Belanda 1. De Javasche Bank NV 2. De Post Poar Bank 3. De Algemenevolks Crediet Bank 4. Nederland Handles Maatscappi (NHM) 5. Nationale Handles Bank 6. De Escompto Bank NV
NV : Naamloze Vennootschap (Perseroan Terbatas)
Sejarah Bank Indonesia Tiongkok, Jepang, dan Eropa 1. Bank Nasional Indonesia 2. Bank Abuan Saudagar 3. NV Bank Boemi 4. The Chartered Bank of India 5. The Yokohama Species Bank 6. The Matsui Bank 7. The Bank of China 8. Batavia Bank Sejarah Bank Indonesia Zaman Kemerdekaan. Bank – bank di Nasionalisir oleh pemerintah Indonesia. 1. BNI 46 (5 Juli 1946) 2. De Algemenevolks Crediet Bank → BRI 3. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) 4. Bank Dagang Nasional Indonesia 5. Indonesian Banking Corporation → Bank Amerta. 6. NV Bank Sulawesi 7. Bank Dagang Indonesia NV 8. Bank Timur NV → Bank Gemari. Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949. Sejarah Bank Indonesia Pada tahun 1957 diadakan MUNAP (Musyawarah Nasional Pembangunan) untuk memutuskan pengalihan kekuasaan perusahaan-perusahaan milik belanda. Di prakarsai oleh KSAD selaku penguasa militer sebagai pengawas bank2 Belanda supaya tidak memiliki campur tangan Sejarah Bank Indonesia Tahun 1950 struktur perekonomian masih di kuasai oleh kolonial Bank Pemerintah 1. De Javasche Bank NV → Bank Sentral 2. De Algemenevolks Crediet Bank → Bank Rakyat Indonesia dan Bank Expor Impor 3. BNI 46 → BNI Unit III 4. Escompto Bank → Bank Dagang Negara 5. Nationale Hendles Bank → Bank Bumi Daya Sejarah Bank Indonesia 3. Nasionalisasi De Javasche Bank Seiring meningkatnya rasa nasionalisme maka pada akhir tahun 1951 pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia. Awalnya terdapat peraturan bahwa mengenai pemberian kredi tharus dikonsultasikan pada pemerintah Belanda. Hal ini menghambat pemerintah dalam menjalankan kebijakan ekonomi dan moneter. Tujuannya adalah untuk menaikkan pendapatan dan menurunkan biaya ekspor, serta melakukan penghematan secara drastis. Perubahan mengenai nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia sebagai bank sentral dan bank sirkulasi diumumkan pada tanggal 15 Desember 1951 berdasarkan Undang-undang No. 24 tahun 1951. Deregulasi Bank Paket Deregulasi 1 Juni 1983 Bank menentukan sendiri suku bunga deposito & suku bunga pinjaman deregulasi ini mempunyai dua pengendalian moneter yaitu pengendalian moneter tanpa menentukan pagu kredit dan Pengendalian moneter tidak langsung. Deregulasi Bank Paket Deregulasi 1 Juni 1983 • Bank menentukan sendiri suku bunga deposito & suku bunga pinjaman • deregulasi ini mempunyai dua pengendalian moneter yaitu pengendalian moneter tanpa menentukan pagu kredit dan Pengendalian moneter tidak langsung. Deregulasi Bank Paket Kebijaksanaan 27 Oktober 1988 • melakukan perluasan jaringan keuangan & perbankan ke
seluruh wilayah Indonesia serta diversifikasi sarana dana.
• penurunan likuiditas wajib minimum dari 25% menjadi 2%
• penyempurnaan Open Market Operation dilakukan oleh
paket kebijaksanaan pada 27 Oktober 1988.
Deregulasi Bank Paket Kebijaksanaan 25 Maret 1989 Memuat peleburan usaha (merger) & penggabungan usaha bank umum swasta nasional, bank pembangunan, BPR, penyempurnaan ketentuan pendirian & usaha BPR, pemilikan modal campuran, penggunaan tenaga kerja professional WNA. Deregulasi Bank Paket Kebijaksanaan 19 Januari 1990 Peningkatan efisiensi dalam alokasi dana masyarakat kearah kegiatan produktif & peningkatan pengerahan dana masyarakat, mengurangi ketergantungan kepada KLBI, kredit kepada KOPERASI, kredit pengadaan pangan & gula, kredit investasi, kredit umum, KUK dan Kewajiban bagi bank untuk menyalurkan 25% dananya ke bidang pengembangan usaha kecil & perorangan, juga merupakan target dari paket kebijaksanaan ini. Deregulasi Bank Paket Kebijaksanaan 19 Januari 1990 Peningkatan efisiensi dalam alokasi dana masyarakat kearah kegiatan produktif & peningkatan pengerahan dana masyarakat, mengurangi ketergantungan kepada KLBI, kredit kepada KOPERASI, kredit pengadaan pangan & gula, kredit investasi, kredit umum, KUK dan Kewajiban bagi bank untuk menyalurkan 25% dananya ke bidang pengembangan usaha kecil & perorangan, juga merupakan target dari paket kebijaksanaan ini. Deregulasi Bank Paket Kebijaksanaan 20 Pebruari 1991
Paket Kebijaksanaan ini berisi kelanjutan Pakto 27 1988,yang
antara lain ; Berkaitan dengan ketentuan pengaturan perbankan dengan prinsip prudential, pengawasan & pembinaan kredit dilakukan dalam rangka mewujudkan sistem perbankan yang sehat & efisien, maka diperlukan disentralisasi dalam pelaksanaannya dan emisahan antara pemilikan bank & manajemen bank secara professional. Deregulasi Bank Paket Kebijaksanaan 29 Mei 1993 Memperlancar kredit perbankan bagi dunia usaha dengan jalan ; Mendorong perluasan kredit dengan tetap berpedoman pada azas- azas perkreditan yang sehat, mendorong perbankan untuk menangani masalah kredit macet, mengendalikan pertumbuhan jumlah uang beredar & kredit perbankan dalam batas-batas aman bagi stabilitas ekonomi dan pencanangan akan konsep kehati- hatian dalam pengelolaan bank yang lebih menekankan kepada kualitas dalam pemberian kredit melalui penilaian kembali terhadap aktiva produktif bank-bank. Deregulasi Bank Kesimpulan : Deregulasi perbankan yang dilakukan pemerintah melalui Paket Juni 1983 dan Paket 1988 telah berakibat tingkat persaingan antar bank menjadi semakin tinggi. Hl ini dikarenakan semakin mudahnya seseorang atau suatu kelompok membuat bank baru di Indonesia. Dampak positifnya adalah dengan deregulasi ini maka kondisi perbankan di Indonesia sudah semakin maju. Sedangkan dampak negatifnya adalah banyak pengusaha yang mensalahgunakan bank dan banyaknya tindakan KKN yang disebabkan rendahnya pengawasan terhadap perbankan Indonesia