin tidak pernah akan dilihat akan tetapi juga dengan generasi yang akan

datang. Dengan demikian maka media massa dapat mengatasi hambatan berupa

pembatasan yang diadakan oleh waktu, tempat dan kondisi geografis. Penggunaan

media massa karenanya memungkinkan komunikasi dengan jumlah orang yang lebih

banyak.

Setiap jenis media massa mempunyai sifat-sifat khasnya oleh karena itu

penggunaannya juga harus diperhitungkan sesuai dengan kemampuan serta sifat-sifat

khasnya.

Ditinjau dari perkembangan teknologi di bidang penyampaian informasi melalui

media massa, media massa dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :

a. Media massa modern

Yang dimaksud media massa modern adalah media massa yang

menggunakan teknologi modern yaitu media massa cetak dan media massa

elektronik. Media massa cetak adalah media massa yang dalam menyampaikan

informasinya terlebih dulu harus dicetak menggunakan alat cetak. Media massa

ini misalnya surat kabar, majalah, tabloid dll.

Media massa elektronik adalah media massa yang dalam menyampaikan

informasinya menggunakan jasa listrik.Tanpa adanya listrik media massa ini tidak
akan dapat berfungsi misalnya radio dan televisi.

b. Media massa tradisional

Media yang digunakan sebagai sarana penyampaian informasi pada jaman

dulu, lebih banyak menggunakan media massa tradisional misalnya wayang, lawak,

lenong, seni tradisional dll.

2. Fungsi Media Massa

Media massa secara mandiri maupun hanya sebagai penunjang memiliki fungsi

sebagai berikut;

a. Sebagai pemberi informasi

Dapat dilakukan sendiri oleh media Tanpa media sangatlah mustahil informasi

dapat disampaikan secara tepat tanpa terikat waktu.

b. Sebagai pengambilan keputusan

Dalam hal ini media massa berperan sebagai penunjang karena fungsi ini

menuntut adanya kelompok-kelompok diskusi yang akan membuat keputusan di

samping itu diharapkan adanya perubahan sikap kepercayaan norma-norma sosial.

Oleh sebab itu dalam hal ini mekanisme komunikasi antar pribadi sangat

berperan. Mass media berperan dalam menghantarkan informasi sebagai bahan

diskusi, memperjelas masalah-masalah dan menyampaikan pesan-pesan para

pemuka masyarakat.

c. Sebagai pendidik

Sebagian dapat dilaksanakan sendiri oleh media massa sedangkan bagian lain

dikombinasikan dengan komunikasi antar pribadi (Eduard D, 1978:47). Menurut

Chalkley media massa berfungsi untuk:


1. Memberitakan tentang fakta kehidupan ekonomi masyarakat,

2. Menginterpretasikan fakta tersebut agar dipahami oleh masyarakat itu,

3. Mempromosikan hal tersebut agar menyadari betapa serius masalah

pembangunan yang dihadapi dan memikirkan lebih lanjut masalah itu serta

mengantarkan masyarakat pada solusi-solusi yang mungkin ditempuh.

Menurut Crawford peranan media massa dalam pembangunan tidaklah independen

sifatnya melainkan terbatas sebagai pemicu pembangunan bila faktor-faktor lain terdapat

secara memadai. Hal ini menunjukkan komunikasi saja bukanlah suatu kondisi yang

memadai bagi pembangunan akan tetapi kurangnya atau kegagalan komunikasi dapat saja

menghambat pembangunan. Jadi komunikasi sendirian saja tidak akan menghasilkan

pembangunan secara optimal (Depdikbud, 1997: 4)

Selain memiliki fungsi-fungsi tersebut media massa juga dapat melakukan hal-hal lain

yang dapat berperan dalam melayani tugas-tugas pembangunan antara lain :

1. Media massa dapat memperluas cakrawala pemikiran

Banyak orang yang hidup dalam masyarakat tradisional menganggap seolah-olah

media massa memiliki kekuatan gaib pada waktu pertama kali mengenal media

massa. Seorang tokoh Afrika mengatakan bahwa media memiliki kekuatan gaib,

karena media mampu membawa seseorang ke puncak bukit yang tinggi tanpa

melintasi cakrawala. Media memiliki kekuatan gaib karena kemampuannya

membuat orang melihat dan mengetahui tempat-tempat yang belum pernah

dikunjunginya serta mengenai orang-orang yang belum pernah ditemuinya.

Dengan demikian media mampu memperdekat jarak yang jauh serta memperjelas

hal-hal yang kabur dan menjembatani peralihan antara masyarakat tradisional ke


arah masyarakat modern.

2. Media massa dapat memusatkan perhati an

Dalam masyarakat modern, gambaran kita tentang lingkungan yang jauh, kita

peroleh dari media. Masyarakat tradisional yang bergerak ke arah modernisasi

juga mulai menggantungkan pengetahuannya pada media massa. Akibatnya

pemikiran-pemikiran tentang apa yang penting, berbahaya, menarik dan

sebagainya umumnya berasal dari media massa. Surat kabar, radio dan TV yang

berperan sebagai pengawas di berbagai tempat harus memutuskan apa yang tepat

untuk disiarkan.

3. Media massa mampu menumbuhkan aspirasi.

Media massa mampu menumbuhkan aspirasi sebagaimana dinyatakan oleh Daniel

Lerner ketika radio Kairo menjangkau desa-desa terpencil melalui aspirasi pribadi

yang ditumbuhkan hampir seluruh ide dapat diwujudkan karena didukung

masyarakat.

Suatu kebijaksanaan baru akan menuntut persesuaian antara apa yang diinginkan

masyarakat dengan apa yang mereka peroleh. Tanpa aspirasi yang meningkat

tanpa merangsang masyarakat bekerja untuk hidup yang lebih baik akan bekerja

sulit sekali mewujudkan pembangunan.

4. Media massa mampu menciptakan suasana membangun

Kita dapat menyimpulkan bahwa melalui peranan media menyebar di luar kelas

sebagai alat pendidikan. Di tempat dimana sekolah dan guru langka jumlahnya,

media telah membuktikan kemampuannya memikul sebagian besar tugas

pendidikan terutama di bidang pendidikan orang-orang dewasa serta


pemberantasan buta huruf. Media massa merupakan alat komunikasi yang

dapat berfungsi untuk memotivasi perlunya partisipasi masyarakat dalam

pembangunan. Karenanya dengan penyampaian informasi, gagasan, inovasi dan

pendapat, media massa berusaha memberi motivasi kepada komunikan sehingga

terjadi perubahan diri. Untuk itu media massa hendaknya memperhatikan hal-hal

sebagai berikut;

a. Pesan atau ajakan yang disampaikan harus dapat menimbulkan perasaan tertentu

pada masyarakat;

b. Pesan atau ajakan itu hendaknya berisi lambang-lambang atau tanda-tanda

komunikasi sesuai dengan daya tangkap, daya serap dan daya nilai sebagian

besar masyarakat terutama golongan masyarakat yang dituju;

c. Pesan atau ajakan itu membangkitkan kebutuhan dan keinginan tertentu pada

sasaran dan kemudian menyarankan upaya untuk pemenuhan harapan masyarakat;

d. Pesan itu membangkitkan harapan komunikan.

Dengan demikian pesan yang disampaikan kepada komunikan dapat

memberikan motivasi untuk berpartisipasi atau untuk mengubah diri.

Dalam kaitannya secara khusus dengan lingkungan, berdasarkan makalah

Koesnadi Hardjasoemantri yang berjudul “Peranan Hukum Lingkungan Dalam

Tatanan Masa Depan Indonesia", media massa merupakan salah satu pendukung

lingkungan dalam meningkatkan kesadaran lingkungan masyarakat. Peranan

media massa sendiri adalah sebagai sarana sosialisasi peraturan perundang-

undangan yang berkaitan dengan lingkungan hidup dengan tujuan agar

masyarakat memahami hak dan kewajibannya Bentuk sosialisasinya adalah


dengan mengadakan rubrik berkala untuk media cetak, misalnya setiap bulan,

tentang peraturan lingkungan hidup, maupun media elektronikanya, termasuk

radio, melalui acara berkala, misalnya setiap bulan, tentang peraturan lingkungan

hidup.

3. Media Massa Dalam Pembangunan

Peranan media massa dalam pembangunan nasional adalah sebagai agen

pembaharu (agent of social change) atau membantu memperkenalkan perubahan sosial.

Dalam hal ini media massa dapat dimanfaatkan untuk merangsang proses pengambilan

keputusan, memperkenalkan usaha modernisasi dan membantu mempercepat proses

peralihan masyarakat yang tradisional menjadi masyarakat yang modern serta

menyampaikan pada masyarakat program-program pembangunan nasional.

Proses terjadinya perubahan dapat berjalan lambat atau cepat seperti yang

ditujukkan oleh sejarah. Kontak antar budaya yang berbeda menimbulkan perubahan-

perubahan pada kebiasaan-kebiasaan dan kepercayaan secara berangsur-angsur.

Perubahan dapat pula terjadi dengan cepat manakala bangsa penakluk memaksakan pola

budaya mereka pada bangsa yang dikalahkan.

Jenis perubahan yang diinginkan oleh sebagian besar bangsa-bangsa adalah

perubahan yang lebih cepat daripada perubahan sejarah, lebih lunak dari proses yang

dilakukan secara paksaan. Pembangunan diharapkan terlaksana secara sukarela dan setiap

individu dapat mengambil bagian di dalamnya dan informasi tentang pembangunan

diterima secara merata. Sikap paksaan dalam pembangunan diganti oleh sikap membujuk

dan memberikan kesempatan partisipasi pada setiap anggota masyarakat di samping itu
arus informasi ditingkatkan. Ada 3 dimensi efek komunikasi massa yaitu :

1. Kognitif meliputi kesadaran belajar dan tambahan pengetahuan

2. Afektif berhubungan dengan emosi, perasaan dan atitud (sikap)

3. Konotatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu

menurut cara tertentu.

Meskipun dimensi-dimensi efek di dalam berhubungan satu sama lain ketiganya juga

mendapatkan satu sama lain mereka terjadi dalam berbagai sekuen dan perubahan dalam

satu dimensi tidak perlu diikuti oleh perubahan dalam dimensi lainnya sebagai bentuk

meningkatnya pengetahuan tentang suatu isu tidak selalu diikuti oleh perubahan (Amri

Jahi, 1988: 17)

Pada dasarnya mekanisme suatu perubahan sifatnya sederhana. Pertama,

penduduk harus disadarkan akan arti penting suatu perubahan yang tak mungkin terwujud

dengan mengandalkan kebiasaan-kebiasaan dan sikap sekarang. Kedua, perubahan itu

harus ditunjang oleh sikap-sikap yang dekat sekali dengan usaha pemenuhan kebutuhan.

Setiap bangsa yang ingin meningkatkan proses pembangunan harus menyadarkan seluruh

masyarakatnya akan arti penting pembangunan dan memberi kesempatan pada mereka

untuk memenuhi kebutuhan mereka di alam pembangunan. Selain itu memberikan

fasilitas pada proses pengambilan keputusan serta membantu masyarakat mengenal

kebiasaan-kebiasaan baru secara lancar sehingga mereka cepat merasakan hasilnya.

Memang harus kita akui bahwa di jaman Orde Baru ini peranan media massa

sangat besar namun masih mempunyai kelemahan-kelemahan dalam menunjang

pelaksanaan pembangunan bangsa dan negara yaitu;


Prasarana dan sarana media massa yang digunakan akan menjadi tidak berarti jika

khalayak yang dituju tidak dapat menerima pesan-pesan pembangunan yang disampaikan

oleh karena terbatasnya daya jangkau media dan keterbatasan kepemilikan media massa.

1. Beragamnya bahasa yang digunakan sebagai pengantar di suatu wilayah.

Hal ini menjadi kendala dalam usaha menjangkau lebih banyak lagi

masyarakat yang dapat menerima informasi yang bermanfaat dalam usaha

pembangunan.

2. Masyarakat yang menerima informasi sangat beragam tingkat pendidikan

dan atitudnya sehingga. pesan-pesan pembangunan yang harus

disampaikan oleh media massa dibentuk sedemikian rupa sehingga

menjadi mudah untuk dipahami supaya dapat menimbulkan perubahan

atitud dan perilaku,

Dengan demikian secara prinsip kita dapat menyimpulkan peranan media komunikasi

massa dalam pembangunan yaitu; Media massa merangsang proses pengambilan

keputusan.

1. Media massa dapat memperkenalkan usaha-usaha modernisasi dengan tujuan

mengubah kebiasaan, sikap, pola pikir yang jelek menjadi baik.

2. Media massa sebagai alat penyampaian pada masyarakat program-program

pembangunan nasional (Eduard D, 1978).

Вам также может понравиться