Вы находитесь на странице: 1из 73

MAKALAH SEJARAH TENTANG SEJARAH

NASIONALISME FILIPINA
15JAN2009Tinggalkan sebuah Komentar
by eidelweis in SEJARAH 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan
Dewasa ini tidak sedikit orang yang harus mengetahui gerakan
nasionalisme di berbagai Negara. Oleh karena yaitu, minimalnya kita harus
mengetahui dan mengerti tentang gerakan nasionalisme. Untuk itu dalam
makalah ini kami mencoba menguraikan secara mendalam atau
menyeluruh tentang gerakan nasionalisme di berbagai negara salah satunya
MAKALAH SEJARAH TENTANG
yaitu “Geraka

SEJARAH NASIONALISME FILIPINA
15JAN2009Tinggalkan sebuah Komentar
by eidelweis in SEJARAH 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan
Dewasa ini tidak sedikit orang yang harus mengetahui gerakan nasionalisme di berbagai
Negara. Oleh karena yaitu, minimalnya kita harus mengetahui dan mengerti tentang
gerakan nasionalisme. Untuk itu dalam makalah ini kami mencoba menguraikan secara
mendalam atau menyeluruh tentang gerakan nasionalisme di berbagai negara salah
satunya yaitu “Gerakan Nasionalisme Filipina”.
1.2 Tujuan Penulisan
Dalam pengetahuan mengenai gerakan nasionalisme ini perlu dipelajari agar siswa
dapat:
1. Memperluas wawasan kita mengenai gerakan nasionalisme
2. Meningkatkan kepedulian dan minat untuk memahami gerakan nasionalisme
3. Mengetahui seluk beluk gerakan nasionalisme
Untuk mencapai tujuan di atas, siswa perlu mempelajari dasar-dasar pengetahuan
sejarah agar mampu memahami dan menelaah secara terperinci dari berbagai peristiwa
yang berhubungan dengan gerakan nasionalisme.
1.3 Metode Penulisan
Untuk memperoleh data-data atau keterangan yang lengkap, penulis menggunakan
metode dengan mengumpulkan data-data dari sumber yang relatif.
BAB II
MUNCULNYA GERAKAN NASIONALISME
2.1 Faktor Pendorong Munculnya Gerakan Nasionalisme Asia
Faktor-faktor yang mendorong munculnya gerakan nasionalisme bangsa Asia yaitu:
1. Penjajahan dari bangsa-bangsa asing yang sangat menyengsarakan rakyat
2. Lahirnya golongan terpelajar di negara-negara tersebut
3. Terjadinya revolusi industri di Inggris dan revolusi Prancis
4. Kebangkitan bangsa Jepang sebagai keberhasilan Restorasi Meiji. Termasuk
kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905
2.2 Gerakan Nasionalisme Filipina
Perkembangan Filipina sebelum diduduki oleh Spanyol tidak begitu diketahui dengan
jelas. Namun, sebagian wilayah Filipina pernah menjadi daerah kekuasaan dari kerajaan
Sriwijaya (abad ke-12) dan kerajaan Majapahit (abad ke-14). Pengaruh Indonesia sangat
besar di Filipina seperti sawah, agama Hindu dan Budha. Perdagangan antara Filipina
dengan Cina semakin bertambah ramai dan mengakibatkan orang-orang Cina banyak
pindah ke Filipina serta melakukan perkawinan campuran dengan penduduk asli
Filipina. Di samping itu, pada abad ke-15 agama Islam dari Indonesia mulai masuk ke
Filipina bagian selatan. Orang-orang Islam Filipina oleh orang-orang Spanyol disebut
Moros (Moro). Bahkan sampai saat sekarang orang-orang Moro mendapat perhatian
khusus dari pemerintah Filipina. Hal ini disebabkan karena orang-orang Moro
menuntut status otonomi atas pemerintahan Filipina.
Muncul dan berkembangnya nasionalisme di Filipina tidak dapat dipisahkan dari akibat-
akibat Penjajahan yang dilakukan oleh negara-negara barat, terutama oleh bangsa
Spanyol.
Kedatangan bangsa Spanyol ke dunia Timur adalah dalam upaya untuk mendapatkan
sumber rempah-rempah yang sangat laku di pasaran Eropa. Kedatangan bangsa Spanyol
di Filipina dipimpin oleh Ferdinand Magelhaens. Ia tewas terbunuh karena terlibat
dalam perselisihan antar penduduk di kepulauan ini. Perjalannya dilanjutkan oleh
opsirnya yang bernama Juan Sebastian del Cano sampai di Spanyol, mereka inilah yang
pertama kali dapat mengelilingi dunia.
Kepulauan Filipina pernah menjadi rebutan antara bangsa spanyol dengan bangsa
portugis. Akhirnya, seorang bangsa spanyol bernama Miguel Lopez De Legazpi
mendaratkan tentaranya di Filipina dan berhasil mendudukinya. Ia mendirikan kota
Manila tahun 1571 dan sejak saat itu Filipina menjadi jajahan Spanyol (1571 – 1898).
Sejak Filipina dikuasai oleh bangsa spanyol, seluruh kegiatan penting seperti
pemerintahan dan ekonomi dipegang oleh bangsa Spanyol.
Bangsa Spanyol menguasai dan menjajah Filipina dengan sistem kuno, yaitu Gospel
(Penyebaran agama), Gold (Emas), dan Glory (kejayaan). Penyebaran agama Roma
Katolik mendapat bantuan dari pemerintah spanyol sebagian besar penduduk Filipina
memeluk agama Roma Katolik hanya Filipina bagian selatan tidak dapat dipengaruhi
dan tetap memeluk agama Islam (Moros). Biara-biara Roma Katolik muncul dimana-
mana yang akhirnya menguasai sebagian besar tanah-tanah di Filipina. Para petani tidak
dapat berbuat apa-apa karena biara-biara itu mendapatkan jaminan dan perlindungan
dari pemerintah jajahan spanyol.
Pada hakikatnya bangsa Filipina dijajah oleh bangsa spanyol dengan dua macam
pemerintahan:
a. Pemerintahan Agama yang dikepalai oleh seorang Uskup Besar.
b. Pemerintahan sipil yang dikepalai oleh seorang Gubernur Jendral
Kedudukan pemerintahan sangat kuat karena hal-hal yang menyangkut keagamaan
dianggap lebih penting dari pada yang lainnya. Maka terhadap pemerintahan agama
inilah bangsa Filipina mengarahkan seranganya untuk membebaskan diri. Sedang
pemerintahan sipil, sebagaimana dengan system pemerintahan bangsa-bangsa Eropa
atau bangsa-bangsa penjajah lainnya, untuk memenuhi kepentingan kaum penjajah,
mereka selalu melakukan tindakan penindasan dan pemerasan. Begitu juga yang terjadi
terhadap rakyat Filipina.
Bangsa Spanyol menduduki Filipina karena menurut perkiraannya kepulauan Filipina
memiliki kekayaan dari kerajaan-kerajaan kuno seperti halnya kerajaan-kerajaan kuno
di Amerika (kerajaan Aztec, Maya, Inka).ketika yang mereka cari tidak berhasil
ditemukan, maka bangsa Spanyol bermaksud menjadikan kota Manila sebagai pusat
perdagangan di Asia. Manila akhirnya menjadi gudang rempah-rempah sehingga kapal-
kapal Eropa tinggal membeli dan membawanya kembali ke Eropa tanpa susah payah
mendapatkannya. Manila maju dengan pesatnya lebih-lebih dengan majunya tanah-
tanah jajahan Amerika, Manila menjadi pelabuhan perantara ke tanah-tanah jajahannya
di Asia lainnya.
Pada abad ke-19, aktivitas perekonomian di Manila mengalami kemerosotan. Hal ini
disebabkan dengan munculnya imperialisme Inggris yang mulai bergerak ke Asia
Tenggara dan Asia Timur Singapura dan Hongkong dikuasainya serta Cina menjadi
tanah harapan bagi imperialisme barat.
Sejak terbukanya Jepang, perhatian bangsa-bangsa barat ( Eropa-Amerika Serikat)
tertuju kepada Jepang sehingga perdagangan Manila mengalami kemerosotan, sejak
saat itu pula pemerintahan jajahan spanyol di Filipina mulai runtuh dari dalam
perdagangan. Makin lama makin jatuh ke tangan orang-orang Cina yang semakin
banyak dating ke Filipina.
2.3 Faktor Munculnya Gerakan Nasionalisme
Munculnya gerakan nasionalisme Filipina disebabkan oleh beberapa faktor:
a. keinginan untuk membebaskan diri dari kekangan agama Roma Katolik dan
mengembalikan hak atas tanah-tanah pertanian kepada para petani dengan
menghapuskan system sewa tanah yang dilakukan olah para petani kepada biara-biara.
b. Tindakan pemerintah jajahan spanyol yang kolot dan kejam menuntut kebebasan
mengeluarkan pendapat
c. Timbulnya golongan pelajar. Golongan pelajar ini melihat kepincangan-kepincangan
kolonialisme spanyol sehingga timbul keinginan mereka untuk merdeka 
d. Terbukanya terusan Suez mempermudah hubungan antara Eropa dengan Asia.
Orang-orang Filipina banyak yang belajar ke Eropa, dan setelah kembali langsung
mengobarkan semangat nasionalisme.
e. Perang kemerdekaan Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan terhadap
spanyol membuka mata bangsa Filipina untuk membebaskan diri dari penjajah bangsa
spanyol dan mencapai kemerdekaannya.
Dengan sebab-sebab tersebut di atas, maka gerakan nasionalisme pertama kali muncul
di Filipina dipelopori oleh kalangan mahasiswa di Manila pada tahun 1880, mereka
mendirikan gerakan gelap yang disebut dengan nama Compenerismo (yang artinya
persahabatan). Tujuan gerakan itu adalah mengusahakan pendidikan yang patriotis
(semacam gerakan budi utomo di Indonesia).
Setelah munculnya gerakan itu, pada tahun 1892 Jose Rizal juga membentuk gerakan
gelap yang disebut dengan Liga Filipina. Tujuan Liga Filipina adalah mempersatukan
seluruh Filipina untuk menentang ketidakadilan dari pemerintahan jajahan spanyol.
Jose Rizal merupakan seorang pelopor kemerdekaan dan pahlawan Nasional Filipina.
Ia seorang Filipina yang dapat menjadi dokter ahli filsafat, ahli sastra dan yang telah
mengunjungi spanyol. Prancis, Jerman, Inggris. Ia menulis buku yang terkenal dan
mengemparkan pemerintahan spanyol di Filipina judul bukunya Noli Me Tangere
(jangan menyentuh aku). Dalam buku itu, ia dengan keras mengkritik kaum gereja dan
pemerintahan colonial spanyol di Filipina. Karena itu, ia ditangkap dan diasingkan
namun setelah dibebaskan ia tetap melanjutkan usahanya untuk membebaskan bangsa
Filipina dan memimpin gerakan-gerakan rahasia antara lain Liga Filipina, sampai
akhirnya ia di tangkap lagi pada tanggal 30 September 1896 atas tuduhan ikut dalam
pemberontakan katipunan terhadap spanyol. Ia dijatuhi hukuman mati tanggal 30
Desember 1896.
Sementara itu ketika Jose Rizal diasingkan (1893) para pemimpin kemerdekaan Filipina
lainnya mengangap bahwa jalan damai sudah tidak mungkin berhasil, sehingga muncul
pemberontakan bersenjata pemberontakan bersenjata ini lebih dikenal dengan gerakan
katipuna yang didirikan oleh Andres Bonifacio. Gerakan Katipuna melakukan
pemberontakan pada tahun 1896, tetapi mengalami kegagalan.
Selanjutnya Emilio Aguinaldo meneruskan pemberontakan Katipuna (1896)
pemerintahan colonial spanyol tidak dapat menindasnya, bahkan makin lama
pemberontakan makin berkobar. Akhirnya, pemerintahan colonial spanyol mengadakan
perjanjian dengan Aguinaldo yang isinya pemerintahan colonial spanyol akan
mengadakan perbaikan pemerintahan dalam waktu 3 tahun. Tetapi Aguinaldo dan
pemimpin lainnya harus meninggalkan Filipina (ke Hongkong). Aguinaldo
meninggalkan Filipina dan pemberontakan berhenti. Tetapi dengan pecahnya perang
Amerika-Spanyol tahun 1898, Aguinaldo muncul kembali. Ia memihak Amerika karena
mengira bahwa Amerika akan menghancurkan kolonialisme Spanyol di Filipina dan
memberikan kemerdekaan kepada Filipina. Aguinaldo memproklamasikan
kemerdekaan Filipina tanggal 12 Juni 1898.Kemudian ia menggempur tentara colonial
Spanyol. Hampir seluruh Filipina dapat dikuasai oleh Aguinaldo dan hanya Manila yang
masih dikuasai Spanyol. Aguinaldo bersama-sama dengan tentara Amerika melakukan
serangan terhadap Manila. Manila jatuh tanggal 13 Agustus 1898 dan tanggal 10
Desember 1898 secara resmi Spanyol menyerahkan Filipina kepada Amerika Serikat.
Dengan lenyapnya imperialisme Spanyol di Filipina, bukan berarti Filipina bebas dari
cengkraman kaum imperialis. Hal ini disebabkan karena Amerika Serikat yang tadinya
memberikan bantuan kepada Filipina untuk mengusir Spanyol berbalik dan bermaksud
menguasai Filipina. Dengan kata lain, Amerika Serikat juga menjadi bangsa imperialis
yang ingin menjajah Filipina. Melihat kejayaan ini, Aguinaldo protes dan tetap
memegang teguh pada kemerdekaan Filipina. Undang-undang Dasar dibentuk dan
Aguinaldo bertindak sebagai presiden (1898).
Aguinaldo segera mengobarkan perjuangan untuk menentang Amerika Serikat. Dua
tahun lamanya ia bertempur melawan Amerika Serikat, tetapi musuh terlampau kuat.
Pada tahun 1901 Amerika Serikat dengan menjalankan tipu muslihatnya berhasil
menangkap Aguinaldo, tetapi pasukan Gerilyanya tetap meneruskan perjuangannya
sampai tahun 1902.
Walaupun demikian, Amerika Serikat tetap menjadikan Filipina menjadi daerah
kekuasaannya hingga Amerika Serikat menyerahkan kemerdekaan Filipina pada tanggal
4 Juli 1946 dan mengangkat Manuel Roxas Y Acuna sebagai presiden yang pertama.
BAB III
PENUTUP
Seperti halnya penulis uraikan dimuka, bahwa gerakan nasionalisme Filipina pertama
kali muncul dipelopori oleh kalangan mahasiswa. Mahasiswa tersebut mendirikan
gerakan gelap yang disebut dengan nama campenerisme (yang artinya
persahabatan),tujuan gerakan itu adalah mengusahakan pendidikan yang patriotis.
Selain itu, Manila dijadikan pusat perdagangan rempah-rempah oleh bangsa Prancis,
dan pada akhirnya Manila menjadi gudang rempah-rempah. Pada tanggal 4 Juli 1946
Amerika Serikat menyerahkan Filipina dan mengangkat Manuel Roxas Y Acuna sebagai
presiden yang pertama.

DAFTAR PUSTAKA

I Wayan Badardika. 2004, Sejarah Nasional dan Umum SMA. Jakarta: Erlangga.
____________. 1984, Sejarah Nasional dan Umum. Jakarta: Balai Pustaka
 
 
Rate This
n Nasionalisme Filipina”.
1.2 Tujuan Penulisan
Dalam pengetahuan mengenai gerakan nasionalisme ini perlu dipelajari agar siswa
dapat:
1. Memperluas wawasan kita mengenai gerakan nasionalisme
2. Meningkatkan kepedulian dan minat untuk memahami gerakan nasionalisme
3. Mengetahui seluk beluk gerakan nasionalisme
Untuk mencapai tujuan di atas, siswa perlu mempelajari dasar-dasar pengetahuan
sejarah agar mampu memahami dan menelaah secara terperinci dari berbagai peristiwa
yang berhubungan dengan gerakan nasionalisme.
1.3 Metode Penulisan
Untuk memperoleh data-data atau keterangan yang lengkap, penulis menggunakan
metode dengan mengumpulkan data-data dari sumber yang relatif.
BAB II
MUNCULNYA GERAKAN NASIONALISME
2.1 Faktor Pendorong Munculnya Gerakan Nasionalisme Asia
Faktor-faktor yang mendorong munculnya gerakan nasionalisme bangsa Asia yaitu:
1. Penjajahan dari bangsa-bangsa asing yang sangat menyengsarakan rakyat
2. Lahirnya golongan terpelajar di negara-negara tersebut
3. Terjadinya revolusi industri di Inggris dan revolusi Prancis
4. Kebangkitan bangsa Jepang sebagai keberhasilan Restorasi Meiji. Termasuk
kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905
2.2 Gerakan Nasionalisme Filipina
Perkembangan Filipina sebelum diduduki oleh Spanyol tidak begitu diketahui dengan
jelas. Namun, sebagian wilayah Filipina pernah menjadi daerah kekuasaan dari kerajaan
Sriwijaya (abad ke-12) dan kerajaan Majapahit (abad ke-14). Pengaruh Indonesia sangat
besar di Filipina seperti sawah, agama Hindu dan Budha. Perdagangan antara Filipina
dengan Cina semakin bertambah ramai dan mengakibatkan orang-orang Cina banyak
pindah ke Filipina serta melakukan perkawinan campuran dengan penduduk asli
Filipina. Di samping itu, pada abad ke-15 agama Islam dari Indonesia mulai masuk ke
Filipina bagian selatan. Orang-orang Islam Filipina oleh orang-orang Spanyol disebut
Moros (Moro). Bahkan sampai saat sekarang orang-orang Moro mendapat perhatian
khusus dari pemerintah Filipina. Hal ini disebabkan karena orang-orang Moro
menuntut status otonomi atas pemerintahan Filipina.
Muncul dan berkembangnya nasionalisme di Filipina tidak dapat dipisahkan dari akibat-
akibat Penjajahan yang dilakukan oleh negara-negara barat, terutama oleh bangsa
Spanyol.
Kedatangan bangsa Spanyol ke dunia Timur adalah dalam upaya untuk mendapatkan
sumber rempah-rempah yang sangat laku di pasaran Eropa. Kedatangan bangsa Spanyol
di Filipina dipimpin oleh Ferdinand Magelhaens. Ia tewas terbunuh karena terlibat
dalam perselisihan antar penduduk di kepulauan ini. Perjalannya dilanjutkan oleh
opsirnya yang bernama Juan Sebastian del Cano sampai di Spanyol, mereka inilah yang
pertama kali dapat mengelilingi dunia.
Kepulauan Filipina pernah menjadi rebutan antara bangsa spanyol dengan bangsa
portugis. Akhirnya, seorang bangsa spanyol bernama Miguel Lopez De Legazpi
mendaratkan tentaranya di Filipina dan berhasil mendudukinya. Ia mendirikan kota
Manila tahun 1571 dan sejak saat itu Filipina menjadi jajahan Spanyol (1571 – 1898).
Sejak Filipina dikuasai oleh bangsa spanyol, seluruh kegiatan penting seperti
pemerintahan dan ekonomi dipegang oleh bangsa Spanyol.
Bangsa Spanyol menguasai dan menjajah Filipina dengan sistem kuno, yaitu Gospel
(Penyebaran agama), Gold (Emas), dan Glory (kejayaan). Penyebaran agama Roma
Katolik mendapat bantuan dari pemerintah spanyol sebagian besar penduduk Filipina
memeluk agama Roma Katolik hanya Filipina bagian selatan tidak dapat dipengaruhi
dan tetap memeluk agama Islam (Moros). Biara-biara Roma Katolik muncul dimana-
mana yang akhirnya menguasai sebagian besar tanah-tanah di Filipina. Para petani tidak
dapat berbuat apa-apa karena biara-biara itu mendapatkan jaminan dan perlindungan
dari pemerintah jajahan spanyol.
Pada hakikatnya bangsa Filipina dijajah oleh bangsa spanyol dengan dua macam
pemerintahan:
a. Pemerintahan Agama yang dikepalai oleh seorang Uskup Besar.
b. Pemerintahan sipil yang dikepalai oleh seorang Gubernur Jendral
Kedudukan pemerintahan sangat kuat karena hal-hal yang menyangkut keagamaan
dianggap lebih penting dari pada yang lainnya. Maka terhadap pemerintahan agama
inilah bangsa Filipina mengarahkan seranganya untuk membebaskan diri. Sedang
pemerintahan sipil, sebagaimana dengan system pemerintahan bangsa-bangsa Eropa
atau bangsa-bangsa penjajah lainnya, untuk memenuhi kepentingan kaum penjajah,
mereka selalu melakukan tindakan penindasan dan pemerasan. Begitu juga yang terjadi
terhadap rakyat Filipina.
Bangsa Spanyol menduduki Filipina karena menurut perkiraannya kepulauan Filipina
memiliki kekayaan dari kerajaan-kerajaan kuno seperti halnya kerajaan-kerajaan kuno
di Amerika (kerajaan Aztec, Maya, Inka).ketika yang mereka cari tidak berhasil
ditemukan, maka bangsa Spanyol bermaksud menjadikan kota Manila sebagai pusat
perdagangan di Asia. Manila akhirnya menjadi gudang rempah-rempah sehingga kapal-
kapal Eropa tinggal membeli dan membawanya kembali ke Eropa tanpa susah payah
mendapatkannya. Manila maju dengan pesatnya lebih-lebih dengan majunya tanah-
tanah jajahan Amerika, Manila menjadi pelabuhan perantara ke tanah-tanah jajahannya
di Asia lainnya.
Pada abad ke-19, aktivitas perekonomian di Manila mengalami kemerosotan. Hal ini
disebabkan dengan munculnya imperialisme Inggris yang mulai bergerak ke Asia
Tenggara dan Asia Timur Singapura dan Hongkong dikuasainya serta Cina menjadi
tanah harapan bagi imperialisme barat.
Sejak terbukanya Jepang, perhatian bangsa-bangsa barat ( Eropa-Amerika Serikat)
tertuju kepada Jepang sehingga perdagangan Manila mengalami kemerosotan, sejak
saat itu pula pemerintahan jajahan spanyol di Filipina mulai runtuh dari dalam
perdagangan. Makin lama makin jatuh ke tangan orang-orang Cina yang semakin
banyak dating ke Filipina.
2.3 Faktor Munculnya Gerakan Nasionalisme
Munculnya gerakan nasionalisme Filipina disebabkan oleh beberapa faktor:
a. keinginan untuk membebaskan diri dari kekangan agama Roma Katolik dan
mengembalikan hak atas tanah-tanah pertanian kepada para petani dengan
menghapuskan system sewa tanah yang dilakukan olah para petani kepada biara-biara.
b. Tindakan pemerintah jajahan spanyol yang kolot dan kejam menuntut kebebasan
mengeluarkan pendapat
c. Timbulnya golongan pelajar. Golongan pelajar ini melihat kepincangan-kepincangan
kolonialisme spanyol sehingga timbul keinginan mereka untuk merdeka 
d. Terbukanya terusan Suez mempermudah hubungan antara Eropa dengan Asia.
Orang-orang Filipina banyak yang belajar ke Eropa, dan setelah kembali langsung
mengobarkan semangat nasionalisme.
e. Perang kemerdekaan Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan terhadap
spanyol membuka mata bangsa Filipina untuk membebaskan diri dari penjajah bangsa
spanyol dan mencapai kemerdekaannya.
Dengan sebab-sebab tersebut di atas, maka gerakan nasionalisme pertama kali muncul
di Filipina dipelopori oleh kalangan mahasiswa di Manila pada tahun 1880, mereka
mendirikan gerakan gelap yang disebut dengan nama Compenerismo (yang artinya
persahabatan). Tujuan gerakan itu adalah mengusahakan pendidikan yang patriotis
(semacam gerakan budi utomo di Indonesia).
Setelah munculnya gerakan itu, pada tahun 1892 Jose Rizal juga membentuk gerakan
gelap yang disebut dengan Liga Filipina. Tujuan Liga Filipina adalah mempersatukan
seluruh Filipina untuk menentang ketidakadilan dari pemerintahan jajahan spanyol.
Jose Rizal merupakan seorang pelopor kemerdekaan dan pahlawan Nasional Filipina.
Ia seorang Filipina yang dapat menjadi dokter ahli filsafat, ahli sastra dan yang telah
mengunjungi spanyol. Prancis, Jerman, Inggris. Ia menulis buku yang terkenal dan
mengemparkan pemerintahan spanyol di Filipina judul bukunya Noli Me Tangere
(jangan menyentuh aku). Dalam buku itu, ia dengan keras mengkritik kaum gereja dan
pemerintahan colonial spanyol di Filipina. Karena itu, ia ditangkap dan diasingkan
namun setelah dibebaskan ia tetap melanjutkan usahanya untuk membebaskan bangsa
Filipina dan memimpin gerakan-gerakan rahasia antara lain Liga Filipina, sampai
akhirnya ia di tangkap lagi pada tanggal 30 September 1896 atas tuduhan ikut dalam
pemberontakan katipunan terhadap spanyol. Ia dijatuhi hukuman mati tanggal 30
Desember 1896.
Sementara itu ketika Jose Rizal diasingkan (1893) para pemimpin kemerdekaan Filipina
lainnya mengangap bahwa jalan damai sudah tidak mungkin berhasil, sehingga muncul
pemberontakan bersenjata pemberontakan bersenjata ini lebih dikenal dengan gerakan
katipuna yang didirikan oleh Andres Bonifacio. Gerakan Katipuna melakukan
pemberontakan pada tahun 1896, tetapi mengalami kegagalan.
Selanjutnya Emilio Aguinaldo meneruskan pemberontakan Katipuna (1896)
pemerintahan colonial spanyol tidak dapat menindasnya, bahkan makin lama
pemberontakan makin berkobar. Akhirnya, pemerintahan colonial spanyol mengadakan
perjanjian dengan Aguinaldo yang isinya pemerintahan colonial spanyol akan
mengadakan perbaikan pemerintahan dalam waktu 3 tahun. Tetapi Aguinaldo dan
pemimpin lainnya harus meninggalkan Filipina (ke Hongkong). Aguinaldo
meninggalkan Filipina dan pemberontakan berhenti. Tetapi dengan pecahnya perang
Amerika-Spanyol tahun 1898, Aguinaldo muncul kembali. Ia memihak Amerika karena
mengira bahwa Amerika akan menghancurkan kolonialisme Spanyol di Filipina dan
memberikan kemerdekaan kepada Filipina. Aguinaldo memproklamasikan
kemerdekaan Filipina tanggal 12 Juni 1898.Kemudian ia menggempur tentara colonial
Spanyol. Hampir seluruh Filipina dapat dikuasai oleh Aguinaldo dan hanya Manila yang
masih dikuasai Spanyol. Aguinaldo bersama-sama dengan tentara Amerika melakukan
serangan terhadap Manila. Manila jatuh tanggal 13 Agustus 1898 dan tanggal 10
Desember 1898 secara resmi Spanyol menyerahkan Filipina kepada Amerika Serikat.
Dengan lenyapnya imperialisme Spanyol di Filipina, bukan berarti Filipina bebas dari
cengkraman kaum imperialis. Hal ini disebabkan karena Amerika Serikat yang tadinya
memberikan bantuan kepada Filipina untuk mengusir Spanyol berbalik dan bermaksud
menguasai Filipina. Dengan kata lain, Amerika Serikat juga menjadi bangsa imperialis
yang ingin menjajah Filipina. Melihat kejayaan ini, Aguinaldo protes dan tetap
memegang teguh pada kemerdekaan Filipina. Undang-undang Dasar dibentuk dan
Aguinaldo bertindak sebagai presiden (1898).
Aguinaldo segera mengobarkan perjuangan untuk menentang Amerika Serikat. Dua
tahun lamanya ia bertempur melawan Amerika Serikat, tetapi musuh terlampau kuat.
Pada tahun 1901 Amerika Serikat dengan menjalankan tipu muslihatnya berhasil
menangkap Aguinaldo, tetapi pasukan Gerilyanya tetap meneruskan perjuangannya
sampai tahun 1902.
Walaupun demikian, Amerika Serikat tetap menjadikan Filipina menjadi daerah
kekuasaannya hingga Amerika Serikat menyerahkan kemerdekaan Filipina pada tanggal
4 Juli 1946 dan mengangkat Manuel Roxas Y Acuna sebagai presiden yang pertama.
BAB III
PENUTUP
Seperti halnya penulis uraikan dimuka, bahwa gerakan nasionalisme Filipina pertama
kali muncul dipelopori oleh kalangan mahasiswa. Mahasiswa tersebut mendirikan
gerakan gelap yang disebut dengan nama campenerisme (yang artinya
persahabatan),tujuan gerakan itu adalah mengusahakan pendidikan yang patriotis.
Selain itu, Manila dijadikan pusat perdagangan rempah-rempah oleh bangsa Prancis,
dan pada akhirnya Manila menjadi gudang rempah-rempah. Pada tanggal 4 Juli 1946
Amerika Serikat menyerahkan Filipina dan mengangkat Manuel Roxas Y Acuna sebagai
presiden yang pertama.

DAFTAR PUSTAKA

I Wayan Badardika. 2004, Sejarah Nasional dan Umum SMA. Jakarta: Erlangga.
____________. 1984, Sejarah Nasional dan Umum. Jakarta: Balai Pustaka
 
 
Rate This

Republik Rakyat Cina


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini membutuhkan lebih banyak catatan kaki untuk pemastian.
Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan catatan kaki.

中华人民共和国
Zhōnghuá Rénmín Gònghéguó
People's Republic of China

Bendera Lambang

Lagu kebangsaan: Yìyǒngjūn Jìnxíngqǔ


(义勇军进行曲)
Barisan Para Sukarelawan

Ibu kota Beijing (北京)

Kota terbesar Shanghai (上海)

Bahasa resmi Mandarin1

Pemerintahan Republik sosialis

 -  Presiden Hu Jintao (胡锦涛)

 -  Perdana Wen Jiabao (温家宝)


Menteri

Pendirian

 -  Dideklarasikan 1 Oktober 1949 


Luas

 -  Total 9,596,960 km2 (4)

 -  Air (%) 2,8%

Penduduk

 -  Perkiraan 2004 1.298.847.6242 (1)

 -  Sensus 2000 1.242.612.2262 

 -  Kepadatan 140/km2 (54)

PDB (KKB) Perkiraan 2005

 -  Total US$8,859 triliun (2)

 -  Per kapita US$7.204 (84)

PDB (nominal) Perkiraan 2005

 -  Total US$2,224 triliun (4)

 -  Per kapita $1.709 (110)

IPM  0,768 

Renminbi (Yuan) (人民币)
Mata uang
(CNY)

Zona waktu (UTC+8)

Domain internet .cn

Kode telepon 86

1. Putonghua adalah bahasa lisan standar, kecuali diHong Kong dan Makau di


mana Bahasa Kantonisbiasanya digunakan. Bahasa Mandarin merupakan bahasa
resmi bersama dengan bahasa Inggris di Hong Kong dan bahasa Portugis di
Makau. Di daerah minoritas, bahasa Mandarin digunakan secara resmi hingga
batas tertentu bersama dengan bahasa daerah lainnya seperti bahasa
Uyghur, bahasa Mongolia, danbahasa Tibet.
2. Angka-angka ini merujuk kepada Cina Daratan saja, tidak termasuk Taiwan,
Hong Kong dan Makau.

Republik Rakyat Cina (RRC; Pinyin: Zhōnghuá Rénmín Gònghéguó; Hanzi tradisional: 中華人民共和


國; Hanzi Sederhana: 中华人民共和国; juga disebut Republik Rakyat Tiongkok/RRT) adalah
sebuah negara komunis yang terdiri dari hampir seluruh wilayah kebudayaan, sejarah, dan geografis yang
dikenal sebagai Cina/Cina. Sejak didirikan pada 1949, RRC telah dipimpin oleh Partai Komunis
Cina (PKC). Sekalipun seringkali dilihat sebagai negara komunis, kebanyakan ekonomi republik ini
telah diswastakan sejak tiga dasawarsa yang lalu. Walau bagaimanapun, pemerintah masih mengawasi
ekonominya secara politik terutama dengan perusahaan-perusahaan milik pemerintah dan sektor
perbankan. Secara politik, ia masih tetap menjadi pemerintahan satu partai.

RRC adalah negara dengan penduduk terbanyak di dunia, dengan populasi melebihi 1,3 milyar jiwa, yang
mayoritas merupakan bersuku bangsa Han. RRC juga adalah negara terbesar di Asia Timur, dan ketiga
terluas di dunia, setelah Rusia dan Kanada. RRC berbatasan dengan 14
negara: Afganistan, Bhutan, Myanmar, India, Kazakhstan, Kirgizia, Korea
Utara, Laos, Mongolia, Nepal, Pakistan, Rusia,Tajikistan dan Vietnam.

Dalam suatu pertikaian yang terus berlangsung, RRC menuntut hak memerintah atas Taiwan dan pulau-
pulau sekitarnya yang tidak pernah dilepaskan oleh Republik Cina. Pemerintah RRC mendakwa bahwa
Republik Cina merupakan suatu entitas yang tidak lagi wujud dan secara administratif meletakkan Taiwan
sebagai provinsi ke-23 RRC. (Lihat Cina dan Status politik Taiwan untuk informasi lebih lanjut).

RRC mengklaim kedaulatan terhadap Taiwan namun tidak memerintahnya (hal yang sama juga berlaku
terhadap Pescadores, Quemoy, danMatsu). Status politik Taiwan merupakan hal yang kontroversial;
Taiwan diperintah Republik Cina, yang kini berbasis di Taipei. Republik Cina mengklaim kedaulatan
terhadap seluruh Cina daratan dan begitu juga dengan RRC.

Cina Daratan merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk kepada kawasan di bawah pemerintahan
RRC dan tidak termasuk kawasan administrasi khusus Hong Kong dan Macau. Pemerintah RRC melihat
pemerintahannya di Cina sebagai Tiongkok Baru (新中国) saat membandingkan dirinya dengan Cina
sebelum tahun 1949. RRC juga dijuluki sebagai "Cina Merah" bagai kawasan yang sama, terutama oleh
musuhnya di Barat, dengan merujuk kepada warna merah yang merupakan lambang komunis.

Daftar isi
 [sembunyikan]

1 Sejarah

2 Politik

o 2.1 Isu Hak Asasi Manusia

o 2.2 Isu Etnis
3 Hubungan luar negeri

4 Militer

5 Pembagian politik

o 5.1 Provinsi

o 5.2 Daerah otonomi

o 5.3 Kotamadya

o 5.4 Daerah Administratif Khusus

o 5.5 Dituntut oleh RRC, tetapi diperintah oleh

Republik Cina

o 5.6 Dituntut Republik Cina, tetapi dilepaskan

RRC

o 5.7 Struktur pemerintahan

6 Geografi

7 Ekonomi

8 Demografi

9 Kesehatan umum

10 Program antariksa

11 Budaya

12 Olahraga

13 Lihat pula

14 Referensi

15 Bacaan lanjutan

16 Pranala luar

o 16.1 Pmerintahan

o 16.2 Berita

o 16.3 Serbaneka

o 16.4 Direktori

o 16.5 Pelancongan

o 16.6 Lain-lain

[sunting]Sejarah

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Cina, Sejarah Republik Rakyat Cina, dan  Garis waktu
sejarah Cina

Setelah Perang Dunia II, Perang Saudara Cina antara Partai Komunis Cina dan Kuomintang berakhir


pada 1949 dengan pihak komunis menguasai Cina Daratan dan Kuomintang menguasai Taiwan dan
beberapa pulau-pulau lepas pantai di Fujian. Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan
Republik Rakyat Cina dan mendirikan sebuah negara komunis.

Para pendukung Era Maoisme, yang terdiri dari kebanyakan rakyat Cina miskin dan lebih tradisionil atau
nasionalis dan pemerhati asing yang percaya kepada komunisme, mengatakan bahwa di bawah Mao,
persatuan dan kedaulatan Cina dapat dipastikan untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir,
dan terdapat perkembangan infrastruktur, industri, kesehatan, dan pendidikan, yang mereka percayai telah
membantu meningkatkan standar hidup rakyat. Mereka juga yakin bahwa kampanye seperti Lompatan
Jauh ke Depan danRevolusi Kebudayaan penting dalam mempercepat perkembangan Cina dan
menjernihkan kebudayaan mereka. Pihak pendukung juga ragu terhadap statistik dan kesaksian yang
diberikan mengenai jumlah korban jiwa dan kerusakan lainnya yang disebabkan kampanye Mao.

Meskipun begitu, para kritikus rezim Mao, yang terdiri dari mayoritas analis asing dan para peninjau serta
beberapa rakyat Cina, khususnya para anggota kelas menengah dan penduduk kota yang lebih terbuka
pemikirannya, mengatakan bahwa pemerintahan Mao membebankan pengawasan yang ketat terhadap
kehidupan sehari-hari rakyat, dan yakin bahwa kampanye seperti Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi
Kebudayaan berperan atau mengakibatkan hilangnya jutaan jiwa, mendatangkan biaya ekonomi yang
besar, dan merusak warisan budaya Cina. Lompatan Jauh ke Depan, pada khusunya, mendahului
periode kelaparan yang besar di Cina yang, menurut sumber-sumber Barat dan Timur yang dapat
dipercaya, mengakibatkan kematian 20-30 juta orang; kebanyakan analis Barat dan Cina mengatakan ini
disebabkan Lompatan Jauh ke Depan namun Mao dan lainnya mengatakan ini disebabkan musibah alam;
ada juga yang meragukan angka kematian tersebut, atau berkata bahwa lebih banyak orang mati karena
kelaparan atau sebab politis lainnya pada masa pemerintahanChiang Kai Shek.

Setelah kegagalan ekonomi yang dramatis pada awal 1960-an, Mao mundur dari jabatannya sebagai ketua
umum Cina. Kongres Rakyat Nasional melantik Liu Shaoqi sebagai pengganti Mao. Mao tetap menjadi
ketua partai namun dilepas dari tugas ekonomi sehari-hari yang dikontrol dengan lebih lunak oleh Liu
Shaoqi, Deng Xiaoping dan lainnya yang memulai reformasi keuangan.

Pada 1966 Mao meluncurkan Revolusi Kebudayaan, yang dilihat lawannya (termasuk analis Barat dan
banyak remaja Cina kala itu) sebagai balasan terhadap rival-rivalnya dengan memobilisasi para remaja
untuk mendukung pemikirannya dan menyingkirkan kepemimpinan yang lunak pada saat itu, namun oleh
pendukungnya dipandang sebagai sebuah percobaan demokrasi langsung dan sebuah langkah asli dalam
menghilangkan korupsi dan pengaruh buruk lainnya dari masyarakat Cina. Kekacauan pun timbul namun
hal ini segera berkurang di bawah kepemimpinan Zhou Enlai di mana para kekuatan moderat kembali
memperoleh pengaruhnya. Setelah kematian Mao, Deng Xiaoping berhasil memperoleh kekuasaan dan
janda Mao, Jiang Qing beserta rekan-rekannya, Kelompok Empat, yang telah mengambil alih kekuasaan
negara, ditangkap dan dibawa ke pengadilan.

Sejak saat itu, pihak pemerintah telah secara bertahap (dan telah banyak) melunakkan kontrol pemerintah
terhadap kehidupan sehari-hari rakyatnya, dan telah memulai perpindahan ekonomi Cina menuju sistem
berbasiskan pasar.
Para pendukung reformasi keuangan – biasanya rakyat kelas menengah dan pemerhati Barat berhaluan
kiri-tengah dan kanan – menunjukkan bukti terjadinya perkembangan pesat pada ekonomi di sektor
konsumen dan ekspor, terciptanya kelas menengah (khususnya di kota pesisir di mana sebagian besar
perkembangan industri dipusatkan) yang kini merupakan 15% dari populasi, standar hidup yang kian tinggi
(diperlihatkan melalui peningkatan pesat pada GDP per kapita, belanja konsumen, perkiraan umur,
persentase baca-tulis, dan jumlah produksi beras) dan hak dan kebebasan pribadi yang lebih luas untuk
masyarakat biasa.

Para pengkritik reformasi ekonomi – biasanya masyarakat miskin di Cina dan pemerhati Barat berhaluan
kiri, menunjukkan bukti bahwa proses reformasi telah menciptakan kesenjangan kekayaan, polusi
lingkungan, korupsi yang menjadi-jadi, pengangguran yang meningkat akibat PHK di perusahaan negara
yang tidak efisien, serta telah memperkenalkan pengaruh budaya yang kurang diterima. Akibatnya mereka
percaya bahwa budaya Cina telah dikorupsi, rakyat miskin semakin miskin dan terpisah, dan stabilitas
sosial negara semakin terancam.

Meskipun ada kelonggaran terhadap kapitalisme, Partai Komunis Cina tetap berkuasa dan telah
mempertahankan kebijakan yang mengekang terhadap kumpulan-kumpulan yang dianggap berbahaya,
seperti Falun Gong dan gerakan separatis di Tibet. Pendukung kebijakan ini – biasanya penduduk
pedesaan dan mayoritas kecil penduduk perkotaan, menyatakan bahwa kebijakan ini menjaga stabilitas
dalam sebuah masyarakat yang terpecah oleh perbedaan kelas dan permusuhan, yang tidak mempunyai
sejarah partisipasi publik, dan hukum yang terbatas. Para pengkritik – umumnya minoritas dari rakyat Cina,
para rakyat pelarian Cina di luar negeri, penduduk Taiwan dan Hong Kong, etnis minoritas seperti bangsa
Tibet dan pihak Barat, mengatakan bahwa kebijakan ini melanggar hak asasi manusia yang dikenal
komunitas internasional, dan mereka juga mengklaim hal tersebut mengakibatkan terciptanya
sebuah negara polisi, yang menimbulkan rasa takut.

Cina mengadopsi konstitusi yang kini digunakan pada 4 Desember 1982.

[sunting]Politik

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Politik Republik Rakyat Cina

Mao Zedong mendeklarasikan Republik Rakyat Cina pada tahun 1949


Menurut definisi resminya, RRC merupakan suatu negara komunis karena ia memang merupakan
negara komunis pada kebanyakan abad ke-20 yang lalu. Secara resmi ia masih dikenal sebagai
negara komunis, meskipun sejumlah ilmuwan politik kini tidak mendefinisikannya sebagai negara
komunis. Tiada definisi yang tepat yang dapat diberikan kepada jenis pemerintahan yang diamalkan
negara ini, karenastrukturnya tidak dikenal pasti. Salah satu sebab masalah ini ada adalah karena
sejarahnya, Cina merupakan negara yang diperintah oleh para kaisar selama 2000 tahun dengan
sebuah pemerintahan pusat yang kuat dengan pengaruh Kong Hu Cu. Setelah tahun 1911 pula, Cina
diperintah secara otokratis oleh KMT dan beberapa panglima perang dan setelah 1949 pula didobrak
partai komunis Cina.

Rezim PRC sering dikatakan sebagai otokratis, komunis dan sosialis. Ia juga dilihat sebagai kerajaan


komunis. Anggota komunis yang bersayap lebih ke kiri menjulukinya negara kapitalis. Memang,
negara Cina semakin lama semakin menuju ke arah sistem ekonomi bebas. Dalam suatu dokumen
resmi yang dikeluarkan baru-baru ini, pemerintah menggariskan administrasi negara berdasarkan
demokrasi, meskipun keadaan sebenarnya di sana tidak begitu.

Pemerintah RRC dikawal oleh Partai Komunis Cina (CCP). Walaupun terdapat sedikit-banyak


gerakan ke arah liberalisasi, seperti pemiluyang sekarang diadakan di peringkat kampung dan
sebagian badan perwakilan menampakkan sikap tegas mereka dari masa ke masa, partai ini terus
memiliki kawalan terutama atas pemilihan jabatan-jabatan pemerintahan. Walaupun negara
menggunakan cara otokratis untuk mengusir elemen-elemen penentangan terhadap
pemerintahannya, ia pada masa yang sama juga mencoba mengurangi penentangan dengan
memajukan ekonomi, membenarkan tunjuk perasaan pribadi, dan melayani para penentang yang
dianggap tidak berbahaya terhadap pemerintah secara lebih adil.

Penyaringan terhadap dakyah-dakyah politik juga rutin, dan RRC secara berang menghapuskan


protes atau organisasi apapun yang dianggapnya berbahaya terhadap pemerintahannya, seperti
yang terjadi di Tiananmen pada tahun 1989. Akan tetapi, media republik rakyat ini semakin aktif
menyiarkan masalah sosial dan menghebohkan gejala 'penyogokan' di peringkat bawahan
pemerintahan. RRC juga begitu berhasil menghalangi gerakan informasi, dan ada masanya mereka
terpaksa mengganti polisi mereka sebagai tindakan balas terhadap protes rakyat. Walaupun
penentangan berstruktur terhadap CCP tidak dibenarkan sama sekali, demonstrasi rakyat semakin
lama semakin kerap dan dibiarkan. Baru-baru ini, Hu Jintao yang ingin mempopulerkan gambaran
konservatif, meningkatkan pengawalan pemernitahan atas harian-harian, termasuk harian-harian luar
termasuk New York Times. Namun tidak dinafikan ini kemungkinan juga bersumber dari sifat harian-
harian Barat yang sering menyeleweng dalam memberi laporan yang sebenarnya dan bersifat
angkuh dan biadab serta tidak faham sensitivitas negara Timur.

Popularitas PKC di kalangan rakyat sukar diukur, karena tiada pemilu di tingkat nasional, dan apabila
orang Cina ditanya secara sendirinya pula, ada sebagian yang menyokong dan ada pula yang
membangkang. Secara umum, banyak dari mereka yang suka akan peranan pemerintahan
mengabadikan stabilitas, yang membolehkan ekonomi maju tanpa masalah apapun. Antara masalah-
masalah politik yang utama di Cina adalah jurang sosial diantara kaya dan miskin dan gejala suap
yang berlaku karena biokrasi pemerintahan.

Terdapat juga partai politik yang lain di RRC, walaupun mereka hanya sekadar sub-partai atau parti
yang rapat dengan PKC. PKC mengadakan dialog dengan mereka melalui suatu badan perhubungan
khusus, yang dinamai Dewan Perhubungan Cadangan Rakyat Cina (CPPCC) yang dipertimbangkan
RRC. Cara ini lebih disukai pemerintahan dibandingkan pemilu. Kendati begitu, partai ini secara
totalnya tidak memberi kesan apapun terhadap polisi dan dasar-dasar kerajaan. Fungsi badan
perhubungan khusus ini lebih kepada mata luaran CPP, walaupun terdapat pengawai badan ini di
semua tingkat pemerintahan.

[sunting]Isu Hak Asasi Manusia


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Isu Hak Asasi Manusia di Republik Rakyat Cina

Pemerintah RRC berpendapat bahwa hak asasi manusia sepatutnya mencakup kepuasan hidup dan
kemajuan ekonomi. Dengan kata-kata berlainan, saat mengkaji dirinya, ia melihat kemajuan ekonomi
dan kepuasan hidup rakyatnya sebagai meningkatkan situasi hak asasi manusianya, dan saat
melihat situasi di negara-negara maju ia seringkali menotakan terdapat tingkat kriminalitas dan
kemiskinan yang tinggi di tempat-tempat yang dikatakan mempunyai penghormatan terhadap hak
asasi manusia yang tinggi. Praktek melihat HAM seperti ini, diamalkan di kebanyakan negara timur
yang lain.

Tetapi pemerintah Barat dan organisasi non-pemerintahan (NGO) mereka mengatakan bahwa


penahanan secara sewenang-wenang dan menafikan hak tahanan untuk berkomunikasi dengan
pihak luar, di samping pengakuan yang dipaksa, penyiksaan, dan pencabulan hak tawanan
disamping menyekat kebebasan pers, bersuara, berkumpul, agama, privasi, dan hak pekerja adalah
melanggar definisi hak asasi manusia mereka. Mereka mendakwa semua masalah ini bersumber
pada keengganan kerajaan RRC memberikan hak menentang dan ketidaksempurnaan
sistem kehakiman dalam melindungi hak asasi politik individu.

[sunting]Isu Etnis
RRC mendakwa ia merupakan satu negara yang memiliki banyak bangsa dan suku dan memberikan
hak otonomi di Daerah Administrasi Minoritas kapada etnik bangsa minoritasnya. Ia juga mengutuk
secara resmi chuvanis Han dan memberikan hak istimewa kepada suku-suku lain untuk memasuki
institusi pendidikan tinggi disamping menjadi pegawai pemerintahan. Akan tetapi ia berhadapan
dengan gerakan merdeka di provinsi Xizang (Tibet) dan provinsi Xinjiang. Gerakan-gerakan ini dan
pemerhati luar mengkritik dasar-dasar etnisnya yang mengamalkan sistem memberikan uang
menggalakan bangsa Cina Han berpindah ke kawasan-kawasan berkenaan sebagai chuvanis dan
penjajahan dan menyekat gerakan merdeka apapun daripada berhasil. Bangsa Cina Han juga
mengkritik dasar-dasar menberikan hak istimewa kepada etnik minoritas lain sebagai layanan kelas
kedua terhadap mereka.

[sunting]Hubungan luar negeri

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hubungan luar negeri Republik Rakyat Cina

Republik Rakyat Cina mempertahankan hubungan diplomatik dengan hampir seluruh negara di
dunia, namun menetapkan syarat bahwa negara-negara yang ingin menjalin kerjasama diplomatik
dengannya harus menyetujui klaim Cina terhadap Taiwan dan memutuskan hubungan resmi dengan
pemerintah Republik Cina. Cina juga secara aktif menentang perjalanan ke luar negeri yang
dilakukan pendukung kemerdekaan Taiwan seperti Lee Teng-hui dan Chen Shui-bian serta Tenzin
Gyatso, Dalai Lama ke-14.

Jiang Zemin dan Bill Clinton

Pada 1971, RRC menggantikan Republik Cina sebagai wakil untuk "Cina" di PBB dan sebagai salah
satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Cina juga pernah menjadi anggota Gerakan Non-Blok, dan kini tetap berperan sebagai anggota
pengamat. Banyak dari kebijakan luar negerinya yang sekarang didasarkan pada
konsep kebangkitan Cina yang damai.

Hubungan Cina-Amerika telah dirusak beberapa kali dalam beberapa dekade terakhir. Titik-titik
permasalahan termasuk pengeboman AS terhadap kedubes Cina di Belgrado pada tahun 1998 yang
menewaskan tiga wartawan Cina, sebuah insiden yang disebut Cina sebagai kesengajaan namun
oleh AS dinyatakan sebagai suatu kesalahan; jatuhnya pesawat AS di Tiongkok pada tahun 2001, di
mana Cina menahan 24 awak pesawat tersebut dan merebut informasi yang sensitif dari pesawat
tersebut, serta laporan Cox yang mengungkap aksi mata-mata Cina terhadap rahasia nuklir AS
beberapa dekade sebelumnya.

Hubungan Cina-Jepang seringkali dibelenggu masalah keengganan Jepang untuk mengakui


kesalahan dan meminta maaf terhadap kekejamannya atas rakyat Cina dan negara Asia lain
semasa Perang Dunia II, terutama dalam Pembantaian Nanjing. Sebagian badan bukan dari Barat
dan pemerintah Barat mengkritik Cina kerana konon menafikan hak asasi manusia dan hubungan
luar negerinya dengan pemerintah-pemerintah Barat terjejas oleh kejadian di Tian'anmen pada tahun
1989. Hak asasi manusia seringkali diungkit oleh pemerintahan-pemerintahan ini. Meskipun begitu,
dengan pembangunan ekonomi Cina yang mendadak, pemerintahan-pemerintahan ini mulai
menutup sebelah mata karena mau mengadakan hubungan perdagangan dengan Cina, sejajar
dengan sikap hipokrit mereka. Ini dilihat semasa pemerintahan Bill Clinton di AS pada masa yang
lalu, yang melihat isu hak asasi manusia tidak lagi ditekankan dalam perhubungan.

Pada bulan Mei tahun 1999, suatu pesawat perang B-2 Stealth Bomber menjatuhkan tiga buah bom
yang setiap masing-masing berbobot 900 kg atas kantor kedutaan besar Cina di
kotaBeograd semasa pergolakan Kosovo. Bom-bom ini membunuh tiga rakyat Cina yang bekerja di
kedutaan terkait. Amerika Serikat yang enggan bertanggung jawab atas kejadian yang disifatinya
sebagai 'bencana' itu mengatakan bahwa hal itu adalah kesalahan menggunakan peta lama yang
memberi maklumat tidak betul tentang kedudukan bangunan itu sebagai pangkalan senjata
pemerintahan Yugoslavia. Pemerintah RRC tidak puas dengan penjelasan ini dan mendakwa bahwa
hal itu sengaja dilakukan. Pada bulan April tahun 2001 pula, kapal terbang pengintip milik Amerika
bernama EP-3E Aries II yang berada di atas pulau Hainan di Cina bertemu dengan pesawat jet Cina
yang memperhatikan gerak-gerinya. Pesawat Cina terkait terhempas dan pemandunya terbunuh saat
kapal pengintip AS terpaksa mengadakan pendaratan darurat di pulau Hainan. Cerita Amerika dan
Cina mengenai kejadian ini berbeda sedikit kandungannya. Versi Amerika menyatakan bahwa
pesawatnya berada di atas lautan internasional sedangkan RRC mendakwa ia berada di atas Zona
Ekonomi Eksklusifnya. Kedua belah pihak menyalahkan pihak lawan bertanggung jawab atas insiden
ini. 24 anak kapal Amerika ditahan selama 12 hari sebelum dilepaskan dan kejadian ini memberi
dampak pada hubungan diplomatik kedua negara. Amerika pula tidak sedikit pun meminta maaf atas
kesalahan yang dilakukannya saat pemerintah RRC mengambil keputusan atas dasar kasihan
melepaskan anak-anak kapalnya itu. Satu lagi perkara terkait dengan laporan Cox, yang mendakwa
pengitipan RRC telah mengkompromi rahasia-rahasia nuklir Amerika Serikat selama beberapa
dekade.

Selain Taiwan, Cina terlibat dalam beberapa pertentangan wilayah lainnya:

 Aksai Chin, dikuasai Cina, diklaim oleh India

 Kepulauan Paracel, dikuasai Cina, diklaim oleh Vietnam dan Republik Cina

 Kepulauan Spratly, dipertentangkan antara Cina, Taiwan, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunei
Darussalam

 Kepulauan Diaoyu/Kepulauan Senkaku, dikuasai Jepang, diklaim oleh Cina dan Republik Cina

 Arunachal Pradesh/Tibet Selatan, dikuasai India, diklaim oleh Cina

Pada tahun 2004, negara Rusia setuju untuk menyerahkan Kepulauan Yinlong dan


sebagian Kepulauan Heixiazi kepada RRC, dan sekaligus menamatkan percekcokan perbatasan
antara kedua negara itu. Kedua pulau ini terletak di antara persimpangan sungai Amur dan
sungai Ussuri, dan sebelum itu diatur oleh Rusia dan dituntut oleh RRC. Perkara ini sepatutnya
merapatkan dan mengeratkan persahabatan antara kedua negara, akan tetapi terdapat sedikit rasa
tidak puas hati dari kedua belah pihak. Orang Rusia menyifati pemberian itu sebagai kelemahan
pemerintahannya mempertahankan tanah yang dirampas semasa Perang Dunia II.
Petani Cossack di Khabarovsk juga tidak suka dengan kehilangan tanah olahan mereka sementara
berita tentang perjanjian ini di Cina Daratan disaring oleh pemerintah RRC. Sebagian komunitas Cina
di Republik Cina dan orang Cina yang dapat mengatasi saringan ini mengkritik perjanjian ini dan
menyifatinya sebagai pengakuan pemerintahan Rusia atas Mongolia Luar yang diserahkan
oleh Dinasti Qing saat kalah perang di bawah Perjanjian Tidak Sama Rata termasuk Perjanjian
Aigun pada tahun 1858 dan Konvensi Peking pada tahun 1860 masa terdahulu sebagai pengganti
penggunaan ekslusif minyak mentah Rusia. Perjanjian ini telah disahkan oleh Kongres Nasional
Rakyat Cina dan Duma Negara Rusia tetapi tidak terlaksana hingga kini.

Di luar pendapat resmi negara RRC, menjadi populer untuk sejumlah nasionalis yang ekstrim untuk
menuntut Mongolia, Tuva, Manchuria Luar, Kepulauan Rukyu, Bhutan, Lembah Hukawng di
utara Myanmar dan kawasan timur laut Danau Balkhash di Asia Tengah.

Lihat pula: Status politik Taiwan

[sunting]Militer

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pasukan Pembebasan Rakyat

Prajurit Pasukan Pembebasan Rakyatberbaris di Beijing.

Cina mempunyai pasukan tentara terbesar di dunia, meski ada kepercayaan umum baik di dalam
kalangan Pasukan Pembebasan Rakyat (People's Liberation Army, PLA) maupun pengamat luar
bahwa jumlah bukanlah ukuran kekuatan militer yang baik. PLA terdiri dari angkatan laut
Cina dan angkatan udara. Fakta itu membuat membuatkan kebanyakan organisasi hak asasi
manusia Barat merasa geram dan sangsi dengan kata-kata Cina yang menginginkan keamanan,
sekalipun telah disetujui di dalam dan di luar Republik bahwa kemampuan tentara RRC
melaksanakan operasi ketenteraan di luar kawasan jajahannya terbatas dan jumlah anggota tidak
begitu berguna untuk menentukan kekuatan tentaranya. Tentara republik termasuk angkatan
laut dan angkatan udara. Memperkirakan dana militer Cina akan menghasilkan berbagai angka-
angka yang berbeda berdasarkan apa yang dianggap militer, bagaimana mengartikan informasi
terbatas yang tersedia, dan bagaimana seseorang menghadapi faktor-faktor nilai tukar mata uang.
Perkiraan-perkiraan yang ada memberikan nilai US$9 miliar sebagai yang terendah dan US$60 miliar
sebagai yang tertinggi (dari segi purchasing power parity) pada tahun 2003; jumlah US$60 miliar
tersebut membuat Cina sebagai negara kedua terbesar setelah Amerika Serikat yang mempunyai
dana anggaran US$400 miliar. Pembelanjaan militer republik ini pada tahun 2005 adalah AS$ 30
milyar, tetapi ini tidak termasuk uang yang digunakan untuk pembelian senjata luar, kajian dan
pembangunan ketentaraan, ataupun paramiliter (Polisi RRC), dan kritikus menjulukinya sebagai
percobaan yang sengaja dilakukan untuk menipu dunia. Baru-baru ini satu kajian RAND di halaman
situs ini memperkirakan bahwa perbelanjaan militer republik yang sebenarnya adalah 1,4-1,7 kali
lipat lebih besar daripada pengeluaran resminya. Akan tetapi , tentara Amerika juga mencoba menipu
dengan pengeluarannya dengan sengaja mengeluarkan perbelanjaannya di Afghanistan dan Irak
daripada belanja Kantor Pertahanan resminya. Lihat [1]

Cina, meski mempunyai sistem senjata nuklir dan pengiriman yang maju, secara luas dipandang, di
dalam negeri maupun di luar, hanya mempunyai kemampuan yang terbatas untuk mengerahkan
kekuatan militernya ke luar Cina dan tidak dianggap sebagai sebuah adidaya meski sering dianggap
sebagai kekuatan regional yang besar karena kebayakan peralatansenjata yang digunakan oleh
Republik Rakyat Cina masih kuno dan perlu dimodernkan dari segi standar Amerika Serikat. Akan
tetapi ia masih dilihat sebagai kuasa setingkat adidaya regional. Angkatan udaranya masih
memerlukan pesawat perang pengangkut dan kebanyakan pesawat perangnya sudah ketinggalan
zaman.

Penganggaran menujukan bahwa perbelanjaannya yang berjumlah AS$56 milyar merupakan yang
ketiga terbesar setelah Amerika Serikat (lebih dari AS$ 400 milyar untuk tahun anggaran 2005-2006)
dan Rusia. Lihat juga:  Anggaran militer Cina.

Tentara RRC kini berusaha bersungguh-sungguh menguatkan dirinya sebagai persiapan


kemungkinan berperang dengan Amerika Serikat oleh sebab Taiwan. RRC secara aktif membeli
senjata petarung canggih seperti Su-27 dan Su-30. Ia juga menghasilkan petarungnya sendiri.
Rancangan khusus untuk menaikkan angkatan tentara lautnya diambil setelah ia sendiri
menyaksikan kehebatan AU Amerika di Irak. Pertahanan udara bersumber peralatan ultramodern S-
300 Surface yang dikatakan merupakan sistem terbagus menahan dan menghalang peluru kendali
udara di dunia. RRC juga menambah angkatan daratnya dengan memodernkan peralatan elektronik
mereka dan memperbagus kebolehkan untuk mengenai sasaran secara tepat. Tentara republik dan
cabang ketentaraan yang lain adalah suatu ancaman besar kepada dominasi Amerika atas dunia
pada masa kini, terutama di kawasan-kawasan Asia Timur seperti Selat Taiwan, di mana tanah besar
Cina menempatkan dan mengumpulkan tentaranya, dan juga secara langsung mengarahkan senjata
peluru kendalinya ke arah Taiwan.[2]
Gambaran tentara republik tercoreng telak dengan tindakannya memadamkan demonstrasi pelajar
di Tian'anmen pada tahun 1989.

[sunting]Pembagian politik

Lihat pula: Kota di Republik Rakyat Cina

Republik Rakyat Cina mempunyai kontrol administratif terhadap 22 provinsi (省); pemerintah
RRC menganggap Taiwan (台湾) sebagai provinsi ke 23. (Lihat Status politik Taiwan untuk
keterangan lebih lanjut.) Pihak pemerintah juga mengklaim Kepulauan Laut Cina Selatan yang
kini masih diperebutkan. Selain dari provinsi-provinsi tersebut, terdapat juga 5 daerah otonomi
(自治区) yang berisi banyak etnis minoritas; 4 munisipaliti (直辖市) untuk kota-kota terbesar
Cina dan 2 Daerah Administratif Khusus (SAR) (特别行政区) yang diperintah RRC.

Berikut adalah daftar wilayah pembagian administratif yang di bawah kontrol RRC.

[sunting]Provinsi

 Anhui (安徽)

 Fujian (福建)

 Gansu (甘肃)

 Guangdong (广东)

 Guizhou (贵州)

 Hainan (海南)

 Hebei (河北)

 Heilongjiang (黑龙江)

 Henan (河南)

 Hubei (湖北)

 Hunan (湖南)

 Jiangsu (江苏)

 Jiangxi (江西)

 Jilin (吉林)

 Liaoning (辽宁)

 Qinghai (青海)

 Shaanxi (陕西)

 Shandong (山东)

 Shanxi (山西)

 Sichuan (四川)

 Yunnan (云南)

 Zhejiang (浙江)
[sunting]Daerah otonomi

 Guangxi (广西)

 Mongolia Dalam (内蒙古)

 Ningxia (宁夏)

 Xinjiang (新疆)

 Tibet (西藏)
[sunting]Kotamadya

 Beijing (北京)

 Chongqing (重庆)

 Shanghai (上海)

 Tianjin (天津)
[sunting]Daerah Administratif Khusus

 Hong Kong (香港)

 Makau (澳门)
[sunting]Dituntut oleh RRC, tetapi diperintah oleh Republik Cina

 Taiwan (台湾) (dipertikaikan)
[sunting]Dituntut Republik Cina, tetapi dilepaskan RRC

 Mongolia Luar (kini sebuah negara berdaulat yang dikenal sebagai Mongolia)


[sunting]Struktur pemerintahan

          

Gǔo (Negara)

                     

      

                     

      

  

Wilayah Otonom  

Shěng (Provinsi)  

Munisipalitas  

      

                                       

  

Shì (Kabupaten/Kota)  

Shì (Kabupaten/Kota)                   
                                       

           

          

Distrik
           

                                       

Komite Tetangga
  

Xiāng (Kelurahan/Desa) Xiāng (Kelurahan/Desa) Xiāng (Kelurahan/Desa)


      

(Rukun Tetangga/RT)

[sunting]Geografi

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Geografi Cina

RRC menguasai sebagian besar Asia bagian timur (dalam warna peach/krem muda) sementara Republik


Cina terdiri dari beberapa pulau-pulau berarsir kuning termasuk Taiwan.

RRC ialah negara terbesar ke-4 di dunia dan dan mencakup daratan yang luas. Di timur,
bersama dengan pantai Laut Kuningdan Laut Cina Timur, ditemukan luas dan padat yang
ditempati lapangan tanah baru; pesisir Laut Cina Selatan lebih bergunung-gunung dan Cina
bagian selatan didominasi daerah berbukit dan jajaran gunung yang lebih rendah. Di bagian
tengah timur ditemukan delta 2 sungai utama Cina, Huang He dan Chang Jiang. Sungai-sungai
utama lainnya ialah Xi Jiang, Mekong,Brahmaputra dan Amur.
Ke barat, jajaran gunung yang utama, khususnya Himalaya dengan titik tertinggi di
Cina Gunung Everest, dan ciri-ciri plato tinggi di antara bentang daratan yang lebih kering
dari gurun seperti Takla-Makan dan Gurun Gobi. Sebab kemarau panjang dan barangkali
pertanian yang rendah membuat badai debu telah menjadi biasa dalam musim semi di Cina.
Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Cina, Gurun Gobi telah dikembangkan dan
merupakan sumber utama badai debu yang mempengaruhi Cina dan bagian Asia Timur Laut
lainnya seperti Korea dan Jepang. Pasir dari kawasan utara telah dilaporkan sampai ke pantai
barat Amerika Serikat. Pengurusan air sungai (seperti penbuangan sisa tinja, pencemaran oleh
kilang, dan ekstraksi air untuk irigasi dan minuman) dan penyusutan tanah bukit telah
mengakibatkan dampak buruk pada negara lain.

[sunting]Ekonomi

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ekonomi Republik Rakyat Cina

Republik Rakyat Cina mencirikan ekonominya sebagai Sosialisme dengan ciri Cina. Sejak
akhir 1978, kepemimpinan Cina telahmemperharui ekonomi dari ekonomi terencana Soviet ke
ekonomi yang berorientasi-pasar tapi masih dalam kerangka kerja politik yang kaku dari Partai
Komunis. Untuk itu para pejabat meningkatkan kekuasaan pejabat lokal dan memasang
manajer dalam industri, mengijinkan perusahaan skala-kecil dalam jasa dan produksi ringan,
dan membuka ekonomi terhadap perdagangan asing dan investasi. Kearah ini pemerintah
mengganti ke sistem pertanggungjawaban para keluaga dalam pertanian dalam penggantian
sistem lama yang berdasarkan penggabunggan, menambah kuasa pegawai setempat dan
pengurus kilang dalam industri, dan membolehkan pelbagai usahawan dalam layanan
dan perkilangan ringan, dan membuka ekonomi pada perdagangan dan pelabuhan asing.
Pengawasan harga juga telah dilonggarkan. Ini mengakibatkan Cina daratan berubah
dari ekonomi terpimpin menjadi ekonomi campuran.

Pemerintah RRC tidak suka menekankan kesamarataan saat mulai membangun ekonominya,
sebaliknya pemerintah menekankan peningkatan pendapatan pribadi dan konsumsi dan
memperkenalkan sistem manajemen baru untuk meningkatkan produktivitas. Pemerintah juga
memfokuskan diri dalam perdagangan asing sebagai kendaraan utama untuk pertumbuhan
ekonomi, untuk itu mereka mendirikan lebih dari 2000 Zona Ekonomi Khusus (Special
Economic Zones, SEZ) di mana hukum investasi direnggangkan untuk menarik modal asing.
Hasilnya adalah PDB yang berlipat empat sejak 1978. Pada 1999 dengan jumlah populasi 1,25
milyar orang dan PDB hanya $3.800 per kapita, Cina menjadi ekonomi keenam terbesar di
dunia dari segi nilai tukar dan ketiga terbesar di dunia setelah Uni Eropa dan Amerika
Serikat dalam daya beli. Pendapatan tahunan rata-rata pekerja Cina adalah $1.300.
Perkembangan ekonomi Cina diyakini sebagai salah satu yang tercepat di dunia, sekitar 7-8%
per tahun menurut statistik pemerintah Cina. Ini menjadikan Cina sebagai fokus utama dunia
pada masa kini dengan hampir semua negara, termasuk negara Barat yang mengkritik Cina,
ingin sekali menjalin hubungan perdagangan dengannya. Cina sejak tanggal 1
Januari2002 telah menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia.

Uang Yuan tahun 1960

Cina daratan terkenal sebagai tempat produksi biaya rendah untuk menjalankan
aktivitas pengilangan, dan ketiadaan serikat sekerja amat menarik bagi pengurus-pengurus
perusahaan asing, terutama karena banyaknya tenaga kerja murah. Pekerja di pabrik Cina
biasanya dibayar 50 sen - 1 dolar Amerika per jam (rata-rata $0,86), dibandingkan dengan $2
sampai $2,5 di Meksiko dan $8.50 sampai $20 di AS. Buruh-buruh RRC ini seringkali terpaksa
bekerja keras di kawasan berbahaya dan mudah ditindas majikan karena tiada undang-undang
dan serikat pekerja yang bisa melindungi hak mereka.

Pada akhir 2001, tarif listrik rata-rata di Provinsi Guangdong adalah 0,72 yuan (9 sen Amerika)
per kilowatt jam, lebih tinggi dari level rata-rata di Cina daratan 0,368 yuan (4 sen AS). Cina
resmi menghapuskan "direct budgetary outlays" untuk ekspor pada 1 Januari 1991. Namun,
diyakini banyak produsen ekspor Cina menerima banyak subsidi lainnya. Bentuk subsidi ekspor
lainnya termasuk energi, bahan material atau penyediaan tenaga kerja. Ekspor dari produk
agkrikultur, seperti jagung dan katun, masih menikmati subsidi ekspor langsung. Namun, Cina
telah mengurangi jumlah subsidi ekspor jagung pada 1999 dan 2000.

Biaya bahan mentah yang rendah merupakan satu lagi aspek ekonomi Cina. Ini disebabkan
persaingan di sekitarnya yang menyebabkan hasil berlebihan yang turut menurunkan biaya
pembelian bahan mentah. Ada juga pengawasan harga dan jaminan sumber-sumber yang
tinggal dari sistem ekonomi lama berdasarkan Soviet. Saat negara terus menswastakan
perusahaan-perusahaan miliknya dan pekerja berpindah ke sektor yang lebih menguntungkan,
pengaruh yang bersifat deflasi ini akan terus menambahkan tekanan keatas harga dalam
ekonomi.

Insentif pajak "preferensial" adalah salah satu contoh lainnya dari subsidi ekspor. Cina
mencoba mengharmoniskan sistem pajak dan bea cukai yang dijalankan di perusahaan
domestik dan asing. Sebagai hasil, pajak "preferensial" dan kebijakan bea cukai yang
menguntungkan eksportir dalam zona ekonomi spesial dan kota pelabuhan telah ditargetkan
untuk diperbaharui.

Ekspor Cina ke Amerika Serikat sejumlah $125 milyar pada 2002; ekspor Amerika ke Cina
sejumlah $19 milyar. Perbedaan ini desebabkan utamanya atas fakta bahwa orang Amerika
mengkonsumsi lebih dari yang mereka produksi dan orang Cina yang dibayar rendah tidak
mampu membeli produk mahal Amerika. Amerika sendiri membeli lebih dari yang dibuatnya
dan sekalipun rakyat RRC ingin membeli barangan buatan Amerika, mereka tidak dapat
berbuat demikian karena harga barang Amerika terlalu tinggi. Faktor lainnya adalah pertukaran
valuta yang tidak menguntungkan antara Yuan Cina dan dolar AS yang di"kunci" karena RRC
mengikatkannya kepada kadar tetap 8 renminbi pada 1 dolar. Pada 21 Juli 2005, Bank Rakyat
Cina mengumumkan untuk membolehkan mata uang renminbi ditentukan oleh pasaran, dan
membolehkan kenaikan 0,3% sehari. . Ekspor Cina ke Amerika Serikat meningkat 20% per
tahun, lebih cepat dari ekspor AS ke Cina. Dengan penghapusan kuota tekstil, RRC sudah
tentu akan menguasai sebagian besar pasaran baju dunia. [3], [4]

Pada 2003, PDB Cina dari segi purchasing power parity  mencapai $6,4 trilyun, menjadi
terbesar kedua di dunia. Menggunakan penghitungan konvensional Cina diurutkan di posisi ke-
7. Meski jumlah populasinya sangat besar, ini masih hanya memberikan PNB rata-rata per
orang hanya sekitar $5.000, sekitar 1/7 Amerika Serikat. Laporan pertumbuhan ekonomi resmi
untuk 2003 adalah 9,1%. Diperkirakan oleh  CIA  pada 2002 bahwa agrikultur menyumbangkan
sebesar 14,5% dari PNB Cina, industri dan konstruksi sekitar 51,7% dan jasa sekitar 33,8%.
Pendapatan rata-rata pedesaan sekitar sepertiga di daerah perkotaan, sebuah perbedaan yang
telah melebar di dekade terakhir.

Oleh karena ukurannya yang amat luas dan budaya yang amat panjang sejarahnya, RRC
mempunyai tradisi sebagai sebuah negara penguasa ekonomi. Dalam kata Ming Zeng, profesor
pengurus di Shanghai, Dalam sebagian  statistik, pada pengujung abad ke 16 sekalipun, RRC
mempunyai sepertiga PDB.  Amerika Serikat  yang gagah pada masa kini hanya mempunyai
20%. Jadi, jika Anda membuat perbandingan sejarah ini, tiga atau empat ratus tahun terdahulu,
Cina tentulah kuasa terbesar dunia. Percobaan mewujudkan kembali keadaan yang
membanggakan ini sudah tentu adalah salah suatu tujuan orang Cina. Maka tidak
mengherankan fenomena kebanjiran orang bukan Cina dunia yang lain mau
mempelajariBahasa Cina ini dan kegeraman Amerika dan Barat terhadap Cina secara umum
terjadi pada skenario politik dunia pada hari ini.

Akan tetapi, jurang pengagihan kekayaan di antara pesisiran pantai dan kawasan pendalaman


Cina masih amat besar. Untuk menandingi keadaan yang berpotensi mengundang bahaya ini,
pemerintah melaksanakan strategi Pembangunan Cina Barat pada tahun 2000, Pembangunan
Kembali Cina Timur Laut pada tahun 2003, dan Kebangkitan Kawasan Cina Tengahpada tahun
2004, semuanya bertujuan membantu kawasan pedalaman Cina turut membangun bersama.
[sunting]Demografi

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Demografi Republik Rakyat Cina, Demografi


Hongkong, Demografi Makau, dan Demografi Taiwan

Secara resmi RRC memandang dirinya sendiri sebagai bangsa multi-etnis dengan
56 etnisitas yang diakui. Mayoritas etnis Han menyusun hampir 93% populasi; bagaimanapun
merupakan mayoritas dalam hanya hampir setengah daerah Cina. Penduduk bangsa Han
sendiri heterogen, dan bisa dianggap sebagai kumpulan pelbagai etnik yang mengamalkan
budaya dan bercakap bahasa yang sama. Kebanyakan suku Han bertutur macam-
macam bahasa Cina yang diucapkan, yang bisa dilihat sebagai 1 bahasa atau keluarga
bahasa. Subdivisi terbesar bahasa Cina yang diucapkan ialah bahasa Mandarin, dengan lebih
banyak pembicara daripada bahasa lainnya di dunia. Versi standar Mandarin yang didasarkan
padadialek Beijing, dikenal sebagai Putonghua, diajarkan di sekolah dan digunakan sebagai
bahasa resmi di seluruh negara.

Revolusi Komunis di negara ini sejak tahun 1949 meninggalkan kesan yang besar yaitu hampir
59% penduduknya (lebih kurang 767 juta orang) menjadi Ateis atau tidak percaya Tuhan.
Namun lebih kurang 33% dari mereka percaya kepada kepercayaan tradisi atau gabungan
kepercayaan Buddha dan Taoisme. Penganut agama terbesar di negara ini ialah Buddha
Mahayana yang berjumlah 100 juta orang. Di samping itu, Buddha Therawada dan Buddha
Tibet juga diamalkan oleh golongan minoritas etnis di perbatasan barat laut negara ini. Selain
itu diperkirakan terdapat 18 juta penduduk Islam (kebanyakan Sunni) dan 14 juta Kristen (4
juta Katolik dan 10 juta Protestan) di negara ini.

Negara ini telah lama mengalami masalah pertumbuhan penduduk. Dalam usaha


membatasi perkembangan populasinya, RRC telah mengambil kebijakan yang membatasi
keluarga di perkotaan (etnis minoritas seperti Tibet dikecualikan) menjadi 1 anak dan keluarga
di pedalaman 2 anak saat yang pertama wanita. Karena lelaki dianggap lebih bernilai ekonomis
di daerah pedesaan, muncullah insiden tinggi mengenai aborsi selektif jenis
kelamin dan penolakan anak di daerah pedesaan buat memastikan bahwa anak kedua ialah
lelaki. Dasar ini hanyalah untuk penduduk mayoritas bangsa Han. Terdapat banyak rumah anak
yatim untuk anak-anak terlantar ini, akan tetapi hanya 2% saja yang dijadikan anak angkat oleh
orang lain. Yang selebihnya pula besar di rumah anak yatim itu. RRC telah mengintitusikan
program pengambilan anak angkat internasional, di mana penduduk negara lain datang untuk
mengangkat mereka, tetapi program ini menampakkan hasil yang tidak memuaskan.

Tahun 2000 berlalu dengan perbandingan jenis kelamin pada umur lahir 117 lelaki: 100
perempuan yang tinggi berbanding perbandingan biasa (106:100) tetapi bisa dibandingkan
dengan sebagian tempat seperti Kaukasus dan Korea Selatan. Walaupun perbandingan ini
dikatakan ada karena seksisme, baru-baru ini ia dikaitkan dengan penyakit hepatitis juga.
Pemerintah RRC sedang mencoba mengurangi masalah ini dengan menekankan harkat para
wanita dan telah melangkah sepanjang mencegah penyedia medis dari memperlihatkan pada
para orang tua jenis kelamin bayi yang diharapkan. Hasil perbandingan yang tidak seimbang ini
mewujudkan 30-40 juta lelaki yang tidak bisa menikah dengan wanita. Banyak dari lelaki ini
yang mencari gadis idaman mereka di negara lain atau di pusat-pusat pelacuran. Dalam
beberapa kasus, gadis-gadis diculik dan dijual sebagai isteri di perkampungan yang jauh.

[sunting]Kesehatan umum

Cina mempunyai beberapa masalah kesehatan umum yang sedang meningkat: masalah


kesehatan yang berhubungan dengan polusi udara dan air, wabah HIV-AIDS yang sedang
meluas dan jutaan perokok. Wabah HIV, ditambah dengan jalur infeksi yang biasa, meluas
pada masa lalu karena praktek tidak bersih yang digunakan dalam pengumpulan darah di
daerah pedesaan. Masalah tembakau dipersulit dengan fakta bahwa kebanyakan penjualan
rokok dimonopoli pemerintah. Pihak pemerintah, yang bergantung kepada pendapatan dari
penualan rokok, terlihat ragu dalam responsnya terhadap masalah tembakau dibandingkan
dengan masalah kesehatan umum lainnya.

Hepatitis B mewabah di Cina Daratan, dengan mayoritas dari penduduk menyebarkan penyakit
tersebut; 10% di antaranya terpengaruh parah. Seringkali ini menyebabkan gagal leveratau
kanker hati, sesuatu yang merupakan penyebab kematian yang umum di Cina. Hepatitis B juga
diketahui sebagai sumber kurangnya perempuan yang dilahirkan berbanding lelaki, dan ini juga
menerangkan sebabnya jumlah bilangan lelaki jauh melebihi wanita di Cina. Lihat Hepatitis B
dan Kes Wanita yang Menghilang. Sebuah program yang diawali pada 2002akan mencoba –
dalam 5 tahun – untuk memvaksinasi semua bayi yang baru lahir di Cina Daratan.

Pada bulan November 2002, virus seperti pneumonia yaitu penyakit SARS menyerang


provinsi Guangdong. Walau bagaimanapun, pada peringkat awal penyakit itu merebak, Cina
telah menyensor dan menyaring berita mengenainya kepada dunia luar, sekaigus
menyebabkan penyakit itu merebak ke Hong Kong, Vietnam dan negara lain melalui pelancong
internasional. Di Cina, 5.327 kasus dilaporkan dan 348 kematian disahkan, menjadikan negara
ini yang pali parah diserang. Pada penghujung 2004 dan 2005 jumlah kasus semakin
berkurang, kendatipun begitu [5] dan pada 19 Mei 2004, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mengumumkan bahwa RRC terbebas dari cengkeraman SARS.

Satu lagi masalah yang dihadapi Cina adalah flu burung dan bakteri Streptococcus suis.
Penyakit flu telah diketahui bersumber dari burung-burung setempat dan beberapa penduduk,
dan para ilmuwan memperkirakan bahwa virus ini akan menyebabkan pandemi besar yang
akan menjejaskan rantau ini jika cara perebakanya berindah dari burung-manusia ke manusia-
manusia. Streptococcus suis pula masih terbatas di provinsi Sichuan.

Pada tahun 2008, hampir 100.000 penduduk tewas akibat sebuah skandal susu.


[sunting]Program antariksa

Pada 15 Oktober 2003, menggunakan roket Long March 2F dan kendaraan angkasa berawak


Shenzhou V, RRC menjadi negara ke-3 yang menempatkan manusia di angkasa melalui usaha
kerasnya.

Setelah pertikaian RRC-Soviet, negara Cina mulai mendirikan program pencegahan nuklir dan
sistem pengantar angkasanya sendiri. Hasil kejadian ini adalah rencana peluncuran satelit. Ini
menjadi kenyataan pada tahun 1970 dengan peluncuran Dong Fang Hong 1, satelit Cina yang
pertama. Ini menjadikannya sebagai negara kelima yang melancarkan satelit angkasa lepasnya
sendiri.

Negara ini merencanakan program angkasa berawak di awal 1970an, dengan "Proyek 714"
dan kendaraan angkasa berawak Shuguang yang diharapkan. Karena serentetan kemunduran
politik dan ekonomi, program penerbangan berawak tak pernah terlaksana baik sampai 2003.
Walau bagaimanapun, pada tahun 1992 Projek 921 dibenarkan dan pada 19 November1999,
roket tidak beranak kapal Shenzhou 1 diluncurkan, ujian pertama roket negara ini. Selepas tiga
kali percobaan, Shenzhou 5 dilancarkan pada 15 Oktober 2003 dengan roket Kawat Lama yang
beranak kapal Yang Liwei digunakan, menjadikan Cina negara ketiga yang meluncurkan
manusia ke angkasa lepas setelah Amerika Serikat dan Rusia. Misi kedua,Shenzhou
6 dilancarkan pada 12 Oktober 2005.

Roket Long March 2F dan kendaraan angkasa berawak Shenzhou V membawa Yang Liwei di


dalam kendaraan angkasa Shenzhou 5 ke orbit bumi, di mana menyisakan 21 jam, membuat
total 14 revolusi.

Beberapa ahli menganggap kendaraan udara berawak Shenzhou berdasarkan pada kendaraan


luar angkasa Soyuz Rusia. Akan tetapi, para pakar Cina menunjukkan bahwa ia bukan
sedemikan rupa dan pada peringkat awal Projek Apollo rancangan yang serupa dicadangkan
NASA.

Program perkembangan RRC dianggap disebabkan atas keprihatinan dalam beberapa bagian.
Laporan DPR AS menyusul peluncuran 2003 berkata, "Saat 1 dari motivasi cepat yang kuat
untuk program ini muncul menjadi gengsi politik, Usaha-usaha Cina hampir pasti akan
menyumbang pada sistem angkasa militer yang diperbaiki pada bingkai waktu 2010-2020.".
Lainnya sedikit berpengaruh. Cina merupakan negara ketiga yang meluncurkan manusia ke
angkasa lepas, dan tiada lagi negara keempat yang melakukannya pada saat ini. Seminggu
setelah peluncuran, sebuah tajuk rencana di The Times of India menyebutnya "'China's Late
Creep Forward,' (Langkah Maju Cina yang Terlambat) telah menyampaikan bahwa Beijing
sedang mencoba tempat di mana terlihat jelas teknologi tua 4 dekade.".

Apakah kelanjutan Cina di area ini akan membuat perlombaan angkasa lainnya masih perlu
diperhatikan.
[sunting]Budaya

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Budaya Cina

Norma tradisional Cina diperoleh dari versi ortodoks Konfusianisme, yang diajarkan di sekolah-
sekolah dan bahkan merupakan bagian dari ujian pelayanan publik kekaisaran pada zaman
dulunya. Akan tetapi keadaan tidak selalu begitu karena pada masa dinasti Qing umpamanya
kekaisaran Cina terdiri dari banyak pemikiran seperti legalisme, yang di dalam banyak hal tidak
serupa dengan Kong Hu Cu, dan hak-hak mengkritik kerajaan yang zalim dan perasaan moral
invididu dihalangi oleh pemikir 'orthodoks'. Sekarang, adanya neo-Konfucianisme yang
berpendapat bahawa ide demokrasi dan hak asasi manusia sejajar dengan nilai-nilai tradisional
Konfuciusme 'Asia'.

Para pemimpin yang memulai langkah-langkah untuk mengubah masyarakat Cina setelah


berdirinya RRC pada 1949 dibesarkan dalam lingkungan tua dan telah diajarkan norma hidup
sesuai dengan lingkungan hidupnya. Meskipun mereka merupakan revolusioner yang mampu
beradaptasi dengan zamannya, mereka tidak ingin mengubah budaya Cina secara besar-
besaran. Sebagai pemerintah langsung, para pemimpin RRC mengganti aspek tradisional
seperti kepemilikan tanah di desa dan pendidikan tetapi masih menyisakan aspek-aspek
lainnya, misalnya struktur keluarga. Kebanyakan pemerhati luar berpendapat bahwa waktu
setelah 1949 bukanlah sesuatu yang berbeda di RRC dibandingkan dengannya sebelum itu,
malah merupakan penerusan cara hidup yang berpegang pada nilai-nilai lama masyarakat
Cina. Pemerintah baru diterima tanpa protes apapun karena pemerintahan baru dianggap
"mendapat mandat dari surga" untuk memerintah, mengambil-alih pucuk kepemimpinan dari
kekuasaan lama dan mendapat rida para dewa. Seperti pada zaman lampau, pemimpin
seperti Mao Zedong telah disanjung. Pergantian dalam masyarakat RRC tidak konsisten seperti
yang didakwa.

Sepanjang masa pemerintahan RRC, banyak aspek budaya tradisi Cina dianggap sebagai seni
lukis, peribahasa, bahasa, dan sebagainya yang lain telah coba dihapus oleh pemerintah
seperti yang terjadi pada Revolusi Kebudayaan karena didakwa kolot, feodal dan berbahaya.
Semenjak itu, Cina telah menyadari kesalahannya dan mencoba untuk memulihkannya semula,
seperti reformasi Opera Beijing untuk menyuarakan propaganda komunisnya. Dengan
berlalunya waktu, banyak aspek tradisi Cina telah diterima kerajaan dan rakyatnya
sebagai warisan dan sebagian jati diri Cina. Dasar-dasar resmi pemerintah kini dibuat
berlandaskan kemajuan dan penyambung peradaban RRC sebagai sebagian identitas
bangsa.Nasionalisme juga diterapkan kepada pemuda untuk memberi legitimasi kepada
pemerintahan Partai Komunis Cina.

 Seni Cina

 Sastra Cina
 Masakan Cina

 Bahasa Cina

 Bahasa Cina tertulis

 Daftar tokoh Cina

 Musik Cina

 Agama di Cina
[sunting]Olahraga

Olimpiade Beijing 2008 diadakan di Beijing pada 8-24 Agusutus 2008 yang konon menjadi
olimpiade termegah dan terbesar dalam sejarah umat manusia dengan acara pembukaan yang
diadakan pada pukul 08:08:08 (8 malam lewat 8 menit dan 8 detik – angka 8 diasosiasikan
dengan kemakmuran dalam kebudayaan Cina). Logo resmi pertandingan, berjudul "Beijing
Menari", dibentuk berdasarkan karakter kaligrafi "jing", merujuk kepada kota tuan rumah
Beijing. Maskot Beijing 2008 adalah lima Fuwa (Hanzi: 福娃; Pinyin: Fúwá; secara harafiah
bermakna "boneka-boneka keberuntungan"), masing-masing menggambarkan satu warna pada
cincin Olimpiade. Moto Olimpiade 2008 adalah "Satu Dunia, Satu Impian". Olimpiade Beijing
terdiri atas 302 pertandingan dari 28 cabang olahraga. Selama 16 hari tayangan NBC di
Amerika Serikat, telah menjadi program televisi yang paling diminati, dengan total 211 juta
penonton berdasarkan survei Nielson Media Research, 2 juta lebih banyak dibandingkan
Olimpiade Atlanta 1996, pemegang rekor sebelumnya. Pada olimpiade yang ke-29 ini, tuan
rumah Republik Rakyat Cina berhasil menjadi juara umum dengan perolehan 51 emas, 21
perak, dan 28 perunggu.

[sunting]Lihat pula
http://wikimediafoundation.org/w/index.php?
title=WMFLA002/id&utm_source=20101206_EA002A_LC&utm_medium=sitenotice&utm_campaign
=20101211EA016&referrer=http://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Rakyat_Cina

Saat-saat Terakhir Revolusi Kebudayaan Cina

Sumber : Frances Wood, Hand-Grenade Practice in Peking, My Part in the Cultural


Revolution, 2000/SL, dimuat di Intisari tahun 2001.

Sejak 1966 Cina diramaikan hiruk-pikuk gerakan


antikapitalisme. Tentara Merah menyerang para
dosen, dokter, seniman, novelis, dan mereka
yang dianggap tidak mewakili kaum proletar.
Gonjang-ganjing terus berlangsung sampai tahun
1975 meski tak lagi diwarnai kekejaman. Frances
Wood, mahasiswi Inggris yang belajar di Institut
Bahasa Asing dan Universitas Beijing tahun 1975 – 1976, ikut menyaksikan “The Great Proletarian
Cultural Revolution”, yang pada masa Mao Zedong diteriakkan dengan penuh semangat,
belakangan justru dianggap sebagai “Dasawarsa Penuh Bencana”.

Ketika saya belajar sastra Cina di Universitas Cambridge, 1968 – 1971, Cina sedang berada di
puncak Revolusi Kebudayaan. Dunia luar tak banyak tahu apa yang sebenarnya terjadi, kecuali
laporan media massa Eropa tentang mayat-mayat yang hanyut di Pearl River, dekat Hongkong
dan Makao.

Selain menutup diri, negeri itu menolak segala yang berunsur Barat. Sebagai mahasiswa yang
ingin belajar lebih lanjut, saya tak punya harapan untuk pergi ke Cina. Tapi dari sumber
kepustakaan saya tahu, Cina senantiasa berubah seirama dengan perubahan kebijakan para
pemimpinnya. Saya hanya bisa berharap dari perubahan itu.

Pemimpin Besar Mao Zedong memainkan peran penting sejak berdirinya Republik Rakyat Cina
pada 1949. Ia menyingkirkan para pesaing dan musuhnya. Misalnya, ia menyerukan gerakan Anti-
Kanan pada 1957 untuk menyingkirkan Zhou Enlai, pelopor gerakan Seratus Bunga tahun 1956.

Mao memprakarsai gerakan “Lompatan Jauh ke Depan” pada 1958 untuk memberi warna khusus
bagi komunisme Cina. Berbeda dengan Soviet yang bertumpu pada industri berat, Mao
menggalakkan pertanian yang ditunjang industri kecil di pedesaan. “Kalau Stalin hanya punya satu
kaki, industri berat, kita punya dua kaki, yakni pertanian dan industri kecil,” ucap Mao.

Empat makhluk jahat

Mao menjejalkan aneka slogan. Para petani harus “menggali lebih dalam” untuk meningkatkan
hasil. Ladang-ladang harus bebas dari “empat makhluk jahat”: burung, tikus, serangga, dan lalat.
Maka sepanjang 1958 – 1960 jutaan serangga, tikus, lalat, dan burung dibantai.

Berhasilkah upaya itu? Para petani yang “menggali lebih dalam” belum sempat memetik hasil
ketika mereka jatuh kelelahan. Punahnya burung berdampak pada  terganggunya keseimbangan
alam, sehingga belakangan burung dikeluarkan dari daftar “empat makhluk jahat”. Para pejabat
sadar, ambisi Mao terlalu utopis. Tapi karena takut, mereka memberi laporan ABS. Angka produksi
digelembungkan, data dan foto hasil panen direkayasa, sementara kenyataannya para petani
menderita. Sepanjang 1958 – 1961 tak kurang dari 30 juta orang meninggal karena kelaparan.

Akhir 1958 Mao mundur dari jabatan sebagai pimpinan Partai Komunis. Ia sengaja mengambil
jarak dari pusat kekuasaan agar bisa melihat betapa para pimpinan menjadi borjuis dan korup.
Rakyat kehilangan semangat revolusioner. Bagi Mao, kenyataan itu tak bisa dibiarkan. Harus ada
reformasi untuk meluruskan kembali jalan revolusi. Itulah Revolusi Kebudayaan. “Kebudayaan”
tidak hanya berarti kesenian, melainkan seluruh aspek dan lembaga kemasyarakatan.
Mao mengerahkan ribuan pelajar dan mahasiswa ke Lapangan Tiananmen di pusat Kota Beijing.
Mereka membawa buku kecil warna merah, The Little Red Book, berisi kutipan naskah-naskah
pidato Mao.

Belakangan gerakan diperluas ke kalangan pekerja, buruh, dan petani. Mereka mengecam siapa
pun yang berada dalam posisi pimpinan. Sering kecaman berubah menjadi sanksi atau hukuman.
Korban berjatuhan, baik karena hukuman maupun bunuh diri.

Seorang dokter ahli bedah otak, misalnya, tiba-tiba dimutasi menjadi petugas kebersihan WC.
Dosen atau petinggi universitas dialihtugaskan ke peternakan babi. Birokrat dikirim ke pedalaman
agar menghayati keadaan rakyat.

Revolusi Kebudayaan juga menyertakan istri Mao, mantan bintang film tak terkenal Jiang Qing,
untuk menyingkirkan para pesaingnya dalam ranah kesenian. Opera, film, dan panggung teater
didominasi produksi Madam Mao. Lukisan bunga dan alam tak boleh dipasang, diganti gambar
bendera merah, traktor di ladang, atau gambar Mao dalam ekspresi heroik.

Kaum perempuan tak boleh lagi berambut panjang dan dandan sesukanya. Jika ketahuan Tentara
Merah, rambut mereka akan dipotong dan celana panjang ketat mereka akan dirobek di depan
umum. Banyak pengarang dipenjara, dibuang ke kamp kerja paksa, atau dibiarkan frustrasi
hingga bunuh diri. Beberapa pemusik atau pianis dipotong jarinya oleh Tentara Merah.

Sejak 1971 keadaan menjadi normal dalam versi Mao. Sekolah dan universitas dibuka kembali
dengan syarat hanya buruh dan petani yang boleh belajar. Mahasiswa asing dan turis boleh
datang, meski dalam wilayah terbatas. Para turis hanya disuguhi traktor dan sistem irigasi disertai
pidato propaganda.

Saya beruntung tahun itu bisa ikut dalam rombongan pertama mahasiswa asing yang
mengunjungi Cina setelah tertutup sejak 1966. Saya senang bukan karena bisa berkomunikasi
dengan rakyat Cina dalam bahasa mereka, tetapi karena setiap kali bisa berbagi makan dengan
mereka yang ternyata memang kelaparan.

Kunjungan singkat itu membuat saya ketagihan. Dengan keberuntungan yang lebih, pada 1975,
permohonan saya ikut program pertukaran mahasiswa Inggris – Cina diterima.

Film propaganda

Malam hari, 25 September 1965, saya bergabung dengan sembilan mahasiswa Inggris lain
mendarat di Bandara Beijing. Ada Rose yang sedang mendalami sejarah kesenian dan arkeologi
Cina di London, ada pula Beth yang baru lulus dari Cambridge dan terpaksa meninggalkan suami
serta anjingnya. Rombongan dari Leeds University, di antaranya Gerry dan Jim, serta Sarah yang
baru saja melewati tingkat II.
Kami diangkut dengan bus menuju Foreign Language Institute di barat laut Beijing. Di kawasan itu
terdapat berbagai perguruan tinggi dan institut, tak jauh dari Beijing University. Kami menuju
asrama. Banyak mahasiswa asing di sana. Mereka yang dari negara maju belajar bahasa,
sementara kebanyakan mahasiswa asal Asia dan Afrika belajar teknik dan kedokteran.

Asrama kami berlantai dua berwarna abu-abu, bagian dalamnya dilabur warna putih yang masih
baru. Karena kualitas labur tidak bagus, lama-kelamaan rontok.

Paginya, usai sarapan, kami dibawa ke Kedubes Inggris yang terletak di kawasan diplomatik di sisi
tenggara kota, Jianguomen wai. Pejabat kedutaan menasihati kami cara hidup sebagai orang asing
agar tidak terjerumus dalam kesulitan.

Di kawasan diplomatik terdapat toserba Friendship Store yang menjual aneka barang asing
keperluan sehari-hari. Tak jauh dari situ terdapat kompleks perumahan diplomat yang dijaga
Tentara Pembebasan Rakyat bersenjata lengkap. Setiap rumah punya balkon, setiap keluarga
memiliki tukang masak dan perawat anak yang disediakan oleh Public Security Bureau.

Setiap Jumat sore kami dijemput minibus untuk menuju The Bell, pub di Kedutaan. Sedangkan
Sabtu pagi biasa diisi kegiatan senam tajiquan di lapangan kampus.

Hari Sabtu pertama diisi pemeriksaan kesehatan. Meski di negara asal kami sudah diperiksa, dan
ada surat keterangannya, pihak berwenang di kampus tidak mau tahu. Lucunya, kaum laki-laki
tidak perlu diperiksa darah, sementara para mahasiswi diambil darahnya untuk maksud yang tidak
kami ketahui.

Sering di malam hari di lapangan terbuka diputar film. Beberapa film sempat saya saksikan.
Haixia, misalnya, berkisah tentang bayi di keranjang yang ditemukan oleh pasangan nelayan yang
lantas hidup sengsara. Kampungnya diserbu tentara Kuomintang pimpinan Chiang Kai-shek,
keluarganya disiksa dan dibunuh. Sampai akhirnya Tentara Pembebasan Rakyat menyelamatkan
dia, dan sejak itu hidup bahagia.

Latihan lempar granat

Tempat kuliah saya berada di sebuah bangunan abu-abu. Di depan terdapat patung Mao Zedong
sebesar dua kali ukuran manusia. Sangat gagah dalam mantel khasnya, mengacungkan satu
tangan ke depan. Itu memang pose standar Ketua. Tapi karena di seberang jalan terdapat
Institute for Petroleum Studies dengan patung Mao yang sama besar dan sama posenya, jadinya
kedua patung itu terkesan saling menghormat.

Kami diajar dua orang guru, Hu Laoshi (Guru Hu) dan Tian Laoshi. Hu lebih tua, santun, dan
tenang, sedangkan Tian lebih muda namun berwibawa. Yang menyamakan keduanya adalah
pakaian khas setelan abu-abu kedodoran.
Setiap hari, kecuali Minggu, kami belajar bahasa mulai pukul 08.00 -12.00, diselingi istirahat 20
menit. Pukul 10.00 selama delapan menit seluruh penghuni kampus bersenam diiringi musik.
Lompat-lompat, membungkuk sampai jari tangan menyentuh jempol kaki, dsb. Tak ada minum
kecuali di kantin.

Selasa sore kami melakukan laodong atau “pekerjaan tangan”. Bagi pelajar dan kaum intelektual
Cina, kerja tangan paling membanggakan adalah mencangkul. Namun di Institut hal itu tidak
diwajibkan, mungkin dianggap kelewat keras sehingga bisa menimbulkan protes di tingkat pejabat
pemerintahan. Tapi beberapa mahasiswa Kanada yang getol mendalami Marxisme dan Leninisme
tetap semangat mencangkul di sawah.

Kami juga ditugasi memecah batu bata untuk campuran semen. Heran, batu bata di Cina sangat
rapuh. Saya jadi takut menyandarkan badan di tembok.

Kami juga diberi tugas membersihkan rumput. Bagi orang Cina masa itu, rumput adalah sarang
nyamuk dan serangga lain, makhluk yang pada 1958 diperintahkan Mao untuk dibasmi. Ketika
saya katakan, habitat nyamuk adalah genangan air dan bukan rumput, para pembimbing tidak
mau tahu. Pantas, di banyak tempat yang saya kunjungi tidak banyak warna hijau.

Setiap Rabu sore kami wajib mengikuti pelajaran olahraga. Lari keliling lapangan, anggar
menggunakan bambu, juga melakukan taijijian, versi lain dari taijiquan yang artinya pukulan
pedang. Kami juga melakukan tolak peluru. Malah ada mahasiswi Spanyol yang kakinya kejatuhan
peluru besi bulat.

Hanya sedikit mahasiswa yang bersemangat ikut. Kebanyakan ogah-ogahan. Padahal para
instruktur tetap semangat mengulang-ulang seruan Ketua Mao,
“Kembangkan kekuatan fisikmu agar mampu membela Tanah Air!”

Ada juga latihan lempar granat. Yang kami genggam adalah granat kuno yang sudah tak bisa
meledak, tidak ada pen pencabutnya. Tapi kami harus melakukannya penuh semangat, pura-pura
menggigit pen kemudian melemparkannya. Kegiatan itu jelas tidak diketahui pihak British Council.
Saya berpikir, apa kata masyarakat Inggris jika tahu uang pajak mereka dipakai untuk membiayai
mahasiswanya mengikuti kegiatan yang mirip latihan gerilya di Cina?

Jumat sore kami belajar bahasa dan analisis aneka peristiwa yang biasa dimuat harian People’s
Daily.

Waktu terus berjalan. Hingga pada akhir minggu ketiga yang menjemukan, kami harus melakukan
kaimen banxue atau “sekolah di luar ruangan”. Kami dikirim ke kawasan pertanian.

Para petani bekerja di ladang-ladang negara, menggarap tanaman kubis, bawang, gandum dan
padi, juga buah-buahan. Semua hasil disetorkan kepada pemerintah melalui unit kerja desa,
sementara keluarga petani tinggal memiliki sedikit lahan untuk ditanami sayuran. Setiap hasil
panen yang disetor, yang mestinya dibayar tunai oleh pemerintah, pada praktiknya sering diganti
dengan minyak, telur, gandum, atau kayu bakar.

Berapa harga celana?

Bergaul dengan petani ternyata cukup menyenangkan. Banyak kejutan. Misalnya, dugaan semula
bahwa orang Cina menikah pada akhir usia 20-an demi program keluarga berencana, ternyata
salah. Mereka terkejut ketika tahu saya masih lajang pada usia 27. Malang bagi teman saya Rose,
karena tunangannya yang ditinggal di Inggris berumur 37 tahun. “Bagaimana mungkin kamu
mencintai laki-laki setua itu?” tanya petani di komunitas rakyat Sijiqing.

Hampir setiap saat kami membicarakan harga. Mereka bertanya berapa harga celana, berapa
harga televisi, dan ketika saya jawab angkanya dalam hitungan yuan, mereka berseru sambil
menahan napas. Ketika saya katakan harga rumah di Inggris jika dihitung dalam yuan, mereka
berteriak.

Rupanya, keingintahuan orang Cina soal harga tidak hanya pada waktu itu. Dalam kisah
pengalaman seorang dokter Spanyol yang menyertai diplomat Inggris di masa awal pembangunan
gedung Kedubes Inggris di Beijing, tahun 1866, juga diceritakan, para tukang setempat banyak
bertanya tentang harga celana.

Permohonan membeli sepeda

Institut Bahasa terletak di pinggiran Beijing. Jarak antar tempat di kampus juga cukup jauh.
Sehingga saya dan beberapa teman memutuskan untuk membeli sepeda.

Setiap hari jutaan sepeda berlalu-lalang di kota, namun hampir tak ada sepeda baru. Kebanyakan
sepeda laki-laki dengan palang melintang, warnanya pun hitam. Rupanya, itu akibat prosedur
yang cukup berbelit untuk memiliki sepeda, selain memang mahal harganya.

Sebuah keluarga, misalnya, bisa menabung sepanjang satu tahun untuk membeli sepeda. Ketika
uang sudah terkumpul, ternyata mereka hanya bisa mendaftar untuk beli satu.

Sepeda dikenai pajak tahunan. Ada pelat nomor yang dipasang pada penahan lumpur di ujung
spatbor belakang. Jika nomor ini tak ada ketika diperiksa polisi, pengendara didenda 20 yuan
(sepertiga gaji rata-rata pekerja di Cina). Denda yang sama diterapkan bagi setiap pelanggaran.
Misalnya, bersepeda sambil membawa payung terbuka, memboncengkan orang, dsb.

Orang asing hanya bisa membeli sepeda di Friendship Store. Saya memilih sepeda perempuan
tanpa palang yang ternyata malah merepotkan karena kelewat ringan. Perjalanan 9 km dari toko
ke kampus harus saya tempuh dengan jumlah kayuhan berlipat kali dibandingkan dengan teman
yang membeli sepeda laki-laki.
Sesampai di asrama, kami masih dihadapkan pada keruwetan untuk memperoleh pelat nomor.
Pertama, kami harus memiliki kartu mahasiswa. Bentuknya seperti dompet plastik berisi foto
pemilik, dilengkapi beberapa cap dan tanda tangan para administrator. Masalahnya, saat itu belum
ada jasa foto kilat di Beijing. Kami harus pergi ke studio foto Wudaokou, difoto, kemudian
menunggu seminggu sampai foto jadi.

Di pusat kota, lalu lintas padat oleh sepeda yang berbaur dengan bus dan lori. Serunya, semua
bersaingan membunyikan bel dan klakson. Saking ributnya, bel jadi kehilangan makna. Tertabrak
atau terserempet adalah hal biasa.

Di masa Revolusi Kebudayaan lampu tidaklah penting. Maka bersepeda di malam hari menjadi
kesulitan tersendiri. Apalagi di atas pukul 21.00, saat lampu lalu-lintas tidak berfungsi karena
petugasnya pulang.

Di tempat parkir yang bertarif seragam dua yuan, penjaga yang kebanyakan perempuan
memberikan sepotong karton bernomor yang digapit bambu, sementara potongan lain dengan
nomor yang sama diikatkan di setang.

Tak ada pembalut

Menjelang musim dingin, pembimbing asrama membagikan kupon untuk ditukarkan mantel.
Walau sebelumnya telah siap menghadapi cuaca dingin,
saya tetap kaget dengan suhu yang sesekali -5oC. Mengikuti cara berpakaian orang Cina di musim
dingin, sampai enam lapis baju, memang perlu.

Para penduduk juga memperoleh kupon, tapi untuk ditukarkan dengan gandum, minyak, telur,
kain, dan komoditas lain yang di musim dingin pasokannya berkurang. Kupon hanya berlaku lokal.
Jika akan pergi jauh, orang harus meminta kupon yang berlaku secara nasional. Kalau tidak, ya,
membawa bekal sendiri.

Di toko, pada awal bulan roti yang tersedia berwarna putih, yang disebut mantou. Pada akhir
bulan, ketika tepung putih makin langka, yang dijual roti warna coklat.

Tapi makanan bukan masalah, yang memprihatinkan adalah kebersihan. Ya, bagi perempuan
asing, satu tahun tinggal di Cina saat itu adalah perjuangan. Pembersih paling sederhana,
misalnya handuk untuk sanitari, tidak ada. Apalagi pembalut kala menstruasi. Perempuan Cina
mengatasinya dengan cara primitif yakni membuat sendiri pembalut dari kertas WC, robekan kain,
atau koran bekas.

Di kelompok kami, para perempuan telah siap dengan pil penunda menstruasi. Tapi saya hanya
bisa melakukannya sekali pada bulan pertama, itu pun setelah berkonsultasi lewat surat dengan
ibu saya. Selebihnya, untuk sebelas bulan sisa masa tinggal di Cina, di kamar tidur saya
menumpuk stok pembalut.
Ke Universitas Beijing

Kami menjalani seleksi agar bisa melanjutkan kuliah di Universitas Beijing, meski hanya untuk
beberapa bulan. Ujian tidak terlalu sulit, namun birokrasinya berbelit. Malah setelah dua bulan
menunggu, di musim dingin akhir tahun 1975 itu, tiba-tiba universitas melakukan seleksi
tambahan.

Beruntung, saya lulus. Juga Beth dan Rose. Mahasiswa asal Albania dan Korea Utara paling banyak
jumlahnya. Di perguruan tinggi yang acap disebut “Beida” (singkatan dari Beijing Daxue) itu
tergabung sekitar 7.000 mahasiswa. Berbeda dengan di Institut, di tempat baru suasana
revolusioner amat terasa. Poster dan selebaran berganti-ganti setiap hari. Beida menjadi ajang
kampanye dan adu kepentingan.

Di asrama saya memperoleh teman sekamar gadis Beijing berusia 25, Yang Huimei. Ia bekerja di
otoritas transportasi, dan kuliah untuk mencari kredit poin demi kenaikan jenjangnya. Setiap
Sabtu sore ia pulang, meninggalkan saya bengong di kamar sepanjang hari Minggu.

Di sela-sela kuliah sejarah dan “kebudayaan” (saya beri tanda kutip karena materi kuliah bersifat
indoktrinatif, membatasi hanya karya sastra dan budaya terbitan tahun 1965 ke atas), saya sering
bersepeda dengan Beth dan beberapa teman menyusuri jalanan Beijing. Sesekali ada kunjungan
wajib ke peninggalan sejarah dan kawasan pertanian.

Memasuki bulan Maret, cuaca mulai hangat. Saya ikut berbagai perayaan dan arak-arakan, juga
berkumpul di Lapangan Tiananmen. Pihak Kedutaan sampai memperingatkan agar kami tidak
terjerumus pada kepentingan partai. Saat itu nama Deng Xiaoping banyak disebut-sebut,
sementara oleh kroni Mao ia dianggap tokoh yang tidak sejalan. Mao lebih menyukai Hua Guofeng,
padahal banyak orang Cina kurang menyukainya.

Di akhir Juli yang panas, kuliah selesai. Kami mengisi liburan dengan pergi berombongan ke
pedalaman naik kereta api. Celakanya, terjadi gempa bumi. Pusatnya di kota pertambangan
Tangshan, sekitar 60 km timur laut Tianjin atau 150 km dari Beijing. Getarannya terasa sampai
ibukota, kendati tak menimbulkan korban jiwa.

Pulang naik KA Trans Siberia

Saat kepulangan saya tiba ketika Beijing sedang dalam kondisi darurat pasca gempa bumi.
Pasokan barang tersendat, kantor-kantor memindahkan pelayanan di halaman. Saya berencana
pulang jalan darat naik kereta api Transsiberia. Nina, gadis Denmark yang sekelas waktu di
Institut Bahasa, ingin pergi bersama-sama. Untuk mengurangi bawaan, saya mewariskan
beberapa baju kepada teman. Itu pun saya masih harus membeli “kopor” tambahan berupa
keranjang bambu untuk menaruh pakaian.
Tak banyak acara perpisahan. Program saya tak memberlakukan ujian akhir karena mungkin
dianggap tidak penting. Dokumen yang saya terima hanya kertas bertuliskan “Sertifikat
Kehadiran”.

Suatu hari Rabu, ditemani Huang Laoshi, kader partai yang bertugas melepas kepergian saya,
Transsiberia yang saya tumpangi pun berangkat. Kereta yang penuh asap menyusuri rel ke luar
Kota Beijing, menanjak sampai melewati Tembok Besar dekat Green Dragon Bridge, kemudian
melalui dataran menuju Mongolia. Penjaga perbatasan tertawa melihat keranjang bambu yang
saya jadikan kopor pakaian. Juga topi pandan saya.

Mongolia sangat sepi. Lebih dari lima jam yang tampak hanya padang rumput. Baru di dekat
stasiun ada seorang lelaki berkuda mengangkat papan bulat bergagang. Rupanya, ia petugas
sinyal kereta.

Sepanjang jalan saya banyak membordir. Ketika masuk perbatasan Rusia, kami istirahat cukup
lama karena roda kereta api harus diganti akibat perbedaan jarak antar-rel kereta Cina dan Rusia.
Tubuh kami dipaksa beradaptasi karena sepanjang empat hari perjalanan telah melewati enam
zona waktu.

Di Moskow kami berganti kereta. Naik semacam mobil wagon panjang menuju Stasiun Finlandia.
Nina menuju negaranya, dan saya ke Inggris melalui Polandia dan Jerman Timur. Di Berlin Timur
lagi-lagi penjaga perbatasan terkesan pada kopor bambu dan topi pandan saya. Juga jaket model
Sun Yat-sen dan celana baggy biru tua.

Perjalanan di Eropa daratan berakhir di Ostend, untuk dilanjutkan dengan feri ke Dover, pelabuhan
di Inggris. Akhirnya, seminggu setelah dari Beijing, saya pun menginjakkan kaki di London.

Dua minggu setelah saya pulang, tepatnya 9 September 1976, Ketua Mao wafat. Saya pergi ke
Kedubes Cina di Portland Place, London, dan menuliskan nama saya dalam buku duka cita.
Seandainya masih di Cina, saya pasti ikut perkabungan nasional dengan segala upacaranya.

Saya mulai bekerja di perpustakaan School of Oriental and African Studies sambil terus mengikuti
perkembangan Cina. Pada 21 Oktober saya mendengar kabar “Kelompok Empat” ditangkap dua
minggu sebelumnya. Mereka adalah Jiang Qing, janda Mao, serta Yao Wenyuan dan Zhang
Chunqiao, dua tokoh menonjol di Shanghai selama Revolusi Kebudayaan. Seorang lagi adalah
Wang Hongwen, penjaga keamanan dari Pabrik Pemintalan No. 17 di Shanghai yang memobilisasi
para buruh tekstil selama Revolusi Kebudayaan.

Terus terang selama di Cina, istilah “Kelompok Empat” tidak pernah saya dengar. Yang ada hanya
beberapa tokoh yang sangat ditakuti karena berada di pusat kekuasaan. Tapi sejak empat tokoh
itu ditangkap, aneka interpretasi dan publikasi berkembang bagai tak terkendali.
Secara pelahan Deng Xiaoping naik menuju kekuasaan. Pemikirannya yang dulu tidak diakui kini
diamini. Yang amat terasa adalah suasana kampus karena tak ada lagi “sekolah terbuka” di daerah
pertanian. Tak ada lagi mahasiswa dengan kategori tiga pilar politik: pekerja-petani-tentara. Ujian
seleksi perguruan tinggi diberlakukan lagi untuk umum. Mahasiswa tak perlu lagi ikut mengikat
sayuran, dan area penanaman padi tidak harus ke utara Sungai Yangtze agar tidak menentang
alam.

Seruan Deng Xiaoping, “Menjadi kaya itu mulia,” mengubah wajah Cina secara dramatis. Pakaian
dan tata rambut warga berubah. Observatorium yang didirikan rohaniwan Jesuit di Jianguomen,
yang dulu menjadi satu-satunya monumen tinggi, kini diapit hotel dan gedung pencakar langit.
Ketika suatu saat saya kembali ke sana membawa rombongan turis Eropa, atau kedatangan
berikutnya mendampingi delegasi parlemen Inggris, Revolusi Kebudayaan cuma menjadi cerita
yang sayup-sayup terdengar.
Mungkin cenderung dilupakan.

Revolusi Budaya Kembali Dirindukan di Cina

Karen Meirik

07-08-2006

Empat puluh tahun lalu Mao Zedong berseru


kepada para mahasiswa Cina agar
membersihkan komunisme. Apa yang disebut
Revolusi Budaya itu berjalan sampai 10
tahun, dan baru berakhir ketika Mao
meninggal. Dalam satu dasawarsa itu jutaan
penduduk dicap sebagai musuh negara,
dianiaya dan dibunuh. Keluarga terpecah
belah, warisan budaya
dihancurkan. Meskipun demikian belakangan berkembang sebuah kelompok
di Cina yang merindukan kembali masa penuh gejolak itu.

Para pelayan berseragam tentara meneriakkan daftar menu. Satu panci besar berisi
ikan, cukup untuk delapan orang, melukiskan suasana dapur umum. Atau masakan
daging babi menurut resep Mao Zedong. Para tamu di restoran Hongse Jindian bisa
mendengarkan lagu-lagu revolusi dari zaman Ravolusi Budaya.

Politik sapu bersih


Profesor Min baru berusia 14 tahun ketika pecah Revolusi Budaya. Ia dibesarkan
di kampus Universitas Beida Beijing, tempat ayahnya menjadi dosen matematika.
Sejak 16 Mei 1966 kampus ini merupakan pusat amarah politik sapu bersihnya
Mao.
Karena musibah kelaparan besar, akibat gagalnya kebijakan ekonomi Mao, maka
ketua Partai Komunis itu menjadi sasaran kritik. Ia kemudian melancarkan
serangan balik dengan mengerahkan para mahasiswa untuk menaklukkan para
pejabat partai dan kalangan cendekiawan. Kalangan mahasiswa itu disebut Garda
Merah dan salah satunya adalah Profesor Min.

Aksi sapu bersih secara resmi tertuju pada 'Lima Hitam', yaitu para tuan tanah,
petani kaya, kalangan penentang revolusi, kriminal dan cendekiawan. "Siapa yang
dihukum, harus berlutut dan memakai topi putih", demikian Min. "Yang satu
dipukul keras dan lainnya dibotaki oleh Garda Merah".

Kerinduan akan idealisme lama


Adalah warna-warna yang dikenal pada zaman Revolusi Budaya itu yang sekarang
kembali laku, disukai orang. Poster-poster propaganda dan foto-foto Mao dicetak
kembali. Pembeli terbesar bukan wisatawan, tetapi kolektor Cina sendiri. Menurut
Min mereka adalah orang-orang yang juga datang ke restoran Hongse Jindian.
"Mereka mencari masa remaja dan khususnya kembali ke idealisme lama,"
tuturnya. "Mereka kehilangan masa remaja selama Revolusi Budaya dan masa itu
tidak pernah bisa diganti dengan keyakinan atau idealisme baru."

Garda merah makin sulit dikendalikan, sehingga Mao mengirim buruh pabrik ke
kampus-kampus. Qi Chulan, seorang pensiunan buruh pabrik adalah salah satunya.
"Bayangkan," katanya sambil ketawa. "Kami harus membantu para mahasiswa
belajar pikiran Mao." Qi bekerja di sebuah pabrik penghasil bejana dan suku
cadang senjata. Tetapi pada musim panas tahun 1966, pabriknya berhenti. Qi
Chulan bertutur, "Kami terus digaji, tetapi tidak perlu bekerja lagi. Sebagai
gantinya kami datang ke tempat kerja untuk mempelajari pikiran Mao. Di jalan-
jalan kami meneriakkan slogan seeprti "Setia Pada Ketua Mao" atau "Tunjukkan
Cintamu Pada Partai, Pemimpin dan Sosialisme serta Rakyat!" Sebelum bisa
berbuat sesuatu yang sederhana seperti naik bis, harus dicari dulu ucapan Mao
yang cocok di dalam buku merah. Bahkan anak-anak saja sudah tahu isinya."

Revolusi budaya dan politik


Qi juga menjadi anggota kelompok lagu dan tarian propaganda, didirikan untuk
mempropagandakan pemikiran-pemikiran Mao. Qi ikut karena ia memang suka
menari. Ia sebenarnya kurang suka dengan Garda Merah. "Ada dua kelompok di
pabrik itu," katanya. "Saya dan teman-teman mencoba menjauhkan diri dari
politik. Kita hanya main-main saja, main kartu, ngerumpi dan menyanyi lagu-lagu
revolusi." ungkapnya sembari tertawa kemudian menambahkan "Kami menyulam
pakaian sendiri dan mencucinya di pabrik!"

Walaupun hanya menari dan menyulam, tapi menurut Qi Revolusi Budaya adalah
masa yang kelam dan menakutkan. "Yang pasti saya gembira bahwa itu sudah 30
tahun berlalu." Professor Min justru sebaliknya. Ia merindukan masa hidup yang
sederhana. Ketika ia masih 16 tahun, Mao mengirim mahasiswa ke pedesaan untuk
belajar dari para petani. Min harus menyeret karung-karung pasir, dan tertawa
lebar melanjutkan ceritanya, betapa kuat badannya dahulu. "Sampai sekarang saya
masih merasakan manfaat bekerja di pedesaan. Sejak itu saya jadi kuat menghadapi
segala masalah."

Kata Kunci: lima hitam, Mao Zedong, revolusi budaya, revolusi budaya


cina, revolusi cina

Revolusi Kebudayaan
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Artikel ini adalah tentang Republik Rakyat Cina. Untuk Revolusi Budaya's Islam Iran, lihat  Revolusi
Kebudayaan Iran .

Revolusi Kebudayaan

Cina Tradisional 无产阶级文化大革命

Cina Sederhana 无产阶级文化大革命

Arti harfiah Proletar Revolusi Besar Kebudayaan

[show]Transliterasi

Biasa disingkat

Cina 文化大革命 atau 文革

Arti harfiah Revolusi Kebudayaan

[show]Transliterasi

Sejarah 

Republik Rakyat Cina 

1949-1976, Era Mao 


Revolusi 

Perang Korea 

Fan Zhen 

Three-anti/five-anti kampanye 

Kampanye Seratus Bunga 

Gerakan Anti-Kanan 

Lompatan Jauh ke Depan 

Great Cina Kelaparan 

Revolusi Kebudayaan 

Lin Biao 

Gang Empat 

Insiden Tiananmen 

1976-1989, Era Rekonstruksi 

Reformasi ekonomi 

Perang Sino-Vietnam 

Protes Tiananmen 

1989-2002, A Rising Power 

Satu negara, dua sistem 

Hong Kong (pasca 1997) 

Macau (pasca 1999) 

Reunifikasi Cina 

2002-sekarang, Cina Hari Ini 

Gempa Sichuan 

Olimpiade Beijing 

Urumqi 7,5 kerusuhan 

Shanghai Expo 2010

Lihat juga: 

Konstitusi sejarah 

Sejarah Cina 

Sejarah Beijing 

Sejarah Shanghai 

Paramount pemimpin

Mao - Deng - Jiang - Hu

Lain Cina topik

Budaya - Ekonomi 
Geografi - Politik - Pendidikan 
Cina Portal

Kotak info ini: lihat • bicara • sunting

[show]Sejarah Cina

Artikel ini memiliki beberapa masalah. Silakan bantu memperbaikinya atau


mendiskusikan masalah ini di halaman pembicaraan .

 Its netralitas yang diperdebatkan . Tagged sejak Oktober 2010.

Bagian dari seri Politik di

Maoisme

Konsep Dasar[show]

Tokoh Maois[show]

Internasional[show]

Pihak menurut negara[show]

Utama buku[show]

Topik terkait[show]

 Portal komunisme 
Politik portal

v • d • e

The Great proletar Revolusi Kebudayaan atau hanya Revolusi Kebudayaan adalah sebuah gerakan


massa kekerasan di Republik Rakyat China yang dimulai tahun 1966 dan secara resmi berakhir
dengan Mao Zedong kematian 'pada tahun 1976. Ini mengakibatkan pergolakan sosial, politik, dan
ekonomi, penganiayaan luas, dan perusakan barang antik, situs sejarah, dan budaya.

Hal ini diluncurkan oleh Mao Zedong, ketua Partai Komunis Cina , pada tanggal 16 Mei 1966. Dia
menyatakan bahwa unsur-unsur borjuis liberal telah menyerap pihak dan masyarakat pada umumnya dan
bahwa mereka ingin mengembalikan kapitalisme. Mao bersikeras, sesuai dengan teori revolusi permanen,
bahwa elemen-elemen ini harus dihapus melalui kekerasan revolusioner perjuangan kelas dengan
memobilisasi kaum muda Cina yang, menanggapi banding, lalu membentuk Pengawal Merah kelompok di
seluruh seluruh negeri.

Gerakan ini kemudian menyebar ke dalam, pekerja militer perkotaan, dan pimpinan partai itu
sendiri. Bahkan mengambil dan surealistik bentuk khusus seperti gagal) upaya (untuk mengubah arti dari
merah lampu lalu lintas untuk "pergi". [1] Walaupun Mao sendiri secara resmi menyatakan Revolusi
Kebudayaan telah berakhir pada tahun 1969, fase aktif berlangsung sampai kematian Lin Biao dalam
kecelakaan pesawat pada tahun 1971. Daya perjuangan dan ketidakstabilan politik antara tahun 1969 dan
penangkapan dari Kelompok Empat pada tahun 1976 sekarang juga secara luas dianggap sebagai bagian
dari Revolusi.

Setelah kematian Mao pada tahun 1976, kekuatan dalam partai yang menentang Revolusi Kebudayaan,
dipimpin oleh Deng Xiaoping , menjadi terkenal, dan sebagian besar, ekonomi, dan pendidikan reformasi
politik yang berhubungan dengan Revolusi Kebudayaan yang ditinggalkan oleh 1978. Revolusi
Kebudayaan resmi telah diperlakukan sebagai sebuah fenomena negatif sejak saat itu. Orang-orang yang
terlibat dalam melembagakan kebijakan Revolusi Kebudayaan diadili. Dalam penilaian resmi historisnya
Revolusi Kebudayaan pada tahun 1981, Partai ditugaskan tanggung jawab utama kepada Mao Zedong,
tetapi juga meletakkan menyalahkan signifikan pada Lin Biao dan Gang Empat untuk menyebabkan ekses
yang terburuk.

Isi 
[hide]

1 Latar Belakang

o 1.1 Lompatan Besar Forward

o 1.2 Gesekan antara Liu dan Mao

o 1.3 Politik melalui alegori

2 Awal

o 2.1 1966

o 2.2 1967

o 2.3 1968

3 Lin Biao

o 3.1 Transisi kekuasaan di partai


o 3.2 Lin upaya memperluas basis kekuasaannya

o 3.3 Percobaan kudeta

4 "Gang Empat" dan kejatuhan mereka

o 4.1 Antagonisme terhadap Zhou dan Deng

o 4.2 1976

5 Sesudahnya

o 5.1 penilaian sejarah Resmi

6 Legacy

o 6.1 Pemusnahan barang antik, situs sejarah dan

budaya

o 6.2 Penganiayaan

o 6.3 Minoritas

o 6.4 Reaksi Dunia

o 6.5 Revolusi Kebudayaan dan protes mahasiswa

Cina 1989

7 Sejarah pandangan dan analisis

o 7.1 Penyebab

o 7.2 Mao peran

o 7.3 Penggunaan retorika dan bahasa

8 Lihat juga

9 Referensi dan catatan

10 Bacaan lebih lanjut

o 10.1 Umum

o 10.2 Khusus topik

o 10.3 Komentar

o 10.4 fiksi perawatan

o 10,5 Memoar oleh peserta Cina

11 Internet video

12 Pranala luar

[ sunting ]Latar Belakang

Artikel ini berisi Cina teks.Tanpa tepat dukungan


rendering , Anda mungkin melihat tanda tanya, kotak,
atau simbol lain bukan karakter Cina .

[ sunting ]Lompatan Jauh ke Depan


Artikel utama:  Great Leap Forward
Pada tahun 1958, setelah pertama Cina -Rencana Lima Tahun , Mao menyerukan "sosialisme akar
rumput" untuk mempercepat rencananya untuk mengubah China menjadi sebuah negara industri
modern. Dalam semangat ini, Mao meluncurkan Lompatan Jauh ke Depan , didirikan 's Komune Rakyat di
pedesaan, dan mulai mobilisasi massa rakyat. Banyak komunitas ditugaskan produksi suatu komoditas
tunggal - baja. Mao berjanji untuk meningkatkan produksi pertanian untuk dua kali 1957 tingkat dan
dengan cepat mengubah China menjadi sebuah negara industri. [2]

Lompatan Besar adalah kegagalan ekonomi. Industri pergi ke dalam kekacauan karena petani terlalu
banyak memproduksi baja berkualitas rendah, sementara daerah lain diabaikan. Selanjutnya, tidak
berpendidikan rendah pendapatan petani kurang dilengkapi dan sakit-dilatih untuk memproduksi baja,
sebagian bergantung pada furnace halaman belakang untuk mencapai target produksi yang ditetapkan
oleh kader setempat. Sementara itu, alat-alat pertanian penting yang meleleh turun untuk baja, mengurangi
ukuran panen. Hal ini menyebabkan penurunan produksi barang-barang yang paling kurang lancar
kecuali pig iron dan baja. Untuk membuat keadaan menjadi lebih buruk, untuk menghindari hukuman,
pihak berwenang setempat sering nomor produksi berlebihan, sehingga bersembunyi dan mengintensifkan
masalah selama beberapa tahun. [3]

Memiliki belum sepenuhnya pulih dari dekade perang, ekonomi Cina kembali berantakan. Pada tahun
1958, partai tidak punya pilihan selain mengakui bahwa jumlah produksi itu dibesar-besarkan. Selain itu,
banyak dari baja yang dihasilkan adalah murni dan tidak berguna. Sementara itu, kekacauan di kolektif,
cuaca buruk, dan ekspor makanan yang diperlukan untuk mengamankan mata uang keras
mengakibatkan Kelaparan Cina Besar . Kekurangan makanan dalam putus asa, dan produksi menurun
secara dramatis. Menurut berbagai sumber, angka kematian selama periode ini adalah beberapa 2-30. [4]

Kegagalan Lompatan Agung memiliki dampak yang signifikan terhadap prestise Mao di dalam Partai. Pada
tahun 1959, Mao mengundurkan diri sebagai Ketua Negara ('s kepala negara Cina), dan digantikan
oleh Liu Shaoqi . Pada bulan Juli 1959, senior para pemimpin partai bersidang di indahLu Gunung untuk
membahas kebijakan partai (庐山会议), khususnya efek dari Great Leap Forward. Dalam konferensi
tersebut, Marsekal Peng Dehuai , maka Menteri Pertahanan, mengkritik Kebijakan-kebijakan Mao pada
Lompatan Besar, menulis bahwa itu diganggu oleh salah urus dan memperingatkan terhadap mengangkat
dogma politik atas hukum mapan ekonomi. [3]

Sementara Konferensi Lushan menjabat sebagai lonceng kematian bagi Peng, yang paling vokal kritik
Mao, hal itu mengarah pada pergeseran kekuatan untuk moderat yang dipimpin oleh Liu Shaoqi dan Deng
Xiaoping, yang mengambil kontrol yang efektif dari pemerintah. [3] Setelah Konferensi, Mao Peng telah
dihapus dari posting resmi, dan menuduhnya hak-oportunis. Peng digantikan oleh Lin Biao , seorang
jenderal tentara revolusioner yang kemudian akan memainkan peran penting dalam melaksanakan
kebijakan Maois.

[ sunting ]Gesekan antara Liu dan Mao


Pada awal 1960-an, meskipun Mao tetap menjadi Ketua Partai, tanggung jawab utama dalam kegagalan
Lompatan itu memaksa dia ke dalam keadaan mengasingkan diri dari urusan sehari-hari negara dan
pemerintahan. Banyak Mao kebijakan Great Leap dibalik, dampak negatif mereka diatasi dan secara
bertahap berkurang. Di antara Liu dan reformasi Deng adalah mundur parsial dari kolektivisme, dilihat
sebagai lebih pragmatis dan lebih efektif. Selama fase ini Liu Shaoqi menciptakan istilah yang terkenal,
"adalah membeli lebih baik dari manufaktur, dan menyewa lebih baik daripada membeli," membuka
perbatasan ekonomi baru di China yang bertentangan-kecukupan diri Mao cita-cita. [5]

kebijakan berhasil Liu ekonomi yang dihasilkan memberikan dukungan dalam partai. Bersama dengan
Deng Xiaoping, Liu tampak dalam perjalanan untuk mempermudah Mao keluar dari kekuasaan namun
tetap mempertahankan dia sebagai ikon nasional. Sebagai tanggapan, Mao mulai Sosialis Gerakan
Pendidikan pada tahun 1962 untuk memulihkan basis politiknya.Tema utama dari gerakan ini adalah
pemulihan semangat revolusioner di antara anggota partai dan masyarakat umum. Lebih khususnya,
gerakan difokuskan pada reformasi pendidikan dasar dan menengah. Salah satu aspek yang paling
menonjol adalah penggabungan komune dan buruh pabrik ke pendidikan. Gerakan ini memiliki pengaruh
mengindoktrinasi ideologi Maois pada pemuda China.

poster promosi Cina mengatakan: "Menghancurkan dunia lama, Forge dunia baru." Contoh klasik seni Merah dari awal
Revolusi Kebudayaan. Seorang pekerja (atau mungkin Pengawal Merah ) menghancurkan salib, Buddha, dan teks Cina
klasik dengan palu; 1967.

Pada tahun 1963, Mao mulai menyerang Liu Shaoqi lebih terbuka, yang menyatakan bahwa perjuangan
kelas sedang berlangsung dan harus dipelajari dan diterapkan "tahunan, bulanan, dan harian", mengacu
yang kurang baik "borjuis" unsur-unsur (misalnya, Liu) terus ada walaupun keberhasilan revolusi
Komunis. Pada 1964, Gerakan Pendidikan Sosialis telah berevolusi menjadi " Empat pembersihan
Gerakan ", sebuah gerakan politik yang lebih luas sosio-jauh yang bertujuan untuk" membersihkan politik,
ekonomi, ide, dan organisasi ... dari reaksioner ". Mao melihat kampanye sebagai elitists ditujukan untuk
pendirian yang telah menjadi out-of-touch dengan kebutuhan rakyat biasa, sementara Liu lebih memilih
pendekatan bottom-up pembersihan Cina penjahat kecil, kelas pemilik tanah, dan reaksioner. Hal ini
sengketa pada sifat gerakan terkena konflik mendasar antara Mao dan Liu.

[ sunting ]Politik melalui alegori


Pada tahun 1959 akhir, sejarawan dan Beijing Wakil Walikota Han Wu menerbitkan versi pertama dari
drama sejarah berjudul Hai Rui Diberhentikan dari Kantor . Dalam drama itu, seorang pegawai negeri
jujur, Hai Rui , dipecat oleh seorang kaisar korup. Sementara memainkan awalnya menerima pujian dari
Mao, pada tahun 1965, istri Mao Jiang Qing dan sekutunya Yao Wenyuan , an-dan-datang editor dari
sebuah surat kabar terkemuka di Shanghai, menerbitkan sebuah artikel mengkritik bermain. Yao diberi
label sebagai "rumput beracun" dan serangan terhadap Mao, menggunakan alegori Mao Zedong sebagai
kaisar korup dan Peng Dehuai sebagai PNS jujur.

Artikel Shanghai menerima banyak jangkauan nasional; banyak harian terkemuka lainnya meminta hak
sindikasi. Walikota Beijing Peng Zhen, seorang pendukung Wu Han, membentuk komite untuk mempelajari
publikasi, dan secara terbuka menyatakan bahwa itu kritik Yao tidak beralasan. Pada tanggal 12 Februari
1966, panitia, yang disebut " Kelompok Lima in Charge Revolusi Kebudayaan ", mengeluarkan laporan
kemudian dikenal sebagai" Februari Outline "(二月提纲), yang berusaha untuk membatasi sengketa Hai
Rui untuk diskusi akademik sendirian dan menarik perhatian dari implikasi politik potensial.

Poster Propaganda menunjukkan Jiang Qing, mengatakan: "Biarkan seni pertunjukan baru sosialis menempati setiap
tahap.", 1967. (Poster ini adalah unik karena menggunakan kedua unsimplified Cina karakter-占 sebagai lawan 占-
dan Kedua-bulat disederhanakan karakter Cina - sebagai lawan 舞.午)

Namun, Jiang Qing dan Yao Wenyuan melanjutkan kecaman mereka dari kedua Wu Han dan Peng Zhen
di pers. Pada tanggal 16 Mei, mengikuti jejak Mao, Politbiro mengeluarkan pemberitahuan formal yang
secara simbolis memicu Revolusi Kebudayaan. Dalam dokumen ini, Peng Zhen tajam dikritik, dan
"Kelompok Lima" dibubarkan, digantikan oleh Revolusi Kebudayaan Group (CRG). Pada tanggal 18 Mei
Lin Biao menyatakan dalam pidatonya bahwa "Ketua Mao adalah seorang jenius, Ketua mengatakan
segala sesuatu benar-benar besar, salah satu kata Ketua akan menimpa makna puluhan ribu kita." Jadi
memulai tahap pertama Mao kultus kepribadian yang dipimpin oleh Jiang Qing, Lin Biao, dan sekutu
mereka.

Pada tanggal 25 Mei seorang dosen filsafat muda di Peking University, Nie Yuanzi , menulis -karakter
poster besar dan menempelkannya ke buletin publik. Nie menyerang administrasi universitas dan kader
partai dari pihak berwenang Beijing sebagai "gangster anti-Partai hitam," menyiratkan bahwa ada kekuatan
yang bekerja di pemerintahan dan di universitas yang ingin mengkhianati kemajuan revolusi. Beberapa hari
kemudian, Mao Nie pesan memerintahkan untuk disiarkan secara nasional dan menyebutnya "Marxis
pertama besar-karakter poster di Cina."Pada tanggal 29 Mei di Sekolah Tinggi melekat pada Tsinghua
University , organisasi pertama dari Pengawal Merah dibentuk dengan tujuan menghukum dan
menetralkan baik intelektual dan politik musuh's Mao.

Pada tanggal 1 Juni 1966, Harian Rakyat diluncurkan ke serangan terhadap kekuatan reaksioner dalam
komunitas intelektual. Selanjutnya, presiden berbagai universitas dan intelektual terkemuka lainnya
dibersihkan. Pada tanggal 28 Juli 1966, Pengawal Merah perwakilan menulis kepada Mao, massa
menyatakan bahwa pembersihan dan semua fenomena seperti sosial dan politik yang terkait dibenarkan
dan benar. Mao menjawab dengan dukungan penuh dengan poster besar sendiri-karakter yang
berjudul Bombard Markas Besar . Mao menulis bahwa meskipun telah mengalami revolusi Komunis, hirarki
politik China masih didominasi oleh "borjuis" elemen elitis, kapitalis, dan revisionis, dan bahwa elemen-
elemen kontra-revolusioner memang masih ada di jajaran pucuk pimpinan partai itu sendiri. Hal ini, pada
dasarnya, terbuka ajakan untuk-senjata terhadap Liu Shaoqi, Deng Xiaoping, dan sekutu mereka. [2]

[ sunting ]Awal

[ sunting ]1966

Pada tanggal 8 Agustus 1966, Komite Sentral BPK melewati nya "Keputusan Mengenai Besar Revolusi
Kebudayaan Proletar" (juga dikenal sebagai "16 Points"). [6] Keputusan ini GPCR didefinisikan sebagai
"sebuah revolusi besar yang menyentuh orang untuk jiwa yang sangat mereka dan merupakan tahap baru
dalam perkembangan revolusi sosialis di negara kita, tahap yang lebih dalam dan lebih luas ":

Meskipun kaum borjuis telah digulingkan, masih mencoba untuk menggunakan ide-ide lama,
" budaya, adat istiadat, dan kebiasaan dari kelas memanfaatkan untuk merusak massa, menangkap
pikiran mereka, dan berusaha untuk tahap cerdas. Kaum proletar harus melakukan hal
sebaliknya: Ini harus memenuhi kepala-pada setiap tantangan borjuasi di bidang ideologi dan
menggunakan ide-ide baru, budaya, adat istiadat, dan kebiasaan kaum proletar untuk mengubah
pandangan mental dari seluruh masyarakat. Saat ini, tujuan kami adalah untuk berjuang melawan
dan menghancurkan orang-orang dalam otoritas yang mengambil jalan kapitalis, untuk mengkritik
dan menolak kaum borjuis reaksioner akademis "berwenang" dan ideologi borjuasi dan semua
kelas pemanfaatan lain dan mentransformasi pendidikan, sastra dan seni, dan semua bagian lain
dari superstruktur yang tidak sesuai dengan basis ekonomi sosialis, sehingga memudahkan
konsolidasi dan pengembangan sistem sosialis. "
Keputusan demikian mengambil gerakan mahasiswa yang sudah ada dan peningkatan ke tingkat dari
kampanye massa nasional, menyerukan bukan hanya siswa tetapi juga "massa buruh, petani, tentara,
intelektual revolusioner, dan kader revolusioner" untuk melaksanakan tugas "mengubah superstruktur"
dengan menulis poster besar-karakter dan memegang "perdebatan besar." Cina, Mao merasa, dibutuhkan
sebuah "Revolusi Kebudayaan" untuk menempatkan sosialisme kembali ke jalur.

Kebebasan yang diberikan dalam 16 Poin kemudian ditulis ke dalam konstitusi RRC sebagai "empat hak
yang besar (四大 自由)" dari "demokrasi besar (大民主)": hak untuk berbicara dengan bebas, untuk udara
pandangan seseorang sepenuhnya, untuk menulis poster besar-karakter, dan untuk mengadakan
perdebatan besar (大 鸣, 大 放, 大字报, 大 辩论 - dua yang pertama pada dasarnya sinonim). (Dalam
konteks lain kedua kadang-kadang digantikan oleh 大 串联 - hak untuk "menghubungkan", yang berarti
bagi siswa untuk memotong kelas dan perjalanan di seluruh negeri untuk memenuhi aktivis muda lainnya
dan menyebarkan Mao Zedong Thought.)

Mereka yang punya apa-apa selain latar belakang Komunis ditantang dan sering dikenakan biaya untuk
korupsi dan dikirim ke penjara. Kebebasan ini yang dilengkapi dengan hak untuk mogok, walaupun hak ini
sangat dilemahkan oleh pintu masuk Angkatan Darat ke panggung politik massa sipil di bulan Februari
1967. Semua hak tersebut dihapus dari konstitusi setelah itu pemerintah Deng menekan Demokrasi
Wall gerakan pada tahun 1979.

Pada tanggal 18 Agustus 1966, jutaan Pengawal Merah dari seluruh negara berkumpul di Beijing untuk
mengintip Ketua. Di atas Tiananmen, Mao dan Lin Biao membuat penampilan sering menjadi sekitar 11
juta Pengawal Merah , menerima sorak-sorai setiap kali. Mao memuji tindakan mereka dalam kampanye
baru-baru ini untuk mengembangkan sosialisme dan demokrasi.

ideologi Marxis-Leninis menentang agama, dan orang-orang diberitahu untuk menjadi ateis dari hari-hari
awal keberadaan RRC. Selama Empat Penghancuran Olds kampanye, kegiatan keagamaan dari semua
jenis yang dianjurkan oleh Pengawal Merah, dan praktisi dianiaya. Kuil, gereja, masjid, biara, dan kuburan
ditutup dan kadang-kadang dikonversi ke penggunaan lain, dijarah, dan dihancurkan. [7] propaganda Marxis
Buddhisme digambarkan sebagai takhayul, dan agama dipandang sebagai sarana infiltrasi asing
bermusuhan, serta sebagai alat dari 'kelas penguasa' [8] . Cina Marxis menyatakan 'kematian Tuhan', dan
agama dianggap sebagai kekotoran dari mengancam kemurnian dari visi komunis China. Rohaniwan
ditangkap dan dikirim ke kamp-kamp; banyak umat Buddha Tibet dipaksa untuk berpartisipasi dalam
penghancuran biara mereka di bawah todongan senjata [9] .

Selama dua tahun, sampai Juli 1968 (dan di beberapa tempat lebih lama), aktivis mahasiswa seperti
Pengawal Merah memperluas daerah mereka kewenangan, dan mempercepat upaya mereka pada
rekonstruksi sosialis. Mereka mulai dengan membagi-bagikan selebaran menjelaskan tindakan mereka
untuk mengembangkan dan memperkuat sosialisme, dan posting nama-nama yang dicurigai "kontra-
revolusioner" di papan buletin. Mereka berkumpul dalam kelompok besar, diadakan "debat besar," dan
menulis drama pendidikan. Mereka mengadakan pertemuan-pertemuan publik untuk mengkritik dan
meminta kritik-diri dari yang diduga "kontra-revolusioner."
Dunia ini milikmu, serta kita, tetapi dalam analisis terakhir, itu adalah milikmu. Anda orang muda,
" penuh semangat dan vitalitas, berada di mekar hidup, seperti matahari di delapan atau sembilan
pagi. Harapan kami ditempatkan pada Anda ... Dunia milik Anda. Cina masa depan milik Anda. "
Ini adalah salah satu kutipan yang banyak dalam Little Red Book yang Pengawal Merah nantinya akan
mengikuti sebagai panduan, yang disediakan oleh Mao. Itu adalah mekanisme yang memimpin Pengawal
Merah untuk berkomitmen untuk tujuan mereka sebagai masa depan Cina. Ini kutipan langsung dari Mao
mengarah ke tindakan lain oleh Pengawal Merah dalam pandangan para pemimpin Maois
lainnya. [10] Meskipun 16 Poin dan pernyataan lain dari pemimpin Maois pusat melarang "perjuangan fisik
(武斗)" mendukung "verbal perjuangan "(文斗), ini sesi perjuangan sering mengarah ke kekerasan
fisik. Awalnya verbal perjuangan antara kelompok-kelompok aktivis bahkan menjadi lebih keras, terutama
ketika para aktivis mulai menyita senjata dari Angkatan Darat pada tahun 1967. Para pemimpin Maois
pusat terbatas intervensi mereka dalam kekerasan aktivis untuk kritik verbal, kadang-kadang bahkan
muncul untuk mendorong "perjuangan fisik," dan hanya setelah kejang senjata mereka mulai menekan
gerakan massa.

Liu Shaoqi dikirim ke kamp penahanan, di mana ia kemudian meninggal pada tahun 1969. Deng Xiaoping,
yang adalah dirinya sendiri dikirim pergi untuk jangka waktu pendidikan ulang tiga kali, akhirnya dikirim
untuk bekerja di pabrik mesin, sampai ia dibawa kembali tahun kemudian oleh Zhou Enlai . Tapi sebagian
besar mereka yang dituduh tidak begitu beruntung, dan banyak dari mereka tidak pernah kembali.

Pekerjaan Pengawal Merah dipuji oleh Mao Zedong. Pada tanggal 22 Agustus 1966, Mao mengeluarkan
pemberitahuan publik, yang berhenti "semua intervensi polisi di Pengawal Merahtaktik dan tindakan.
" Mereka di kepolisian yang berani menentang pemberitahuan ini, diberi label "kontra-
revolusioner." Sinologists Roderick MacFarquhar dan Michael mengklaim Schoenhals bahwa Mao sendiri
tidak keberatan tentang pengambilan kehidupan manusia, dan pergi sejauh ini untuk menunjukkan bahwa
tanda seorang revolusioner sejati keinginannya untuk membunuh: [11]

Orang ini Hitler bahkan lebih ganas. Semakin ganas lebih baik, don't you think? Semakin banyak
" orang yang Anda membunuh, semakin revolusioner Anda. "
Situasi memburuk cepat sebagai akibat dari pejabat pusat mengangkat pembatasan terhadap perilaku
kekerasan. [12] Said Xie Fuzhi , kepala polisi nasional: [13]

Saya baru saja kembali dari pertemuan di pusat dan ingin mengatakan beberapa kata: Kita harus
" melindungi dan mendukung Pengawal Merah. . . Baru-baru ini jumlah orang yang tewas sudah
naik, jadi mari kita coba untuk berbicara Pengawal Merah keluar dari itu dan membujuk mereka
untuk bertindak sesuai dengan Enam belas poin. Pertama dukungan, persuasi tersebut. Pengawal
Merah patuh, sehingga berbicara dengan mereka dan mencoba berteman dengan
mereka. Jangan berikan perintah. Jangan katakan itu adalah salah mereka memukuli orang yang
buruk: jika dalam kemarahan mereka memukul seseorang sampai mati, then so be it. Jika kita
katakan itu salah, maka kami akan mendukung orang-orang buruk. Setelah semua orang yang
buruk adalah buruk, jadi jika mereka dipukuli sampai mati itu bukan masalah besar. "
Polisi menyampaikan's komentar Xie ke Pengawal Merah dan mereka bertindak sesuai. [13] Dalam
perjalanan sekitar dua minggu, kekerasan kiri ada yang seratus guru, aparat sekolah, dan kader
berpendidikan mati di distrik barat Beijing sendiri. Jumlah terluka "terlalu besar untuk dihitung." [12]

Dengan demikian aspek yang paling mengerikan dari kampanye ini akhirnya menjadi banyak insiden
penyiksaan dan pembunuhan, dan bunuh diri yang menjadi pilihan terakhir banyak yang mengalami
pemukulan dan penghinaan. Pada bulan Agustus dan September, ada 1.772 orang yang dibunuh di Beijing
saja. Di Shanghai pada September ada 704 kasus bunuh diri dan 534 kematian yang berhubungan dengan
Revolusi Kebudayaan. Dalam Wuhan selama ini ada 62 bunuh diri dan 32 pembunuhan. [14]

Pada tanggal 5 September 1966, namun pemberitahuan lain dikeluarkan, mendorong semua Pengawal
Merah untuk datang ke Beijing selama bentangan waktu. Semua biaya, termasuk akomodasi dan
transportasi, itu harus dibayar oleh pemerintah. Pada tanggal 10 Oktober 1966, sekutu Mao, Lin Biao
Umum, terbuka mengkritik Liu dan Deng sebagai " antek kapitalis"dan" ancaman ". Kemudian, Peng
Dehuai dibawa ke Beijing untuk ditampilkan secara umum dan diejek.

Dua warga Cina dicap sebagai musuh kelas menjadi sasaran ke sesi perjuangan selama Revolusi Kebudayaan.

[ sunting ]1967

Pada tanggal 3 Januari 1967, Lin Biao dan Jiang Qing dipekerjakan media lokal dan kader untuk
menghasilkan apa yang disebut "Januari Storm", di mana banyak tokoh pemimpin pemerintah kota
Shanghai dikecam keras dan dibersihkan. [15] Ini membuka jalan bagi Wang Hongwen untuk mengambil alih
kota sebagai pemimpin perusahaan Kota Komite Revolusioner. Pemerintah Kota demikian dihapuskan. Di
Beijing, Liu Shaoqi dan Deng Xiaoping sekali lagi sasaran kritik, tetapi yang lain juga menunjuk pada
kesalahan dari Wakil Premier, Tao Zhu . Pisahkan perjuangan politik pun terjadi antara para pejabat
pemerintah pusat dan kader partai lokal, yang merebut Revolusi Kebudayaan sebagai sebuah kesempatan
untuk menuduh saingan "kegiatan kontra-revolusioner."

Pada tanggal 8 Januari Mao memuji tindakan ini dijalankan melalui-partai People's Daily, mendesak semua
pemimpin pemerintah daerah untuk peningkatan diri-kritik, atau kritik dan membersihkan orang lain yang
dicurigai "kegiatan kontrarevolusi". Hal ini menyebabkan kekuatan besar perjuangan yang berupa
pembersihan setelah pembersihan antara pemerintah daerah, banyak yang berhenti berfungsi sama
sekali. Keterlibatan dalam semacam kegiatan "revolusioner" adalah satu-satunya cara untuk menghindari
dibersihkan, tapi jaminan.

Pada bulan Februari, Jiang Qing dan Lin Biao, dengan dukungan dari Mao, bersikeras bahwa "perjuangan
kelas" diperpanjang untuk militer. jenderal terkemuka Banyak dari Tentara Pembebasan Rakyat yang
berperan dalam pendirian RRC menyuarakan keprihatinan mereka dan bertentangan dengan Revolusi
Kebudayaan, menyebutnya sebagai "kesalahan". Mantan Menteri Luar Negeri Chen Yi, marah pada
pertemuan Politbiro, mengatakan faksionalisme akan menghancurkan militer, dan pada gilirannya partai.

jenderal lain, termasuk Nie Rongzhen dan Xu Xiangqian juga menyatakan ketidakpuasan mereka. Mereka


kemudian dikecam di media nasional, dikendalikan oleh Zhang Chunqiao dan Yao Wenyuan, sebagai
"Counter-saat pasukan Februari" ( Cina : 二月逆流). Mereka semua akhirnya dibersihkan. Pada saat yang
sama, banyak besar dan terkemuka Pengawal Merah organisasi meningkat dalam protes terhadap
organisasi lain Pengawal Merah yang mengelola pesan revolusioner yang berbeda, lebih rumit situasi dan
memperburuk kekacauan.

Hal ini menyebabkan pemberitahuan untuk menghentikan semua kegiatan yang tidak sehat dalam
Pengawal Merah dari Jiang Qing. Pada tanggal 6 April Liu Shaoqi secara terbuka dan secara luas dikecam
oleh sebuah faksi Zhongnanhai yang beranggotakan Jiang Qing dan Kang Sheng, dan pada akhirnya, Mao
sendiri. Hal ini diikuti oleh demonstrasi protes dan massa, terutama di Wuhan pada tanggal 20 Juli dimana
Jiang secara terbuka mencela setiap "kegiatan kontra-revolusioner", dia kemudian secara pribadi terbang
ke Wuhan untuk mengkritik Chen Zaidao, jenderal yang bertanggung jawab atas kawasan Wuhan.

Pada tanggal 22 Juli, Jiang Qing diarahkan Pengawal Merah untuk menggantikan Tentara Pembebasan
Rakyat jika perlu, dan dengan demikian membuat kekuatan yang ada tak berdaya. Setelah pujian awal
oleh Jiang Qing, Pengawal Merah mulai mencuri dan menjarah dari barak dan bangunan tentara
lainnya. Kegiatan ini, yang tidak bisa dihentikan oleh jenderal tentara, berlanjut sampai musim gugur tahun
1968.

[ sunting ]1968

Pada musim semi tahun 1968, kampanye besar-besaran mulai ditujukan untuk mempromosikan Mao
Zedong yang sudah memuja status dewa-suka. Pada tanggal 27 Juli 1968, daya Pengawal Merah 'alih
komando secara resmi berakhir dan pemerintah pusat yang dikirim dalam satuan untuk melindungi banyak
daerah yang tetap target Pengawal Merah. Mao didukung dan dipromosikan ide dengan membiarkan salah
satu "Arah Tertinggi" untuk didengar oleh massa. Setahun kemudian, Pengawal Merah faksi yang
dibongkar seluruhnya; Mao takut bahwa kekacauan yang mereka menyebabkan-dan masih dapat
menyebabkan-mungkin membahayakan pondasi dari Partai Komunis Cina . Dalam hal apapun, tujuan
mereka sebagian besar telah terpenuhi, dan Mao sebagian besar telah konsolidasi kekuasaan politiknya.
Pada awal Oktober, Mao mulai kampanye untuk membersihkan pejabat tidak loyal kepadanya. Mereka
dikirim ke pedesaan untuk bekerja di kamp kerja paksa. Pada bulan yang sama, di Pleno 12 Kongres
Partai ke-8, Liu Shaoqi adalah "selamanya diusir dari partai", dan Lin Biao dibuat Partai Wakil-Ketua, Mao
"kawan-in-senjata" dan "penerus yang ditunjuk" , status dan ketenaran di negara itu kedua hanya untuk
Mao. [16]

Pada bulan Desember 1968, Mao mulai " Down to Gerakan Desa ". Selama gerakan ini, yang berlangsung
untuk dekade berikutnya, intelektual muda yang tinggal di kota-kota diperintahkan untuk pergi ke
pedesaan. Istilah "intelektual" sebenarnya digunakan dalam arti yang luas untuk merujuk kepada siswa
baru saja lulus sekolah menengah. Pada akhir 1970-an, para "intelektual muda" akhirnya diizinkan untuk
kembali ke kota-kota asal mereka. Gerakan ini sebagian merupakan cara memindahkan Pengawal Merah
dari kota ke daerah pedesaan, di mana mereka akan menyebabkan gangguan kurang sosial.

[ sunting ]Lin Biao

Artikel utama:  Lin Biao

Grafiti dengan kata pengantar Lin Biao untuk Mao's Little Red Book, nama Lin (kanan bawah) kemudian tergores
keluar, mungkin setelah kematiannya

Lin Biao, penerus Mao dipilih, menjadi tokoh yang paling menonjol selama Revolusi Kebudayaan berikut
1968. Pada bulan September 1971, China (dan dunia) terkejut ketika pesawat jatuh di Mongolia dan Lin
diyakini menjadi salah satu penumpangnya. Acara ini diikuti serangkaian dugaan upaya pembunuhan
terhadap kehidupan Mao. Tidak mungkin untuk memeriksa peristiwa yang berkaitan dengan Lin dari tahun
1968-1971 dengan hal yg meyakinkan dan akurasi karena kepekaan politik yang mengelilingi acara sampai
hari ini. [17] Lin bertahun-tahun berkuasa, dan kematian-Nya telah diperdebatkan menarik bagi sejarawan di
seluruh dunia , yang tidak pernah bisa datang ke sebuah kesimpulan tentang masalah ini.

[ sunting ]Transisi kekuasaan di partai


Pada tanggal 1 April 1969, di Kongres Kesembilan BPK , Lin resmi menjadi kedua di China-di-charge
setelah Mao Zedong. Dia memiliki pengaruh militer yang tak ada duanya dan saingan potensi yang
melemah. politik saingan terbesar's Lin, Liu Shaoqi , telah dibersihkan danZhou Enlai kekuatan 'secara
bertahap memudar.
Kongres Kesembilan dimulai ketika Lin disampaikan Laporan Politik, yang menyuarakan kritik dari Liu dan
lainnya "kontra-revolusioner" sambil terus-menerus mengutip Mao . Item kedua agenda Kongres adalah
konstitusi partai baru, yang telah dimodifikasi untuk secara resmi menunjuk Lin sebagai pengganti
Mao. Selanjutnya, pada semua kesempatan, nama Mao adalah dikaitkan dengan Lin, disebut sebagai
"Ketua Mao dan Wakil Ketua Lin". Terakhir, Kongres memilih seorang Politbiro baru dengan Mao Zedong,
Lin Biao, Chen Boda, Zhou Enlai, dan Kang Sheng menjadi lima anggota baru Komite Tetap
Politbiro . Politbiro baru ini kebanyakan terdiri atas anggota yang menguntungkan selama Revolusi
Kebudayaan. Zhou Enlai hampir terus statusnya.

[ sunting]'sLin upaya memperluas basis kekuasaannya

Pada puncak Lin kekuasaan, status Lin, baik secara legal maupun dalam praktek, adalah kedua setelah Mao.

Setelah dikukuhkan sebagai pengganti Mao itu, Lin Biao terfokus pada pemulihan posisi Presiden Negara ,
yang telah dihapuskan oleh Mao karena Liu Shaoqi's pemecatan dari kekuasaan. Tujuan Lin adalah untuk
menjadi Wakil Presiden, dengan Mao memegang posisi Presiden Negara.

Pada tanggal 23 Agustus 1970, Pleno ke-2 dari Kongres Kesembilan BPK itu sekali lagi diadakan
di Lushan . Chen Boda adalah yang pertama berbicara, banyak memuji Mao dan menyombongkan's status
Mao, dengan maksud tak tertulis membesarkan sendiri. Pada saat yang sama, Chen meminta pemulihan
posisi Presiden Negara. Mao sangat kritis terhadap pidato Chen dan dihapus dia dari Komite Tetap
Politbiro. Ini adalah awal dari serangkaian sesi kritik di seluruh bangsa bagi orang-orang yang
menggunakan "tipu daya" untuk keuntungan, yang disebut "Teman-wakil Liu Shaoqi untuk Marxisme dan
pembohong politik. "

penghapusan Chen dari Komite Tetap juga dilihat sebagai peringatan bagi Lin Biao. Setelah Kongres
Kesembilan, Lin telah terus-menerus meminta promosi dalam partai dan Pemerintah Pusat, yang
mengarah Mao untuk mencurigai dia menginginkan kekuasaan tertinggi dan bahkan berniat untuk
menggulingkan Mao sendiri. pidato Chen ditambahkan ke kekhawatiran Mao. Jika Lin adalah untuk
menjadi Wakil Presiden, dia secara hukum akan memiliki kekuasaan tertinggi setelah Presiden kematian-
presenting bahaya yang jelas untuk keselamatan Mao.

[ sunting ]Percobaan kudeta
Artikel utama:  Proyek 571 Outline

penolakan Mao membiarkan Lin semakin dikenal lebih dalam Partai dan pemerintah sangat frustrasi
Lin. Selain itu, basis kekuasaannya menyusut dari hari ke hari dalam aparat Partai, dan kesehatannya juga
berkurang secara bertahap. pendukung Lin memutuskan untuk menggunakan kekuatan militer masih pada
pembuangan mereka untuk mengusir Mao Zedong dalam kudeta militer. putra Lin, Lin Liguo , dan lainnya
peringkat militer konspirator-tinggi menciptakan alat kudeta di Shanghai hanya ditujukan mengusir Mao
dari kekuasaan dengan menggunakan kekuatan, dan dijuluki rencana Proyek 571, yang agak homolog
untuk "Pemberontakan Militer" dalam bahasa Mandarin . Hal ini diperdebatkan bagaimana Lin Biao terlibat
dalam proses ini. Dalam satu dokumen yang dikenal, Lin Liguo menyatakan di Shanghai bahwa "perebutan
kekuasaan baru telah melonjak atas kita, jika memang kita tidak bisa mengendalikan aktivitas revolusioner,
maka kekuatan ini kendali akan jatuh pada orang lain."

rencana Lin Liguo's terutama terdiri dari pemboman udara dan meluasnya penggunaan Angkatan
Udara. Apakah rencana untuk berhasil, ayahnya berhasil bisa menangkap semua rival politik dan
mendapatkan kekuasaan tertinggi yang ia inginkan. Tetapi jika hal itu gagal, ia akan menghadapi
konsekuensi yang besar dan mengerikan. sumber Revisionis, bagaimanapun, keterlibatan sengketa Lin
Biao dalam upaya kudeta, dan tempat sebagian besar menyalahkan anaknya Lin Liguo.

Pembunuhan dilakukan upaya melawan Mao di Shanghai, mulai tanggal 8 sampai dengan 10 September
1971. Itu adalah belajar bahwa sebelum serangan-serangan atas Mao ada pengetahuan awal kegiatan Lin
pada bagian dari polisi setempat, yang menyatakan bahwa Lin Biao telah berkoordinasi plot politik, dan
pendukung setia Lin menerima pelatihan khusus di militer.

Dari peristiwa ini dan seterusnya datang tuduhan terus menerus dan laporan Mao diserang. Salah satu dari
laporan-laporan ini menyarankan bahwa dalam perjalanan ke Beijing dalam melatih pribadinya, Mao
diserang secara fisik; lain menuduh bahwa Lin telah mengebom sebuah jembatan yang Mao menyeberang
mencapai Beijing, yang Mao dihindari karena laporan intelijen menyebabkan dia untuk mengubah
rute. Pada hari-hari gugup, penjaga ditempatkan setiap 10-20 meter di atas rel kereta api jejak rute Mao,
menghadap ke luar dari kereta api, untuk mencegah upaya pembunuhan.

Telah diketahui bahwa setelah 1 Mei tahun yang sama, Lin tidak pernah muncul di depan publik. Sebagian
besar pendukungnya berusaha untuk melarikan diri ke Hong Kong kemudian Inggris-diadakan. Sekitar dua
puluh jenderal ditangkap.

Itu juga mengetahui bahwa pada tanggal 13 September 1971, Lin Biao, istrinya Ye Qun , putra Lin Liguo,
dan beberapa staf berusaha untuk terbang ke Uni Soviet . rute En,'s pesawat Lin jatuh di Mongolia ,
menewaskan semua di papan tulis. Pada hari yang sama, Politbiro bertemu dalam sidang darurat untuk
membahas hal-hal yang berkaitan dengan Lin Biao. Hanya pada tanggal 30 adalah kematian Lin
dikonfirmasi di Beijing, yang menyebabkan pembatalan Hari Nasional acara perayaan hari berikutnya.

Penyebab pasti kecelakaan pesawat masih merupakan misteri. Dipercaya secara luas bahwa pesawat Lin
kehabisan bahan bakar atau ada kegagalan mesin tiba-tiba. Ada juga spekulasi bahwa pesawat itu
ditembak jatuh. Hal ini juga bisa saja pasukan Soviet, yang kemudian menguasai tubuh mereka di atas
kapal. Apapun, kudeta Lin telah gagal, yang mengarah ke kehancuran reputasinya dalam BPK dan di
negara ini.

[ sunting ]"Gang Empat" dan kejatuhan mereka

Artikel utama:  Gang Empat

[ sunting ]Antagonisme terhadap Zhou dan Deng


Dalam terang dari apa yang tampak seperti pengkhianatan dan jatuhnya salah satu rekan terdekatnya,
ketakutan politik Mao adalah kuat mengangkat, dan void yang lain telah membuka dengan pertanyaan
tentang suksesi. Dengan tidak adanya calon pas, pada bulan September 1972, seorang kader muda dari
Shanghai, Wang Hongwen , dialihkan untuk bekerja di Beijing untuk Pemerintah Pusat, dengan cepat yang
diangkat menjadi Partai Komunis Wakil-Ketua di tahun berikutnya, tampaknya dipersiapkan untuk
suksesi. Pada saat yang sama, bagaimanapun, di bawah nasihat dari Premier Zhou Enlai , kemudian
politik dipermalukan Deng Xiaoping juga beralih kembali bekerja di Beijing sebagai Executive Vice-Premier,
mengarahkan "untuk urusan pemerintah hari-hari". Kedua promosi mengatur adegan untuk sebuah
perjuangan faksi berkepanjangan antara radikal kiri yang dipimpin oleh Jiang Qing, dan kekuatan moderat
yang dipimpin oleh Perdana Menteri Zhou Enlai.

posisi Jiang Qing dan status kepemimpinan yang tidak diragukan atas kamp radikal dipadatkan setelah
kematian Lin Biao. Sementara Jiang Qing berada di garis depan melaksanakan kebijakan Mao di tahap-
tahap awal Revolusi Kebudayaan, jelas oleh Jiang Qing 1972 yang memiliki ambisi politik sendiri. Dia
bersekutu dirinya spesialis politicalpropaganda Zhang Chunqiao dan Yao Wenyuan , dan politik
disukai Wang Hongwen , dan membentuk sebuah kelompok politik yang kemudian dikenal sebagai " Gang
Empat ".

Bersama-sama mereka memegang kontrol yang efektif dari media dan jaringan propaganda Cina dan
bermusuhan terhadap Zhou Enlai dan Deng Xiaoping, yang memegang kendali banyak organ
pemerintah. Pada tahun 1973 akhir, untuk melemahkan politik posisi's Zhou dan menjauhkan diri dari jelas
pengkhianatan, Lin, Gang of Four mulai lain gerakan politik, "Mengkritik Lin, Mengkritik
Konfusius "kampanye, yang menyatakan tujuan adalah untuk memberantas Cina neo-Confucianist berpikir
dan mencela Lin Biao tindakan sebagai pengkhianat dan regresif. Zhou Gang yang diidentifikasi sebagai
ancaman politik utama dalam suksesi era pasca-Mao. Mengingatkan pada tahun pertama revolusi Budaya,
pertempuran politik bertindak melalui historis alegori , dan walaupun nama Zhou Enlai tidak pernah
disebutkan selama kampanye ini, historis senama Premier itu, Adipati Zhou , adalah sasaran
sering.Namun publik pada umumnya lelah dari kampanye politik yang berkepanjangan yang sepertinya
untuk mencapai apa-apa, dan mengajukan sedikit usaha kali ini. Kampanye ini gagal mencapai tujuannya.

Geng tangan berat Empat dalam kontrol politik dan media tidak mencegah Deng Xiaoping dari
mengembalikan kebijakan progresif di arena ekonomi. Deng sikap melawan faksionalisme partai jelas dan
kebijakannya ditujukan untuk mempromosikan persatuan sebagai langkah pertama untuk reimplementing
produksi efektif. Mao, yang telah memainkan peran sebagai mediator antara kedua faksi, berkemah di
untuk mengkritik kebijakan Deng sebagai upaya di "merehabilitasi kasus untuk orang kanan". Dengan
reputasi Revolusi Kebudayaan seluruh dipertaruhkan harus Deng kebijakannya lebih lanjut, Mao menjawab
dengan mengarahkan Deng untuk menulis kritik-diri selama bulan November 1975, sebuah langkah yang
dipuji oleh Gang of Four

[ sunting ]1976

Pada tanggal 8 Januari Zhou meninggal karena kanker kandung kemih . Keesokan harinya,


Beijing Monumen untuk Rakyat Heroes mulai mengisi dengan karangan bunga mengekspresikan rakyat
berkabung untuk Premier. Acara ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah RRC. Pada tanggal
15 Januari pemakaman Zhou diadakan. Acara memperingati Zhou terjadi di seluruh negeri. Gang Empat
tumbuh memprihatinkan yang spontan, dukungan rakyat skala besar untuk Zhou dapat memutar pasang
politik terhadap mereka. Mereka bertindak melalui media memaksakan pembatasan, melarang
"mengenakan ikat pinggang hitam dan bunga putih" bersama dengan kegiatan berkabung lainnya. Deng
Xiaoping disampaikan resmi Zhou pidato di pemakaman dihadiri oleh semua pemimpin senior China
dengan pengecualian Mao sendiri, yang sedang sakit parah. Anehnya, setelah kematian Zhou, Mao tidak
memilih anggota Kelompok Empat atau Deng Xiaoping menjadi Premier, bukannya memilih relatif tidak
dikenal Hua Guo-feng .

April 5 adalah China Qingming Festival , hari berkabung tradisional bagi mereka yang telah
meninggal. Orang-orang telah berkumpul sejak akhir Maret di Lapangan Tiananmen, berkabung atas
kematian Zhou Enlai. Pada saat yang sama, ketidakpuasan populer tumbuh terhadap Gang of Four, dan
orang-orang mulai menulis dan posting pesan ketidaksetujuan terhadap Gang di depan umum. Pada
tanggal 5 April, ratusan ribu orang berkumpul di dalam dan sekitar Lapangan Tiananmen, mengubah
perakitan menjadi bentuk protes non-kekerasan seolah-olah ditujukan Gang. Sebagai tanggapan, Komite
Sentral, beroperasi di bawah naungan Geng, memerintahkan polisi untuk memasuki area, menghapus
rangkaian bunga dan pesan, dan membubarkan orang banyak. Mereka menegaskan bahwa Insiden
Tiananmen , seperti yang dikenal, ini didalangi oleh seorang "minoritas kecil berhaluan kanan reaksioner"
di bawah kepemimpinan Deng Xiaoping, dan selanjutnya mengutuk acara di media nasional. Dalam
sebuah pertemuan Komite Sentral pada tanggal 6 April, Zhang Chunqiaolangsung dikritik Deng, yang
dilucuti dari semua posisi dan diletakkan di bawah tahanan rumah .

Pada tanggal 9 September 1976, Mao Zedong meninggal. gambar Mao selama Revolusi Kebudayaan dia
digambarkan sebagai tokoh yang lebih besar-daripada-kehidupan yang mewakili kemajuan revolusioner
China. Bagi banyak orang, kematian Mao melambangkan hilangnya dasar sosialis Cina. Ketika
kematiannya diumumkan pada sore hari tanggal 9 September, dalam siaran pers berjudul "A
Pemberitahuan dari Komite Sentral, NPC, Dewan Negara, dan CMC untuk seluruh Partai, seluruh
Angkatan Darat dan orang-orang dari semua negara di seluruh "negara, [18] bangsa turun ke dalam
kesedihan dan berkabung, dengan orang-orang menangis di jalan-jalan dan lembaga-lembaga publik
penutupan selama lebih dari seminggu.
Sebelum mati, Mao diduga menulis pesan di selembar kertas yang menyatakan "Dengan Anda
bertanggung jawab, aku merasa nyaman", untuk Hua Guo-feng. Hua ini disahkan sebagai Ketua Partai
baru. Sebelum acara ini, Hua telah banyak dianggap kurang dalam keterampilan politik dan ambisi, dan
tampaknya tidak menimbulkan ancaman serius bagi Gang Empat dalam lomba untuk suksesi. Namun, ide-
ide radikal Gang juga bentrok dengan beberapa tua-tua berpengaruh dan segmen besar reformis
partai. Dengan dukungan tentara dan dukungan dari jenderal terkemuka seperti Ye Jianying ,
penangkapan dari Kelompok Empat diikuti kematian Mao. Pada tanggal 10, Resimen Khusus
8341 memiliki semua anggota Kelompok Empat ditangkap dalam kudeta tak berdarah. Secara historis, ini
menandai berakhirnya era Revolusi Kebudayaan.

[ sunting ]Dampak

Meskipun Hua Guo-feng terbuka mengecam dan menangkap Gang of Four pada tahun 1976, ia terus
memanggil nama Mao untuk membenarkan kebijakan Mao era. Hua membuka apa yang dikenal
sebagai Dua Whatevers , [19] mengatakan "Apapun kebijakan berasal dari Ketua Mao, kita harus terus
mendukung," dan "Apa pun petunjuk yang diberikan kepada kita dari Ketua Mao, kita harus terus
mengikuti." Seperti Deng, Hua tujuan adalah untuk membalikkan kerusakan Revolusi Kebudayaan, tetapi
tidak seperti Deng, yang tidak menentang model-model ekonomi baru untuk China, Hua dimaksudkan
untuk memindahkan sistem ekonomi dan politik Cina terhadap perencanaan Soviet-gaya awal 1950-an.

Ini menjadi semakin jelas bagi Hua bahwa tanpa Deng Xiaoping, sulit untuk melanjutkan urusan sehari-hari
negara. Deng juga memiliki prestasi penting dalam partai. Pada tanggal 10 Oktober Deng Xiaoping secara
pribadi menulis surat kepada Hua meminta untuk ditransfer kembali ke urusan negara dan partai. informasi
diduga belum dikonfirmasi menyatakan bahwa anggota Komite Politbiro Ye Jianying akan mengundurkan
diri jika Deng tidak diizinkan kembali ke Pemerintah Pusat. Dengan meningkatnya tekanan dari semua
pihak, Hua memutuskan untuk membawa Deng kembali ke urusan negara, pertama kali menyebut
namanya Wakil Perdana Menteri Dewan Negara pada bulan Juli 1977, dan untuk posisi lainnya.Bahkan,
melalui proses Deng China menjadi nomor dua angka. Pada bulan Agustus, Partai Kongres
Kesebelas diadakan di Beijing, secara resmi penamaan (dalam urutan peringkat) Hua Guo-feng, Ye
Jianying , Deng Xiaoping, Li Xiannian , dan Wang Dongxing sebagai anggota terbaru dari Komite Tetap
Politbiro. [20]

Pada bulan Mei 1978, Deng mengambil kesempatan untuk anak didiknya, Hu Yaobang, yang kemudian
harus diangkat kekuasaan. Hu menerbitkan sebuah artikel tentang Guangming Daily , pandai
memanfaatkan's kutipan Mao sambil memuji ide-ide Deng. Setelah artikel ini diterbitkan, sudah jelas yang
mendukung adalah dengan Hu, dan dengan demikian Deng.Pada tanggal 1 Juli Deng dipublikasikan
laporan diri-kritik Mao tahun 1962 tentang kegagalan Lompatan Jauh ke Depan. Dengan basis kekuasaan
berkembang, pada bulan September 1978, Deng mulai terbuka menyerang Hua Guo-feng's "Dua
Whatevers". [19]
Pada tanggal 18 Desember 1978, Pleno Ketiga penting dari Kongres PKC Kesebelas diadakan. Selama
kongres Deng terkenal menyatakan bahwa "pembebasan pikiran" adalah dalam rangka dan partai dan
negara diperlukan untuk " mencari kebenaran dari fakta-fakta ". Hua Guo-feng terlibat dalam diri-kritik,
yang menyatakan bahwa "Dua Whatevers" kebijakan adalah sebuah kesalahan. Wang Dongxing,
sebelumnya sekutu Mao terpercaya, juga dikritik. Pada Pleno, yang Qingming insiden Tiananmen Square
juga politis direhabilitasi. Dipermalukan pemimpin Liu Shaoqi diizinkan pemakaman kenegaraan
terlambat. [21]

Pada Pleno Kelima Kesebelas BPK Kongres, diadakan pada tahun 1980, Peng Zhen, Dia panjang dan
banyak orang lain yang telah dibersihkan selama Revolusi Kebudayaan secara politik direhabilitasi. Hu
Yaobang bernama General-Sekretaris, dan Zhao Ziyang , lain dari yang anak didik Deng, diperkenalkan ke
Komite Sentral. Pada bulan September, Hua Guo-feng mengundurkan diri, dengan Zhao Ziyang yang
bernama Premier baru. Deng Ketua Komisi Militer Pusat . Transisi daya ke generasi baru pemimpin
reformis pragmatis sekarang lengkap.

[ sunting ]penilaian sejarah Resmi


Dalam konvensi tak terucapkan, Partai Komunis melihat dirinya sebagai otoritas hukum nasional mengenai
semua masalah sejarah modern, karena itu, perlu untuk meminjamkan Revolusi Kebudayaan penilaian
sejarah yang tepat. Di antara tantangan yang dihadapi oleh pemerintah baru adalah pertanyaan tentang
bagaimana menilai dan menetapkan tanggung jawab dalam peristiwa dan bagaimana memperlakukan
peristiwa dalam sejarah Cina yang kompleks.

Pada tanggal 27 Juni 1981, Komite Sentral mengadopsi "Resolusi atas Pertanyaan Tertentu dalam Sejarah
Partai kami Sejak Pendiri Republik Rakyat Cina", sebuah dokumen berkaitan dengan menilai sejarah resmi
serangkaian gerakan politik sejak tahun 1949. Dalam dokumen ini, dinyatakan bahwa "tanggung jawab
Kepala untuk 'Waktu' kesalahan kuburan dari 'Revolusi Kebudayaan,' kesalahan yang komprehensif dalam
besar dan berlarut-larut dalam durasi, memang tidur dengan Kawan Mao Zedong". Hal ini menyatakan
bahwa Revolusi Kebudayaan telah dilakukan "di bawah kepemimpinan salah Mao Zedong, yang
dimanipulasi oleh kelompok kontrarevolusi dari Lin Biao dan Jiang Qing , dan membawa bencana serius
dan kekacauan dengan Partai Komunis dan orang-orang Cina. " [ 22]

Hal ini perlu di ini pandangan resmi, yang sejak itu menjadi kerangka kerja yang dominan
untuk historiografi Cina periode waktu, untuk memisahkan tindakan pribadi Mao selama Revolusi
Kebudayaan dari kepahlawanan sebelumnya. Hal ini juga memisahkan kesalahan pribadi Mao dari
kebenaran teori yang dia buat, yang tetap menjadi ideologi membimbing di dalam Partai. Hal ini juga
bertujuan untuk melanjutkan legitimasi dalam mandat dari Partai Komunis dan pembangunan sosialisme -
meskipun banyak interpretasi di Teman ideologi Mao serta prinsip-prinsip pendiri Partai akan berubah
dengan munculnya apa yang kemudian akan menjadi dikenal sebagai Sosialisme dengan Cina
karakteristik .
Penelitian ilmiah Independen Revolusi Kebudayaan telah dianjurkan oleh pemerintah Cina. Ada
kekhawatiran bahwa usia saksi dan mati, kesempatan untuk penelitian acara secara menyeluruh di China
mungkin akan hilang. [23]

[ sunting ]Warisan

Bagian tengah dinding ini menunjukkan tanda-tanda sisa samar dari sebuah slogan propaganda yang ditambahkan
selama Revolusi Kebudayaan, tetapi sejak itu telah dihapus. Slogan berbunyi "iman Tanpa Batas di Ketua Mao."

Efek dari Revolusi Kebudayaan langsung atau tidak langsung menyentuh dasarnya semua penduduk
China. Selama Revolusi Kebudayaan, kegiatan ekonomi banyak yang dihentikan, dengan "revolusi",
terlepas dari interpretasi, menjadi tujuan utama dari negara. Awal Revolusi Kebudayaan membawa
sejumlah besar Pengawal Merah ke Beijing, dengan semua biaya ditanggung oleh pemerintah, dan sistem
kereta api kacau. Tak terhitung bangunan kuno, artifak, barang antik, buku, dan lukisan dihancurkan oleh
Pengawal Merah. Pada bulan Desember 1967, 350 juta salinan Mao Kutipan telah dicetak. [24]

Di tempat lain, 10 tahun Revolusi Budaya juga membawa sistem pendidikan berhenti virtual. ujian masuk
universitas yang dibatalkan selama periode ini, tidak akan dikembalikan sampai tahun 1979 di bawah Deng
Xiaoping. Banyak intelektual yang dikirim ke kamp kerja paksa di pedesaan, dan banyak dari mereka yang
selamat meninggalkan Cina tak lama setelah revolusi berakhir. [ rujukan? ] Banyak korban dan
pengamat [ siapa? ] menunjukkan bahwa hampir semua orang dengan keahlian di atas bahwa dari rata-rata
orang dijadikan target politik "perjuangan" dalam beberapa cara. Menurut pengamat Barat kebanyakan
serta pengikut Deng Xiaoping, hal ini menyebabkan hampir seluruh generasi individu tidak cukup
terdidik. Namun, hal ini bervariasi tergantung pada wilayah, dan pengukuran keaksaraan tidak muncul lagi
sampai tahun 1980-an. [25] Beberapa kabupaten di Zhanjiang kabupaten, misalnya, memiliki tingkat buta
huruf mencapai 41% sekitar 20 tahun setelah revolusi. Para pemimpin membantah masalah buta huruf
apapun dari awal. Efek ini diperkuat oleh penghapusan kualifikasi guru-banyak kabupaten terpaksa
bergantung pada siswa yang dipilih untuk kembali mendidik generasi berikutnya. [25]

Pemikiran Mao Zedong telah menjadi panduan operasi pusat untuk segala sesuatu di Cina. Kewenangan
Pengawal Merah surpassed bahwa tentara, otoritas polisi setempat, dan hukum pada umumnya. seni
tradisional Cina dan ide diabaikan, dengan pujian bagi Mao dipraktekkan di tempat mereka. Orang-orang
didorong untuk mengkritik lembaga kebudayaan dan pertanyaan orangtua dan guru mereka, yang telah
sangat terlarang dalam Konfusianisme budaya. Ini lebih menekankan selama-Lin Biao Anti, Anti-Konfusius
Kampanye. Slogan-slogan seperti "Orangtua mungkin mencintai saya, tapi tidak sebanyak Ketua Mao"
yang umum.

Revolusi Kebudayaan juga dibawa ke depan daya internal banyak perjuangan di dalam Partai Komunis,
banyak yang tak ada hubungannya dengan pertempuran besar antara para pemimpin Partai, tetapi
menghasilkan bukan dari faksionalisme lokal dan persaingan kecil yang biasanya tidak berhubungan
dengan "revolusi" sendiri. Karena lingkungan politik kacau, pemerintah daerah tidak memiliki organisasi
dan stabilitas, jika mereka ada sama sekali. Anggota faksi yang berbeda sering bertengkar di jalanan, dan
pembunuhan politik, terutama di provinsi-provinsi yang berorientasi pedesaan, adalah hal biasa. Massa
secara spontan terlibat diri dalam faksi, dan mengambil bagian dalam perang terbuka melawan faksi
lainnya. Ideologi yang mendorong faksi ini tidak jelas dan kadang-kadang tidak ada, dengan perjuangan
untuk otoritas lokal menjadi motivasi hanya untuk keterlibatan massa.

[ sunting ]Perusakan barang antik, situs sejarah dan budaya


sejarah China situs, artefak dan arsip menderita kerusakan parah karena mereka dianggap berada di akar
"cara lama berpikir". Banyak artefak disita dari rumah pribadi dan seringkali hancur di tempat. Tidak ada
catatan persis berapa banyak yang hancur. pengamat Barat menunjukkan bahwa banyak dari ribuan China
tahun sejarah yang berlaku hancur atau, kemudian diselundupkan ke luar negeri untuk dijual, selama
sepuluh tahun pendek dari Revolusi Kebudayaan, dan bahwa kerusakan tersebut dan penjualan artefak
sejarah yang tiada bandingan pada setiap waktu atau tempat dalam sejarah manusia. sejarawan Cina
membandingkan penindasan budaya selama Revolusi Kebudayaan untuk Qin Shihuang'sKonfusianisme
pembersihan besar . Yang paling menonjol simbol penelitian akademis di arkeologi, jurnal Kaogu , tidak
mempublikasikan selama Revolusi Kebudayaan. [26]penganiayaan Agama , khususnya, intensif selama
periode ini, karena agama dipandang sebagai bertentangan dengan-Leninis dan Maois berpikir
Marxis . [27] .
Sisa-sisa spanduk dari Revolusi Kebudayaan di Anhui .

Status budaya Cina tradisional di China juga rusak berat sebagai akibat dari Revolusi
Kebudayaan. Banyak kebiasaan tradisional, seperti meramal, seni kertas, feng
shui konsultasi, [28] mengenakan pakaian tradisional Cina untuk pernikahan, penggunaan kalender
tradisional Cina, beasiswa dalam literatur Cina klasik dan praktek mengacu pada Tahun Baru
Imlek sebagai "Tahun Baru" daripada "Spring Festival" telah melemah di Cina. Namun beberapa aspek
pulih sepenuhnya, dan sebagian masih bertahan dalam beberapa bentuk di Hong
Kong, Taiwan ,Macau , Singapura , Malaysia dan di komunitas Tionghoa di luar negeri, walaupun dampak
dari budaya Barat (dan kebudayaan Jepang dalam kasus Taiwan dan Manchuria ) pada orang-orang
masyarakat.

Revolusi Kebudayaan untuk menghancurkan budaya minoritas di Cina. Di Tibet , lebih dari


6.000 biara hancur, seringkali dengan keterlibatan lokal etnis Tibet Pengawal Merah . Di Inner Mongolia ,
beberapa 790.000 orang dianiaya. Dari jumlah tersebut, 22.900 dipukuli sampai mati dan 120.000 yang
cacat, [29] selama kejam witchhunt untuk mencari anggota yang diduga separatis Inner Mongolia Partai
Revolusioner Rakyat Baru . Sebuah Inner Mongolia Partai Revolusioner Rakyat benar-benar ada dari
tahun 1920, tapi bergabung dengan BPK pada tahun 1946. [30]Di Xinjiang , salinan Qur'an dan buku-buku
lain dari orang-orang Uyghur itu tampaknya dibakar dan Muslim imam dilaporkan diarak sekitar dengan cat
memercik di tubuh mereka. Dalam etnis Korea bidang timur laut Cina, sekolah bahasa
hancur. Di Yunnan Provinsi, istana orang Dai raja s 'dibakar, dan pembantaian terkenal Hui orang Muslim
di tangan Tentara Pembebasan Rakyat , yang disebut " Shadian Insiden ", dilaporkan mengklaim lebih dari
1.600 jiwa pada tahun 1975. [31 ]

[ sunting ]Penganiayaan
Jutaan orang di Cina dengan kekerasan dianiaya selama Revolusi Kebudayaan. Mereka yang diidentifikasi
sebagai mata-mata, "lari anjing", "revisionis", atau datang dari kelas tersangka seperti tuan tanah atau
petani kaya yang dikenakan tindakan seperti pemukulan, penjara, pelecehan pemerkosaan, penyiksaan,
berkelanjutan dan sistematis dan penyalahgunaan, penyitaan properti dan penghapusan identitas
sosial.Pada Setidaknya ratusan ribu orang dibunuh, kelaparan atau bekerja sampai mati. [ rujukan? ] Jutaan
lebih dipindahkan secara paksa. Orang muda dari kota-kota secara paksa dipindahkan ke pedesaan, di
mana mereka dipaksa untuk meninggalkan semua bentuk pendidikan standar di tempat propaganda ajaran
Partai Komunis Cina. [19]

Beberapa kekerasan yang paling ekstrim terjadi di provinsi selatan Guangxi resmi kepatuhan dalam
pembunuhan dan sistematis, di mana Cina menemukan seorang wartawan "mengganggu
gambar kanibalisasi individu dalam nama politik dan revolusi 'dari perjuangan kelas '. " [32 ] sejarawan pihak
Senior mengakui, "Di beberapa tempat, bahkan terjadi 'yangkontra-revolusioner 'adalah dipukuli sampai
mati dan dalam cara yang paling mengerikan memiliki daging dan hati [dikonsumsi oleh] pembunuh
mereka. " [33] Bahkan anak-anak kecil dari " musuh rakyat "selamat, begitu lebih dari beberapa disiksa dan
dipukul sampai mati, dipotong-potong dan beberapa organ mereka - selama" manusia daging perjamuan
"makan hati, hati dan alat kelamin, -. [34] Sebagai hasil pembunuhan ini kehebohan dan "kanibalisme wajib",
diperkirakan sekitar 100.000 orang tewas di Guangxi saja. [34]

Perkiraan kematian tol, warga sipil dan Pengawal Merah, dari berbagai sumber [4] sekitar 500.000 pada
tahun-tahun sebenarnya dari kekacauan 1966-1969. Beberapa orang tidak dapat berdiri penyiksaan dan,
kehilangan harapan untuk masa depan, bunuh diri. Salah satu yang terkenal kebanyakan kasus adalah
pemimpin Deng Xiaoping putra komunis Deng Pufangyang melompat atau terlempar dari bangunan lantai
empat selama waktu itu. Alih-alih sekarat, ia menjadi lumpuh . Dalam sidang yang disebut Geng begitu
Empat, pengadilan Cina menyatakan bahwa 729.511 orang telah dianiaya yang 34.800 ini dikatakan telah
mati. [35] Namun, sosok yang benar tidak pernah dapat diketahui karena banyak kematian yang tidak
dilaporkan atau pergi aktif ditutup-tutupi oleh polisi atau pihak berwenang setempat. Alasan lain adalah
keadaan demografi Cina pada saat itu, serta keengganan RRC untuk memungkinkan penelitian serius ke
periode. [36] Dalam bukunya Terakhir Revolution's Mao (2006), yang Sinologists Roderick MacFarquhar dan
Michael Schoenhals menegaskan bahwa di daerah pedesaan Cina saja sekitar 36 juta orang dianiaya, di
antaranya antara 750.000 dan 1,5 juta terbunuh, dengan kira-kira nomor yang sama permanen
terluka. [37] Dalam Mao: The Unknown Story , Jung Chang dan Jon Halliday menyatakan bahwa sebagai
sebagai 3 banyak juta orang tewas dalam kekerasan Revolusi Kebudayaan. [38] Sosiolog Daniel Chirot
mengklaim bahwa sekitar 100 juta orang menderita dan setidaknya satu juta orang, dan mungkin sebanyak
20 juta, meninggal dalam Revolusi Kebudayaan. [39]

[ sunting ]Minoritas

Dari tahun 1966 sampai 1971, Revolusi Kebudayaan memiliki pengaruh besar pada kebijakan pemerintah
Cina terhadap Cina kelompok etnis minoritas . The Cultural Revolution's call for a return to many of the
orthodoxies of the Great Leap Forward meant a return to destructive and radical policies of
forced assimilation . Many administrators and community leaders who favoured pluralism or gradual
assimilation were purged or thrown out of office. The study of cultural minorities was abandoned and
deemed to promote “ national splittism ,” and other “heinous crimes,” even though it had been official
government policy before.

Concessions given to minorities were abolished as part of the Red Guards attack on the “four
olds.” Communes were established in the Tibetan Autonomous Region (Tibet had previously been exempt
from China's period of land reform) and reimposed in other minority areas. However many community
leaders were retained along with many aspects of their culture.

The overall failure of the Red Guards' and radical assimilationists goals were largely due to two factors. It
was felt that pushing minority groups too hard would compromise border defences. This was especially
important as minorities make up a large percentage of the population that live along China's borders and, at
the time China was experiencing a period of strained relations with a number of its neighbours; notably
the Soviet Union and India . The second reason was because many of the Cultural Revolution's goals in
minority areas were simply too unreasonable to be implemented. The return to pluralism, and therefore the
end of the worst of the affects of the Cultural Revolution to ethnic minorities in China, coincides closely with
Lin Biao's removal from power. [ 40 ]

[ edit ]World reaction
The reaction abroad was mixed and tied to political movements of the time. A significant re-evaluation of
the events of the Cultural Revolution occurred amongst the Western political left once the full extent of the
destruction became known, thus tarnishing China's image in the West. [ 41 ] In Hong Kong a pro-Communist
strike was launched, known as the Hong Kong 1967 riots . Its excesses damaged the credibility of these
activists for more than a generation in the eyes of Hong Kong residents. [ 42 ] In the Republic of
China (Taiwan), Chiang Kai-shek initiated the Chinese Culture Renaissance Movement to counter what he
regarded as destruction of traditional Chinese values by the Communists on the mainland.

[ edit ]Cultural Revolution and the Chinese student protests of 1989


One of the student leaders of the Tiananmen Square protests of 1989 Shen Tong, author of the
book Almost a Revolution , has a positive view of some aspects of the Cultural Revolution. According to
him, the trigger for the famous hunger-strikes of 1989 was a big-character poster ( dazibao ), a form of
public political discussion that gained prominence in the Cultural Revolution and was subsequently
outlawed. When students organized demonstrations in the millions, something not seen since the Cultural
Revolution, youths from outside Beijing rode the trains into Beijing and relied on the hospitality of train
workers and Beijing residents, just as their counterparts had ridden the trains freely during the Cultural
Revolution. Also, as in the Cultural Revolution, students formed factions, with names similar to those of
Red Guard factions, using the term "Headquarters" for instance, and according to Shen Tong , these
factions even went to the extent of kidnapping members of other factions, just as they had done in the
Cultural Revolution. Finally, in a small minority of cases, some of the student leaders of 1989 had been
youth activists in high school during the Cultural Revolution. [ 2 ]

[ edit ]Historical views and analysis


[ sunting ]Penyebab

Today, the Cultural Revolution is widely seen inside and outside China – including by the Communist Party
of China – as an unmitigated disaster, and as an event to be avoided in the future. Supporters of the
Chinese democracy movement [ who? ] see the Cultural Revolution as an example of what happens when
democracy is lacking, and place responsibility for it on the Communist Party of China . Human
rights activists and civil libertarians see the Cultural Revolution as an example of the dangers of statism .
These views attribute its cause to "too much government and too little popular participation in state affairs."

By contrast, the official view of the Communist Party of China is that the Cultural Revolution was the
consequence of an extreme cult of personality , which manipulated the public to destroy existing
institutions. In this view, the Cultural Revolution is an example of too much popular participation in state
affairs, rather than too little; in this view, the chaos of the Cultural Revolution is seen as a danger
of anarchy rather than statism. The consequence of this view is the consensus among the Chinese
leadership, that China must be governed by a strong party institution, in which decisions are made
collectively and according to the rule of law , and in which the public has limited input.

These contradictory views of the Cultural Revolution were put into sharp relief during the Tiananmen
Protests of 1989, when both the demonstrators and the government justified their actions as being
necessary to avoid another Cultural Revolution.

[ edit ]Mao's role
The relationship between Mao Zedong and the Cultural Revolution is also controversial. There is general
agreement that Mao was responsible for the Cultural Revolution, but there is considerable dispute
concerning the effects of the Cultural Revolution on Mao's legacy, and to what degree he exerted influence
after he became gravely ill. The PRC's official version of history regards the Cultural Revolution as
a serious error by Mao, whose contribution to history was 70% good and 30% bad, as stated by Deng
Xiaoping. Using this formulation, the Party has argued that the Cultural Revolution should not denigrate
Mao's earlier role as a heroic leader in fighting the Japanese , founding the People's Republic of China and
developing the ideology which underlies the Communist Party of China . This allows the Party to condemn
both the Cultural Revolution and Mao's role within it, without calling into question the legitimacy of the
Party. Mao Zedong once stated that he had two great achievements in his life: one the founding of the
PRC; the other the Cultural Revolution.

Abroad, the Cultural Revolution armed the Communists of Nepal with Maoism, and contributed to their
success in the struggle against three mountains – imperialism, feudalism and bureaucratic capitalism. [ 43 ]

[ edit ]Use of rhetoric and language


According to Shaorong Huang of the University of Cincinnati , the fact that the Cultural Revolution
occurred, and had such massive effects on Chinese society is the result of extensive use of political
slogans. [ 44 ] In a sense, Huang writes, "China's Cultural Revolution was a rhetorical movement during
which both the leaders and the participants moved and were moved by words." Political slogans played a
leading role during the movement, with the slogan “to rebel is justified” becoming a unitary
theme. [ 44 ] Huang asserts that political slogans were ubiquitous in every aspect of people's
lives. [ 44 ] Workers were supposed to “grasp revolution and promote productions,” while peasants were
supposed to raise more pigs because “more pigs means more manure, and more manure means more
grain.” And even a casual remark by Mao, “Sweet potato tastes good; I like it.” became a slogan
everywhere in the countryside.[ 44 ]

Cultural Revolution political slogans had three sources. Those such as "Never forget classes and class
struggle.", "Revolution is not a dinner party." and "He who is not afraid of death by a thousand cuts dares to
unhorse the emperor." were originally Mao's words. [ 44 ] Slogans such as "Be proletarian revolutionaries, not
bourgeois loyalists." came from official media like the People's Daily and the Liberation Army
Daily . [ 44 ] Slogans of a more violent variety, like "Strike the enemy down on the floor and step on him with
a foot.", "Long live the red terror!" and "Those who are against Chairman Mao will have their dog skulls
smashed into pieces." were from the red guards' big character posters ( dazibao ). [ 44 ]

Noted Sinologist Lowell Dittmer and his colleague Chen Ruoxi point out that the Chinese language "had
been known for its subtlety and delicacy, for its reflection of such Confucian ideals as honesty and sincerity,
moderation and respect for wisdom, and also for its cultivation of a refined and elegant literary
style." [ 45 ] Since Mao wanted an army of bellicose people in his crusade, according to Huang, and bellicose
people could only be driven by militant language, rhetoric during the Cultural Revolution sought to reduce
vocabulary to political terms and slogans that featured violence and agitation. [ 44 ] These slogans were
powerful and effective, mobilizing millions of people in a concerted attack upon the subjective world, "while
at the same time reforming their objective world." [ 44 ] Dittmer and Chen argue that the emphasis on politics
made language a very effective form of propaganda, but "also transformed it into a jargon of stereotypes—
pompous, repetitive, and boring." [ 46 ] Dittmer characterises the Cultural Revolution as a "form of collective
thought reform." To distance itself from the era, Deng Xiaoping's government cut back heavily on the use of
political slogans, although it saw a resurgence in the late 1990s under Jiang Zemin.

[ sunting ]Lihat pula
http://en.wikipedia.org/wiki/Cultural_Revolution

Revolusi Kebudayaan memiliki dampak besar pada Cina 1965-


1968. Revolusi Kebudayaan adalah nama yang diberikan
untukMao berusaha untuk menegaskan kembali keyakinan di Cina itu. Mao
kurang dari seorang pemimpin yang dinamis dari tahun 1950-an, dan takut
orang lain dalam partai mungkin akan mengambil peran utama yang
memperlemah kekuasaannya dalam partai dan negara. Ini mungkin
menjelaskan Revolusi Kebudayaan - itu adalah usaha oleh Mao untuk
kembali memaksakan kekuasaannya di partai dan karena itu negara.

Gerakan ini dimulai pada bulan September 1965 dengan pidato oleh Lin
Piao yang mendesak murid di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi untuk
kembali ke prinsip-prinsip dasar gerakan revolusioner. Cina pemuda juga
didorong untuk secara terbuka mengkritik kaum liberal di Partai Komunis
China dan mereka tampaknya dipengaruhi oleh Nikita Khruschev dari Uni
Soviet.perusahaan pendidikan dianggap terlalu akademis dan, karenanya,
juga elitis.

Mao percaya bahwa kemajuan China telah dibuat sejak tahun 1949 telah
menuntun kepada kelas istimewa berkembang - insinyur, ilmuwan, manajer
pabrik dll Mao juga percaya bahwa orang-orang ini memperoleh kekuasaan
terlalu banyak di biaya.Mao khawatir bahwa kelas baru mandarin yang
muncul di Cina yang tidak tahu tentang gaya hidup orang normal di Cina.

Pengawal Merah (kelompok pemuda yang terikat diri bersama-sama)


mendorong semua pemuda di Cina untuk mengkritik orang-orang yang
dianggap dipercaya Mao berkaitan dengan arah ia ingin Cina
mengambil. Tidak ada seorang pun yang aman dari kritik: Penulis, ekonom
dan siapa saja yang terkait dengan pria Mao dianggap saingan utama - Liu
Shao-chi. Siapa saja yang dianggap telah mengembangkan sikap superior
dianggap sebagai musuh partai dan orang-orang.

Mao sengaja berangkat untuk menciptakan sebuah kultus untuk dirinya


sendiri dan untuk membersihkan Partai Komunis China dari siapa pun yang
tidak sepenuhnya mendukung Mao - jual utamanya. Titik adalah keinginan
untuk menciptakan sebuah Cina yang petani, pekerja berpendidikan dan
orang yang bekerja bersama-sama no- satu lebih baik dari orang lain dan
semua bekerja demi kebaikan Cina - sebuah masyarakat tanpa kelas.

Namun, antusiasme Pengawal Merah hampir mendorong Cina ke dalam


kekacauan sosial. Sekolah dan perguruan tinggi ditutup dan ekonomi mulai
menderita. Kelompok Pengawal Merah berjuang Pengawal Merah karena
setiap unit terpisah percaya bahwa itu tahu bagaimana cara terbaik China
harus melanjutkan. Di beberapa daerah kegiatan Pengawal Merah keluar
dari tangan.Mereka berbelok kemarahan mereka pada orang asing dan
kedutaan besar asing mendapat diserang. Kedutaan Besar Inggris dibakar
sepenuhnya.

Kekacauan menjulang hanya diperiksa ketika Zhou Enlai mendesak untuk


kembali ke normal. Dia telah menjadi salah satu anggota terkemuka dari
Partai Komunis Cina untuk mendorong semua anggota partai untuk
menyerahkan diri terhadap kritik namun ia cepat menyadari bahwa
percobaan yang adalah Revolusi Kebudayaan telah keluar dari tangan dan
berputar-putar di luar kendali.

Pada bulan Oktober 1968, Liu Shao-chi diusir dari partai dan ini umumnya
dipandang oleh para sejarawan sebagai akhir Revolusi Kebudayaan. Mao
telah menyaksikan penghapusan saingan potensial dalam partai dan
karena itu melihat tidak perlu Revolusi Kebudayaan untuk melanjutkan.

http://www.historylearningsite.co.uk/cultural_revolution.htm

China Revolusi Kebudayaan: Sebuah Tinjauan Singkat

Diadaptasi dari William A. Yusuf, "Revolusi Kebudayaan," 


di Joel Krieger, Editor-in-Chief, dengan William A. Yusuf, et. Al Dunia., Oxford
The Companion untuk Politik dari, 
Edisi 2. (New York: Oxford University Press, 2001).

The "Besar Revolusi Kebudayaan Proletar" (1966-1976) diluncurkan oleh Partai


Komunis China (PKC) Ketua Mao Zedong untuk membendung apa yang dianggap
sebagai negara melayang jauh dari sosialisme dan menuju "Kampanye, yang"
restorasi kapitalisme. euphorically dijelaskan di awal oleh nenek moyang sebagai
"sebuah revolusi besar yang menyentuh orang untuk jiwa yang sangat mereka" dan
yang terinspirasi mahasiswa radikal dari Paris ke Berkeley, kini telah dianggap
sebagai bencana yang mengerikan bagi bangsa Cina.

Asal-usul Revolusi Kebudayaan dapat ditelusuri ke pertengahan 1950-an ketika


Mao pertama kali menjadi serius prihatin tentang jalan yang sosialis transisi China
telah dilakukan di tahun sejak PKC datang ke kekuasaan pada tahun
1949. kegelisahan Nya tentang birokratisasi partai, degenerasi ideologis dalam
masyarakat secara keseluruhan, dan kesenjangan sosial ekonomi yang mencolok
telah muncul sebagai modernisasi China meningkat melalui awal 1960-an dan
mendorongnya untuk memulai perang salib untuk menghilangkan para
"revisionisme" yang ia percaya adalah mengkontaminasi partai dan bangsa.

Mao menyimpulkan bahwa sumber politik kemunduran China terletak pada dan
mementingkan diri sendiri pandangan salah dari banyak rekan partainya bahwa
perjuangan kelas berhenti di bawah sosialisme baru. Yang Sebaliknya, ketua
menyimpulkan, perjuangan proletar dan borjuis antara ideologi mengambil, bentuk
berbahaya bahkan setelah tuan tanah dan kelas kapitalis telah dieliminasi. Sasaran
utama's kemarahan Mao itu, di satu sisi, partai dan pejabat pemerintah yang ia
merasa telah menjadi "kelas baru" bercerai dari massa dan, di, intelektual lain
yang, dalam pandangannya, adalah gudang borjuis dan bahkan nilai-nilai feodal.

Teman-keputusan Mao untuk melakukan Revolusi Kebudayaan sangat dipengaruhi


oleh analisis bahwa Uni Soviet telah meninggalkan sosialisme untuk
kapitalisme.Revolusi Kebudayaan juga merupakan perebutan kekuasaan di mana
Mao berjuang untuk merebut kembali dari saingan politiknya beberapa otoritas dan
prestise bahwa ia telah kehilangan sebagai akibat dari kegagalan kebijakan
sebelumnya,. Selanjutnya Mao melihat Revolusi Kebudayaan sebagai kesempatan
untuk menempa " generasi penerus revolusioner "dengan mempersiapkan kaum
muda Cina untuk mewarisi mantel mereka yang awalnya membawa PKC berkuasa.

Ada juga dimensi kebijakan untuk Revolusi Budaya: sekali mereka yang dianggap
terkemuka Cina menyusuri "jalan kapitalis" telah lepas dari kekuasaan di semua
tingkatan masyarakat, berbagai lembaga yang benar-benar sosialis dan proses
("tunas dari komunisme ") itu harus diletakkan di tempat untuk memberikan
kehidupan kepada visi Revolusi Kebudayaan. Sebagai contoh, elitisme dalam
pendidikan itu harus digantikan oleh sekolah dengan dirubah, kurikulum politik,
administrasi berbasis massa, dan kriteria kemajuan yang menekankan latar
belakang kelas yang baik, aktivisme politik dan ideologi benar.

Dan berbelit-belit sejarah yang kompleks Revolusi Kebudayaan dapat dibagi


menjadi tiga tahap utama. Fase massa (1966-1969) didominasi oleh Pengawal
Merah, lebih dari 20 juta SMA dan mahasiswa yang menanggapi sebut Mao untuk
"membuat revolusi," dan sering-setan upaya mereka untuk menemukan "musuh
kelas" dimanapun mereka diduga mengintai. Selama tahap ini, sebagian besar
saingan Mao dalam kepemimpinan atas juga disingkirkan, termasuk presiden Cina,
Liu Shaoqi.

Fase militer (1969-1971) mulai setelah Tentara Pembebasan Rakyat telah


mendapatkan kekuasaan dalam politik Cina dengan menekan, dengan persetujuan
ini Mao, anarki Pengawal Merah. Itu berakhir dengan percobaan kudeta pada bulan
September 1971 oleh ahli waris yang tidak puas's Mao, Menteri Pertahanan Lin
Biao, yang juga menjadi salah satu Ketua sekutu utama dalam melakukan Revolusi
Kebudayaan.

Tahap suksesi (1972-1976) adalah seorang intens politik dan ideologi tarik-
menarik perang antara ideolog radikal dan kader veteran tentang apakah untuk
melanjutkan atau membatasi kebijakan Revolusi Kebudayaan. Mendasari konflik
ini adalah perjuangan pahit di mana kelompok akan mengontrol suksesi untuk
kedua pemimpin terpenting dari PKC, Ketua Mao dan Premier Zhou Enlai,
keduanya berada di memburuk kesehatan dengan awal 1970-an. Yang banyak
menentukan dalam perjuangan ini dilemparkan ketika terkemuka radikal yang
paling (yang "Gang Empat," yang termasuk janda Mao, Jiang Qing) adalah
Terlebih Dahulu ditangkap pada bulan Oktober 1976, sebulan setelah Ketua
kematian, oleh koalisi para pemimpin moderat lebih adalah. Penangkapan
Kelompok Empat mengatakan untuk menandai akhir resmi dari Revolusi
Kebudayaan China.
Revolusi Kebudayaan sekarang disebut di Cina sebagai "dekade kekacauan" dan
umumnya dianggap sebagai salah satu periode bleakest di Teman modern sejarah
negara itu. gerakan cita-cita yang telah dikhianati di setiap oleh impuls yang
merusak.. Ratusan ribu, jika tidak jutaan, pejabat dan intelektual secara fisik dan
mental dianiaya yang digembar-gemborkan inisiatif banyak yang mengubah
bangsa sering konsekuensi malapetaka bagi's pendidikan China dan budaya
kehidupan. Pembangunan ekonomi terganggu oleh perselisihan faksi dan sesat
"ultraleftist" kebijakan.

Kebijakan ekonomi yang berorientasi-pasar bahwa China telah diikuti sejak Deng
Xiaoping berkuasa pada 1970-an merupakan penolakan menyeluruh dari segala
sesuatu Revolusi Kebudayaan untuk berdiri. Namun demikian memori gerakan
masih gips suatu bayangan menyenangkan selama politik Cina. Deng, yang telah
dibersihkan selama Revolusi Kebudayaan sebagai salah satu terkemuka Cina
"antek kapitalis," dan para pemimpin tua lain yang membuat keputusan untuk
menghancurkan Tiananmen protes Square pada bulan Juni 1989 khawatir bahwa,
dibiarkan, demonstrasi akan bola salju ke Pengawal Merah seperti
kekacauan. Setelah kematian Deng pada tahun 1997, penerusnya terus mengutip
pengalaman Revolusi Kebudayaan sebagai salah satu alasan China tidak bisa
mengambil risiko gangguan yang demokrasi, dengan menantang otoritas Partai,
mungkin membawa ke negara itu.

http://www.wellesley.edu/Polisci/wj/China1972/brief-intro.html

Вам также может понравиться