Вы находитесь на странице: 1из 8

Prosedur 

Pengurusan IMB ( 25 Hari )

Dasar Hukum :

1. Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 76 Tahun


2000 Tentang Tata Cara Memperoleh Izin Mendirikan Bangunan, Izin Penggunaan
Bangunan Dan Kelayakan menggunakan Bangunan Di Propinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta.
2. Surat Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor : 147 Tahun 2000
"Tentang Pendelegasian Wewenang Pelayanan Penetapan Keterangan 
Rencana Kota ( KRK ) dan Penetapan Izin Pendahuluan ( IP ) Mendirikan 
Bangunan pada seksi P2K Kecamatan".

Ketentuan :

Untuk setiap kegiatan pembangunan bangunan di wilayah DKI Jakarta, masyarakat


terlebih dahulu harus mengurus dan memperoleh IMB

Untuk bisa menggunakan bangunan tersebut harus terlebih dahulu memperoleh IPB dari
DPPK DKI Jakarta.

Bangunan yang tidak memiliki IMB akan terkena sanksi yaitu tindakan penertiban .


Untuk mendapatkan IMB,pertama pemohon harus datang ke SUDIN Pengawasan
Pembangunan Kota Wilayah setempat, di mana bangunan itu akan didirikan, untuk
mengajukan PIMB. Sebelumnya terlebih dahulu pemohon harus menyiapkan dan
melengkapi berkas permohonan yang akan diajukan  .

Persyaratan :

A. Untuk Bangunan Rumah Tinggal

1. Foto copy Kartu Tanda Penduduk ( 1 lembar )


2. Foto copy surat-surat tanah ( 1 set ), dapat berupa salah satu dari surat sebagai
berikut : 
o Sertifikat Tanah
o Surat Keputusan Pemberian Hak Penggunaan Atas Tanah oleh pejabat
berwenang dari instansi pemerintah yang menguasai tanah tersebut
o Surat Kavling dari Pemerintah Daerah c.q Walikotamadya atau instansi
lain yang ditunjuk Gubernur.
o Fatwa tanah atau rekomendasi dari Kanwil BPN Propinsi DKI Jakarta atau
Kantor Pertanahan setempat.
o Surat keputusan Walikotamadya untuk penampungan sementara.
o Rekomendasi dari Kantor Pertanahan dengan peta bukti pembebasan
tanah.
o Surat Pernyataan dari instansi Pemerintah atau pemimpin proyek Tim
Pembebasan tanah, khusus untuk Bangunan Pemerintah
o Hasil Sidang Panitia A yang dikeluarkan Kantor Pertanahan disertai Surat
Pernyataan Pemilik bahwa tanah dikuasai dan tidak sengketa yang
diketahui oleh Lurah setempat.
o Surat girik, disertai surat pernyataan Pemilik bahwa tanah dikuasai dan
tidak sengketa yang diketahui lurah setempat. 
o Surat Kohir Verponding Indonesia, disertai pernyataan bahwa Pemilik
sudah menempati, menguasai tanah verponding tersebut selama 10 tahun
atau lebih, baik sebagian atau seluruhnya dan tidak sengketa yang
diketahui oleh Lurah setempat.

3. Untuk surat tanah tersebut harus dilampirkan surat pernyataan bahwa tanah
yang dikuasai dan atau dimiliki tidak dalam sengketa dari pemohon
4. Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah ( SIPPT) dari Gubernur, baik yang
diisyaratkan.
5. Keterangan dan Peta Rencana Kota dari Dinas/Suku Dinas Tata Kota sebanyak
minimal tujuh lembar.
6. Peta Kutipan Rencana Kota dari Dinas/Suku Dinas untuk Bangunan rumah tinggal
pada lokasi yang telah dikeluarkan IMB sebagai keterangan pengganti
Keterangan dan Peta Rencana Kota tersebut diatas sebanyak minimal tujuh set.
7. Gambar rancangan Arsitektur Bangunan minimal tujuh set.
8. Fotocopy surat izin bekerja sebagai penanggung jawab rancangan arsitektur,
kecuali untuk bangunan Wisma Kecil dan Wisma Sedang di daerah bukan Real
Estate dan bukan daerah pemugaran.
9. Gambar rancangan arsitektur bangunan harus dilengkapi hasil
penilaian/penelitian dari Tim Penasehat Arsitektur Kota ( TPAK), untuk bangunan
rumah tinggal di daerah pemugaran golongan A dan B
10. Perhitungan dan gambar struktur bangunan untuk bangunan rumah tinggal
dengan bentangan struktur yang dominan lebih besar dari enam meter serta foto
copy surat izin bekerja Perencanaan Stuktur ( 1 lembar).

B. Untuk Bangunan Bukan Rumah Tinggal:

1. Foto copy Kartu Tanda Penduduk ( 1 lembar )


2. Foto copy surat-surat tanah ( 1 set ), dapat berupa salah satu dari surat sebagai
berikut :
o Sertifikat tanah
o Surat Keputusan Pemberian Hak Penggunaan Atas Tanah oleh Pejabat
yang berwenang dari instansi pemerintah yang menguasai tanah tersebut.
o Fatwa tanah atau rekomendasi dari kanwil BPN Propinsi DKI Jakarta atau
Kantor Pertanahan Setempat.
o Surat keputusan Walikotamadya untuk penampungan sementara
o Surat Persetujuan/penunjukan Gubernur untuk bangunan bersifat
sementara, bangunan di atas prasarana, bangunan di atas air atau
bangunan khusus.
o Rekomendasi dari Kantor Pertanahan dengan peta bukti pembebasan
tanah.Surat pernyataan dari instansi Pemerintah atau Pemimpin
Proyek/Tim pembebasan Tanah, khusus untuk Bangunan Pemerintah.    
3. Untuk surat tanah tersebut harus dilampirkan surat pernyataan bahwa tanah
yang dikuasai dan atau dimiliki tidak dalam sengketa dari pemohon 
4. Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah ( SIPPT) dari Gubernur, baik yang
diisyaratkan.
5. Keterangan dan Peta Rencana Kota dari Dinas/Suku Dinas Tata Kota sebanyak
minimal tujuh lembar.
6. Peta Kutipan Rencana Kota dari Dinas/Suku Dinas untuk bangunan yang telah
memiliki IMB dan dugunakan untuk kegiatan perbaikan/perubahan dan atau
penambahan sebagai pengganti keterangan dan Peta Rencana Kota tersebut
minimal sebanyak tujuh set.
7. Gambar rancangan Arsitektur Bangunan minimal tujuh set dan foto copy surat
izin bekerja Perancang Arsitektur ( 1 lembar ). 
8. Gambar rancangan arsitektur bangunan harus dilengkapi hasil
penilaian/penelitian dari Tim Penasehat Arsitektur Kota ( TPAK) bagi yang
disayaratkan.
9. Perhitungan dan gambar struktur bangunan untuk bangunan dan laporan hasil
penyelidikan tanah sebanyak minimal tiga set serta foto copy surat izin bekerja
Perencana Struktur bagi yang disyaratkan ( 1 lembar ).
10. Perhitungan, gambar instalasi dan perlengkapannya minimla tiga set serta foto
copy surat izin bekerja Perencana Instalasi dan Perlengkapannya, bagi yang
disyaratkan ( 1 lembar )
11. Untuk bangunan tempat ibadah, selai memenuhi kelengkapan persyaratan di atas
harus dilengkapai juga dengan surat persetujuan Gubernur.

C. Untuk Bangunan - Bangunan

1. Foto copy Kartu Tanda Penduduk ( 1 lembar ).


2.  Foto copy surat-surat tanah ( 1 set ), dapat berupa salah satu dari surat sebagai
berikut : 
a. Sertifikat tanah 
b. Surat Keputusan Pemberian Hak Penggunaan Atas Tanah oleh Pejabat yang
berwenang dari    instansi pemerintah yang menguasai tanah tersebut.
c. Surat kavling dari Pemerintah Daerah c.q Walikotamadya atau instansi lain
yang ditunjuk    Gubernur
d. Surat kavling dari Pemerintah Daerah c.q Walikotamadya atau instansi lain
yang ditunjuk    Gubernur
e. Fatwa tanah atau rekomendasi dari Kanwil BPN Propinsi DKI Jakarta atau
Kantor Pertanahan    setempat
f. Surat Keputusann walikotamadya untuk penampungan sementara
g. Surat Persetujuan/Penunjukan Gubernur untuk bangunan-bangunan bersifat
sementara di atas    taman, prasarana atau di atas air
h. Rekomendasi dari Kantor Pertanahan dengan peta bukti pembebasab tanah 
i. Surat Pernyataan dari Instansi Pemerintah atau Pemimpin Proyek Tim
Pembebasan Tanah,    khusus untuk tanah miliik Pemerintah
j. Untuk surat tanah sebagaimana tersebut di atas harus dilampirkan surat
pernyataan bahwa    tanah yang dikuasai dan atau dimiliki tidak dalam sengketa
dari Pemohon serta untuk kegiatan    pemagaran, pernyataan tersebut harus
3. Untuk surat tanah sebagaimana tersebut di atas harus dilampirkan surat
pernyataan bahwa tanah yang dikuasai dan atau dimiliki tidak dalam sengketa
dari pemohon serta untu kegiatan pemagaran, pernyataan tersebut harus
diketahui oleh Lurah
4. Surat Izin Penggunaan Tanah ( SIPPT ) dari Gubernur, bagi yang disyaratkan
5. keterangan dan peta Rencana Kota dari Dinas/ Suku Dinas Tata Kota sebanyak
minimal empat lembar
6. Gambar rancanganArsitektur minimal empat set dan foto copy surat izin bekerja
perencana Arsitektur ( 1 lembar )
7. perhitungan, gambar rencana sturktur dan laporan hasil penyelidikan tanah
sebanyak minimal tiga set serta fotocopy surat izin bekerja Perencana Stuktur,
bagi yang diisyaratkan ( 1 lembar )
8. Perhitungan gambar instalasi dan perlengkapannya sebanyak minimal tiga set
serta foto copy surat izin bekerja Perencanaan Instalasi dan Perlengkapannya,
bagi yang diisyaratkan (1 lembar)
9. Foto copy IMB bangunan ( 1 set ) bagi yang diisyaratkan, untuk bangunan-
bangunan yang didirikan di halaman, di atas bangunan atau menempel pada
bangunan. Sumber: http://www.jakarta.go.id/infolayanan/layanan/IMB%20baru.htm.

Proses Pembuatan IMB

28 September 2009.
Hari ini, Ayah dan Bunda Nara berencana pergi ke Walikotamadya Depok, rencananya untuk mengecek, apakah
IMB pembangunan rumah yang mulai di proses bulan Juni sudah selesai atau belum.  Setelah parkir motor di
Walikotamadya Depok, Ayah dan Bunda segera ke BPPT (badan pelayanan perijinan terpadu), tanya ke petugas
di bagian loket, ternyata IMB yang di tunggu-tunggu sudah selesai dan bisa diambil per hari ini, Alhamdulilah. Ini
sebagian contoh IMBnya.

Proses pembuatan IMB untuk pembangunan rumah Nara cukup memakan waktu, karena dalam proses
pengajuan IMB ini ada beberapa insiden kecil.
Juni 2009
Sejak proses jual beli tanah selesai, maka proses persiapan pembangunan rumahpun mulai di persiapkan. Salah
satu persiapan yang tidak kalah penting adalah IMB(Izin Mendirikan Bangunan), karena sesuai peraturan
pemerintah daerah kota Depok no 3 tahun 2006, setiap bangunan yang akan dibangun harus memiliki IMB,
kalau tidak memiliki IMB pemerintah berhak menstop dan membongkar bangunan yang akan/sedang di bangun.
IPR (Izin pemanfaatan ruang)
Berbekal informasi yang didapat dari staff walikota Depok dan hasil browsing di internet, dapat informasi syarat-
syarat pengajuan IMB, berikut syarat-syaratnya
1. Fotocopy KTP
2. Surat kuasa bila penandatanganan bukan pemohon sendiri
3. Fotocopy IPR
4. Fotocopy gambar Rencana Bangunan berikut penjelasannya skala 1:100
5. Perhitungan konstruksi bagi bangunan bertingkat
6. Ijin tetangga diketahui RT / RW
7. Pengantar/Rekomendasi lurah dan camat tentang berdirinya bangunan
Untuk detailnya bisa dilihat http://bppt.depok.go.id/index.php?
option=com_content&view=category&layout=blog&id=50&Itemid=99
Di salah satu syarat ada IPR, apaan tuh, cari-cari informasi IPR adalah izin pemanfaatan ruang, yaitu  surat yang
dikeluarkan oleh  BPPT Depok, sebagai izin pemanfaatan ruang, sebagai tempat tinggal kah, atau tempat usaha.
untuk memproses IPR ada beberapa syarat yang harus di siapkan, yaitu :
1. Fotocopy bukti kepemilikan (akte)
2.Fotocopy Bukti pelunasan PBB tahun terakhir
3 Fotocopy KTP.
4 Pemohon Izin Lingkungan (formnya bisa diminta saat pengajuan IPR).
5. Peta/sketsa lokasi yang dimohon
Untuk detail syarat pembuatan IPR bisa dilihat di sini  http://bppt.depok.go.id/index.php?
option=com_content&view=category&layout=blog&id=50&Itemid=99
Informasi tambahan dari pak Achmad (komen no 29-35) untuk IPR detail perhitungan sebagai berikut :
Indeks pemanfaatan X Indeks lokasi X Luas tanah X (0.0005)NJOP
keterangan :
Indeks pemanfaatan : 4 untuk rumah tinggal
Indeks Lokasi = 1 atau 2 ( lokasi di pinggir jalan / kompleks )
oh ya IPR  hanya diperuntukan untuk bangunan baru dan belum punya IMB, jika sebelumnya kita sudah punya
IMB, maka tidak ada biaya IPR alias gratis
Surat izin Lingkungan/tetangga
Untuk akte, berhubung foto copy akte dari Notaris  belum bisa di dapatkan, jadi digunakan akta jual beli dan
sertifikat atas nama pemilik pertama. Jadi untuk yang baru selesai urusan Jual beli tanah dan ingin langsung
mengurus IMB, pengurusan IMB bisa langsung di mulai dengan menyertakan akta jual Beli dan sertifikat yang
lama.
Untuk sketsa lokasi, kebetulan sudah di buatkan Om  Bakti saat pembuatan design rumah, jadi tidak perlu buat
lagi. Kalau pembuatan design layput dibuatkan oleh arsitek biasanya sketsa lokasi sudah satu paket. yang
kurang adalah izin lingkungan, formatnya kebetulan sudah dapat dari walikota Depok saat menanyakan syarat-
syarat disana.ini contoh format surat izin tetangga.

tips: Kalau ngak sempet ke Walikota untuk minta form izin tetangga, buat sendiri aja, gampang kok,
Setelah semua syarat-syarat komplit, Eyang mulai proses pengajuan IPR, waktu yang diperlukan untuk proses
IPR ini sekitar 2-3 minggu. Sambil menunggu IPR dari walikota keluar, Ayah mulai proses surat pengantar di
kelurahan dan di kecamatan.
Surat Pengantar di Kelurahan
Untuk membuat surat pengantar di kelurahan, kita perlu membawa fotocopy syarat yang sama dengan syarat
yang kita ajukan saat pembuatan IPR. Namun saat memproses surat pengantar dikelurahan, Ayah Nara
merasakan hal yang tidak wajar dalam hal biaya pengurusan. Untuk membuat surat pengantar IMB, Ayah Nara
diminta 250rb rupiah oleh oknum kelurahan. Menurut beliau biaya ini biaya tidak resmi dan bayarnya sukarela,
Namun setelah ayah Nara bilang sangupnya cuma setengahnya, beliau mengatakan paling ngak 200rb (dalam
hati : ini mah bukan sukarela, tapi pemaksaan).  Ayah bilang, lihat besok deh, kalo ada dananya saya kasih
kekurangannya. Malamnya Ayah Nara cari informasi di Internet, berapa sih biaya pengurusan surat pengantar
IMB di kelurahan, dan di temukan, bahwa biaya surat pengantar di Kelurahan adalah nol alias tidak bayar.
Berikut link penjelasan pengaduan di website kota Depok yang menjelaskan bahwa untuk pembuatan surat
pengantar di kelurahan dan kecamatan yang tidak dikenakan biaya
apapun http://www.depok.go.id/v4/index.php?option=com_viewadu&Idview=400 (bisa dilihat point no.3) “3.
Sedangkan untuk Surat Pengantar di Kelurahan maupun di Kecamatan tidak dikenakan biaya Retribusi
apapun.” Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan surat pengantar dikelurahan ini berkisar 1(satu) sampai 2
(dua) hari, tergantung ada atau tidaknya pejabat Lurah (harusnya ada terus ya, namanya juga pelayan
masyarakat).
Besoknya Ayah ke Kelurahan untuk ambil surat pengantar IMB, sampai di kelurahan surat pengantar IMB sudah
selesai, dan pegawai kelurahan menanyakan sisa uang, karena Ayah Nara tidak suka berkonfrontasi dengan
oknum kelurahan akhirnya ayah bayarkan sisa uang ke oknum kelurahan, jadi biaya tidak resmi yang
dikeluarkan di kelurahan adalah 200 rb. Melihat adanya layanan surat pengaduan di website kota Depok Ayah
Nara berencana membuat surat pengaduan di Website walikota Depok mengenai ketidakwajaran biaya
pengurusan surat pengantar di Kelurahan ini.
Surat Pengantar Di Kecamatan
Dari Kelurahan Ayah Nara langsung menuju ke Kecamatan. Di kecamatan Ayah bertanya tentang syarat
pembuatan surat pengantar pembuatan IMB, ternyata salah satu syarat pembuatan pengantar di kecamatan
adalah IPR, berhubung saat itu IPR masih dalam proses di Walikota, maka proses surat pengantar kecamatan
belum bisa dimulai.
Kira-kira satu minggu setelahnya, IPR dari Walikota keluar, segera Eyang ke Kecamatan untuk memproses surat
pengantar IMB di kecamatan, berikut contoh IPR.
ternyata untuk memproses surat pengantar IMB dikecamatan, Eyang Nara di minta uang 500rb rupiah oleh
oknum Kecamatan. Uang yang cukup besar untuk pengurusan surat pengantar IMB, terlebih lagi Ayah Nara
mengetahui, kalau pengajuan surat pengantar dikecamatan dikenakan biaya apapun. Karena surat pengantar ini
dibutuhkan untuk memproses IMB, maka setelah tawar menawar akhirnya kita setuju untuk memberikan 450 rb
rupiah sebagai biaya surat pengantar dikecamatan.
Surat pengaduan, Bravo Walikota Depok
Karena Ayah kira proses surat pengantar di kecamatan sudah selesai, Ayah dan Bunda segera membuat surat
pengaduan mengenai ulah oknum Kelurahan dan Kecamatan. Surat pengaduan ini di maksudkan agar orang
lain yang memproses surat pengantar IMB di Kelurahan dan di Kecamatan tidak lagi dimintai uang yang tidak
masuk akal ini. Tidak lama setelah surat pengaduan ini di kirim,  pegawai kelurahan dan pegawai kecamatan
mulai telpon Ayah dan Eyang untuk crosscheck mengenai hal ini, (dalam hati :Alhamdulilah, ternyata proses
perbaikan sudah mulai ada di Kota Depok tercinta). Menurut pegawai Kecamatan, baru kali ini ada laporan
seperti ini, sehingga Camat di panggil pegawai Walikotamadya Depok, kemudian pegawai kecamatan di briefing,
agar hal ini (permintaan uang oleh oknum) tidak terulang lagi.
Proses IMB
Setelah surat pengantar dari kecamatan selesai, proses pengajuan IMBpun dimulai, nantinya kita akan dapat
surat berupa tanda terima, kira-kira dua minggu setelah berkas dimasukkan, kita diminta menyetor sejumlah
uang sebagai biaya proses IMB, jangan takut ada biaya siluman, biaya yang disetorkan, sama dengan yang
tertera di perhitungan biaya IMB. Setelah proses Bayar kita akan di berikan tanda bukti penyetoran dan estimasi
waktu keluar IMB, berikut contoh tanda bukti pembayaran IMB

Tambahan informasi dari pak Achmad, untuk penghitungan IMB :


(Indeks volume bangunan X Indeks peruntukan X Tarif bangunan)+ biaya pengawasan 10%, biaya
konstruksi 6%, biaya pendaftaran 1%, dan biaya sempadan 1%.
Retribusi IMB per m2 = +- Rp. 20.000,-, jadi kalau luas tanah yang dibangun 50 meter, maka retribusi IMB yang
disetor adalah 20.000* 50 : kira-kira 1 jt an. itupun tidak mutlak, ada sedikit variasi, karena dalam dokumen IMB
di sebutkan luas bangunan tutupan seperti bangunan utama dan teras, dan bangunan lain-lain seperti car port,
pagar besi, pagar tembok, septic tank, sumur, sumur resapan, dll.
Surat Peneguran dari Walikota Depok.
Tidak berapa lama setelah Ayah membuat surat pengaduan di Walikota Depok, Ayah dan Bunda mendapat surat
teguran dari Walikota, surat teguran ini dikeluarkan karena Ayah dan Bunda sudah mulai proses pembangunan
tanpa disertai IMB, di surat teguran tersebut Bunda diminta datang ke Dinas tata ruang dan pemukiman. Hal ini
(surat teguran) memang sudah Ayah dan Bunda duga berkaitan dengan surat pengaduan kita beberapa waktu
lalu. Namun karena kita benar, tidak ada rasa takut atau ragu sedikitpun, besoknya setelah menerima surat
teguran tersebut Bunda dan Eyang datang memenuhi panggilan tersebut dan diterima dengan baik oleh pegawai
walikota Depok. Proses perijinan pun kembali berjalan, sampai pada tanggal 28 September kemarin IMB untuk
pembangunan rumah selesai. Sumber: http://gyannara.wordpress.com/2009/09/30/proses-pembuatan-imb/

http://tamsasolusi.blogspot.com/

Вам также может понравиться