Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
CA. NASOFARING
A. DEFINISI
Ca Nasofaring adalah tumor ganas yang tumbuh didaerah nasofaring dengan predileksi difossa
Rossenmuler dan atap nasofaring
(Arif Mansjoer.1990.110)
Ca nasofaring merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang terbanyak ditemukan
diIndonesia,yang diikuti oleh tumor ganas hidung dan sinus paranasal (18%),laring (16%) dan
tumor ganas hidung mulut,tonsil,hiofaring dalam presentase rendah.
(Efianti A.Soepardi;2001,146)
B. ETIOLOGI
1. Kebiasaan makan
2. Lingkungan
3. Vrus Epstein-Barr
4. Geografis
5. Rasial
6. Jenis Kelamin
7. Genetik
8. Pekerjaan
9. Kebiasaan hidup
10. Kebudayaan
11. Sosial Ekonomi
12. Infeksi Kuman
(Efianty A.Soepardi;2001.146-147)
M : Metastasis jauh
Mo: Tidak ada metastasis jauh
M1: Terdapat metastasis jauh
Stadium 1 :
T1 dan No dan No
Stadium 2 :
T2 dan No dan Mo
Stadium III :
T1/T2/T3 dan N1 dan Mo
Atau
T3 dan No dan Mo
Stadium IV :
T4 dan No/N1 dan Mo
Atau
T1/T2/T3/T4 dan N2/N3 dan Mo
Atau
T1/T2/T3/T4 dan No/N1/N2/N3 dan M1
(Efianty A.Soepardi;2001.149)
F. PEMERIKAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan CT-Scan
Daerah kepala dan leher,sehingga pada tumor primer yang tersembunyi tidak akan selalu sulit
ditemukan
2. Pemeriksaan Serologi IgA anti VCA untuk infeksi virus E-B
Sensitivitas IgA VCA adalah 97,5 % dan spesifikasi 91,8% dengan fifer berkisar antara 10-1280
dengan terbanyak fifer 160. IgA anti EA sensitivitasnya 100% tetapi spesifitasnya hanya
30%,sehingga pemeriksaan ini hanya digunakan untuk menentukan prognosis pengobatan.
3. Biopsi,dapat dilakukan dengan 2 cara:
a. Biopsi melalui hidung dilakukan tanpa melihat jelas tumornya
b. Biopsi melalui mulut
(Efianty A.Soepardi;2001.146-147)
G. PENATALAKSANAAN
Pengobatan utama adalah radioterapi. Sebagai tambahan dapat dilakukan diseksi leher,
pemberian tetrasiklin,factor transfer.interferon,kemoterapi,seroferapi,vaksin dan anti virus.
Sebagai terapi acuan terbaik adalah kemoterapi dengan kombinasi sis-platinum sebagai inti.
Diseksi leher radikal dilakukan bila benjolan dileher tidak menghilang dengan radiasi atau timbul
kembali dengan syarat tumor induknya hilang.
(Arif Mansjoer;1990,110)
H. PERAWATAN PALIATIF
Perhatian pertama harus diberikan pda pasien dengan pengobatan radiasi. Mulut rasa kering
disebabkan oleh kerusakan liur mayor maupun minor sewaktu penyinaran. Pasien dianjrkan
untuk makan banyak kuah,membawa minuman kemanapun pergi dan mencoba memakan dan
mngunyah bahan yang rasa asam sehingga merangsang keluarnya air liur. Gangguan lain adalah
mukositis rongga mulut,karena jamur,rasa kaku didaerah leher karena fibrosis jaringan akibat
penyinaran,sakit kepala,kehilangan nafsu makan dan kadang-kadang muntah/rasa mual. Pasca
pengobatan dapat pula timbul metastasis jauh pasca pengobatan ketulang,paru,hati,dan otak.
I. PENCEGAHAN
Vaksinasi
Migrasi penduduk
Mengubah kebiasaan hidup yang salah
Penyuluhan mengenai lingkungan hidup yang tidak sehat
Meningkatkan social ekonomi
Melakukan tes serologi IgA anti EA secara masal →dimasa yang akan dating
Berbagai hal yang berkaitan dengan factor penyebab
(Efianty A.Soepardi;2001.150)
fOKUS PENGKAJIAN
1. Aktivitas/istirahat
Gejala :
- Kelemahan dan keletihan
- Perubahan pola istirhat dan jam kebiassan tidur malam hari,adanya factor-faktor yang
mempengaruhi tidur misalnya:nyeri,ansietas,berkeringat pada mlam hari.
- Pekerjaan/profesi dengan pemajanan konsinogen lingkungan,tingkat stress tinggi.
2. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi,nyeri dada,pada penyerahan kerja
Kebiasaan : Perubahan TD
3. Integritas Ego
Gejala :
Faktor stress (keuangan,pekerjaan,perubahan peran) dan cara mengatasi stress
(missal:merokok,minum alcohol,menunda mencari pengobatan,keyakinan/religious/ spiritual)
Masalah perubahan dalam penampilan
Menyangkal diagnosis,perasaan tak berdaya,putus asa,tidak mampu,tak bermakna,rasa
bersalah,kehilangan control,depresi.
Tanda : Menyangkal,menarik diri,marah
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pada defekasi konstipsi/diare,perubahan eliminasi urin,perubahan bising
usus,distensi abdomen.
Tanda : Perubahan pada kelembapan/turgor kulit,edema
5. Neurosensori
Gejala : sakit kepala,tuli,juling,eksoftalmus
6. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Rasa tidak nyaman ditelinga sampai rasa nyeri telinga (atalgia),rasa kaku didaerah
leher karena fibrosis jaringan akibat penyinaan
7. Pernapasan
Gejala : Merokok (tembakau,mariyuana,hidup dengan seseorang yang merokok)
8. Keamanan
Gejala :
- Pemajanan ada kimia toksik,karsinogen
- Pemajanan matahari lama/berlebihan
Tanda :
- Demam
- Ruam kulit,ulserasi
9. Seksualitas
Gejala : Masalah seksualitas,missal : dampak hubungan pada tingkat kepuasan
10. Interaksi
Gejala :
- Ketidak adekuatan/kelemahan system pendukung
- Riwayat perkawinan (berkenan dengan kepuasan dirumah,dukungan/bantuan)
- Masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran
11. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat kanker pada keluarga
Missal : Ibu/bibi dengan kanker payudara
Penyakit Metastasis : Sisi tambahan yang terlibat,bila tidak ada riwayat alamiah dari primer akan
memberikan informasi penting untuk mencari metastasis
Riwayat Pengobatan : Pengobatan sebelumnya untuk tempat kanker dan penbobatan yang
diberikan
2. Gangguan persepsi sensori b/d gangguan status organ sekunder metastase tumor
Tujuan : Mampu beradaptasi terhadap perubahan sensori persepsi
Kriteria hasil: Mengenal gangguan dan berkompetensi terhadap perubahan
Intervensi :
- Tentukan ketajaman penglihatan
- Orientasikan pasien terhadap perubahan
- Observasi tanda-tanda dan gejala disorientasi
- Perhatikan tentang suram/penglihatan kabur
- Bicara dengan gerak mulut yang jelas
- Bicara pada sisi telinga yang sehat
4. Resiko tinggi perubahan membrane mukosa oral berhubungan dengan efek samping agen
kemoterapi radiasi
Tujuan : tidak terganggu pada membrane mukosa
Kriteria hasil :
- Menunjukkan mukosa oral yang berih dan utuh
- Tidak menujukkan adanya infeksi pada rongga mulut
- Melaporkan tidak adanya nyeri,kesulitan menelan,dan dehidrasi
Intervensi :
- Kaji kesehatan gigi dan hygiene oral pada penerimaan dan secara periodic
- Dorong masukkan nutrisi sesuai toleransi individu
- Pantau dan jelaskan tanda-tanda pasien tentang superinfeksi oral
- Instruksikan mengenai perubahan diet,missal : hindari makanan panas atau pedas,anjurkan
penggunaan sedotan,mencerna makanan lembut atau diblender
5. Resti kekurangan integritas kulit b/d penurunan imun efek radiasi kemoterapi
Tujuan : Integritas kulit tetap terjaga
Kriteria hasil :
- Menunjukkan perubahan yang minimal pada kulit dan menghindari trama pada area kulit yang
sakit
Intervensi :
- Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping kanker
- Mandikan dengan menggunakan air hangat dan sabun ringan
- Hindari menggosok atau menggaruk area
- Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun,bedak,salep,apapun kecuali diijinkan
dokter
- Hindari pakaian yang ketat pada area tersebut
- Oleskan Vit.A dan D pada daerah tersebut
- Tinjau ulang efek samping dermatologis yang dicurigai pada kemoterapi
6. Resiko tinggi perubahan membrane mukosa oral b/d efek samping dengan kemoterapi radiasi
Tujuan : Tidak terjadi gangguan membrane mukosa
Kriteria hasil :
- Menunjukkan mukosa oral yang bersih dan utuh
- Tidak menunjukkan adanya ulserasi atau infeksi pada rongga mulut
- Melaporkan tidak adanya nyeri,kesulitan menelan dan dehidrasi
Intervensi :
- Kaji kesehatan gigi dan hygiene oral secara periodic
- Kaji rongga mulut tiap hari,perhatikan perubahan pada integritas membrane mukosa oral
- Instruksikan mengenai perubahan diet misalnya hindari makanan panas atau pedas. Anjurkan
pengunaan sedotan. Mencerna makanan lembut atau diblender
- Pantau dan jelaskan tanda-tanda tentang superinteraksi oral
- Mulai program higene oral:gunakan pencuci mulut dari salin hangat larutan pelarut dari
hydrogen peroksida,sikat dengan sikat gigi/benang gigi,pertahankan bibir lembab dengan
pelumas bibir.
0 komentar:
Poskan Komentar