Вы находитесь на странице: 1из 4

BM Klinik 3

January 2nd, 2009

INFEKSI ODONTOGEN (Chapter 1, diskusi ABSES - 12 September 2008, Inst. DVD)

Apabila pasien datang dengan kondisi febris, terdapat abses pada regio submandibular, maka
terapi kegawatdaruratannya antara lain :

1.Open bur (drainage).

2.Eksterpasi (pengeluaran jaringan nekrotik).

3.Occlusal grinding (biasanya ada keluhan gigi terasa menonjol).

Lalu, obat yang digunakan dapat berupa :

1.Antibiotika : Clindamycin (karena infeksi bakteri anaerob).

2.Analgesik.

3.Antipiretik : karena ada keluhan febris, bisa juga merupakan obat kombinasi analgesik-
antipiretik.

Aspek penting yang harus diberitahu pada penderita (advice) :

1.Harus mendapatkan asupan nutrisi dengan baik dan bergizi.

2.Segera ke IRD jika terjadi sepsis (infeksi sistemik).

Informasi tambahan : bila terjadi TRISMUS :

Kemungkinan terjadi penjalaran infeksi kearah otot penutup mulut : m. Masseter & m.
Pterygoideus medialis.

Logika : spasme pada otot penutup mulut → kontraksi otot penutup mulut.

INFEKSI ODONTOGEN (Chapter 2, diskusi 1, Inst. DVD)

Penyebaran infeksi yang berasal dari gigi karies menuju jaringan dibawahnya disebut infeksi
pulpo-perapikal. Kunci untuk menegakkan diagnosa adalah dengan memperhatikan dengan
seksama keluhan utama penderita (anamnesa), lalu tulis keluhan secara sistematis.

Contoh kasus :

Periodontitis marginalis kronis : ciri khas biasanya gigi yang dimaksud taa, tapi ada
kegoyangan.
Periodontitis apikalis kronis : ciri khas biasanya diawali dan ada karies pulpa yang besar &
dalam atau gigi tinggal sisa akar.

Perikoronitis : ciri khas biasanya pernah terasa sakit, ada nyeri tekan, gusi pernah bengkak, pada
regio gigi yang mengalami impaksi, terkadang ada rasa sakit pada waktu buka mulut & nyeri
di belakang telinga.

Pulpitis irreversible : nyeri cekot-cekot, biasanya pada malam hari, nyeri terasa hingga kepala,
biasanya dalam waktu singkat akan menjadi nekrosis pulpa apabila tidak ditangani secara
adekuat.

Nekrosis pulpa : mekanismenya disebabkan oleh karena vaskularisasi pada ruang pulpa sangat
kecil, dan melalui foramen apikalis yang sempit, maka jika terjadi keradangan pada pulpa
(pulpitis) maka berikutnya akan terjadi vasokonstriksi sesaat, kemudian vasodilatasi dan
dilanjutkan eksudasi yang menyebabkan edema intrapulpa. Edema ini menyebabkan
penyempitan/kongesti pembuluh darah, dan menyebabkan iskemia pembuluh darah yang
terlibat. Bila kondisi ini terjadi berlarut-larut, maka terjadilang nekrosis pulpa / kematian
pulpa.

Periodontitis dapat terjadi sebagai kelanjutan nekrosis pulpa. Karena jaringan yang nekrosis
merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri, bila bakteri terus berkembang biak
dan infeksi menjalar melalui foramen apikal menuju jaringan periodontal / periradikuler,
maka terjadilah periodontitis.

Infeksi yang terjadi di regio periapikal / periradikuler dapat berkembang menjadi 4 macam
bentuk :

1.Dental granuloma.

2.Kista.

3.Abses.

4.Osteomyelitis.

Abses merupakan rongga patologis yang berisi pus, apabila ditinjau dari anamnesa dapat
ditemukan keluhan gigi yang terasa menonjol, sulit untuk digunakan makan, ada masalah
pada gigi yang bersangkutan (berlubang/tumpatan besar), tes perkusi (-), tes druk (+). Pada
ronsen didapat radiolusen pada regio apikal gigi, berbatas diffuse, pola penyebaraannya
sesuai resistensi jaringan/kepadatan tulang yang terendah, biasanya mendekati korteks tulang
dan menghindari perlekatan otot, karena otot dapat menghambat kekuatan pus. Jalur abses
jika diawali dari jaringan periradikuler maka akan menuju ke arah cancelous bone,lalu
korteks, dan menuju periosteum untuk kemudian menuju fascial space terdekat.
Pembengkakan yang terjadi dikarenakan eksudasi cairan serous pada regio yang terlibat. Jika
pembengkakan terjadi lebih dari 5 hari kemungkinan penyebaran sudah mencapai jaringan
lunak sekitar.
Abses dapat terlihat berbatas jelas dari ekstra oral apabila pus telah menembus platysma dan
menjadi subcutan abscess berwarna kemerahan dengan intinya berwarna gelap oleh karena
nekrosis (karena sedikit menerima vaskularisasi).

M.Platysma ber-origo pada basis mandibula & fascia parotidea, dan ber-insersio pada kulit
bawah clavicula & fascia pectoralis, yang berfungsi untuk meregangkan otot leher dan
diinervasi N. VII.

Buccal fold dapat terangkat apabila terjadi vestibular abscess / serous periostitis.

Serous periostitis adalah radang akut periosteum oleh karena infeksi periapikal yang menjalar
dengan gejala ada rasa sakit, pembengkakan, mungkin dapat disertai febris, warna jaringan
kemerahan.

INFEKSI ODONTOGEN (Chapter 3, diskusi 2, 24 September 2008, Inst. DVD)

Pemeriksaan klinis :

Tes Sonde : berfungsi untuk pemeriksaan / identifikasi, mengetahui kedalaman karies, vitalitas
pulpa, dan mendeteksi apakah sudah terjadi perforasi atap pulpa, dengan cara ujung sonde
digerakkan mengelilingi dasar kavitas yang sudah dibersihkan.

Perkusi : berfungsi mengetahui apakah keradangan terjadi pada pulpa atau jaringan
periodontal. Dapat dilakukan dengan cara perkusi tegak lurus sumbu gigi, atau bila
diperlukan dari arah lateral gigi (mesial-distal-bukal-labial-lingual-palatal)

Penentuan diagnosa pulpitis reversible/irreversible berdasarkan ANAMNESA.

Pulpitis Irreversible : sonde (+), termal (+), perkusi (+), druk (-)

Periodontitis apikalis akut : sonde (-), termal (-), perkusi (-), druk (+), Ax (+)

Periodontitis apikalis kronis: sonde (-), termal (-), perkusi (-), druk (+), Ax (-)

Atau: sonde (-), termal (-), perkusi (-), druk (-)

Contoh Kasus

sonde (+), termal (+), perkusi (+), druk (+), maka diagnosanya adalah…

pulpitis irreversible disertai periodontitis apikalis akut

Kondisi sub-akut & kronis, terapi definitifnya : ekstraksi.

Pulpitis tidak terasa sakit dalam merespon gigitan.

Periodontitis apikalis biasanya terdapat pada gigi non-vital.


Kuman yang ada di cavum dentis = causa karies

Kuman yang ada di gigi non-vital = causa periodontitis

Definisi radang : respon aktif vaskular tubuh terhadap adanya jejas.

Banyak kuman namun tidak terjadi radang, mengapa? Karena sistem imun jaringan setempat
cukup kuat untuk mencegah terjadinya infeksi.

Ekstraksi bisa tidak berdarah pada gigi non vital, mengapa? Karena pada gigi non-vital
biasanya ligamen sudah kendor dan tidak menyebabkan injury besar, sehingga perdarahan
tidak ada.

Вам также может понравиться