Вы находитесь на странице: 1из 23

Disorders of autosomes

• Trisomi pada autosom : Dihubungkan dengan :


Trisomi 21,
18, • Growth retardation
13
• Mental retardation

• Kelainan kongenital
yang multipel

1
DOWN SYNDROME

Oleh : Drg Retno Dwi Wulandari, Mkes.

Tahun 1866 : ditemukan oleh Langdon Down

Tahun 1932 : Wardenburg Merupakan kelainan kromosom

Tahun 1959 : Lejeune, dkk Penyebab : trisomi 21

Older term : “Mongolism” oleh karena fenotip seperti oriental

2
FENOTIP
• Hypotonia : dapat diketahui saat
bayi baru lahir, tetapi hilang
setelah besar.
• Upslanting palpebral fissures
• Short stature (pendek)
• Brachycephaly (flat occiput)
• Leher pendek, dapat disertai
dengan webbed neck
• Nasal bridge datar -> “flat face”
• Low set ears
• Brushfield spot pada tepi iris mata
• Mulut terbuka, lidah menonjol
keluar
• Simian crease/single transverse
palmar crease
• Kaki : celah lebar antara jari 1 – 2
• dermatoglyphics

Perhatikan :

• Upslanting palpebral
fissures
• Mulut terbuka
• Lidah menonjol keluar
• Nasal bridge datar

3
Hypotonia, hyperextensibilities

Brushfield spot

4
Simian crease/single transverse palmar crease
Dapat pada 1 atau ke dua tangan

Simian crease

5
Celah antara jari 1 - 2

Perhatian utama :
• retardasi mental, dimana usia
<1th perkembangannya normal
• IQ : 30 – 60
• Happy, suka musik, ramah

Kelainan-kelainan :
• Congenital heart disease :1/3
• Duodenal atresia
• Tracheoesophageal fistula
• Resiko meningkat untuk
menderita leukemia

6
Sensory Problems
Strabismus, Myopia ,Hyperopia, excessive
tearing, cataracts.

Social Development
May be 2 to 3 years beyond the mental age, especially during early childhood.

Prenatal dan postnatal survival :


• Lihat tabel 10.1
• Live birth : 20-25%
• 25% dengan CHD meninggal sebelum usia 1 tahun
• 50% dapat mencapai usia 50 th
• 1 diantara 7 dapat mencapai usia 68 tahun

7
Tabel 10.1.

Insiden : 1:800

• Di Indonesia : 300 ribu penderita


• Di dunia : 8 juta penderita
• Di USA tiap tahun lahir 3000 penderita Down

8
Kromosom pada Down Syndrome (2)
Analisa kromosom (karyotyping) :
• Penting untuk konfirmasi dan dasar bagi konseling genetik

1. Trisomi 21 (trisomi murni) : 95%


• penyebab : meiosis non disjunction, dimana :
90% ND meiosis 1 maternal
10% ND meiosis 2 paternal
• resiko memiliki anak dengan Down meningkat seiring dengan
meningkatnya usia ibu hamil.

Trisomi murni

9
Gambar non disjunction

Meiosis I Meiosis II

2. Translokasi Robertsonian : (4%)


• pada umumnya antara
kromosom 21q dengan 14q
atau 22q, sehingga karyotype
penderita : 46,XY,t(14:21),+21
atau
46,XY,t(21:22),+21

• tidak ada hubungannya


dengan usia maternal, tetapi
resiko memiliki anak Down
relatif meningkat bila ibu
adalah karier translokasi.

• Untuk itu perlu karyotyping


orang tua penderita.

• karyotype seorang karier :


45, XX,t(14:21) dengan fenotip
normal.

10
ROBERTSONIAN TRANSLOCATION

Kemungkinan gamet yang terbentuk pada karier translokasi 14:21

11
Kemungkinan gamet yang terbentuk pada karier translokasi 21:22

3. Translokasi 21q21q :

• Asal : isokromosom, bukan translokasi robertsonian.

• Gamet yang terbentuk : 21/21 atau 0

• Hasil pembuahan dengan gamet 21 : zigot trisomi 21


atau monosomi 21

• Jadi, anak-anaknya selalu down syndrome, karena


monosomi 21adalah lethal.

12
4. Mosaik down syndrome : 1%

Sel-selnya : normal 46, XY dan trisomi 21 46,XY,+21

Fenotype :

• lebih ringan daripada trisomi murni

• bervariasi diantara penderita mosaik, tergantung proporsi antara sel


normal dan trisomi

• bila penderita terlihat retarded, maka merupakan ‘severe case’,


karena bila penderita terlihat normal, tidak akan dikaryotype

• Berasal dari zygot trisomi 21 (80%) atau zygot normal (20%)

5. Partial trisomi 21 : very rarely


• Ada regio-regio pada kromosom 21 yang bertanggung
jawab untuk timbulnya fenotip Down, dan regio- regio
yang ‘triplicate’ tanpa menimbulkan fenotip down.

• Sukar diidentifikasi, terutama bila penderita memiliki


fenotip Down Syndrome, tetapi tidak ada kromosom
yang abnormal

13
Etiologi Down syndrome :

“ older egg model “


• Makin tua oocyt, makin besar kemungkinan untuk gagal
berpisah(non disjunction)

Resiko memiliki anak Down :


• Merupakan problem pada konseling genetik : terutama pada
prenatal diagnosis, adalah memperkirakan resiko melahirkan anak
dengan down syndrome

Prenatal diagnosis dengan :


• amniocentesis dan CVS
• Resiko tergantung : usia ibu
karyotype orang tua

Sambungan......

• Resiko untuk memiliki anak Down pada orang tua karier translokasi
dan partial trisomi : tidak ada hubungannya dengan usia ibu dan
ayah.

• Resiko berulang (reccurence risk) : 1%


• Ibu kurang dari 30 th : 1.4 %
• Ibu lebih dari 30 th : lihat tabel
• Ibu yang karier translokasi memiliki resiko berulang memiliki anak
Down lebih besar daripada ayah karier

14
• Resiko berulang : 1.5% pada amniocentesis
1% at birth
• Resiko di atas rendah, meskipun demikian, beberapa
pasangan suami istri menginginkan untuk dilakukan
karyotyping fetus pada kehamilan selanjutnya.
• Bila usia ibu >35 tahun, maka harus diperhitungkan pula
resiko untuk memiliki anak Down yang meningkat (lihat tabel)
• Tidak ada laporan mengenai pria Down yang menjadi ayah,
tetapi wanita Down bisa memiliki keturunan dengan
kemungkinan 50% anaknya akan menderita Down pula. (1)

Daftar pustaka

1. Connor, M., Ferguson-Smith, M., (1997) Essential


Medical Genetics, 5th ed., Blackwell Science
2. Nussbaum, R.L., McInnes, R.R., Willard, H.F. (2001)
Genetics In Medicine, 6th ed., W.B. Saunders Co.

15
Kisah nyata
Waktu mengandung Zeina, saya normal saja," ungkap Noni.
Bahkan, saat USG pun seolah tidak ada yang salah dengan
kandungan Noni. Tapi ada satu hal yang paling berbekas
dihatinya, yaitu keinginannya untuk mempelajari buku-buku
tentang Down Syndrome. Kerap, tutur Noni, tanpa disengaja
dia melihat anak DS dan nalurinya membuat ia selalu
mengikuti anak DS tersebut.

Noni tak tahu kenapa perasaan tersebut bisa muncul. Namun


toh Noni mengabaikan saja intuisi itu. "Mungkin benar kata
orang tua, wanita hamil itu tidak usah berfikir atau membaca
yang macam-macam," kenangnya. Wallahu'alam...

Akhirnya tiba masa kelahiran. Noni melahirkan dengan cara normal,


namun karena ada masalah, proses persalinannya butuh waktu dua
malam. Seminggu setelah melahirkan, suaminya Samudra Suyono
berkata bahwa ada yang salah pada anak mereka. Hal ini
diungkapkan pula oleh dokter mereka, Dr Gd (inisial-red).

Zeina lahir dengan berat 2,4 kilo. Kulitnya sangat tipis sehingga
pembuluh darahnya tampak jelas, badannya lembut/lembek seperti
agar-agar, matanya selalu berputar-putar dan yang tampak hanya
putihnya saja, lidah selalu keluar, mata sipit, hidung pesek, dan
telinganya abnormal.

Putrinya menderita Down Syndrome! Yaitu memiliki kelainan


kromosom. Jika manusia normal memiliki 23 pasang kembaran
kromosom sehingga totalnya 46 kromosom, pada DS kromosom
nomor 21 memiliki tiga kembaran, sehingga totalnya ada 47
kromosom. Kesalahan penggandaan kromosom ini menyebabkan
goncangan sistem metabolisme dalam sel. Akibatnya, muncullah
kelambatan mental, ciri utama penderita DS.

16
Melihat anaknya lahir begitu rupa, timbul rasa menolak dalam diri
Noni.
"Saya jadi benci pada Tuhan," ucapnya seraya Istighfar. Bukan
hanya itu, dia merasa lahirnya Zeina adalah sebuah karma, buah
dari dosa, atau bentuk ketidakadilan Tuhan. Ironisnya, dokter
yang merawat Noni semasa hamil hingga melahirkan cuma
berucap, "Gampang, bikin aja lagi." (Pada saat Noni berkata
demikian, Nasution (69), ayah Noni berdiri dan langsung
meluapkan perasaan kesalnya pada tindakan si dokter-red)

Penolakan Noni ini berlangsung lama, tiga tahun! Belum lagi, saat
itu karir Noni maju pesat. Dia pun tak sempat menyusui putrinya,
mengingat dia tidak bisa mengeluarkan ASI. Alhasil, Noni punya
banyak waktu untuk melupakan putrinya, walaupun ibu kandung
dan keluarganya di rumah tetap merawat Zeina dengan penuh
kasih sayang.

Mukjizat Iedul Adha

Sebenarnya, hingga umur tiga bulan tidak ada perbedaan


mencolok antara Zeina dengan bayi-bayi normal lainnya. Hanya
saja, sepanjang satu tahun usia awal Zeina, bayi itu selalu
sakit-sakitan. Pada usia satu tahun lebih pun Zeina belum
bisa berjalan.

Mukjizat datang manakala nenek, uwak, dan bibi Zeina


menunaikan ibadah haji. Mereka berjanji akan mendo'akan
Zeina di tanah suci. Tepat saat Indonesia merayakan hari raya
Iedul Adha, di tanah suci, nenek, uwak, dan bibi Zeina
mendo'akan Zeina di Mu'tazzam. Keajaiban terjadi, tanpa
dinyana, di Jakarta gadis mungil yang hanya bisa bergulang-
guling tersebut mampu berdiri dan langsung berjalan!

17
Walau Zeina menunjukkan kemajuan sedikit demi sedikit, namun
Noni masih belum bergeming. "Saya bersikeras untuk memilih
terus berkarir, sampai-sampai saya selalu perang mulut dengan
ibu saya. Saya memang tidak punya perasaan ketika itu," sesal
Noni perlahan. Bagi Noni, saat itu yang terpenting hanyalah
karir, karir, dan karir. Dia tidak ingin, hidup dan pikirannya
dibebani oleh Zeina.

Tepat diusia Ziena yang ketiga, suatu peristiwa membalikkan


keadaan. "Waktu itu Zeina demam panas, saya melihat matanya,
lalu mata itu seolah berkata, mama...," ucap Noni terisak. Saat
itulah dia merasa jiwanya yang berontak untuk meninggalkan
Zeina, terpanggil kembali. Dia yakin bahwa Yang Kuasa telah
mempercayakan Zeina padanya, dan yakin pasti mampu merawat
si buah hati.

Di masa selanjutnya, hubungan anak-beranak ini makin kental.


Bahkan Noni tak segan meninggalkan pekerjaannya demi
merawat permata hatinya.

Sampai jumpa....

18
Trisomi 18 (Edward Syndrome)
• Retardasi mental
• Kelainan jantung berat
• Hypertonia
• Prominent occiput
• The jaw recedes
• Low set ears, malformasi
• The fists clenched in characteristic way (lht gambar)
• Rocker bottom feet
• Single crease on the palm
• Arch pattern on most or all digits
• Nail hypoplastic

Sambungan............

• Insiden : 1 : 7500 LB
• 95% konseptus mengalami aborsi spontan
• Survival : poor, jarang mencapai usia beberapa bulan
• 80% merupakan penderita wanita, karena wanita lebih survive
daripada pria.
• Resiko untuk melahirkan anak dengan syndrome ini,
meningkat seiring dengan peningkatan usia ibu saat
melahirkan (resiko meningkat untuk usia ibu > 35 th)
• 2% penderita trisomi 18 merupakan translokasi sebagian atau
seluruh kromosom 18 yang terjadi de novo atau diturunkan
dari ortu karier.
• Mosaik : milder expression

19
Clenched hand (jari 2 dan 5 overlap jari 3 dan 4)

Rocker bootom feet

20
Trisomi 13 (Patau syndrome)

• Severe mental retardation


• Growth retardation
• Sloping forehead
• Microcephaly
• Wide open sutura
• Microphtalmia or
even absence of the eye
• Ear malformed
• Cleft lip, cleft palate : often
• Clenched hand

Sambungan...

•Polydactily pada jari tangan dan kaki

•Rocker bottom feet

•Simian crease

21
Sambungan.....

• Congenital heart defect

• Penderita pria : criptorchidism

• Penderita wanita : hypoplastic ovarium, bicornuate uterus

• Severe malformation pada SSP, seperti : arrhinencephaly dan


holoprosencepahly

• Insiden :1 : 20.000-25.000
• Very severe : 50% meninggal pada usia 1 bulan
• Dihubungkan dengan peningkatan usia ibu hamil, dengan
kromosom ekstra berasal dari maternal (ND maternal
meiosis I)
• 20% disebabkan unbalanced translocation
• Recurrence risk : low, meskipun salah satu orang tua
penderita adalah karier translokasi.

22
Daftar pustaka

1. Nussbaum, R.L., McInnes, R.R., Willard, H.F. (2001)


Genetics In Medicine, 6th ed., W.B. Saunders Co.

23

Вам также может понравиться