Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Anatomi
Nasofaring ialah salah satu bagian dari faring. Faring
atau tekak, adalah saluran yang terletak antara rongga
hidung serta rongga mulut dan kerongkongan. Dari
gambar, bisa dilihat bahwa faring itu terbagi atas
nasofaring (yang berhubungan dengan hidung atau
nasal), orofaring (yang berhubungan dengan mulut atau
oral) serta laringofaring (yang berhubungan dengan
laring atau pangkal tenggorok). Kanker nasofaring
(KNF) adalah kanker yang berada dalam daerah
nasofaring.
Berbeda dengan kanker payudara yang mudah terlihat dan
teraba, maupun dengan kanker serviks/leher rahim, yang
sukar terlihat tapi mudah teraba, KNF ini sukar
terlihat maupun sukar teraba. Dalam arti, jika tidak
awas, kemungkinan bisa luput dari pemeriksaan dokter
pada awalnya.
Kekerapan
Kurang lebih, lima dari 100.000 penduduk Indonesia
adalah pengidap KNF. Kanker nasofaring masuk dalam
kelompok lima besar tumor ganas yang sering dijumpai
di Indonesia, bersama-sama dengan kanker payudara,
leher rahim, paru dan kulit. Kanker ini ditemukan dua
kali lebih banyak pada pria dibandingkan wanita. Di
Indonesia perbandingan jumlah penderita etnis tionghoa
3 kali lebih sering dibandingkan etnis melayu. Usia
penderita, sebagian besar (60%) berkisar antara 25
sampai 60 tahun.
Meskipun usia harapan hidup 5 tahun dari pengidap KNF
-menurutkepustakaan- 50%, namun angka kematian kanker
ini di Indonesia cukup tinggi. Hal ini disebabkan
sebagian besar penderita datang dalam stadium lanjut
dan berbeda dengan di negara-negara Asia lainnya
(Cina, dll.), di Indonesia, deteksi dini secara massal
belum umum dilakukan. Seperti biasa, alasannya karena
masih banyak hal-hal yang lebih 'penting' yang perlu
dipikirkan daripada memikirkan kanker yang tidak
terlihat dan sukar terdeteksi ini. Deteksi
visualnyapun mesti menggunakan alat dan ketrampilan
khusus.
Gambaran klinis
Seperti yang diungkapkan di atas, penderita kanker
nasofaring biasanya datang dan terdeteksi dalam
stadium lanjut. Gejala-gejala awal sering tidak
disadari baik oleh pasien maupun oleh dokter sendiri.
Gejala-gejala yang dimaksud adalah:
a. Gejala hidung
Gejala pada hidung merupakan gejala dini kanker
nasofaring, akan tetapi gejala ini tidak khas. karena
dapat dijumpai pada penyakit infeksi biasa seperti
rinitis kronis maupun sinusitis. Gejala yang dimaksud
dapat berupa:
- sumbatan hidung. Hal ini bersifat menetap akibat
pertumbuhan tumor ke dalam rongga nasofaring. Gejala
menyerupai pilek kronis, kadang-kadang disertai
gangguan penciuman dan adanya ingus yang kental
- mimisan. Perdarahan timbul berulang-ulang, jumlahnya
sedikit, bercampur ingus sehingga berwarna merah jambu
atau terdapat garis-garis darah halus.
Kecurigaan besar terhadap kanker nasofaring jika:
- menderita pilek lama lebih dari satu bulan, usia di
atas 40 tahun, dan tidak didapati adanya kelainan lain
pada hidung
- menderita pilek lama, ingus kental berbau dan
terdapat garis-garis darah tanpa kelainan hidung dan
sinus paranasal (dekat hidung)
- penderita usia di atas 40 tahun dengan riwayat
sering mimisan yang tidak jelas penyebabnya
b. Gejala telinga
Bisa ditemukan gangguan pendengaran (kurang/sukar
mendengar), rasa penuh di telinga, seperti ada cairan,
dan telinga berdenging (umumnya satu sisi saja).
Gejala yang merupakan gejala dini ini, harus
diperhatikan serius terutama jika gejala ini menetap
atau hilang timbul tanpa penyebab yang jelas.
Gejala-gejala berat
Gejala-gejala yang disebutkan di atas mungkin masih
tidak diperhatikan penderita, karena meskipun sudah
ada benjolan namun kalau tidak sakit biasanya
dibiarkan saja, apalagi hanya mimisan atau hidung
berbau.
Tapi selanjutnya gejala kanker nasofaring akan membuat
gangguan pada penglihatan, kelumpuhan otot-otot
kelopak mata sehingga tidak bisa membuka mata secara
normal, dan pandangan menjadi ganda. Bisa juga terjadi
nyeri kepala hebat.
Jika telah mengenai saraf daerah mulut, maka bisa
terjadi kesulitan dan nyeri menelan, tidak bisa
bersuara, dll. Secara tidak langsung hal-hal ini
mengakibatkan kondisi fisik dan sosial penderita akan
menurun secara drastis.
Penyebab
Infeksi dari virus Epstein Barr memegang peranan
penting dalam timbulknya kanker nasofaring ini. Virus
ini dapat masuk ke dalam tubuh dan tetap tinggal di
orofaring, nasofaring, kelenjar parotis dan kelenjar
ludah tanpa menimbulkan gejala. Untuk mengaktifkan
virus ini dibutuhkan suatu mediator.
Kebiasaan mengkonsumsi ikan asin dalam waktu lama
secara terus menerus mulai dari masa kanak-kanak
merupakan mediator utama yang dapat mengaktifkan virus
ini untuk segera menimbulkan kanker nasofaring.
Pengobatan
Kanker nasofaring bersifat radiosensitif. Umumnya
penanganan KNF adalah dengan penyinaran dan pemberian
obat kanker. Tindakan operasi jarang diperlukan,
apalagi secara anatomis rongga nasofaring sulit
dijangkau dan sangat berdekatan dengan struktur vital
seperti dasar tengkorak, otak, mata dan arteri besar
(karotis interna). Semuanya ini menyulitkan tindakan
pembedahan.
Namun bukan berarti tanpa operasi, tidak ada
persoalan. Pemberian terapi penyinaran dan obat-obatan
bisa menimbulkan permasalahan tersendiri. Efek yang
bisa ditimbulkan pada penderita adalah mual, muntah.
Sering terjadi radang mukosa mulut yang menimbulkan
gejala seperti mulut kering dan timbul luka-luka,
kecil. Bisa juga terjadi karies pada gigi, gangguan
pendengaran, kesukaran membuka mulut, dll., pada tahap
lanjut.
Bagaimanapun mencegah lebih baik daripada mengobati.
__________________________________
Do you Yahoo!?
Protect your identity with Yahoo! Mail AddressGuard
http://antispam.yahoo.com/whatsnewfree
_______________________________________________
MAILING LIST DOKTER INDONESIA (MLDI)
Sejarah, etika bermilis dan arsip, subscribe/unsubscribe dapat diakses di :
http://www.mldi.or.id atau
kirim mail ke: mailto:[EMAIL PROTECTED]
&&&&
Informasi di atas adalah informasi kesehatan umum dan tidak dimaksudkan untuk
menggantikan nasehat, diagnosis dan pengobatan dari tenaga kesehatan profesional
_______________________________________________