Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan komunitas,
mahasiswa mampu menerapkan asuhan kepeawatan komunitas pada setiap area
3
1.3 Manfaat
1.3.1 Untuk Mahasiswa
1) Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata
kepada masyarakat.
2) Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas
3) Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana
dalam menghadapi dinamika masyarakat
4) Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan
hubungan interpersonal.
2.3 Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai
masalah kesehatan/perawatan.
2.3.1 Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diris
endiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga
lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2.3.2 Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah
tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan
lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggotat
keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh
terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
9
2.3.4 Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup
lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama
anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
10
kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan praktik keperawatan
komunitas adalah sebagai berikut:
1) Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga,
kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school health
nursing), di perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di daerah binaan
kesehatan masyarakat.
2) Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3) Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
4) Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi
5) Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan
lebih lanjut
6) Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan amsyarakat
7) Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan
8) Melaksanakan asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan masalah
kesehatan masyarakat, perencanaan kesehtan, pelaksanaan dan penilaian
kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usaha
pendekatan ilmiah keperawatan.
9) Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komuniti
10) Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait.
11) Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan
kesehatan.
2.7 Metode
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode
yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di
dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:
2.7.1 Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam
mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat adalah:
1) Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui
wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen
pengumpulan data dalam menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor
lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC.
Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi demografi; populasi;
nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan.
Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik; pendidikan; keamanan
dan transportasi; politik dan pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial;
komunikasi; ekonomi dan rekreasi.
Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan
efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.
2) Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan
disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data
memerlukan pemikiran yang kritis.
14
2.7.2 Perencanaan
15
2.7.3 Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat
adalah:
1) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait
2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya
3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri
atas:
a. Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan
diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan
khusus terhadap penyakit.
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk
menghambat proses patologis, sehingga memprependek waktu sakit dan tingkat
keparahan.
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil
stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai
pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu
mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari
ketidakmampuannya.
2.7.4 Penilaian/Evaluasi
16
Keterangan:
: peran masyarakat
: peran perawat
pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien dalam
menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar
daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.
2) Pengorganisasian Kelompok
Untuk mempermudah pelaksanaan praktik dan sebagai penanggung jawab
kegiatan praktik dari mahasiswa, maka dibentuk organisasi kelompok. Susunan
panitia terlampir.
3) Persiapan Administrasi
Sebagai langkah selanjutnya, dipersiapkannya administrasi untuk
mengadakan konsolidasi dan perijinan kepada instansi terkait. Surat perijinan
diperoleh dari pendidikan yang harus disampaikan ke Kecamatan Wiyung,
Kelurahan Wiyung dan Puskesmas Wiyung. Selain itu, disusunlah administrasi
untuk keperluan praktik dari mahasiswa sendiri, yaitu format pengkajian kesehatan
komunitas, format asuhan keperawatan keluarga, administrasi kesekretariatan dan
administrasi keuangan.
18
4) Konsolidasi
Konsolidasi dan kerjasama dengan berbagai instansi terkait dilakukan
selama 2 hari, yaitu pada tanggal 02-03 Juli 2002 dengan mengajukan permohonan
ijin dan kerjasama kepada camat Wiyung, Ka. Puskesmas Wiyung dan Lurah
Wiyung. Selanjutnya, secara resmi mahasiswa diterjunkan pada tanggal 03 Juli
2002 di wilayah RW II Kelurahan Wiyung yang meliputi RT 01-04 sebagai wilayah
binaan mahasiswa PSIK-FK Unair Angkatan III Kelompok 3 Gerbong II melalui
perijinan Ketua RW II Wiyung.
6) Pembukaan
Pembukaan dilakukan sebagai bentuk pertemuan pertama kali memasuki
daerah binaan dan berinteraksi dengan warga. Perencanaan dan pelaksanaannya
dapat dilihat pada uraian tahap pelaksanaan kegiatan.
Staf Kelurahan Wiyung, staf Puskesmas Wiyung, kader kesehatan; kader PKK dan
karang taruna masing-masing RT dan remaja musholla.
Acara dimulai pada pukul 20.00 WIB dengan acara serah terima mahasiswa
kepada pihak kelurahan dan RW oleh ketua panitia dari mahasiswa untuk
selanjutnya dibimbing selama kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas
berlangsung.
Dalam acara ini, diberikan pembekalan kepada mahasiswa seputar
lingkungan, kebiasaan, adat istiadat serta masalah kesehatan warga RW II Wiyung,
profil wilayah kelurahan Wiyung, profil wilayah Puskesmas Wiyung, profil wilayah
RW II Wiyung dan profil kesehatan secara umum.
Pada saat itulah resmi mahasiswa diterima oleh warga RW II Wiyung untuk
selanjutnya mendarma baktikan diri untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat RW II sampai batas waktu yang ditentukan.
Pada tanggal 18-19 Juli 2002 dilakukan persiapan acara desiminasi dan
lokakarya kesehatan komunitas dengan susunan panitia terlampir. Desiminasi dan
lokakarya data kesehatan komunitas dilakukan pada Minggu, 21 Juli 2002 pukul
15.00-18.00 WIB di Balai RW II Wiyung. Acara tersebut dihadiri oleh mahasiswa
PSIK-FK Unair Angkatan III Kelompok 3 Gerbong II, ketua RW II beserta staf,
ketua RT 01-04 beserta staf, kader kesehatan dan PKK, karang taruna serta
perwakilan warga tiap masing-masing RT.
Acara dimulai dengan pembukaan pada pukul 15.30 WIB, dilanjutkan
presentasi oleh Dwi Priyantini dan dilanjutkan diskusi dipimpin oleh Hafna Ilmy
Muhalla. Setelah diskusi, akhirnya ditemukan beberapa permasalahan kesehatan
yaitu resiko terjadi demam berdarah, resiko penurunan status kesehatan lansia,
kurang efektifnya pemanfaatan posyandu, resiko kenakalan remaja, dan pada saat
itulah disusun perencanaan kegiatan bersama.
10) Penyuluhan
Salah satu perwujudan dari penanggulangan masalah kesehatan lingkungan,
yaitu resikoterjangkitnya demam berdarah dan pemanfaatan posyandu balita, maka
mahasiswa melakukan berbagai upaya preventive yaitu penyuluhan.
a. Penyuluhan Demam Berdarah
Dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Juli 2002 pukul 19.00-20.00 WIB
bertepatan dengan pelaksanaan Pengajian/tahlilan ibu-ibu di rumah salah satu
warga. Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 150 orang. Penyuluh berasal dari
mahasiswa yaitu Hafna Ilmy Muhalla, Evi Tri Wahyuningsih dan Dwi Midji
Hastanti. Pre Planning dan materi sebagaimana terlampir.
04 dan staf, anggota Pokjakes, staf kelurahan, kader kesehatan, kader PKK, karang
taruna dan warga.
Kegiatan saat terminasi adalah penyajian laporan kegiatan kepada warga
selama praktikk linik di wilayah RW II Wiyung, serah terima arsip Pokjakes dan
ramah tamah.
3.2.2 Tujuan
1) Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mahasiswa mampu
menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan sesuai tugas dan perkembangan keluarga.
2) Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan belajar klinik, mahasiswa mampu:
a. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan keluarga
b. Merumusakan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan masalah
kesehatan keluarga
c. Merencanakan tindakan sesuai diagnosa keperawatan
d. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah ditentukan
e. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan.
3.2.3 Tekhnis
Kegiatan pembinaan keluarga dilakukan mulai tanggal 1 - 23 Agustus 2002
dengan keluarga binaan dari RT 01-04 RW II Wiyung. Pembagian mahasiswa
sesuai dengan tanggung jawab tiap RT seperti yang telah ditentukan sebelumnya.
Dilakukan supervisi oleh dosen pembimbing dengan pembagian terlampir.
29
3.4.1 Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data kesehatan komunitas yang
diinginkan. Pada pengkajian ini dilakukan pengumpulan data kesehatan komunitas
dengan menggunakan kuesioner dengan materi pertanyaan berdasarkan konsep
Betty Newman dan telah dikonsultasikan ke pembimbing komunitas akademik serta
disesuaikan dengan lembar pengkajian PHN Puskesmas Wiyung.
31
3.4.3 Perencanaan
Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan dapat
disepakati saat lokakarya kesehatan dan pertemuan dengan pokjakes secara intensif.
Adapun kegiatan-kegiatan yang disepakati oleh mahasiswa dengan
masyarakat antara lain:
1) Resiko tinggi penurunan status kesehatan lansia di RW II Keluarahan Wiyung
berhubungan dengan belum adanya pembinaan kesehatan lansia di RW II
Kelurahan Wiyung.
Screening kesehatan lansia
Terbentuknya kepompok kerja lansia
Pemeriksaan dan pengobatan lansia berkala
Posyandu lansia
Pelayanan kesehatan
Senam lansia
Penyuluhan dan bimbingan spiritual
Aktifitas ringan dan sosialisasi
Pembinaan kesehhatan lansia
2) Resiko terjangkit penyakit demam berdarah (DHF) di wilayah RW II
Kellurahan Wiyung berhubungan dengan tingginya kepadatan vektor
Kerja bakti massal (Gerakan Minggu bersih)
Lomba kebersihan lingkungan
Survey/pemantauan jentik berkala
Penyuluhan tentang penyebab, siklus hidup nyamuk dan upaya
pemutusan siklus hidup nyamuk.
33
Pembentukan Pokjakes
3) Resiko terjadinya kenakalan remaja di RW II Kelurahan Wiyung berhubungan
dengan kurangnya pemanfaatan waktu luang remaja RW II Keluarahan Wiyung.
Penyuluhan bahaya narkoba, AIDS dan Sex Education
Pendayagunaan/pengaktifan karang taruna
Kampanye anti Narkoba
4) Kurang efektifnya pemanfaatan posyandu di RW II Keluarahan Wiyung
berhubungan dengan sistem pendukung yang kurang memadai (informasi,
demografi)
Penyebaran informasi pelaksanaan Posyandu melaluui sarana
peribadatan
Kerjasama lintas program dan lintas sektoral
Kaderisasi kader posyandu dan penyegaran kader posyandu
Penyuluhan manfaat Posyandu dan imunisasi
5) Potensial penggunaan metode KB jangka panjang/kontap berhubungan dengan
antusiasme mengikuti program KB, dilakukan dengan penyuluhan.
3.4.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana tindakan mulai dilaksanakan pada 22 Agustus 2002
dengan metode melibatkan masyarakat secara aktif dimotori oleh Pokjakes untuk
melaksanakan rencana yang telah disusun bersama. Keterlibatan Pokjakes ini sangat
membantu dengan melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan masing-masing
RT. Sebagian besar kegiatan dilaksanakan secara bersama antara mahasiswa,
Pokjakes, RT, karang taruna,kader kesehatan dan PKK. Hanya pada kegiatan
34
3.4.5 Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan secara dua tahap, yaitu oleh mahasiswa
mulai tanggal 20-23 Agustus 2002 dan tepatnya Rabu, 21 Agustus 2002 pukul
11.00-13.00 WIB di Puskesmas dilakukan evaluasi bersama dengan pembimbing
profesi dari Pendidikan (Ibu Syamilatul Khoiriroh, S. Kp. Beserta seluruh staf
Puskesmas Wiyung). Selain itu evaluasi juga dilakukan bersama warga saat
terminasi hari Minggu, 25 Agustus 2002 pukul 19.00 WIB – selesai di Balai RW II
Keluarahan Wiyung.
Dari sudut pandang mahasiswa kegiatan praktik klinik keperawatan
komunitas dan keluarga dikatakan berhasil dengan bukti antusiasme dan respon
positif warga, Pokjakes “Sentosa” dengan semangat dan program mereka serta
perubahan pengetahuan warga tentang kesehatan.
5.1 Kesimpulan
Praktik klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Angkatan III Kelompok 3 Gerbong II, merupakan suatu program profesi untuk
mengaplikasikan konsep-konsep perawatan kesehatan masyarakat dengan
menggunakan proses keperawatan masyarakat sebagai suatu pendekatan ilmiah.
Terdapat 3 kegiatan yang dilakukan dalam praktik klinik keperawatan
komunitas, yaitu praktik klinik keperawatan komunitas itu sendiri, praktik klinik
keperawatan keluarga dan praktik klinik di Puskesmas.
Pelaksanaan ketiga praaktik linik tersebut tidak meninggalkan konsep proses
keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi kegiatan yang
terstruktur.
Secara garis besar keberhasilan praktik klinik keperawtaan komunitas yang
dilakukan oleh mahasiswa mempunyai tingkat keberhasilan 90%, hal ini dibuktikan
dengan meningkatnya pengetahuan warga tentang kebutuhan kesehatannya,
antusiasme warga untuk meningkatkan status kesehatannya dan memandang
penting kesehatan untuk kelangsungan hidupnya, hal ini di motori oleh Pokjakes
“SENTOSA” dan aparat desa sebagai penanggung jawab tertinggi.
5.2 Saran
Demi kesuksesan dan keberlangsungan praktik klinik keperawatan
komunitas dan perkembangan keprawatan sendiri maka disarankan:
1. Untuk optimalisasi persiapan mahasiswa, maka diharapkan adanya pembinaan
dan bimbingan yang intensif pra terjun ke lapangan dengan konsep bimbingan
yang telah terstruktur rapi dan baku, baik dari segi mekanisme bimbingan
maupun konsep-konsep keperawatan komunitas sendiri.
2. Untuk memperlebar jangkauan kerjasama dengan berbagai instansi sehingga
mempermudah mahasiswa dalam pelaksanaan praktik klinik keperawatan
komunitas, maka diharapkan adanya kerjasama antara PSIK-FK Unair dengan
pihak-pihak terkait dengan model kontrak kerja/waktu tentang keberadaan
praktik klinik keperawatan komunitas di wilayah kerja puskesmas yang telah
ditentukan.
37