Вы находитесь на странице: 1из 15

KATA PENGANTAR

Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga
penulisan laporan praktikum larutan buffer dapat diselesaikan sesuai dengan keinginan. Laporan
ini semoga dapat bermanfaat bagi semua mahasiswa yang membutuhkan dan diharapkan
mahasiswa baru yang akan datang supaya mempermudah membuat laporan praktikum.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktikum ini tidak dapat selesai
tanpa bantuan dari semua pihak . untuk itu kami pengusun laporan praktikum ini mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah membantu kami menyusun
laporan praktikum ini.

Terakhir kami ucapkan terima kasih kepada semua pembaca yang tertarik pada laporan
ini. Semoga dengan adanya laporan ini dapat membantu untuk membuat laporan praktikum pada
mahasiswa baru semester awal. Saran dan masukkan senantiasa kami harapkan demi
kesempurnaan laporan ini

Yogyakarta, 6 november 2010

Penyusun

1
DASAR TEORI

Sifat Larutan Penyangga

Larutan penyangga atau larutan buffer atau dapar merupakan suatu larutan yang dapat
mempertahankan nilai pH tertentu. Adapun sifat yang paling menonjol dari larutan penyangga
ini seperti pH larutan penyangga hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit asam kuat. 
Disamping itu larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah
dengan basa konjugatnya ataupun oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut
sebagai reaksi asam-basa konjugasi. Disamping itu mempunyai sifat berbeda dengan komponen-
komponen pembentuknya.

Komponen Larutan Penyangga

Secara umum,  larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:

 Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan
bersifat asam.
 Basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat
basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

1. Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini
dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya.
Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana
asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang
mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang
digunakan seperti natrium, kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.

2. Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini
dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara
lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa
lemahnya dicampurkan berlebih.

2
Cara kerja larutan penyangga

Pada bahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa larutan penyangga mengandung komponen
asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikatbaik ion H + maupun
ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH nya secara
signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

1. Larutan penyangga asam

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan
CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

 Pada penambahan asam

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang
ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

 CH3COO-(aq)  + H+(aq)  → CH3COOH(aq)

 Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion
H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga
konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya
komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan
asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.

 CH3COOH(aq) + OH-(aq)  → CH3COO-(aq)  +  H2O(l) 

2. Larutan penyangga basa

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+
yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

3
 Pada penambahan asam

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH -. Hal tersebut
menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH - dapat
dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa
(NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH 3 membentuk ion
NH4+.

NH3 (aq)  +  H+(aq)  →  NH4+ (aq)

 Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga
konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen
asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.

NH4+ (aq) +  OH-(aq)  →  NH3 (aq)  +  H2O(l)

Menghitung pH Larutan Penyangga

1. Larutan penyangga asam

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan
dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/g atau pH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a  = jumlah mol asam lemah

g  = jumlah mol basa konjugasi

4
2. Larutan penyangga basa

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan
dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/g atau pH = p Kb - log b/g

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b  = jumlah mol basa lemah

g  = jumlah mol asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga

Adanya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat
obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan
konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini
bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam
cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa.
Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu sekitar
7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari
seperti pada obat tetes mata.

5
Alat dan Bahan

Alat-alat :

1. Buret ukuran 50 ml 3 set


2. Tabung reaksi 22 tabung
3. Corong gelas kecil
4. Beker glass 100 ml

Bahan :

1. HCl 0,1 N 4. Aquades


2. NaOH 0,1 N 5. Kertas indicator universal
3. CH³COOH 0,1 N

Cara kerja :

1. Mempersiapkan 2 seri tabung reaksi masing-masing 11 tabung


2. Seri pertama digunakan untuk mencampur HCl 0,1 N dengan NaOH 0,1 N
3. COOH 0,1 dengan NaOH 0,1 N
Seri kedua digunakan untuk mencampur CH³
4.
Susun campuran dibuat sebagai berikut :

Pertama :

HCl 0,1 N (ml) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10


NaOH 0,1 N (ml) 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
PH terukur
PH hitungan

Kedua :

HC3COOH 0,1 (ml) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10


NaOH 0,1 N (ml) 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
PH terukur
PH hitungan
6
5. a tabung reaksi agar larutannya menjadi homogen. Kemudian ukurlah PH
Kocok semu
larutan pada tabung tersebut menggunakan kertas indicator universal kemudian catat
hasilnya.

Hasil percobaan :

Pertama :

HCl 0,1 N (ml) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10


NaOH 0,1 N (ml) 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
PH terukur 10 3 2 2 2 1 2 1 1 1 1

PH Perhitung :

1. HCl + NaOH → NaCl + H2O


0 10

POH = - log OH ‾

= - log 10 ‾ 1

PH = 14 – 1 = 13

2. HCl + NaOH → NaCl + H2O


1 9

8
POH =−log x 10−1
10

POH =−log 8 x 10−2

¿ 2−log 8
PH =14−2+log 8
PH =12+log 8

3. HCl + NaOH → NaCl + H2O


2 8

2
P H=−log x 10−1
10
7
P H=−log 6 x 10−2

¿ 2−log6
4. HCl + NaOH → NaCl + H2O
3 7

4
P H=−log x 10−1
10

P H=−log 4 x 10−2

¿ 2−log 4
5. HCl + NaOH → NaCl + H2O
4 6

2
P H=−log x 10−1
10

P H=−log 2 x 10−2

¿ 2−log2

6. HCl + NaOH → NaCl + H2O


5 5

5
PH =−log x 10−1
10

PH =−log5 x 10−2

¿ 2−log5

7. HCl + NaOH → NaCl + H2O


6 4

2
PH =−log x 10−1
10

PH =−log 2 x 10−2

¿ 2−log2

8. HCl + NaOH → NaCl + H2O


7 3

8
4
PH =−log x 10−1
10

PH =−log 4 x 10−2

¿ 2−log 4

9. HCl + NaOH → NaCl + H2O


8 2

6
PH =−log x 10−1
10

PH =−log 6 x 10−2

¿ 2−log6

10. HCl + NaOH → NaCl + H2O


9 1

8
PH =−log x 10−1
10

PH =−log 8 x 10−2

¿ 2−log 8

11. HCl + NaOH → NaCl + H2O


10 0

10
PH =−log x 10−1
10

PH =−log 1 x 10−2

¿ 2−log1

9
Kedua :

HC3COOH 0,1 (ml) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10


NaOH 0,1 N (ml) 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
PH terukur 10 9 10 8 7 5 4 4 4 4 4

PH Perhitungan :

1. CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O


1 10

PH =Pka+log

¿ 4,76+ log 10−1

¿ 4,76

2. CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O


1 9

10
garam
PH =Pka+log
asam

1
x 0,1
10
¿ 4,76+ log +log
8
x 0,1
10

1 x 10−2
¿ 4,76+ log
8 x 10−2

¿ 4,76+ log 0,125

3. CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O


2 8

garam
PH =Pka+log
asam

2
x 0,1
10
¿ 4,76+ log +log
6
x 0,1
10

2 x 10−2
¿ 4,76+ log
6 x 10−2

¿ 4,76+ log 0,33

4. CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O


3 7

garam
PH =Pka+log
asam

3
x 0,1
10
¿ 4,76+ log +log
4
x 0,1
10

3 x 10−2
¿ 4,76+ log
4 x 10−2
¿ 4,76+ log 0,75

11
5. CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
4 6

garam
PH =Pka+log
asam

4
x 0,1
10
¿ 4,76+ log +log
2
x 0,1
10

4 x 10−2
¿ 4,76+ log
2 x 10−2

¿ 4,76+ log 2

6. CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O


5 5

garam
PH =Pka+log
asam

5
x 0,1
10
¿ 4,76+ log +log
5
x 0,1
10

5 x 10−2
¿ 4,76+ log
5 x 10−2

¿ 4,76+ log 1

7. CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O


6 4

garam
PH =Pka+log
asam

12
6
x 0,1
10
¿ 4,76+ log +log
2
x 0,1
10

6 x 10−2
¿ 4,76+ log
2 x 10−2

¿ 4,76+ log 3

8. CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O


7 3

garam
PH =Pka+log
asam

7
x 0,1
10
¿ 4,76+ log +log
4
x 0,1
10

7 x 10−2
¿ 4,76+ log
4 x 10−2

¿ 4,76+ log 1,75

9. CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O


8 2

garam
PH =Pka+log
asam

8
x 0,1
10
¿ 4,76+ log +log
6
x 0,1
10

8 x 10−2
¿ 4,76+ log
6 x 10−2

13
¿ 4,76+ log 1,33

10. CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O


9 1

garam
PH =Pka+log
asam

9
x 0,1
10
¿ 4,76+ log +log
8
x 0,1
10

9 x 10−2
¿ 4,76+ log
8 x 10−2

¿ 4,76+ log 1,125

11. CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O


10 0

garam
PH =Pka+log
asam

10
x 0,1
10
¿ 4,76+ log +log
10
x 0,1
10

10 x 10−2
¿ 4,76+ log
10 x 10−2

¿ 4,76+ log 1

14
KESIMPULAN :
Dari hasil praktikum buffer dapat kita simpulkan larutan buffer merupakan larutan yang
dapat mempertahankan nilai pH tertentu. Adapun sifat yang paling menonjol dari larutan
penyangga pada praktikum sebelumnya pH larutan penyangga hanya berubah sedikit pada
penambahan sedikit asam kuat. Disamping itu larutan penyangga merupakan larutan yang
dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugatsinya ataupun oleh basa lemah
dengan asam konjugasitnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.

15

Вам также может понравиться