Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
04171076
PERDARAHAN
DALAM KEHAMILAN
PEMBIMBING :
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT dan dengan rasa lega,
pada akhirnya referat ini dapat selesai pada waktunya sebagai salah satu syarat
yang harus dipenuhi dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior di
SMF Ilmu Kebidanan dan Kandungan di RSUD. Dr. RM. Djoelham Binjai
Referat ini menyajikan perdarahan selama kehamilan yang sering kita
jumpai di klinis. Di sini diuraikan secara singkat gambaran “Perdarahan Dalam
Kehamilan”.
Pada kesempatan ini juga kami mengucapkan terima kasih kepada dokter
pembimbing yaitu, Dr. H. Marwan I, Sp.OG atas bimbingan dan arahannya
selama mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di SMF Ilmu Kebidanan dan
Kandungan di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai serta dalam penyusunan referat
ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa referat ini memiliki banyak
kekurangan baik dari kelengkapan teori maupun penuturan bahasa, karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa
mendatang. Harapan kami semoga refarat ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua. Amin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
1. PERDARAHAN PADA HAMIL MUDA........................................ 3
A. ABORTUS.................................................................................. 3
B. MOLAHIDATIDOSA................................................................ 22
C. KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU................................. 31
2. PERDARAHAN PADA HAMIL TUA (ANTE PARTUM)............ 39
A. PLASENTA PREVIA................................................................. 41
B. SOLUSIO PLASENTA.............................................................. 54
C. INSERSIO VELAMENTOSA (VASA PREVIA)...................... 64
D. RUPTURA SINUS MARGINALIS........................................... 66
E. PLASENTA SIRKUMVALATA............................................... 67
BAB III KESIMPULAN............................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 71
ii
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu masalah penting dalam bidang obstetri dan ginekologi adalah
persalinan di rumah sakit dan adanya fasilitas transfusi darah, namun kematian ibu
akibat perdarahan masih tetap merupakan faktor utama dalam kematian maternal.
Perdarahan dalam bidang obstetri hampir selalu berakibat fatal bagi ibu
maupun janin, terutama jika tindakan pertolongan terlambat dilakukan, atau jika
komponennya tidak dapat segera digunakan. Oleh karena itu, tersedianya sarana
persalinan, maupun masa nifas. Oleh karena itu, setiap perdarahan yang terjadi
dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas harus dianggap sebagai suatu
keadaan akut dan serius, karena dapat membahayakan ibu dan janin. Setiap wanita
hamil, dan nifas yang mengalami perdarahan, harus segera dirawat dan ditentukan
a) Abortus
luar kandungan.
b) Molahidatidosa
a) Plasenta Previa
b) Solusio Plasenta
e) Plasenta Sirkumvalata
BAB II
PEMBAHASAN
A. ABORTUS
misalnya faktor paritas dan ibu, mempunyai pengaruh besar. Risiko abortus
abortus berulang pada seorang wanita yang mengalami abortus tiga kali atau
terjadinya abortus.
(1) Defenisi
definisi Greenhill yaitu jika umur kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat
janin kurang dari 500 gram. Abortus spontan dibagi menjadi abortus awal dan
sampai 20 minggu.
(2) Etiologi
X.
hipertensi menahun.
dan toxoplasmosis.
(3) Patogenesis
mengeluarkan isinya.
berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak
jelas bentuknya (blighted ovum), janin lahir mati, janin masih hidup, mola
(4) Klasifikasi
a. Abortus Spontan
faktor-faktor alamiah.
Abortus Kriminalis
medis.
yaitu:
tanpa kolik uterus, tanpa pengeluaran hasil konsepsi dan tanpa dilatasi
tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules
dalam uterus. Perdarahan abortus ini dapat banyak sekali, sehingga dapat
konsepsi dikeluarkan.
e. Missed Abortion
tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
Setelah retensi yang lama dari hasil konsepsi yang mati, dapat terjadi
paling mungkin diterima saat ini adalah abortus spontan yang terjadi
Etiologi :
nadi normal atau capt dan kecil, suhu badan normal atau menurun.
konsepsi.
Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai
teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai
atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat portio
a. Laboratorium
Darah Lengkap
Tes Kehamilan
b. Ultrasonografi
minggu.
kehamilan).
Pada missed abortion, terlihat adanya embrio atau janin tanpa ada
Kehamilan intrauterine 8 minggu. Terlihat gambaran embrio (E) dan yolk sac
(YS)
Blighted ovum
Terlihat dinding kantung kehamilan (GS) yang iregular dan Yolk sac yang
mengempis
Uterus yang kosong ( U ) dengan masa adneksa (A) yang diduga adalah
(7) Komplikasi
a. Perdarahan
hasil konsepsi dan jika perlu pemberian tranfusi darah. Kematian karena
waktunya.
b. Perforasi
diamat-amati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan
laparatomi, dan tergantung dari luar dan bentuk perforasi, penjahitan luka
biasanya luas, mungkin juga terjadi perlukaan pada kandung kemih atau
mengatasi komplikasi.
c. Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus,
d. Syok
a. Kehamilan ektopik
erosi
c. Polip endoservik
d. Mola hidatidosa
(9) Penatalaksanaan
a. Abortus Iminens
janin.
b. Abortus Insipiens
c. Abortus Inkomplit
d. Abortus Komplit
3-5 hari.
e. Missed Abortion
f. Abortus Habitualis
sesudahnya.
dihentikan.
(10) Kuretase
Cara kuretase:
c. Tindakan asepsis dan anti sepsis genitalia externa, vagina dan serviks.
seorang asisten.
arah uterus.
Gambar : kuretase
B. MOLA HIDATIDOSA
(1) Defenisi
cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri
(2) Etiologi
terlambat dikeluarkan.
d. Paritas tinggi.
e. Kekurangan protein
(3) Patogenesis
janin.
penyakit trofoblast :
Studi dari Hertig lebih menegaskan lagi bahwa mola hidatidosa semata-
mata akibat akumulasi cairan yang menyertai degenerasi awal atau tiak
adanya embrio komplit pada minggu ke tiga dan ke lima. Adanya sirkulasi
maternal yang terus menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan trofoblast
Tidak teraba adanya janin, tidak adanya balloment, tidak ada bunyi
jantung anak dan tidak nampak rangka janin pada rotgen foto.
janin
Hiperemisis lebih sering terjadi, lebih keras dan dan lebih lama.
minggu
a. Pemeriksaan Laboratorium
Quantitative beta-HCG
Thyroxin
parsial.
cysts).
trophoblastic tumor).
myc, faktor pertumbuhan epidermal, dan c-erb B-2. Hal itu tidak
(6) Diagnosa
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
Uterus lebih besar dari usia kehamilan, kista lotein balotemen negatif
c. Pemeriksaan penunjang
(8) Komplikasi
terkadang terjadi karena uterus luas dan lembek (boggy). Jika terjadi
atau Hemabate juga harus tersedia. Selain itu, darah yang sesuai dan
(9) Penatalaksanaan
kuret tajam. Lakukan kuretas bila tinggi fundus uterus lebih dari 20
unit oksitosin dalam 250 cc/50 unit oksitosin dalam 500 ml NaCl
histeroktomi.
umur dan cukup anak. Batasan yang dipakai ialah umur 35 tahun
pada kasus dengan resiko keganasan tinggi seperti umur tua dan
paritas tinggi.
(10) Prognosa
seorang wanita yang dapat menyebabkan kondisi yang gawat bagi wanita
dihadapi oleh setiap dokter, dengan gambaran klinik yang sangat beragam.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa pada setiap wanita dalam masa
dilakukan oleh dokter saat ini bisa meminimalisir berbagai macam penyakit
atau kehamilan di dalam rahim yang bukan pada tempat seharusnya, juga
sel telur dari indung telur sisi yang satu, masuk ke saluran telur sisi
seberangnya.
(1) Defenisi
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata
dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat
ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita
(2) Insiden
(3) Etiologi
dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Dari beberapa studi faktor
i. Abortus buatan.
(4) Patofisiologi
yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat
kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari
vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa kemungkinan akibat dari hal ini:
tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampulla, darah yang keluar dan
Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus
dari perdarahan yang banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai
abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi
sangat bervariasi, dari yang klasik dengan gejala perdarahan mendadak dalam
rongga perut dan ditandai oleh abdomen akut sampai gejala-gejala yang
(6) Diagnosis
Riwayat terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat ada
atau tidak ada perdarahan per vaginam, ada nyeri perut kanan / kiri
b. Pemeriksaaan Fisik
adneksa.
abdomen.
Pemeriksaan ginekologis
c. Pemeriksaan Penunjang
dapat meningkat.
d. Kuldosentesis
e. Laparatomi
luar uterus.
kehamilan muda : mungkin ada tanda kehamilan, mungkin juga ada tanda
(8) Komplikasi
b. Infeksi.
c. Sterilitas.
embrio.
(9) Penanganan
oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan
supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah sakit.
(10) Prognosa
diagnosis dini dengan persediaan darah yang cukup. Hellman dkk., (1971)
melaporkan 1 kematian dari 826 kasus, dan Willson dkk (1971) 1 diantara
591 kasus. Tetapi bila pertolongan terlambat, angka kematian dapat tinggi.
kasus.
terganggu dapat hamil lagi, walaupun angka kemandulannya akan jadi lebih
Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu sebesar 420 per
100.000 kelahiran hidup, rasio tersebut sangat tinggi bila dibandingkan dengan
Langkah utama yang paling penting untuk menurunkan angka kematian ibu
adalah mengetahui penyebab utama kematian. Di Indonesia sampai saat ini ada
tiga penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan, pre eklampsia-eklampsia, dan
infeksi.
berbahaya dan mengancam ibu. Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap
antepartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan kehamilan tua ialah
persalinan; R.S. Pirngadi Medan kira-kira 10% dari seluruh persalinan, dan di
plasenta, ruptura sinus marginalis, atau vasa previa. Yang paling banyak menurut
data RSCM jakarta tahun 1971-1975 adalah solusio plasenta dan plasenta previa.
Diagnosa secara tepat sangat membantu menyelamatkan nyawa ibu dan janin.
trimesters kedua dan ketiga kehamilan. Dapat mengakibatkan kematian bagi ibu
dan janin. Ini adalah salah satu penyebab pendarahan vaginal yang paling banyak
pada trimester kedua dan ketiga. Plasenta Previa biasanya digambarkan sebagai
implantation dari plasenta di dekat ostium interna uteri (didekat cervix uteri).
plasenta previa tercatat didapat pada 2,8 kelahiran dari 1000 kelahiran hidup. Di
diantara 200 persalinan. Antara tahun 1971-1975 terjadi 37 kasus plasenta previa
diantara 4781 persalinan yang terdaftar, atau kira-kira 1 dari 125 persalinan.
Angka kematian maternal karena plasenta previa berkisar 0,03%. Bayi yang
lahir dengan plasenta previa cenderuing memiliki berat badan yang rendah
dibandingkan bayi yang lahir tanpa plasenta previa. Resiko kematian neonatal
juga tinggi pada bayi dengan plasenta previa, dibandingkan dengan bayi tanpa
plasenta previa.
dinding uterus. Pasien dengan solusio plasenta secara khas memiliki gejala
(1:830).
Secara keseluruhan tingkat kematian janin pada solusio plasenta adalah 20-
40%, tergantung pada tingkat lepasnya plasenta. Nilai ini semakin tinggi tinggi
pada pasien dengan riwayat merokok. Sekarang ini, solusio plasenta adalah
meningkatkan pada pasien dengan umur dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun.
A. PLASENTA PREVIA
(1) Defenisi
Plasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir. (prae
(2) Etiologi
jaringan parut.
d. Jaringan parut.
e. Kehamilan kembar.
g. Merokok.
b. Plasentitis.
(4) Patofisiologi
robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan
internum
lahir.
letak janin.
(7) Diagnosis
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan luar
c. Pemeriksaan In Spekulo
e. Pemeriksaan Ultrasonografi
diagnosis.
P = Plasenta ; F : Fetus
a. Solusio Plasenta
b. Plasenta Sirkumvalata
(9) Terapi
Kriteria :
- Perdarahan sedikit
Rencana Penanganan :
5. Pemeriksaan USG.
Kriteria:
dengan cepat.
drips.
keadaan darurat, anak masih kecil atau sudah mati, dan tidak
(10) Komplikasi
a. Maternal
- Perdarahan
- Syok
- Kematian
b. Fetal
- Asfiksia intrauterin
(11) Prognosa
a. Maternal
mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi tinggi, mortalis ibu
b. Fetal
kira-kira 10%
B. SOLUSIO PLASENTA
(1) Defenisi
minggu atau berat janin di atas 500 gram. Proses solusio plasenta dimulai
(perdarahan tersembunyi).
Pada jenis terbuka, darah keluar dari ostium uteri, umumnya hanya
plasenta.
(2) Etiologi
tertentu dapat menyertai seperti umur ibu yang tua, multiparitas, penyakit
pendek, tekanan pada vena kava inferior dan defisiensi asam folik.
(3) Patofisiologi
desidua basalis. Desidua terkelupas dan tersisa sebuah lapisan tipis yang
utuh.
ketuban.
keluar.
(4) Klasifikasi
c. Prolapsus Plasenta
dalam.
sakit atau terus menerus agak tegang. Bagian janin masih mudah
diraba.
tegang.
shock.
Catatan: :
(6) Diagnosis
a. Gejala klinis
c. Pemeriksaan USG
a. Plasenta praevia
b. Vasa Previa
(8) Komplikasi
b. oliguria
c. gawat janin
d. kematian
e. perdarahan.
segera. Bila persalinan telah selesai, penderita belum bebas dari bahaya
couvelaire.
(9) Penatalaksanaan
Penatalaksanaannya meliputi :
500 cc dekstrose 5 %.
jam.
b. Perdarahan banyak.
d. Panggul sempit.
e. Letak lintang.
(10) Prognosis
Ibu
Baik, kalau persalinan sudah selesai dalam batas waktu 6 jam sejak
Anak
pertolongan.
Bila kemajuan
partus tidak
memuaskan dan
perdarahan
banyak, lakukan
seksio sesarea
(1) Defenisi
turun ke bawah melalui pembukaan serviks. Hal ini dapat diraba pada
(2) Etiologi
gemeli, karena pada kehamilan ganda sumber makanan yang ada pada
(3) Patofisiologi
internum maka disebut vasa previa. Hal ini dapat berbahaya bagi janin
insersi velamentosa ini terlihat jika telah terjadi vasa previa yaitu
berasal dari anak dengan cepat bunyi jantung anak menjadi buruk bsa
(5) Penatalaksanaan
Seksio sesarea.
(1) Defenisi
dan sedikit sekali. Perut mungkin terasa agak sakit, atau terus menerus
teraba. Uterus yang agak tegang ini harus diawasi terus- menerus apakah
terus.
(3) Penanganan
tidak dapat dihindari lagi. Apabila janin hidup, dilakukan seksio sesarea;
E. PLASENTA SIRKUMVALATA
(1) Defenisi
(2) Etiologi
(3) Insiden
(4) Patofisiologi
abortus dan solusio plasenta. Bila cincin putih ini letaknya dekat sekali
(5) Diagnosis
plasenta lahir tetapi dapat diduga bila ada perdarahan intermiten atau
hidrorea.
BAB III
KESIMPULAN
1. Abortus
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup luar
kandungan.
2. Molahidatidosa
Kehamilan ektopik yang terganggu, dapat terjadi abortus atau pecah, dan hal
1. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum (OUI).
2. Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal
kehamilan 28 minggu.
Insersio velamentosa adalah tali pusat yang tidak berinsersi pada jaringan
plasenta, tetapi pada selaput janin sehingga pembuluh darah umblikus berjalan
kecil plasenta yang tidak berdarah banyak, sama sekali tidak mempengaruhi
5. Plasenta Sirkumvalata
sedangkan jeringan di sebelah luarnya terdiri dari villi yang tumbuh kesamping
dibawah desidua.
DAFTAR PUSTAKA
http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/06/abortus.html
http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/09/abortus.html
http://ppgtjemaatria.blogspot.com/2010/07/abortus.html
pada-kehamilan-muda/
URL http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/05/10/askep-mola-hidatidosa/
URL http://botefilia.com/index.php/archives/2009/01/11/mola-hidatidosa/
URL http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/07/mola-hidatidosa-atau-
hamil-anggur.html
terganggu/
ektopik-terganggu/
ektopik.html
Tersedia di URL
http://perdarahanantepartum.blogspot.com/2010/04/perdarahan-
antepartum.html
URL http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/09/plasenta-praevia.html
URL http://yuwielueninet.wordpress.com/2008/04/22/plasenta-previa/
URL http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/06/plasenta-previa.html
URL http://aldy-epidemiologiplasentaprevia.blogspot.com/
URL http://medicom.blogdetik.com/2009/03/11/solusio-plasenta/
URL http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/06/solusio-plasenta.html
URL http://bidanshop.blogspot.com/2010/05/solusio-plasenta_29.html
URL http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/18/solusio-plasenta/
URL http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/09/solusio-plasenta.html
di URL http://nophie-dk.blogspot.com/2010/05/vasa-previa-dan-insersio-
velamentosa.html
di URL http://arycoloum.blogspot.com/2009/06/insertio-velamentous.html
Hanafiah, Muhammad Jusuf. 2004. Plasenta Previa. Medan: Bagian Obstetri dan
Khoman, John Slamet. 2004. Perdarahan Hamil Tua dan Perdarahan Post Partum.
Sumatera Utara.
Aesculapius.
Mochtar, Prof. Dr. Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri; Obstetri Fisiologi Obstetri
Rihama.