Вы находитесь на странице: 1из 120

BAB IV

PERENCANAAN STRUKTUR PRIMER

4.2 Perhitungan Sruktur Primer


Struktur primer terdiri dari elemen balok dan kolom.
4.2.1 Perencanaan Dimensi (pre-eliminary design)
Berikut diagram alur dalam preliminary design.

START

1. Panjang bentang balok :


- Balok melintang
- Balok memanjang
2. Tinggi bentang kolom
3. Panjang bentang sloof

Hitung momen inersia balok, kolom, dan sloof

Hitung :
1.Dimensi balok
h
l balok dengan tumpuan sederhana
16

h
l balok dengan kedua ujung menerus
21
2.Dimensi kolom
1 4 1 3
h bh
Ikolom Ibalok = 12  12

Lkolom Lbalok Lkolom Lbalok

3.Dimensi sloof
1 4 1 2 4
I sloof h x h
I kolom =
 12  12 3
Lkolom Lsloof Lkolom Lsloof

FINISH

197
198

Menentukan Dimensi Balok

a. Balok induk ( BI )
L = 7000mm
L 7000
h > =
16 16
= 437,5 mm  600 mm
2 2
b = h =  600 = 400 cm
3 3
Dipakai dimensi balok induk 40/60cm

b. Balok induk ( B2 )
L = 3000mm
L 6000
h > =
16 16
= 375 mm = 550 mm
2 2
b = h =  550 = 366 cm  350 cm
3 3
Dipakai dimensi balok induk 35/55cm

c. Balok anak ( BA/ B3 )


L = 6000mm
L 6000
h > =
21 21
= 285 mm  450 mm
2 2
b = h =  450
3 3
= 300 mm
Dipakai dimensi balok anak 30/45 cm
199

d. Balok bordes
L = 6000mm
L 3000
h> =
21 21
= 142 mm  350 mm
2 2
= h =  350
3 3
= 233 mm = 250 mm
Dipakai dimensi balok anak 25/35 cm

Menentukan Dimensi Kolom


Ada 3 tipe kolom yang digunakan dalam Gedung ini.
I kolom I balok

l kolom lbalok

1. Type 1 (K1)
Lk = 3600mm ; Lb = 7000mm
1 1
b h3 b h3
12 12
>
l kolom lbalok
1 1
 400  h 3  400  600 3
12 12
>
3600 7000
h = 480,71 mm  600mm
b = 400mm
Dipakai dimensi kolom 40/60 cm
200

2. Type 2 (K2)
Lk = 3600mm ; Lb = 6000mm
1 1
b h3 b h3
12 12
>
l kolom lbalok
1 1
 400  h 3  350  550 3
12 12
>
3600 6000
h = 443 mm  500mm
b = 400mm
Dipakai dimensi kolom 40/50 cm

3. Type 3 (K3)
Lk = 3600mm ; Lb = 4000mm
1 1
b h3 b h3
12 12
>
l kolom lbalok
1 1
h4  350  550 3
12 12
>
3600 4000
h = 478 mm  300mm
b = h = 300mm
Dipakai dimensi kolom 30/30 cm

Menentukan Dimensi Sloof ( S1 )


Didapat dimensi kolom terbesar = 40 x 60 cm
Lk = 3600mm ; Ls = 7000mm
I kolom I sloof

l kolom l sloof
201

1 1
b  h3 b h3
12 12
>
l kolom l sloof
1 1 2
 400  600 3  h4
12 12 3
>
3600 7000

h = 708 mm  400mm
b = 2/3 x h = 2/3 x 400 = 266,67mm  300mm
Dipakai dimensi Sloof 30/40 cm

Menentukan Dimensi Sloof ( S2 )

Didapat dimensi kolom terbesar = 40 x 60 cm


Lk = 3600mm ; Ls = 6000mm
I kolom I sloof

l kolom l sloof
1 1
b  h3 b h3
12 12
>
l kolom l sloof
1 1 2
 400  600 3  h4
12 12 3
>
3600 6000

h = 681 mm  400mm
b = 2/3 x h = 2/3 x 400 = 266,67mm  200mm
Dipakai dimensi Sloof 20/40 cm
202

4.2.2 Pembeban Gempa


Dalam perhitungan gempa,kami menggunakan analisis statik
ekuivalen. Cara ini kami ambil berdasarkan ketentuan-ketentuan
didalam SNI 03-1726-2002, pasal 6. Berikut langkah-langkah
dalam analisis statik ekuivalen.
START

Hitung beban-beban gempa yang bekerja pada


tiap portal.Beban terdiri dari :
1. BEBAN PLAT
2. BEBAN BALOK
3. BEBAN HIDUP SESUAI FUNGSI
BANGUNAN
4. BEBAN KOLOM

Hitung :
1. Waktu getar struktur (T)
2. Faktor respons gempa (C)

Input :
1. Faktor keutamaan (I)
2. Faktor reduksi gempa (R)

Hitung gaya geser gempa :


V= (C x I x wt x)/ R

Hitung gaya geser dasar sepanjang


ketinggian bangunan :
Fi = ((wi x hi) x V)/ ∑ wi x hi FINISH
203

4.2.2.1 Beba Gempa

Sebagai contoh dari analisis statik ekuivalen, digunakan


perhitungan portal As C.

8
7

2
1

A B C D E F G H I J

Gambar 4.2.1 Denah Portal As


Tabel 4.2.1 Perhitungan Massa Bangunan pada Portal C

Nilai Wo =
Dimensi (meter) Faktor Jumlah Jumlah
W Keterangan n Berat Jenis
Panjang Lebar Tinggi Reduksi (Kg) (Kg)
2
- Beban hidup plat 17 6 - 1 0.3 250 Kg/m 7650
3
- Kolom( K2 ) 1.8 0.4 0.5 2 1 2400 Kg/m 1728
3
- Sloof S1 30 0.3 0.4 1 1 2400 Kg/m 8640
3
- Sloof S2 23.5 0.2 0.4 1 1 2400 Kg/m 4512
3
Wo - Kolom( K1 ) 1.8 0.4 0.6 2 1 2400 Kg/m 2073.6 45799.95
3
- ubin 17 6 0.01 1 1 2400 Kg/m 2448
3
- spesi 17 6 0.02 1 1 2100 Kg/m 4284
2
- Partisi 9.525 - 1.8 1 1 30 Kg/m 514.35
2
- Dinding 1/2 Bata 31 - 1.8 1 1 250 Kg/m 13950
204

Nilai W1 =
3
- Kolom ( K1 ) 3.6 0.4 0.6 2 1 2400 Kg/m 3456
3
- Kolom ( K2 ) 3.6 0.4 0.5 2 1 2400 Kg/m 3456
2
- Dinding 1/2 Bata 40.85 - 3.6 1 1 250 Kg/m 36765
3
7 3 0.12 8 1 2400 Kg/m 6048
3
- Plat Lantai 3 3 0.12 2 1 2400 Kg/m 2592
3
6 1 0.1 2 1 2400 Kg/m 1440
3
W1 - ubin 19 6 0.01 1 1 2400 Kg/m 2736 98793
3
- spesi 19 6 0.02 1 1 2100 Kg/m 4788
3
- Balok B1 14 0.4 0.6 1 1 2400 Kg/m 8064
3
- Balok B2 27 0.35 0.55 1 1 2400 Kg/m 12474
3
- Balok B3 26 0.3 0.45 1 1 2400 Kg/m 8424
2
19 3 - 1 0.3 250 Kg/m 4275
- Beban hidup Lantai 2
19 3 - 1 0.3 250 Kg/m 4275

Nilai W2=
3
- Kolom( K1 ) 3.6 0.4 0.6 2 1 2400 Kg/m 3456
3
- Kolom ( K2 ) 3.6 0.4 0.5 2 1 2400 Kg/m 3456
2
- Dinding 1/2 Bata 40.85 - 3.6 1 1 250 Kg/m 36765
3
7 3 0.12 8 1 2400 Kg/m 6048
3
- Plat lantai 3 3 0.12 2 1 2400 Kg/m 2592
3
W2 6 1 0.1 2 1 2400 Kg/m 1440 91269
2
19 3 - 1 0.3 250 Kg/m 4275
- Beban hidup 2
19 3 - 1 0.3 250 Kg/m 4275
3
- Balok B1 14 0.4 0.6 1 1 2400 Kg/m 8064
3
- Balok B2 27 0.35 0.55 1 1 2400 Kg/m 12474
3
- Balok B3 26 0.3 0.45 1 1 2400 Kg/m 8424

Nilai W3=
3
- Kolom ( K1 ) 1.8 0.4 0.6 2 1 2400 Kg/m 1728
3
- Kolom ( K2 ) 1.8 0.4 0.5 2 1 2400 Kg/m 1728
2
- Dinding 1/2 Bata 40.85 - 1.8 1 1 250 Kg/m 18382.5
3
- Balok B1 14 0.4 0.6 1 1 2400 Kg/m 8064
3
- Balok B2 27 0.35 0.55 1 1 2400 Kg/m 12474
3
- Balok B3 26 0.3 0.45 1 1 2400 Kg/m 8424
W3 3
87880.5
3 3 0.1 3 1 2400 Kg/m 6480
3
10 6 0.12 1 1 2400 Kg/m 17280
- Plat lantai 3
6 1 0.1 2 1 2400 Kg/m 2880
3
6.5 3 0.15 1 1 2400 Kg/m 7020
2
19 3 - 1 0.3 100 Kg/m 1710
- beban hidup lantai 2
19 3 - 1 0.3 100 Kg/m 1710
205

Wtotal = ∑ W0 + ∑W1 + ∑W2 + ∑W3


= ( 45.799,95 + 98.793 + 91.269 + 87.880,5 ) kg
= 323.742,5 kg

Taksiran waktu getar alami secara empiris :


H = Tinggi bangunan = 10,8 m
(T1) = 0.06 H3/4
= 0.06 x 10,8/4
= 0,357
Kontro pembatasan T sesuai “Pasal 5.6“ ( SNI-03-1726-2002 )

T1 < ζ x H3/4 .......... ζ=0,063


T1 <T = ζ x H3/4 = 0,063.(10,8)3/4 = 0,375
T1<T
0,357 < 0,375.......OK

NB: Semua ini untuk mencegah struktur gedung yang terlalu


flexible, sehingga nilai T harus dibatasi.

Bangunan terletak pada zona gempa 6 dan lunak, sehingga nilai


faktor respon gempa :
C = 0,90

Dengan nilai faktor keutamaan berdasarkan fungsi bangunan


I = 1 (SNI 03-1726-2002, psl 4.1.2)

Faktor reduksi gempa (R) = 8,5 (SNI 03-1726-2002, tabel3)


CI
Gaya geser gempa (V) =  Wt
R
0,9  1
=  323.742,5Kg = 34.278,61 Kg
8,5
206

Pengaruh pembebanan gempa dalam arah utama (dalam hal ini arah
X) harus dianggap efektif 100% dan dianggap terjadi secara
bersamaan dengan pengaruh arah beban gempa tegak lurus (dalam
hal ini arah Y) dengan efektifitas 30%.
(SNI 03-1726-2002, psl 5.8)
Gaya geser dasar gempa disebarkan pada sepanjang ketinggian
bangunan arah X dengan efektifitas 100%:
Wi  hi
Fi = V
Wi  hi 

W 0 x h0 = 45.799,95 x 0 = 0 kg.m
W 1 x h1 = 98.793 x 3,6 = 355.654,8 kg m
W 2 x h2 = 91.269 x 7,2 = 657.136,8 kg m
W 3 x h3 = 87.880,5 x 10,8 = 949.109,4 kg m+
∑Wxh = 1.961.901,0 kg m

W1  h1 355.654,8
F1y = V =  34.278,61
W  h  1.961.901,0
= 6.214,05 Kg
W2  h2 657.136,8
F2y = V =  34.278,61
W  h  1.961.901,0
= 11.481,59 Kg
W3  h3 949.109,4
F3y = V =  34.278,61
W  h  1.961.901,0
= 16.582,97 Kg

Gaya geser dasar gempa disebarkan pada sepanjang ketinggian


bangunan arah X dengan efektifitas 30%:
F1x = F1y x 30% = 1.864,215 Kg
F2x = F2y x 30% = 3.444,476 Kg
F3x = F3y x 30% = 4.974,892 Kg
207

4.2.3 Analisa Struktur.

4.2.3.1 Perencanaan Balok Utama

Berikut diambil contoh perhitungan penulangan lentur pada


balok Tipe B2, as 5 joint C-D dengan dimensi 35 x 55 cm.
Gambar 4.2.3 Posisi BI-1/2, as H, join 1-4
Pada Denah Pembalokan Lantai 2 (+3.60)

8
7

2
1

A B C D E F G H I J

Gambar 4.2.2 Denah Balok Lantai 2

Mutu bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :


Mutu beton (fc’) : 25 MPa
Mutu baja tulangan lentur (fy) : 400 MPa
Mutu baja tulangan geser /sengkang (fys) : 240 MPa
Tebal selimut (decking) ditentukan berdasarkan SNI 03-
2847-2002, Pasal 9.7.1 :
208

Tabel 4.2.2 Tebal Minimum Selimut Beton

Tebal
minimum
selimut
(mm)
a. Beton yang dicor langsung di atas tanah dan
selalu berhubungan dengan tanah. 75
b. Beton yang berhubungan dengan tanah atau
cuaca :
 Batang D-19 hingga D-56 50
 Batang D-16, jaring kawat polos P16 atau 40
kawat ulir D-16 dan yang lebih kecil.
c. Beton yang tidak langsung berhubungan
dengan cuaca atau beton tidak langsung
berhubungan dengan tanah :
Pelat, dinding, pelat berusuk :
Batang D-44 dan D-56 40
Batang D-36 dan yang lebih kecil 20
Balok, kolom
Tulangan utama, pengikat, sengkang, lilitan
spiral. 40
Komponen struktur cangkang, pelat lipat :
Batang D-19 dan yang lebih besar 20
Batang D-16, jaring kawat polos P-16 atau 15
ulir D-16 dan yang lebih kecil.

Jadi tebal selimut beton yang digunakan adalah 40mm.


Direncanakan  tul lentur : 19 mm
Direncanakan  sengkang : 10 mm
Direncanakan  torsi : 10 mm
Spasi adalah jarak antar tulangan yang direncanakan, agar
dalam pelaksanaannya jarak tersebut dapat terisi oleh material
209

kerikil. Dalam perencanaan ini, spasi yang digunakan minimal


tidak boleh kurang dari adalah 40 mm.

Tebal efektif balok untuk satu lapis susunan tulangan:


d = h – decking –  sengkang – tul lentur – ½ spasi
= 550 – 40 – 10 – 19/2 = 490.5 mm
d’ = decking +  sengkang + ½  tul lentur
= 40 + 10 + 19/2 = 59.5 mm

As'

d
h

As
d'

Gambar 4.2.4 Tinggi Efektif PenampangBalok


fy 400
m = = = 18,824
0,85  fc , 0,85  25
1,4 1,4
 min = = = 0,0035
fy 400
0,85  fc ,  1  600 
b =  
fy  600  fy 
0,85 25 0,85 600 
=   = 0,032
400  600 400
Nilai β1 diambil berdasarkan SNI 03-2847-2002, Pasal
12.2.7(3).
”(3) Faktor β1 harus diambil sebesar 0,85 untuk beton
dengan nilai kuat tekan fc’ lebih kecil daripada atau sama
dengan 30 Mpa.........”
 max = 0,75   balance
= 0,75 x 0,032 = 0,024
210

a. Penulangan Torsi

Momen torsi terjadi akibat adanya gaya yang menyebabkan


puntiran pada badan balok-balok tepi pada umumnya. Namun
tidak menutup kemungkinan terjadi pada balok tengah, akibat
tidak seimbangnya beban pelat pada kedua sisi balok tersebut.

Diagram alir perhitungan momen Torsi.

START

Tentukan Tu dari Output SAP2000

Rencanakan :
fc’, fy, decking, Øtulangan torsi

Batas Tu =  fc'  Acp 


2

12  Pcp 

Kontrol : Tidak Torsi tidak


Batas Tu < Tu diperhitungkan

Ya

Penulangan puntir longitudinal :

- Tulangan Torsi perlu Al = At  f yv 


Ph   cot g 2
s  f yt 
- At = Tu
s  cot g 0  b  d  f y
211

Penyebaran tulangan longitudinal pada tiap sisi penampang balok  A 


 
4

Selanjutnya, tulangan torsi pada sisi atas


ditambahkan pada tulangan lentur atas dan
tulangan torsi bawah ditambahkan pada
tulangan lentur bawah, sehingga diperoleh nilai
kebutuhan tulangan adalah :
1. As’ perlu + Al/4
2. As perlu + Al/4
3. Tulangan Web ( 2 x Al/4 )

FINISH
212

Momen punter dari Pelat Lantai 2 ( Elv. 3,60m );

Nilai q pelat dari table


Beban Lantai ;
1
Pelat 1( B2 ) :
Qdl = 392 Kg/m2
2 Qll = 250 Kg/m2
Lx = 3.5 m; Ly/Lx=1,714
Pelat 2 ( C2 ) :
Qdl = 392 Kg/m2
Qll = 250 Kg/m2
Lx = 3 m; Ly/Lx= 2

Gambar 4.2.3 Distribusi Beban Pelat Terhadap Balok

Momen di dalam pelat persegi yang menumpu pada ke-empat


tepinya akibat beban terbagi rata, didapatkan koefisien X.

Mn pelat 1 = 0,001x{(1,2x392)+(1,6x250)}x3,52x 81
= 863,654 kgm.

Mn pelat 2 = 0,001x{(1,2x392)+(1,6x250)}x32x 83
= 650,189 kgm.

M puntir yang diterima pelat;


Mn = Mn pelat 1- Mn pelat 2
= 863,654 kgm – 650,189 kgm = 213,465 kgm =2134650 Nmm
Momen puntir dari Sap2000;
Mn = -192,58 kgm = -1.925.800 Nmm

Momen Total ( Tu ) =
Mn.tot= 2.134.650-1.925.800 =208.850 Nmm
213

Nilai momen torsi boleh diabaikan apabila


Batas Tu< Tu
 fc'  Acp 
2

Batas Tu =
12  Pcp 
40mm

Acp = 350 x 550 = 192.500 mm2


4D19mm
Aoh= 300 x 500 = 150.000 mm2

550mm d
Pcp = 2x(350+550) = 1.800 mm
6D19mm
Ph = 2x(300+500) = 1.600 mm
35mm
y

350mm
 fc'  Acp 
2

Batas Tu =
12  Pcp 

 25  192.500 2 
Batas Tu =   = 7.824.377,111 Nmm
12  1800 

Tu<Batas Tu

208.850 Nmm < 7.824.377,111 Nmm ( OK )

”Nilai Tu lebih kecil dari Nilai batas Tu, sehingga pengaruh


puntir dapat diabaikan”
214

b.Penulangan Lentur Balok.

Dalam perhitungan penulangan balok, yang perlu


diperhatikan adalah balok-balok yang mengalami nilai momen
terbesar, nilai gaya geser terbesar, dan nilai torsi/ momen puntir
terbesar. Sehingga diharapkan design tulangan yang kita
hasilkan mampu menahan gaya-gaya yang terjadi.
START

Tentukan Mu dari Output SAP2000

Rencanakan :
fc’, fy, decking, Øtulangan,, d, d’, d”

Hitung :
600
Xb  xd
600  f y

Asumsi xrencanc < 0.75 Xb

Hitung :
Cc= 0,85.f’c.b.a

a=  .x

Hitung :
  xX 
M nc  Cc x  d  1 
 2 

Hitung :
Mn – Mnc > 0 Mn – Mnc < 0
M n  M nc
Perlu tulangan tekan Tidak perlu tulangan tekan
215

Hitung : Mn
Rn 
M n  M nc bxd 2
C s  T2 
'

d  d '' 1 2  m  Rn 
 perlu  1  1  
m  fy 

As    b  d
Kontrol tulangan tekan leleh

'
Hitung : Cs
 As 
 
'

f s  0.85 f c
' '

Cc Cs
 As  
fy fy

Hitung tulangan perlu :


As = Asc + Ass
As’ = As’

Kontrol jarak tulangan (s)

Kontrol kekuatan : M n  M u

FINISH
216

Untuk mendapatkan nilai momen pada elemen balok,


digunakan bantuan Program SAP 2000 dengan nilai
sebagai berikut :
Output SAP ( Frame 543 )
Tumpuan 1=
0.9DL- 1,6Ex = 233.418.200 Nmm

Tumpuan 2=
0.9DL+ 1,6 Ex = 228.853.200 Nmm

Lapangan
1.2DL+1.6LL = 63.626.700 Nmm

Diambil nilai Momen yang terbesar dari beberapa kombinasi


pembebanan..

233.418.200
217379200 Nmm
Nmm

0.9DL- QxEx
0.9DL- 1,6
228.853.200 Nmm
213100000 Nmm

0.9DL+1,6
0.9DL+ QxEx

63620100 Nmm
63.626.700Nmm
1.2DL+1.6LL
1,2 DL+ 1,6LL
Gambar 4.2.4 Nilai Momen Pada Balok Akibat Beban Rencana
217

Dalam perencanaan sebuah bangunan, elemen struktur


balok harus di design dalam kondisi under reinforced
(keruntuhan tarik). Kondisi dimana baja tulangan akan
mengalami leleh terlebih dahulu dibandingakan beton, pada
saat kapasitas maksimum balok terlampaui.
Dalam kenyataannya kondisi ini terlihat pada saat balok
menerima beban maksimum, akan terjadi deformasi/ perubahan
bentuk yang besar. Sehingga, diharapkan penghuni memiliki
kesempatan untuk menyelamatkan diri pada saat kapasitas
maksimum balok terlampaui.
Untuk mendapatkan kondisi ini
- x rencana harus lebih kecil dari pada xbalanced.
- ρpasang harus lebih kecil dari pada ρbalanced.

Berikut perhitungan penulangannya :


a.Tumpuan Kiri
Mu = 233.418.200Nmm
(Akibat 0.9DL- 1,6 Ex)
Mu 233.418.200
Mn =  = 291.772.750 Nmm
 0,8
600 600
d  490.5
600  f y 
Xb = =
600  400
= 294,3mm
Xmax < 0,75 x Xb
< 0,75 x 294.3mm = 220,725 mm
Xrencana = 80 mm

Cc = 0,85 x fc’ x b x β x Xrencana


= 0,85 x 25 x 350 x 0,85 x 80 = 505.750 N
  1  X rencana 
Mnc = Cc   d  
 2 
218

 0,85 80
= 505.750  490.5 
 2 
= 230.874.875 Nmm

Mns = Mn – Mnc
= 291.772.750 – 230.874.875
= 60.897.875 Nmm

Mns 60.897.875
Cs = = =141.294,374 N
d d' 490.5  59.5
 x  d'  80  59.5 
fs’ =    600 =    600
 x   80 
= 153,75 MPa
Jika tulangan tekan leleh : fs’ > fy ; dipakai fy
Jika tulangan tekan tidak leleh: fs’ < fy ; dipakai fs’

Cs 141.294,374
As’ = =
fs '  0,85 fc' 153,75  0,85  25
= 1.066,373 mm2

As = Asc + Ass
Cc Cs
= +
fy fy
505.750 141.294,374
= +
400 400
= 1.617,611 mm2
219

-Kontrol spasi tulangan minimum


) (2tulsengkang)  ( ntulutama)
bw (2decking
Smin 
n1
350(240) (210)  (419)
=
4 1
= 58 mm > 40 mm ;

Didapat Tulangan :

As’( perhitungan ) = 1.066,373 mm2


As ( perhitungan ) = 1.617,611 mm2

Tulangan yang dipakai ;

As’ = 1134,12 mm2 ( 4D19mm )


As = 1984,71 mm2 ( 7D19mm )

● Cek Keserasian Tegangan ;

Cc  ( 0 ,85  25  350  0 ,85 x )  6 . 321 ,876 xN

( x  d ' )  600
Cs    ( 0 ,85  25 )   1134 ,12
x
659 . 222 x  40 . 488 . 084
 N
x
T  (1984 , 71  400 )  793 . 884 N

Cc+ Cs = T

659.222 x  40.488.084
6.321,876 x   793.884
x
220

6.321,876X2 – 134.662X – 40.488.084 = 0

Didapat nilai X :
X1 = 91 mm
X2= -70 mm ; jadi X pakai = X1 = 91mm.

( x  d ' )  600 ( 91  59 ,5 )  600


f 's    207 , 692 Mpa
x 91

-Kemampuan penampang :

”Dikarenakan susunan tulangan tarik terdiri dari 2 lapis,


maka harus dilakukan perhitungan terhadap tinggi effektif
yang baru”,sebagai berikut;

Gambar 4.2.5 Penampang Balok Tumpuan Kiri


(B2 350/550 )

4  283,53 59,5  3  283,53  113,5


y =
7  283,53
221

= 82,643 mm

Tinggi manfaat d menjadi : d = 550 mm- 82,643 mm


= 467,357 mm

Kapasitas Momen Penampang Balok :

M =M +M
n n1 n2

 a
Mn1 = ( As. fy  A' s. f ' s ) x  d  
 2
 77,35 
= (1984,71  400  1134,12  207,6) x  467,4  
 2 
= 238.300.602,6 Nmm

Mn2 = ( A' s. f ' s ) x d  d ' 426,725

= (1134,12  207,69) x 467,357  59,5'

= 96.078.961,64 Nmm

Mn = Mn1+Mn2
= 238.300.602,6 Nmm + 96.078.961,64 Nmm
= 334.379.564,2 Nmm

“Cek kapasitas Momen”


ø Mn > Mu

0.8 x 334.379.564,2 > 233.418.200

267.503.651,4 Nmm > 233.418.200 Nmm ( ok )

b.Tumpuan Kanan
Mu = 228.853.200 Nmm
222

(Akibat 0.9DL+ Ex)


Mu 228.853.200
Mn =  = 286.066.500 Nmm
 0,8
600 600
d  490.5
600  f y 
Xb = =
600  400
= 294,3mm
Xmax < 0,75 x Xb
< 0,75 x 294.3mm = 220,725 mm
Xrencana = 80 mm

Cc = 0,85 x fc’ x b x β x Xrencana


= 0,85 x 25 x 350 x 0,85 x 80 = 505.750 N
  1  X rencana 
Mnc = Cc   d  
 
2
 0,85 80
= 505.750  490.5 
 2 
= 230.874.875 Nmm
Mns = Mn – Mnc
= 286.066.500 – 230.874.875
= 55.191.625 Nmm

Mns 55.191.625
Cs = = =128.054,814 N
d d' 490.5  59.5
 x  d'  80  59.5 
fs’ =   600 =    600
 x   80 
= 153,75 Mpa

Jika tulangan tekan leleh : fs’ > fy ; dipakai fy


Jika tulangan tekan tidak leleh: fs’ < fy ; dipakai fs’
223

Cs 128.054,814
As’ = =
fs '  0,85 fc' 153,75  0,85  25
= 966,451 mm2

As = Asc + Ass
Cc Cs
= +
fy fy
505.750 128.054,814
= +
400 400
= 1584,512 mm2

Didapat Tulangan :

As’( perhitungan ) = 966,451 mm2

As ( perhitungan ) = 1584,512 mm2

Tulangan yang dipakai ;

As’ = 1134,12 mm2 ( 4D19mm )

As = 1701,18 mm2 ( 6D19mm )

-Kontrol spasi tulangan minimum


) (2tulsengkang)  ( ntulutama)
bw (2decking
Smin 
n1
350(240) (210)  (4 19)
=
4 1
= 58 mm > 40 mm ;
→ Untuk daerah tarik tulangan akan dipasang 2 Lapis
( 4D19mm dan 2D19mm ).
224

→ Untuk daerah tekan tulangan akan dipasang 1 Lapis


( 4D19mm).

● Cek Keserasian Tegangan ;

Cc  ( 0 ,85  25  350  0 ,85 x )  6 . 321 ,876 xN

( x  d ' )  600
Cs    ( 0 ,85  25 )   1134 ,12
x
659 . 222 x  40 . 488 . 084
 N
x
T  (1701 ,18  400 )  680 . 472 N

Cc+ Cs = T

659.222 x  40.488.084
6.321,876 x   680.472
x

6.321,876X2 – 21.250X – 40.488.084 = 0

Didapat nilai X :
X1 = 81 mm
X2= -78 mm ; jadi X pakai = X1 = 81mm.

( x  d ' )  600 (81  59 ,5 )  600


f 's    159 , 259 Mpa
x 81
225

-Kemampuan penampang :

”Dikarenakan susunan tulangan tarik terdiri dari 2 lapis,


maka harus dilakukan perhitungan terhadap tinggi effektif
yang baru”,sebagai berikut;

40mm

4D19mm

550mm d

6D19mm
35mm
y

350mm
Gambar 4.2.6 Penampang Balok Tumpuan Kanan
( B2 350 x 550 )

4  283,53 59,5  2  283,53  113,5


y =
6  283,53
= 77,5 mm

Tinggi manfaat d menjadi : d = 550mm- 77,5mm


= 472,5mm
226

Kapasitas Momen Penampang Balok :

M =M +M
n n1 n2

 a
Mn1 = ( As. fy  A' s. f ' s ) x  d  
 2
 69 
= (1701,18  400  1134,12  159,259) x  472,5  
 2 
= 218.921.678,1 Nmm

Mn2 = ( A' s. f ' s ) x d  d '


= (1134,12  159,259) x 472,5  59,5'
= 74.595.571,45 Nmm

Mn = Mn1+Mn2
= 218.921.678,1 Nmm + 74.595.571,45 Nmm
= 293.517.249,6 Nmm

“Cek kapasitas Momen”

ø Mn > Mu

0.8 x 293.517.249,6 > 228.853.200

234.813.799,7 Nmm > 228.853.200Nmm ( ok )

c. Lapangan
Mu = 63.626.700Nmm
(Akibat 1,2DL+1,6LL)
Mu 63.626.700
Mn = = = 79.533.375 Nmm
0,8 0,8
600 600
d  490.5
600  f y 
Xb = =
600  400
227

= 294,3mm
Xmax < 0,75 x Xb
< 0,75 x 294.3mm = 220,725 mm
Xrencana = 75 mm

Cc = 0,85 x fc’ x b x β x Xrencana


= 0,85 x 30 x 400 x 0,85 x 75 = 474.140,625 N
 1  X rencana 
Mnc = Cc   d  
 2
 0,85 75
= 474.140,62 490,5  
 2 
= 217.452.744,1 Nmm
Mns = Mn – Mnc
= 79.525.000 - 217.452.744,1
= -137.927.744,1 Nmm < 0, tidak perlu
tulangan tekan.
→ Sehingga untuk analisis selanjutnya digunakan
perhitungan tulangan tunggal.
Mn
Rn = = 79.533.375 = 0.944
bd2 350  490,5 2
1 2  m  Rn 
 perlu = 1  1  
m  fy 

1  218,80,944
 0,0024
= 1 1
18,8 400 

Jika ρperlu ≤ ρmin, maka ρperlu dinaikkan 30%, sehingga
ρpakai = 1,3 x 0,0024 = 0,003

 perlu <  min , maka dalam perhitungan selanjutnya


digunakan  min .
228

As =  min x b x d
= 0,0035 x 350 x 490,5 = 600,8625 mm2

As 600,8625
n = =
0,25    d 2
0,25  3,14 19 2
= 2,12 buah ≈ 2 buah

●Tulangan lentur yang akan digunakan adalah diameter


batang D19mm. Berdasarkan syarat mengenai tulangan
lentur tarik minimal disepanjang bentang balok”Pasal
23.3 (2(1)), Tiap potongan balok harus ada tulangan

1,4.bw.d
min As =
fy
1,4.350.489
= = 599,025 mm2
400

Dengan mempertimbangkan ketentuan dari pasal diatas


maka akan digunakan tulangan 4D19mm pada daerah tarik
( As= 1134,12 mm2 > As min = 599,025 mm2)dan
2D19mm pada daerah tekan yang berperan sebagai
tulangan partisi.
229

40mm

2D19mm

550mm

4D19mm

350mm
Gambar 4.2.7 Penampang Balok didaerah Lapangan
( B2 350 x 550 )

-Kontrol spasi tulangan minimum


) (2tulsengkang)  ( ntulutama)
bw (2decking
Smin 
n1
350(240) (210)  (4 19)
=
4 1
= 58 mm > 40 mm ;
→ Untuk daerah tarik tulangan akan dipasang 1 Lapis
( 4D19mm ).

→ Untuk daerah tekan tulangan akan dipasang 1 Lapis (


Sebagai tulangan partisi )
( 2D19mm).
230

-Kemampuan penampang :

a =
A
s pasang  fy 
0,85 f c  b
'

=
1134,12  400
0,85  25  350
= 60,995 mm
Cc’ = 0,85 x fc’ x b x a
= 0,85 x 25 x 350 x 60,995 = 453.650,313 N
 a
Mn = Cc '  d  
 2
 60,995 
= 453.650,313   490,5  
 2 
= 208.680.278,1 Nmm

“Cek kapasitas Momen”

ø Mn > Mu

0.8 x 208.680.278,1 > 63.620.000

166.944.222,5 Nmm > 63.626.700 Nmm ( ok )


231

→Kontrol syarat-syarat komponen beton bertulang yang


merupakan bagian dari SPBL ”Struktur Pemikul Beban
Lateral”.

K2 (400/500) K2 (400/500)
A B B2 (350/550) A
76D19mm 24D19mm 6D19mm
D
A 1 B
4D19mm 94D19mm 4D19mm
A m B A
m5600mm
6000mm

Cek pada tumpuan A :

A
TARIK

M(-) = 23.341,82=233.418.200 Nmm

Comb 15 = 0.9 DL- 1.6Qx

TEKAN
232

TEKAN
A

M(+) = 9.614,80 kgm = 96.148.000 Nmm


Comb 14 = 0.9 DL+ 1.6Qx

TARIK
Cek pada tumpuan B :

M(-) = 22885,32 =228.853.200 Nmm

Comb 15 = 0.9 DL- 1.6Qx

M(+) = 9.718,67 kgm = 97.186.700 Nmm


Comb 14 = 0.9 DL+ 1.6Qx
233

Cek pada lapangan :


40mm

2D19mm

550mm
63620100 Nmm

4D19mm 1.2DL+1.6LL
M(+) = 6362,67 kgm = 63.626.700 Nmm
350mm
Comb 2 = 1,2 DL+ 1.6LL

Gambar 4.2.8 Nilai Momen Akibat Gempa


Bolak- Balik pada Tiap Penampang Balok

Pada tumpuan A ;
Sesuai dengan Out put SAP2000, maka didapat nilai- nilai
Momen sbb;
M(+) = 96.148.000 Nmm

M(-) = 233.418.200 Nmm

→Momen sesuai tulangan terpasang :

Cek : 7D19mm = 1984,71 mm2

a =
A s pasang  fy 
0,85 f c  b
'

1984,71 400
=
0,85  25  350
234

= 106,741 mm

Cc’ = 0,85 x fc’ x b x a


= 0,85 x 25 x 350 x 106,741 = 793.886,188 N
 a
ø Mn = ø  Cc '  d  
 2
 106,741
= 0.8  793.886,188   472,5  
 2 
= 266.192.896,8 Nmm

Cek : 4D19mm = 1134,12 mm2

a =
A
s pasang  fy 
0,85 f c  b
'

=
1134,12  400
0,85  25  350
= 60,995 mm
Cc’ = 0,85 x fc’ x b x a
= 0,85 x 25 x 350 x 60,995 = 453.650,313 N
 a
ø Mn = ø  Cc '  d  
 2
 60,995 
= 0.8  453.650,313   490,5  
 2 
= 166.944.222,5 Nmm

Pada tumpuan B ;
Sesuai dengan Out put SAP2000, maka didapat nilai- nilai Momen
sbb;
M(+) = 97.186.700 Nmm

M(-) = 228.853.200 Nmm


235

Cek : 6D19mm = 1701,18 mm2

a =
A
s pasang  fy 
0,85 f c  b
'

=
1701,18 400
0,85  25  350
= 91,492 mm
Cc’ = 0,85 x fc’ x b x a
= 0,85 x 25 x 350 x 91,492 = 680.471,75 N
 a
ø Mn = ø  Cc '  d  
 2
 91,492 
= 0.8  680.471,75   472,5  
 2 
= 232.315.233 Nmm

Cek : 4D19mm = 1134,12 mm2

a =
A
s pasang  fy 
0,85 f c  b
'

=
1134,12  400
0,85  25  350
= 60,995 mm
Cc’ = 0,85 x fc’ x b x a
= 0,85 x 25 x 350 x 60,995 = 453.650,313 N
 a
ø Mn = ø  Cc '  d  
 2
 60,995 
= 0.8  453.650,313   490,5  
 2 
= 166.944.222,5 Nmm
236

Tabel 4.2.3 Nilai Momen Ultimate Balok yang Terpasang

LOKASI Mu As terpasang øMn


FRAME DAERAH Nmm mm 2 Nmm
TUMPUAN 233.418.200 1984,71 266.192.886,188
A ( KIRI ) 96.148.000 1134,12 166.944.222,5
543 LAPANGAN 63.626.700 1134,12 166.944.222,5
TUMPUAN B 228.853.200 1701,18 232.315.233
( KANAN ) 97.286.700 1134,12 166.944.222,5

→Berdasarkan pasal 23.3(2(1))


“Tiap potongan balok harus ada tulangan minimum
1,4.bw.d
min As =
fy
1,4.350.489
= = 599,025 mm2
400
Tulangan minimum yang dipasang disepanjang penampang balok
adalah 4D19mm; As= 1134,12 mm2>599,025 mm2
Jadi untuk pasal ini, balok memenuhi syarat.( OK )

→Berdasarkan pasal 23.3(2(2))


“Kuat momen positif terpasang dimuka kolom> 50%kuat
momen negative “
M(+) = 166944222,5 Nmm
M(- ) = -266.192.886,188 Nmm

M(+) > 50%.M(-)


166.944.222,5Nmm > 0.5  266.192.886,188 Nmm
166.944.222,5Nmm > 133.096.443,1 Nmm ( OK )

→Berdasarkan pasal 23.3(2(2))


237

“ Disetiap potongan sepanjang balok tidak boleh ada kuat


momen positif/ negative yang kurang dari 1/4Mmax”

4D19mm = 1134,12 mm2

a =
A
s pasang  fy 
0,85 f c  b
'

=
1134,12  400
0,85  25  350
= 60,995 mm
Cc’ = 0,85 x fc’ x b x a
= 0,85 x 25 x 350 x 60,995 = 453.650,313 N
 a
ø Mn = ø  Cc '  d  
 2
 60,995 
= 0.8  453.650,313   490,5  
 2 
= 166.944.222,5 Nmm

Mmax = 266.192.886,188 Nmm


1/4Mmax = 66.548.221,53 Nmm

ø Mn > 1/4Mmax
0,8 x 166.944.222,5 Nmm > ¼ x 266.192.886,188Nmm
133.555.378 Nmm > 66.548.221,53 Nmm.......(OK)
238

→Berdasarkan pasal 23.3(2(1))


“Tiap potongan disepanjang balok baik sisi atas atau sisi
bawah harus ada 2batang tulangan yang diteruskan “.

→Berdasarkan pasal 23.5(1(4))


“Bila tulangan longitudinal menembus HBK ( hubungan
balok kolom ), maka h atau d > 20db ( tulangan lentur )
d = 472,5 mm > 20  19mm = 380 mm ( OK )

c. Desain Tulangan Geser Balok

Sebagaimana diatur oleh pasal 23.3(4), gaya geser rencana


Vc harus ditentukan dari peninjauan gaya static pada bagian
komponen struktur antara dua muaka tumpuan.
Mpr harus dihitung dari tulangan terpasang dengan tegangan
tarik 1,25fy dan factor reduksi ø = 1

Untuk daerah tumpuan didapat Mpr+ dan Mpr- ; sebagai berikut:

 a
Mn1 = ( As.1,25 fy  A' s. f ' s ) x  d  
 2
Mn2 = ( A' s. f ' s ) x d  d '

Mn = Mn1+Mn2

→ Momen akibat gempa kanan :

a. Tumpuan Kiri

Tulangan : As = 4D19mm = 1134,12 mm2


A’s = 7D19mm = 1984,71 mm2
239

5  283,53  59,5  2  283,53  113,5


d’ =
7  283,53
= 75 mm

Cek Keserasian Tegangan :

Cc  ( 0 ,85  25  350  0 ,85 x )  6 . 321 ,876 xN

( x  d ' )  600
Cs    ( 0 ,85  25 )   1984 , 71
x
( x  75 )  600
  ( 0 ,85  25 )   1984 , 71
x
1 . 148 . 650 ,913 x  89 . 311 . 950
 N
x
T  (1134 ,12  400 )  453 . 648 N

Cc+ Cs = T

1.148.650,193 x  89.311.950
6.321,876 x   453.648
x
6.321,876X2 – 695.002,913X –89.226.891= 0

Didapat nilai X :
X1 = 76 mm
X2= -92 mm ; jadi X pakai = X1 = 76 mm.

( x  d ' )  600 ( 76  75 )  600


f 's    7 ,948 Mpa
x 76
240

 a
Mn1 = ( As.1,25 fy  A' s. f ' s ) x  d  
 2
 65 
Mn1 = 1134,12.1,25400  1984,71.7,948) x  490,5  
 2
= 252.614.213,4 Nmm.

Mn2 = ( A' s. f ' s ) x d  d '

= (1984,71.7,948) x 490,5  75

= 6.555.572,428 Nmm.

Mn = Mn1+Mn2

= 252.614.213,4 Nmm. + 6.555.572,428 Nmm.

= 259.169.785,8 Nmm.

b.Tumpuan Kanan

Tulangan : A’s = 4D19mm = 1134,12 mm2


As = 6D19mm = 1701,18 mm2

4  283,53 59,5  2  283,53  113,5


y =
6  283,53
= 77,5 mm
241

Cek Keserasian Tegangan :

Cc  ( 0 ,85  25  350  0 ,85 x )  6 . 321 ,876 xN

( x  d ' )  600
Cs    ( 0 ,85  25 )   1134 ,12
x
( x  59 ,5 )  600
  ( 0 ,85  25 )   1134 ,12
x
656 . 371 ,95 x  51 . 035 . 400
 N
x
T  (1701 ,18  400 )  680 . 472 N

Cc+ Cs = T

656.371,95 x  51.035.400
6.321,876 x   680.472
x
6.321,876X2 – 24.100,05X –40.488.084 = 0

Didapat nilai X :
X1 = 81,9 mm
X2= -39 mm ; jadi X pakai = X1 = 82 mm.

( x  d ' )  600 (82  59 ,5 )  600


f 's    164 , 403 Mpa
x 82

 a
Mn1 = ( As.1,25 fy  A' s. f ' s ) x  d  
 2
 70 
Mn1 = (1701.18.1,25.400  1134,12.164) x  472,5  
 2 
242

= 290.671.803,8 Nmm.

Mn2 = ( A' s. f ' s ) x d  d '

= (1134,12.93) x 472,5  59,5

= 73.648.954,09 Nmm.

Mn = Mn1+Mn2

= 290.671.803,8 Nmm + 73.648.954,09 Nmm

= 364.320.757,9 Nmm

→ Momen akibat gempa kiri :

a. Tumpuan Kanan.

Tulangan : As = 4D19mm = 1134,12 mm2


A’s = 6D19mm = 1701,18 mm2

4  283,53 59,5  2  283,53  113,5


d’ =
6  283,53
= 77,5 mm

Cek Keserasian Tegangan :

Cc  ( 0 ,85  25  350  0 ,85 x )  6 . 321 ,876 xN

( x  d ' )  600
Cs    ( 0 ,85  25 )   1701,18
x
243

( x  77 ,5 )  600
   ( 0 ,85  25 )   1701,18
x
984 . 544 , 75 x  132 . 692 , 04
 N
x
T  (1134 ,12  400 )  453 . 648 N

Cc+ Cs = T

984.544,75 x  132.692,04
6.321,876 x   453.648
x
6.321,876X2 – 530.909,925– 79.104.870 = 0

Didapat nilai X :
X1 = 77,5 mm
X2= -92 mm ; jadi X pakai = X1 = 77,5 mm.

( x  d ' )  600 ( 77 ,5  77 ,5 )  600


f 's    0 Mpa
x 77 ,5
( f’s = 0, menandakan tulangan 6D19mm tidak memikul momen
dan penampang berperilaku layaknya balok bertulangan tunggal
dengan Tulangan 4D19mm sebagai tulangan tarik )
 a
Mn1 = ( As.1,25 fy  A' s. f ' s ) x  d  
 2
 66 
Mn1 = (1134,12.1,25400  1701,18 .7,948) x  490,5  
 2 
= 259.512.733,7 Nmm.

Mn2 = ( A' s. f ' s ) x d  d ' = 0

Mn = Mn1+Mn2
244

= 259.512.733,7 Nmm.+ 0

= 259.512.733,7 Nmm.

b.Tumpuan Kiri

Tulangan : A’s = 4D19mm = 1134,12 mm2


As = 7D19mm = 1984,71 mm2

5  283,53  59,5  2  283,53  113,5


y =
7  283,53
= 75 mm

Cek Keserasian Tegangan :

Cc  ( 0 ,85  25  350  0 ,85 x )  6 . 321 ,876 xN

( x  d ' )  600
Cs    ( 0 ,85  25 )   1134 ,12
x
( x  59 ,5 )  600
  ( 0 ,85  25 )   1134 ,12
x
656 . 371 ,95 x  40 . 488 . 084
 N
x
T  (1984 , 71  400 )  793 . 884 N
245

Cc+ Cs = T

656.371,95 x  51.035.400
6.321,876 x   680.472
x
6.321,876X2 – 137.512,05 –40.488.084 = 0

Didapat nilai X :
X1 = 91mm
X2= -39 mm ; jadi X pakai = X1 =91 mm.

( x  d ' )  600 ( 91  59 ,5 )  600


f 's    210 , 429 Mpa
x 91

 a
Mn1 = ( As.1,25 fy  A' s. f ' s ) x  d  
 2
 77 
Mn1 = (1984,71.1,25.400  1134,12.210) x  475  
 2 
= 328.708.567,2 Nmm.

Mn2 = ( A' s. f ' s ) x d  d '

= (1134,12.210) x 475  59,5

= 99.176.903,86 Nmm.

Mn = Mn1+Mn2

= 328.708.567,2 Nmm + 99.176.903,86 Nmm

= 427.885.471 Nmm
246

● Beban merata pada balok.

- Pelat ( 6x3 )m = DL = 539 kg/m


LL = 343,75 kg/m

- Pelat ( 6x3,5 )m = DL = 608,189 kg/m


LL = 387,876 kg/m

- Berat balok ( DL ) = 0,35 x 0,55 x 2400 = 462 kg/m

- Berat Tembok ( DL ) = 900 kg/m2 x 3,6 m = 900 kg/m

Berat Total :

- DL = 539 + 608 + 462 + 900 = 2509 kg/m

- LL = 343,75 + 387,876 = 731,626 kg/m

- q = 1,2 DL + LL = 3.742,426 kg/m

qu = 3.742,426 kg/m
Momen Gempa Kanan :
Mpr(+) = 24.631,867 kg.m
Mpr(-) = 35.326,489 kg.m
Momen Gempa Kiri :
Mpr(+) = 24.631,867 kg.m
Mpr(-) = 39.758,107 kg.m
247

( Mpr1 + Mpr2 ) qu x L
Vu=
L 2

Gambar 4.2.9 Gaya Geser Balok


248

● Kontrol apakah Vc = 0
“ pasal 23.3(4(2)), gaya Vc=0 apabila ;
a. Gaya geser akibat gempa saja ( yaitu akibat Mpr ) > 0,5 total
geser ( akibat Mpr + beban gravitasi ).

12.274,969 Kg > 0,5 x 22.753,760 Kg


12.274,969 Kg > 11.376,881 Kg.............( OK )

b. Gaya aksial tekan <


 Ag  f 'c 
20

Pu max ( SAP2000 ) = 154.767,9N ( 0,9DL + 1,6 Qx )

 Ag  f 'c  =
350  550  25 =240.625N
20 20

Pu <
 Ag  f 'c  …….( OK )
20

Sehingga dengan demikian Vc=0.

Vn = Vs +Vc

Vu/ø = Vs +Vc → Vs = Vu/ø

Vs = 22.753,761 / 0,75
Vs = 30.338,348 Kg = 303.383,480 N

Koefisien reduksi diambil 0,75 karena Vn diperoleh dari Mpr


balok ( pasal 11.3(2(3)) ).
249

Berdasarkan pasal 23.3(3(1)) dan 23.3(3(2)) bahwa,” Hoops


diperlukan sepanjang 2d dari muka kolom pada dua ujung
kompone lentur, dengan meletakkan hoop pertama sejarak 50 mm
dari muka kolom. Jarak hoops disyaratkan s harus tidak melebihi :

Smax = d/4 = 118mm


= 8 db tulangan Longitudinal = 152mm
= 24 db Hoop = 240mm
= 300 mm

● Analisa jarak ( s ) sengkang bila digunakan sengkang


( Av=314,4 mm2 ) :

fy  d  Av
S=
Vs
240  472,5  314,4
= =117,518 < d/4 (118mm)
303.383,480

Sehingga akan digunakan jarak hoops sebesar s = 100mm, dan


akan didapatkan luasan hoop;
Vs  S
Av=
fy  d

303.383.480  100
Av= = 267,533 mm2
240  472,5
Maka akan digunakan luas tulangan geser 4 kaki ø10mm
( Av=314,4 mm2 ) dengan jarak s = 100mm.
250

Control kuat geser nominal balok tidak boleh lebih besar dari Vs
max ( pasal 13.5(6(9)) )

Vs max = 2/3 x b x d √f’c = 2/3 x 350 x 472,5 x √25


= 551.250 N > 303.383.480 N…( OK )

→Pemasangan Begel diluar sendi plastis ( diluar 2h=1100mm )

Gambar 4.2.10 Gaya Geser akibat Beban


gravitasi dan gempa kiri
Nilai Vu pada jarak 1100mm dari muka kolom.

( 22.753,761 + 1796,175 ) x ( 5,6 - 1,1 )


Vu =
5,6

Vu = 19.727,627 Kg
251

(b  d f' c )
Vc=
6
(350  472,5 25 )
Vc= =137.812,5N=13.781,25Kg
6
Vu 19.727,627
Vs=  Vc =  13.781,25 =12.522,253 Kg
 0,75

Syarat sengkang diluar sendi plastis ( pasal 23.3(3(4)) ) dan pasal


13.5(4(1))
- ½ d = ½ x 472,5 = 236,25 mm

Akan digunakan sengkang dengan 2 kaki,ø10mm(Av=157 mm2)

fy  d  Av
S=
Vs
240  472,5  157
= =142,177 mm
125.222,530

Jadi dipasang sengkang 2 kaki,ø10-140mm (Av=157 mm2)


dibagian tengah balok( diluar sendi plastis ).
252

TUMPUAN KIRI TUMPUAN KANAN

LAPANGAN

GAMBAR 4.2.10 PENAMPANG


BALOK ( 350/550 )
253

Gambar 4.2.11 Detail Hoops Wilayah Gempa 5 & 6


254

d. Pemutusan Tulangan Balok.

d.1 Pemutusan Tulangan Balok ( Tumpuan Kiri )

Akan dilakukan penghentian tulangan negatif diatas perletakan


balok bentang ujung kiri . Tulangan diatas perletakan ini adalah
7D19mm dan misalkan akan dihentikan sekaligus 5D19mm setelah
memenuhi pasal 23.3(2(1)). Jadi desain akan ditentukan jarak
penghentian 5D19mm dari muka kolom ( x ).

Agar diperoleh panjang penghentian terbesar, akan dipakai


kombinasi pembebanan 0,9DL + kemungkinan kuat momen Mpr
ujung komponen. Kuat momen 4D19mm adalah ;

Tulangan terpasang :

As = 4D19mm = 1134,12 mm2


A’s = 2D19mm = 567,06 mm2

Cek Keserasian Tegangan :

Cc  ( 0 ,85  25  350  0 ,85 x )  6 . 321 ,876 xN

( x  d ' )  600
Cs    ( 0 ,85  25 )   567
x
( x  59 ,5 )  600
   ( 0 ,85  25 )   567
x
328 . 151 , 25 x  20 . 241 . 900
 N
x
T  (1134 ,12  400 )  453 . 648 N
255

Cc+ Cs = T

328.151,25 x  20.241.900
6.321,876 x   453.648
x
6.321,876X2 – 125.496,75 –20.241.900 = 0

Didapat nilai X :
X1 = 67 mm
X2= -23 mm ; jadi X pakai = X1 = 67 mm.

( x  d ' )  600 ( 67  59 ,5 )  600


f 's    70 . 128 Mpa
x 67

 a
Mn1 = ( As.1,25 fy  A' s. f ' s ) x  d  
 2
 57 
Mn1 = (1134,21.1,25.400  567.70.128) x  490,5  
 2 
= 243.540.745,4 Nmm.

Mn2 = ( A' s. f ' s ) x d  d '

= (567.70,128) x 475  59,5

= 17.137.554,23 Nmm.

Mn = Mn1+Mn2

= 243.540.745,4 Nmm.+ 17.137.554,23 Nmm.

= 260.678.299,7 Nmm = 26.067,829 Kgm


256

Karena itu tulangan boleh dihentikan bila kuat nominal sudah


menurun menjadi 26.067,829 Kgm ( Lihat gambar dibawah ini )
Jarak penampang dengan momen 26.067,82Kgm, dihitung sebagai
berikut;

Diketahui : Mpr = 42.788,547 Kgm

q = 0,9 x DL = 0,9 x 2509kg/m = 2.258,1 kg/m

Mx = -qx.1/2x+18.597,648x-Mpr

-26.067,829 =-(2.258,1/2)x2+18.597,648x - 42.788,547

1.129,05 x2 – 18.597,648x + 16.720,718 = 0

x = 0,477 m = 0,5 m ( x pakai )

Gambar 4.2.12 Pemutusan Tulangan


257

→ Sesuai pasal 14(10(3)) tulangan akan dihentikan sejauh λ

L = x + d =0,5 + 0,467 = 0,967 m = 1 m ( menentukan )

L = x + 12db =0,5 + ( 12 x 0,019 ) = 0,728 m


Panjang λ=1 m ini harus lebih panjang dari λd yaitu panjang
penyaluran ( pasal 14.10(4) ) yang dihitung dengan rumus dipasal
14.2(3).

d.2 Pemutusan Tulangan Balok ( Tumpuan Kanan )

Akan dilakukan penghentian tulangan negatif diatas perletakan


balok bentang ujung kiri . Tulangan diatas perletakan ini adalah
7D19mm dan misalkan akan dihentikan sekaligus 5D19mm setelah
memenuhi pasal 23.3(2(1)). Jadi desain akan ditentukan jarak
penghentian 5D19mm dari muka kolom ( x ).

Agar diperoleh panjang penghentian terbesar, akan dipakai


kombinasi pembebanan 0,9DL + kemungkinan kuat momen Mpr
ujung komponen. Kuat momen 4D19mm adalah ;

Tulangan terpasang :

As = 4D19mm = 1134,12 mm2


A’s = 2D19mm = 567,06 mm2

Cek Keserasian Tegangan :

Cc  ( 0 ,85  25  350  0 ,85 x )  6 . 321 ,876 xN

( x  d ' )  600
Cs    ( 0 ,85  25 )   567
x
258

( x  59 ,5 )  600
   ( 0 ,85  25 )   567
x
328 . 151 , 25 x  20 . 241 . 900
 N
x
T  (1134 ,12  400 )  453 . 648 N

Cc+ Cs = T

328.151,25 x  20.241.900
6.321,876 x   453.648
x
6.321,876X2 – 125.496,75 –20.241.900 = 0

Didapat nilai X :
X1 = 67 mm
X2= -23 mm ; jadi X pakai = X1 = 67 mm.

( x  d ' )  600 ( 67  59 ,5 )  600


f 's    70 . 128 Mpa
x 67

 a
Mn1 = ( As.1,25 fy  A' s. f ' s ) x  d  
 2
 57 
Mn1 = (1134,21.1,25.400  567.70.128) x  490,5  
 2 
= 243.540.745,4 Nmm.

Mn2 = ( A' s. f ' s ) x d  d '


259

= (567.70,128) x 475  59,5

= 17.137.554,23 Nmm.

Mn = Mn1+Mn2

= 243.540.745,4 Nmm.+ 17.137.554,23 Nmm.

= 260.678.299,7 Nmm = 26.067,829 Kgm

Karena itu tulangan boleh dihentikan bila kuat nominal sudah


menurun menjadi 26.067,829 Kgm ( Lihat gambar dibawah ini )
Jarak penampang dengan momen 26.067,829 Kgm, dihitung
sebagai berikut;

Diketahui : Mpr = 36.698,744 Kgm

q = 0,9 x DL = 0,9 x 2509kg/m = 2.258,1 kg/m

Mx = qx.1/2x - 11.025,148x +Mpr

26.067,829 =(2.258,1/2)x2-17.456,439x + 36.432,076

1.129,05 x2 – 17.456,439 + 10.364,247 = 0

x = 0,0,618 m = 0,6 m ( x pakai )


260

Gambar 4.2.13 Pemutusan Tulangan Tumpuan Kanan

→ Sesuai pasal 14(10(3)) tulangan akan dihentikan sejauh λ

L = x + d =0,6+ 0,472 = 1,072 m = 1 m ( menentukan )

L = x + 12db =0,6 + ( 12 x 0,019 ) = 0,828 m


Panjang λ=1 m ini harus lebih panjang dari λd yaitu panjang
penyaluran ( pasal 14.10(4) ) yang dihitung dengan rumus dipasal
14.2(3).
261

Berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal 14.2.(3), Panjang


sambungan lewatan harus dipenuhi rumus berikut :

ld 9 fy 
 
d b 10 f c  c  K tr 
 
 db 
Dimana nilai-nilai berikut diperoleh dari SNI 03-2847-2002,
Pasal 14.2.3;
α = 1,0
β = 1,0
γ = 0,8
λ = 1,0
Ktr =0
c1 = 40 + 12 + 19/2 = 61,5 mm
550  240  10   19
c2 = = 71,83mm
3 2
Ambil nilai c terkecil, 61,5 mm.
c  K tr 61,5  0
  3,237
db 19
l d 9  400 1 1 0,8  1
   17,794
d b 10 25 3,237
ld = 17,794 x 19 = 338,091 mm

Ternyatal =1m > ld = 0,338 m jadi tulangan 4D19mm dipasang


1 m( tumpuan kanan ) dan 5D19mm dipasang 1 m ( tumpuan kiri )
dari muka kolom, lalu dihentikan.
Perlu diamankan pula bahwa penghentian tulangan ini tidak
boleh dilakukan didaerh Tarik kecuali kondisi 14.10(5) dipenuhi.
Karena tempat penghentian berada di daerah Tarik, perlu ada
pengaman. Ada 2 pilihan pengamanan sebagaimana tersebut di
pasal 14.10 (5(1)) atau 14.10 (5(2)). Dicoba dulu solusi
kemungkinan Vu dari tulangan geser terpasang 2/3øVn kebih
262

besar dari gaya geser berfaktor Vu, berikut ini diperiksa ketentuan
ini dilokasi = 1,2 m dan 1,4 m

● Nilai Vu pada jarak 1m dari tumpuan kiri :

Gambar 4.2.13 Nilai Vu pada jarak 1m dari Tumpan kiri


Akibat Gempa Kiri

Vu= ø( 12.274,968 – x .q )
Vu= ø(12.274,968 – 1 x 2.258,1 ) = 10.016,868 Kg

2/3.ø.Vn = 2/3 x 0,75 x ( Vs + Vc )

 2 / 3
157  240  467,357  
 25  550  467,357 
100 6

 260 .203,606 N= 26.020,36 Kg

Karena 2/3.øVn > Vu ( 26.020,36 Kg > 10.016,868 Kg ), maka


pemberhentian pada l=1 m dari muka kolom diperbolehkan.
263

● Nilai Vu pada jarak 1 m dari tumpuan kanan :

Gambar 4.2.14 Nilai Vu pada jarak 1m dari Tumpan kanan


Akibat Gempa Kanan

Vu= ø( 11.133,759 – 1x2258,1)= 8.875,659 Kg

2/3.ø.Vn = 2/3 x 0,75 x ( Vs + Vc )

 2 / 3
157  400  472,5 
 25  550  472,5 
100 6

 342 .195 N = 34.219,5 Kg

Karena 2/3.øVn > Vu ( 34.219,5 Kg > 8.875,659 Kg ), maka


pemberhentian pada l=1 m dari muka kolom diperbolehkan.
264

- Kontrol Retak SNI-03-2847-2002 ps.12.6


z = fs 3 d c A
≤ 30MN/m untuk struktur didalam ruangan
≤ 25MN/m untuk penampang yang dipengaruhi cuaca luar
d c = decking + 0,5 tulangan
= 40+ (0,5 x 19) = 49,5 mm
2 d c  bw
A ; dengan n adalah jumlah tulangan
n
2  49,5  400
A = = 13.200 mm2
3
Z = 0,6  400  3 49,5  13.200 = 20.825,924 N/mm
= 20,826 MN/mm ≤ 30MN/m (OK)

Sebagai alternatif terhadap perhitungan nilai z, dapat dilakukan


perhitungan lebar retak yang diberikan oleh:
ω = 11 x 10-6 x β x fs 3 dc A
  1110 6  0,85  0,6  400  3 49,5  13.200  0,195mm
Nilai lebar retak yang diperoleh tidak boleh melebihi 0,4 mm untuk
penampang didalam ruangan dan 0,3 mm untuk penampang yang
dipengaruhi cuaca luar, dimana β = 0.85 untuk fc’ ≤ 30 Mpa
265

4.2.3.2 Kolom
Ada 3 tipe kolom yang digunakan dalam Perencanaan
Ulang Struktur Gedung Fasilitas Bersama yaitu :
K1(40x60), K2(40x50) dan K3(40x40). Berikut analisis
perhitungannya.
Sebagai contoh perhitungan, akan digunakan kolom K2
pada lantai 1.

1. Kolom 40 x 50 (K2)

a. Perhitungan Penulangan Lentur Kolom

Direncanakan penulangan kolom pada ke-empat sisi nya.

Dari hasil analisis SAP2000 didapat nilai :


PuDL = 87.456,18 Kg (1DL)
PUDL = 1,4 x 87.456,18 Kg = 122.438.652 Kg (1,4DL)
Pu = 142.675,06 Kg (1,2DL+1,6LL)

1. Kontrol kelangsingan kolom


βd = rasio beban aksial tetap terfaktor maksimum
terhadap beban aksial total terfaktor maksimum
1,4  PD
d 
( 1,2 PD )  (1,6PL )
1,4 x 87.456,18 Kg
  0,858
142.675,06
2. Panjang tekuk kolom

 
 EI /  
kolom

 EI /  
balok
(SNI 03-2847-2002 pasal 12.11.6)
Ada 4 komponen struktur yang berhubungan dengan kolom,
yaitu 3balok 35x55 ( B2 ) dan 1balok 40x60 ( B1 )
266

- Modulus elastisitas untuk K2/1 (40x50)


0,4  Ec  Ig
EI k 
1  d
(SNI 03-2847-2002 pasal 12.12.3)
Ig = 0,7 x 1/12 x b x h³
= 0,7 x 1/12 x 400 x 500³
= 2.916.666.667mm4
Ec = 4700 fc'
= 4700 25 = 23.500 N/mm2
Ec x Ig = 23.500 x 2.916.666.667mm4
= 6,854 x1013 Nmm²
0,4  6,854 x1013
EI k  1,476  1013 Nmm 2
1  0,858

- Modulus elastisitas untuk B1/2 (40x60)


0,4  Ec  Ig
EI b 
1  d
Ib = 0,35 x 1/12 x b x h³
= 0,35 x 1/12 x 400 x 600³
= 2.520.000.000 mm 4
Ec = 4700 fc'
= 4700 25 = 23.500 N/mm2
Ec x Ib = 23.500 x 2.520.000.000
= 5,922 x 10 13 Nmm2
0,4  5,922  1013
EI b   1,275 1013 Nmm 2
1  0,858
267

- Modulus elastisitas untuk B2/2 (35x55)


0,4  Ec  Ig
EI b 
1  d
Ib = 0,35 x 1/12 x b x h³
= 0,35 x 1/12 x 350 x 550³
= 1.698.411.458 mm 4
Ec = 4700 fc'
= 4700 25 = 23.500 N/mm2
Ec x Ib = 23.500x 1.698.411.458
= 3.991 x 10 13 Nmm2
0,4  3.991  1013
EI b   8,593 1012 Nmm 2
1  0.858
- Panjang tekuk kolom dapat ditentukan dengan menggunakan
grafik alligment berikut ini :

Grafik 4.2.1 Grafik Aligment Kolom


268

3. Menentukan Faktor Restrain.


Kolom bawah ψB = 1, karena menumpu pada pondasi.
Kolom atas :

ψA=
 ( EI /  )kolom
 ( EI /  )balok
 1,476 x1013 
 2
 3100 
A  1,122
 1,2751013   0,8591013   0,859x1013  
         2
 6450   2500   5600  

Dari grafik didapat k = 1,3


Radius girasi (r) ditentukan sesuai SNI 03-2847-2002 Pasal
12.13.2.
Karena dimensi kolom tidak simetris, sehingga perlu ditinjau
besarnya radius girasi pada kedua kedua sisi yang berbeda.
Untuk h = 0,6, didapat My = M2
r = 0,3 x h
= 0,3 x 0,6
= 0,18
Kontrol kelangsingan

(SNI 03-2847-2002 pasal 12.13.2)


u =3.6-0.475=3,125m
K  u
 22
r
1,3  3,1
 22
0,18
22,569≥ 22
→ kelangsingan diperhitungkan
269

Untuk h = 0,4; didapat Mx = M1


r = 0,3 x h
= 0,3 x 0,4
= 0,12

K  u
 22
r
1,3  3,125
 22
0,18
22,569≥ 22 → kelangsingan diperhitungkan

Karena kolom tersebut termasuk kolom yang


memiliki nilai kelangsingan, maka diperlukan adanya
pembesaran momen.

ΣPu (sigma Pu) adalah jumlah gaya vertikal kolom yang


bekerja pada tiap lantai.
Perhitungan ΣPu pada tiap lantai dilampirkan pada
ΣPu = 53.476.580 N

Nilai Pc ;
●Kolom K1 ( 40/60 )

- Modulus elastisitas untuk K1/1 (40x60)


0,4  Ec  Ig
EI k 
1  d
(SNI 03-2847-2002 pasal 12.12.3)
Ig = 0,7 x 1/12 x b x h³
= 0,7 x 1/12 x 400 x 600³
= 5.040.000.000mm4
Ec = 4700 fc'
= 4700 25 = 23.500 N/mm2
270

Ec x Ig = 23.500 x 5.040.000.000mm4
= 11,844 x1013 Nmm²
0,4 11,844 x1013 Nmm²
EI k   2,555  1013 Nmm 2
1  0,858

 2 .EI
Pc = → Kolom ( K1 )
(k .u ) 2

3,14 2  2,555  1013 Nmm 2


=  1,551  10 7 N
(1,3  3100) 2

●Kolom K2 ( 40/50 )

- Modulus elastisitas untuk K2/1 (40x50)


0,4  Ec  Ig
EI k 
1  d
(SNI 03-2847-2002 pasal 12.12.3)
Ig = 0,7 x 1/12 x b x h³
= 0,7 x 1/12 x 400 x 500³
= 2.916.666.667mm4
Ec = 4700 fc'
= 4700 25 = 23.500 N/mm2
Ec x Ig = 23.500 x 2.916.666.667mm4
= 6,854 x1013 Nmm²
0,4  6,854 x1013
EI k  1,476  1013 Nmm 2
1  0,858
 2 .EI
Pc = → Kolom ( K2 )
(k .u ) 2
271

3,14 2  1,476  1013 Nmm 2


=  0,896  10 7 N
(1,3  3100) 2

●Kolom K3 ( 30/30 )

- Modulus elastisitas untuk K3/1 (30x30)


0,4  Ec  Ig
EI k 
1  d
(SNI 03-2847-2002 pasal 12.12.3)
Ig = 0,7 x 1/12 x b x h³
= 0,7 x 1/12 x 300 x 300³
= 114.750.000 mm4
Ec = 4700 fc'
= 4700 25 = 23.500 N/mm2
Ec x Ig = 23.500 x 114.750.000 mm4
= 0,269 x1013 Nmm²
0,4  0,269 x1013
EI k   5,818  1011 Nmm 2
1  0,858
 2 .EI
Pc = → Kolom ( K2 )
(k .u ) 2

3,14 2  5,818  1011 Nmm 2


=  0,035  10 7 N
(1,3  3100) 2
272

ΣPc = Pada lantai 1

→ ( K1 ) = 24 kolom x 1,551 10 7 N = 372.440.000 N


→ ( K 2 ) = 28 kolom x 0,896 107 N = 250.880.000 N
→ ( K 3 ) = 8 kolom x 0,035  107 N = 2.800.000 N +
ΣPc = 626.120.000 N

Nilai Cm = 1

4. Faktor pembesaran momen


Cm
 ns = 1
Pu
1
0,75 Pc
1
=  1,021  1
142.675,06
1
0,75  8.960.000
1
s = 1
 Pu
1
0,75  Pc
1
=  1,129  1
53.491.390
1
0,75  626.120.000
273

5. Pembesaran Momen
Dari hasil analisis SAP2000 diperoleh :
Mx(1,2DL+1,6LL) = 71.123.000 Nmm
Mx(Ex) = 33.210.700 Nmm
My(1,2DL+1,6LL) = 999.700 Nmm
My(Ey) = 40.087.200 Nmm

M1 = Mux = M1ns + δsM1s


= (1,021 x 71.123.000) + (1,129 x 33.210.700)
= 110.111.463,3 Nmm
M2 = Muy = M2ns + δsM2s
= (1,021 x 999.700) + (1,129 x 40.087.200)
= 46.279.142,5 Nmm

Mux 110.111.463,3 Nmm


Mnx =   169.402.251,2 Nmm
 0,65
Muy 46.279.142,5 Nmm
Mny =   71.198.680,77 Nmm
 0,65

Taksir harga β sebesar 0,65


Mny b

Mnx h
71.198.680,77 400
 0,42   0,8
169.402.251,2 500

Mnx > Mny


  h   1   
Mox = Mnx   Mny    
  b    
  500  1  0,65 
 169.402.251,2  71.198.680,77  
  400  0,65 
= 217.324.440,2 Nmm
274

Sumbu vertikal diagram interaksi :


Pu 1.426.750,6
=  7,134
Ag 400  500

Sumbu horisontal diagram interaksi :


 Mox 0,65  217.324.440,2
=  1,4
Ag  h 400  500  500

Grafik 4.2.2 Diagram Interaksi Kolom


Berdasarkan diagaram interaksi diatas, didapat ρ < 1%.
” Berdasarkan pasal 23.4(3(1)) rasio tulangan tidak boleh
kurang dari 1% dan tidak boleh lebih besar dari 6%”
275

Maka dari itu akan digunakan rasio minimum sesuai


persyaratan pasal diatas; yaitu ρ=1%
As perlu =ρxbxh
= 0,010 x 400 x500 = 2000 mm2
Dipasang tulangan 12D19 (3402,35 mm2)

- Kontrol kemampuan kolom


As pasang3402,35
 pasang    0,017
b h 400  500
Pu 1.426.750,6
=  7,134
Ag 400  500

Dari Grafik 4.2.2 Diagram Interaksi Kolom didapatkan :


 Mox
 2,8
Ag  h
 Mox
 Ag  h
Ag  h 2,8  400  500 2
Mox baru  
 0,65
= 430.769.230,8 Nmm.

Mnx 169.402.251,2 Nmm


  0,4
Mox 430.769.230,8 Nmm
 Moy
 Ag  h
Ag  h 2,8  400  500 2
Moybaru  
 0,65
= 430.769.230,8 Nmm

Mny 71.198.680,77 Nmm


  0,2
Moy 430.769.230,8 Nmm
276

Dari Grafik 4.2.3 Hubungan Interaksi Lentur Biaksial di


bawah ini, (atau dalam bukunya Desain Beton Bertulang,
oleh Charles G.Salmon dan Chu Kia Wang, jilid 1 hal
465) didapat β = 0,5
M ny
M oy

M nx
M ox
Grafik 4.2.3 Hubungan Interaksi Lentur Biaksial
log 0.5 log 0.5
  1
log  log 0.5
 
 Mny   Mnx 
     1
 Moy   Mox 
0,21  0,81  1  1
277

- Cek kekuatan kolom


 
 Mnx   Mny 
    1
 Mox   Moy 
   

Mnx  
= 1  0,21  430.769.230,8 Nmm
= 344.615.384,6 Nmm
Mux =  Mnx
= 0,65 x 344.615.384,6 = 224.000.000 Nmm
Mux = 224.000.000Nmm>Mux = 110.111.46 3,3 Nmm

 
Mny = 1  0,81  430.769.230,8 Nmm
= 86.153.846,16 Nmm
Muy =  Mny
= 0,65 x 86.153.846,16 Nmm = 56.000.000 Nmm
Muy = 56.000.000 Nmm > Muy = 46.279.142,5 Nmm

- Cek jarak tulangan ( s )

400  (2  40)  (2  12)  (4  19)


S =
3
= 73 mm > 40 mm ( OK )
278

b. Perhitungan Penulangan Transversal untuk Beban


Geser Kolom.

Gaya rencana Ve, untuk menentukan kebutuhan tulangan


geser kolom menurut pasal 23.4(5(1)) harus ditentukan dari
kuat momen max Mpr dari seitap ujung komponen struktur
yang bertemu di HBK. Mpr ini ditentukan berdasarkan
rentang beban aksial terfaktor yang mungkin terjadi dengan ø
= 1,0 dan juga diambil sama dengan momen balance diagram
interaksi dari kolom dengan menggunakan nilai fs = 1,25fy.
Untuk mendapatkan nilai Mpr kolom atas dan bawah , maka
akan digunakan progam bantu PcaCol :

Kolom bawah : Pu : 1426,8 KN ( 1,2DL + 1,6 LL )


Mu : 224 KN.m
Kolom atas : Pu :797.0 KN ( 1,2DL + 1,6 LL )
Mu : 224 KN.m

Grafik 4.2.4Diagram Interaksi Kuat


Disain Kolom Tengah
dengan fs=1,25fy dan ø=1,0
279

Dari gambar diatas didapat nilai Mnx tiap kolom :

Kolom bawah : 330,9 KNm

Kolom atas : 316,3 KNm

Setelah didapat nilai Momen dari program bantu PCACOL maka


nilai Ve :

Ve = (330,9 + 316,3)/ h = ( 647,2)/ 3,1


= 208,774 KN = 208.774 N

Untuk gaya geser desain berdasarkan Mpr positif dan negatif dari
balok- balok yang bertemu di HBK :

( Mpr   Mpr  ) (480,376  259,169)


Vu = 
L 3,1
 238,563KN

”Nilai Mpr  , Mpr  dapat dilihat pada perhitungan Hubungan


Balok Kolom yang diakibatkan pengaruh gempa (-Ey ).Nilai ini
diambil yang terbesar dari beberapa balok yang mengekang dan
dari beberapa analisa gempa yang ada ”.

Berdasarkan Pasal 23.4.5(1), ”Gaya geser rencana tidak perlu lebih


besar daripada gaya geser rencana yang ditentukan dari kuat
hubungan balok-kolom berdasarkan kuat momen maksimum Mpr,
dari komponen struktur transversal yang merangka pada hubungan
balok- kolom tersebut.

Ve < Vu

208,774 KN < 238,563 KN....(OK)


280

Memenuhi pasal 28.4(4(4)), ujung- ujung kolom sepanjang lo


harus dikekang dengan spasi sesuai pasal 23.4(4(2)) oleh tulangan
transversal ( Ash )
Lo  h = 500 mm
 1/6 L = 517 mm
 450 mm
Jadi akan dipakai lo = 550 mm
Dengan s memenuhi ketentuan berikut :
¼ x 500 mm = 125 mm
6 xø = 6 x 19 mm = 114 mm
100 mm
Sehingga s diambil = 100 mm

Dalam pemasangan tulangan sengkang ( hoop ) persegi,


berdasarkan Pasal 23.4(4(1)) ” Total luas penampang tulangan
hoop persegi panjang untuk pengekangan harus tidak boleh kurang
dari nilai 2 persamaan dibawah ini ”:

Ash = 0,3(s.hc.f’c/fyh) x ((Ag/Ac)-1)....


Ash = 0,09 x (s.hc.fc/fyh)....

Untuk daerah sepanjang lo, digunakan s=100mm, fyh =240Mpa,


selimut beton = 40 mm.

Ash=0,3(100.(500-(2x40)-(10)).25/240)x((400x500)/(420x320)1)
= 625,372 mm2

Ash = 0,09 x (100.(500-(2x40)-(10)).25/240) 384,375


= 384,375 mm2
Untuk memenuhi Pasal 23.4(4(3)) dipasang ;

→Ash 4ø16mm = 803,84 mm2


281

Dikarenakan P > Ag.f’c/20,( 1.426.750,6 Kg N > 250.000 N )


Maka Vc diambil :
Pu f 'c
Vc  1  ( )  bw  d
14 Ag 6
1.426.750,6 25
Vc  (1  )  400  438,5  220.646,445 N
14(400 x500) 6

Berdasarkan Av=4ø16mm= 803,84 mm2 dan s terpasang =100mm

As  fy  d 803,84  240  438,5


Vs    845.961,216 N
s 100

Maka :

Ø(Vc + Vs) = 0,75 X (220.556,234 + 845.961,216 )

= 799.888,088 N > Vu= 238.563 N….( OK )

Ini berarti Ash terpasang berdasarkan persyaratan ( pasal 23.4(4(1))


di lo sudah lebih dari cukup untuk menahan geser.

Sisa panjang kolom tetap harus dipasang tulangan transversal


dengan;

s  6 x db = 6 x 19 mm =114 mm atau
s  150 mm
dipasang dengan jarak s=110mm

Pu f 'c
Vc  1  ( )  bw  d
14 Ag 6
282

1.426.750,6 25
Vc  (1  )  400  438,5  220.646,445 N
14(400 x500) 6

As  fy  d 803,84  240  438,5


Vs    769.055,651N
s 110

Maka :

Ø(Vc + Vs) = 0,75 X (220.556,234 + 769.055,651 )

= 742.208,914 N > Vu= 238.563 N…..( OK )

Ini berarti Ash terpasang berdasarkan persyaratan ( pasal 23.4(4(1))


di luar lo sudah lebih dari cukup untuk menahan geser.

c. Strong Coloum Weak Beam.

Berdasarkan pasal 23.4 (2); kuat lentur kolom harus


memenuhi ketentuan sebagai berikut :

 Me  (6 / 5) Mg
 Me  Jumlah momen dimuka HBK sesuai dengan desain
kuat lentur nominal kolom.

 Mg  Jumlah momen dimuka HBK sesuai dengan desain


kuat lentur nominal balok- balok. Pada konstruksi balok T,
tulangan pelat pada lebar effektif balok sesuai pasal 10.10 harus
ikut menentukan kuat lentur ini.

Konstruksi balok T dapat dianggap sebgai balok/ penampang


segi empat biasa apabila tinggi a dari balok tegangan segi empat
283

ekuivalen lebih besar dari tebal flens. Nilai a dari setiap elemen
balok dapat diliha di Tabel penulangan balok.

● Hubungan Balok dan Kolom pada AS ( D-5 ),Elevasi


3,60 m Pada perhitungan kapasitas momen balok, akan
berdasarkan tinjauan arah gempa.

Penentuan Lebar Efektif Balok :

Gambar 2.4.5 gambar Penampang Balok T


Nilai be pada penampang balok T Balok B2 ( 350 x 550 )mm :

bw + 8hf = 35 + (8x12) = 131 cm

bw + 2hw= 35 + 2(55-12) = 121 cm

Dipakai nilai terkecil be = 121 cm = 1210 mm

Nilai be pada penampang balok T Balok B1 ( 400 x 600 )mm :

bw + 8hf = 40 + (8x12) = 136 cm

bw + 2hw= 40 + 2(60-12) = 136 cm

Dipakai nilai terkecil be = 136 cm = 1360 mm


284

D -Qy

A B
y

x C Qy

-Qx
Qx
Gambar 4.2.14 Pengaruh
TAMPAK Beban
ATASGempa terhadap
Hubungan Balok Kolom ( HBK )

Pada perhitungan kapasitas Momen pada setiap penampang


balok T, akan digunakan analisa perhitungan Tunggal sebagai
metode pendekatan berdasarkan luas tulangan yang tertarik .

Perhitungan kapasits Momen pada tiap potongan :


1.Potongan A-A akibat Ex

6D19mm 6D19mm

A 4D19mm 4D19mm
B

Qx
POTA-A
Gambar 4.2.13 Potongan A-Aakibat Gempa Ex
285

Kapasitas Momen pada Balok A B2( 350 x 550 ) mm


Tulangan yang tertarik 6D19mm = 1701,18 mm2

A
s pasang  fy 
a =
0,85  f c  be
'

=
1701,18 400
0,85  25  350
= 91,492 mm

Cc’ = 0,85 x fc’ x b x a

= 0,85 x 25 x 350 x 91,492 = 680.471,75 N

 a
Mn = Cc '  d  
 2
 91,492 
= 680.471,75   472,5  
 2 
= 290.394.041,2 Nmm = 290,394 KNm

Kapasitas Momen pada Balok A B2( 350 x 550 ) mm


Tulangan yang tertarik 4D19mm = 1134,12 mm2

4D19mm = 1134,12 mm2

a =
A
s pasang  fy 
0,85 f c  b
'

=
1134,12  400
0,85  25  350
= 60,995 mm
286

Nilai a dari blok tegangan lebih kecil dari tebal flens, jadi
dilakukan analisa penampang T palsu.

A
s pasang  fy 
a =
0,85  f c  be
'

=
1134,12  400
0,85  25 1210
= 17,643 mm

Cc’ = 0,85 x fc’ x b x a

= 0,85 x 25 x 1210 x 17,643 = 453.645,638 N


 a
Mn = Cc '  d  
 2
 17,643 
= 453.645,638   472,5  
 2 
= 210.345.729 Nmm = 210,345 KNm
 Mg = (290,394 + 210,345)
= 500,739 KNm

2.Potongan A-A akibat -Ex

6D19mm 6D19mm

A 4D19mm 4D19mm
B

-Ex
Gambar 4.2.13 Potongan A-A akibat
POT A-A Gempa -Ex
287

Kapasitas Momen pada Balok B B2( 350 x 550 ) mm


Tulangan yang tertarik 6D19mm = 1701,18 mm2

A
s pasang  fy 
a =
0,85  f c  be
'

=
1701,18 400
0,85  25  350
= 91,492 mm

Cc’ = 0,85 x fc’ x b x a

= 0,85 x 25 x 350 x 91,492 = 680.471,75 N

 a
Mn = Cc '  d  
 2
 91,492 
= 680.471,75   472,5  
 2 
= 290.394.041,2 Nmm = 290,394 KNm

Kapasitas Momen pada Balok A B2( 350 x 550 ) mm


Tulangan yang tertarik 4D19mm = 1134,12 mm2

4D19mm = 1134,12 mm2

a =
A
s pasang  fy 
0,85 f c  b
'

=
1134,12  400
0,85  25  350
= 60,995 mm
288

Nilai a dari blok tegangan lebih kecil dari tebal flens, jadi
dilakukan analisa penampang T palsu.

A
s pasang  fy 
a =
0,85  f c  be
'

=
1134,12  400
0,85  25 1210
= 17,643 mm

Cc’ = 0,85 x fc’ x b x a

= 0,85 x 25 x 1210 x 17,643 = 453.645,638 N


 a
Mn = Cc '  d  
 2
 17,643 
= 453.645,638   472,5  
 2 
= 210.345.729 Nmm = 210,345 KNm

 Mg = (290,394 + 210,345)
= 500,739 KNm

3.Potongan B-B akibat Ey

7D19mm 7D19mm

C 4D19mm 4D19mm
D

Qy
Gambar 4.2.13 Potongan A-A akibat Gempa Ey
POT B-B
289

Kapasitas Momen pada Balok C B2( 350 x 550 ) mm


Tulangan yang tertarik 7D19mm = 1985,71 mm2

a =
A
s pasang  fy 
0,85 f c  b
'

=
1984,71  400
0,85  25  350
= 106,741 mm
Cc’ = 0,85 x fc’ x b x a
= 0,85 x 25 x 350 x 106,741 = 907.298,5 N
 a
Mn = Cc '  d  
 2
 106,741
= 907.298,5   540,5  
 2 
= 441.971.864,7 Nmm = 441,971 KNm

Kapasitas Momen pada Balok D B1( 400 x 600 ) mm


Tulangan yang tertarik 4D19mm = 1134,12 mm2

a =
A
s pasang  fy 
0,85 f c  b
'

=
1134,12  400
0,85  25  350
= 60,995 mm
Nilai a dari blok tegangan lebih kecil dari tebal flens, jadi
dilakukan analisa penampang T palsu.

A
s pasang  fy 
a =
0,85  f c  be
'
290

=
1134,12  400
0,85  25 1360
= 15,697 mm

Cc’ = 0,85 x fc’ x b x a


= 0,85 x 25 x 400 x 15,697 = 133.424,5 N
 a
Mn = Cc '  d  
 2
 15,697 
= 133.424,5   540,5  
 2 
= 71.068.760,06 Nmm = 71,068 KNm

 Mg = (441,971 + 71,068)
= 513,039 KNm

4.Potongan B-B akibat -Ey

7D19mm 7D19mm

C 4D19mm 4D19mm
D

-Qy
POT B-B A-A akibat Gempa Ey
Gambar 4.2.13 Potongan
291

Kapasitas Momen pada Balok C B2( 350 x 550 ) mm


Tulangan yang tertarik 4D19mm = 1134,12 mm2

a =
A
s pasang  fy 
0,85 f c  b
'

=
1134,12  400
0,85  25  350
= 60,995 mm
Nilai a dari blok tegangan lebih kecil dari tebal flens, jadi
dilakukan analisa penampang T palsu.

A
s pasang  fy 
a =
0,85  f c  be
'

=
1134,12  400
0,85  25 1210
= 17,643 mm

Cc’ = 0,85 x fc’ x b x a


= 0,85 x 25 x 350 x 17,643= 131.219,813 N
 a
Mn = Cc '  d  
 2
 17,643 
= 131.219,813   490,5  
 2 
= 63.205.762,7 Nmm = 63,205 KNm

Kapasitas Momen pada Balok D B1( 400 x 600 ) mm


Tulangan yang tertarik 7D19mm = 1985,71 mm2
292

a =
A
s pasang  fy 
0,85 f c  b
'

=
1984,71  400
0,85  25  400
= 93,398 mm

Cc’ = 0,85 x fc’ x b x a


= 0,85 x 25 x 400 x 93,398 = 793.884 N

a
Mn = Cc '  d 


2
 93,398 
= 793.884   472,5  
 2 
= 338.036.601,1 Nmm = 338,036 KNm

 Mg = ( 338,036 + 63,205 )
= 401,241 KNm

Dari analisa diatas akan diambil nilai  Mg yang memiliki nilai


terbesar, yaitu pada analisa potongan B-B akibat Gempa Ey.

 Mg = (441,971 + 71,068)
= 513,039 KNm

Untuk mencari nilai Me pada kolom, akan digunakan


program bantu PCACOL. Dengan data sebagai berikut :

Kolom bawah : Pu : 1426,8 KN ( 1,2DL + 1,6 LL )

Mu : 224 KN.m
293

Kolom atas : Pu :797.0 KN ( 1,2DL + 1,6 LL )

Mu : 224 KN.m

Gambar.4.2.6 Diagram interaksi kuat rencana kolom

Dari gambar diatas didapat nilai Mnx tiap kolom :

Kolom bawah : 304,8 KNm

Kolom atas : 291,1 KNm

 Me = (304,8 + 291,1)/0,65 = 916,769 KNm

(6 / 5) Mg = (6/5 x 513,039)/0,8 = 769,559 KNm

 Me > (6 / 5) Mg
294

916,769 KNm > 769,559 KNm……( OK )

d. Disain Hubungan Balok Kolom

Pasal 23.5 menentukan Tulangan Transversal berbentuk hoop


seperti diatur pasal 23.4.4 harus dipasang dalam HBK, kecuali bila
HBK tersebut dikekang oleh komponen struktur sesuai pasal
23.5(2(2)).
Di HBK yang keempat mukannya terdapat balok- balok
dengan lebar setidak- tidaknya selebar ¾ lebar kolom, harus
dipasang tulangan transversal sedikitnya separoh yang disyaratkan
oleh pasal 23.4(4(1)) dan s < 0,25h atau 150mm. Namun pada
perhitungan kali ini lebar balok < ¾ lebar kolom. Maka sesuai
pasal 23.5(2(11)) untuk kesederhanaan penditailing, akan dipakai
Ash ujung kolom untuk tulangan transversal HBK in.

K2 ( 400x500 )mm
12D19mm
6D19mm B2 ( 350x550 )mm
7D19mm 4D19mm
B1 ( 400x600 )mm 4D19mm B B2 ( 350x550 )mm
D 7D19mm
B2 ( 350x550 )mm 9mm
6D119mm
4D19mm Elevasi +3.60
4D C
K2 ( 400x500 )mm
A 12D19mm

X
Y
Gambar 4.2.15 Hubungan pada Balok dan Kolom
295

Dalam analisa ini akan ditinjau dalam dua arah, yaitu dalam arah X
dan dalam arah Y.

a. Dalam Arah X

Kapasitas Balok A

Tulangan : A’s = 4D19mm = 1134,12 mm2


As = 6D19mm = 1701,18 mm2

4  283,53 59,5  2  283,53  113,5


y =
6  283,53
= 77,5 mm

Cek Keserasian Tegangan :

Cc  ( 0 ,85  25  350  0 ,85 x )  6 . 321 ,876 xN

( x  d ' )  600
Cs    ( 0 ,85  25 )   1134 ,12
x
( x  75 )  600
  ( 0 ,85  25 )   1134 ,12
x
656 . 371 ,95 x  51 . 035 . 400
 N
x
T  (1701 ,18  400 )  680 . 472 N

Cc+ Cs = T

656.371,95 x  51.035.400
6.321,876 x   680.472
x
6.321,876X2 – 24.100,05X –52.736.580 = 0
296

Didapat nilai X :
X1 = 81,9 mm
X2= -39 mm ; jadi X pakai = X1 = 82 mm.

( x  d ' )  600 (82  60 )  600


f 's    164 , 403 Mpa
x 82
 a
Mn1 = ( As.1,25 fy  A' s. f ' s ) x  d  
 2
 70 
Mn1 = (1701.18.1,25.400  1134,12.164) x  475  
 2 
= 292.379.584,6 Nmm.

Mn2 = ( A' s. f ' s ) x d  d '

= (1134,12.93) x 475  59,5

= 74.607.855,48 Nmm.

Mn = Mn1+Mn2

= 292.379.584,6 Nmm + 74.607.855,48 Nmm

= 366.987.440 Nmm

Kapasitas Balok B

Tulangan : As = 4D19mm = 1134,12 mm2


A’s = 6D19mm = 1701,18 mm2
297

4  283,53 59,5  2  283,53  113,5


d’ =
6  283,53
= 77,5 mm
Cek Keserasian Tegangan :

Cc  ( 0 ,85  25  350  0 ,85 x )  6 . 321 ,876 xN

( x  d ' )  600
Cs    ( 0 ,85  25 )   1701,18
x
( x  77 ,5 )  600
   ( 0 ,85  25 )   1701,18
x
984 . 544 , 75 x  132 . 692 , 04
 N
x
T  (1134 ,12  400 )  453 . 648 N

Cc+ Cs = T

984.544,75 x  132.692,04
6.321,876 x   453.648
x
6.321,876X2 – 530.909,925– 79.104.870 = 0

Didapat nilai X :
X1 = 77,5 mm
X2= -92 mm ; jadi X pakai = X1 = 77,5 mm.

( x  d ' )  600 ( 77 ,5  77 ,5 )  600


f 's    0 Mpa
x 77 ,5
298

( f’s = 0, menandakan tulangan 6D19mm tidak memikul momen


dan penampang berperilaku layaknya balok bertulangan tunggal
dengan Tulangan 4D19mm sebagai tulangan tarik )
 a
Mn1 = ( As.1,25 fy  A' s. f ' s ) x  d  
 2
 66 
Mn1 = (1134,12.1,25400  1701,18 .7,948) x  490,5  
 2 
= 259.512.733,7 Nmm.

Mn2 = ( A' s. f ' s ) x d  d ' = 0

Mn = Mn1+Mn2

= 259.512.733,7 Nmm.+ 0

= 259.512.733,7 Nmm.

→ Gaya Tarik pada Tulangan Tarik :

T1(6D19mm) = As1 x 1,25fy =1.700,31 x 1,25 x 400 = 850.155 N

T2(4D19mm) = As2 x 1,25fy =1.133,54 x 1,25 x 400 = 566.770 N

Vh gaya geser dikolom dihitung dari Mpr kedua ujung balok


yang menyatu di HBK. Dalam hal ini, karena panjang kolom atas
dan bawah adalah sama, maka masing- masing ujung kolom
memikul jumlah Mpr balok- balok sama besarnya ( Mu ).

( Mpr )  ( Mpr ) 259,5  366,9


Mu    313,2 KNm
2 2
Sehingga;
299

Mu 2  313,2 KNm
Vh    202,064 KN
h/2 3,1
Dengan hasil perhitungan diatas dan Mpr- dihitung untuk
tulangan 6D19mm dan 4D19mm.

Gaya geser di Vx-x = T1 + T2 – Vh.

Vx-x = 850,155KN+566,77KN- 202,064 KN= 1.214,861 KN

Untuk HBK yang terkekang keempat sisinya berlaku kuat geser


nominal.
Ø(Vc) = 0,75 x 1,7 x Aj x 2 f 'c

2
= 0,75 x 1,7 x (500x400) x 25 = 1.275.000 N = 1.275KN

1.275KN > ( Vx-x = 1.214,861 KN )…OK

Gambar 4.2.14 Gaya- gaya dalam arah balok X


B2 ( 350 x 5550 )mm
300

Arah Gaya Geser

Penampang melintang kolom


K2 ( 400 x 500 )

b be 12D19mm

Y d

X
Arah Gaya Geser
Gambar 4.2.15 Luas daerah geser efektif pada inti sambungan

b; Untuk pengurungan yang cukup

be; Untuk kurungan yang tak cukup oleh balok Arah y

Untuk pertemuan ini, balok- balok arah y memiliki lebar


balok ( bw ) > ¾ lebar kolom ( 400mm > 400mm ) sehingga
memberikan efek kurungan saat terjadi perpindahan geser pada
balok arah X. Maka dari itu akan digunakan Luasan Efektif Acv :

Acv = b x d = ( 500mm x ( 400-40-16-9,5 )mm )= 167.250mm2

Vu 1.214.861 N
Vn    9,685 N /mm2
Acv   167.250  0,75

1  Nu  
 f ' c  1    bw  d 
6
 14 Ag 
Vc   
Acv
301

1  1.426.800  
 25  1  500  334,5 
 14  400  500 
Vc   
6
2
167.250m

= 1,258 N/mm2

Oleh karena Vn > Vc, dibutuhkan tulangan geser.

Penulangan geser yang dibutuhkan dapat direncanakan dengan :

Vs  s (Vn  Vc)  be  s
Av  
fy  d fy

Av (9,685  1,258)  500


 =10,534 mm
S 400
Digunakan; Av = 4ø16mm = 804,25 mm2

Av 804,25 mm2
s   76,35mm
10,534 10,534mm
Maka akan digunakan jarak sengkang s= 75mm ( s = 7,5cm )

b. Dalam Arah Y

Kapasitas Balok C ( Akibat Gempa Ey )

Tulangan : A’s = 4D19mm = 1134,12 mm2


As = 7D19mm = 1984,71 mm2

5  283,53  59,5  2  283,53  113,5


y =
7  283,53
= 75 mm
302

Cek Keserasian Tegangan :

Cc  ( 0 ,85  25  350  0 ,85 x )  6 . 321 ,876 xN

( x  d ' )  600
Cs    ( 0 ,85  25 )   1134 ,12
x
( x  59 ,5 )  600
  ( 0 ,85  25 )   1134 ,12
x
656 . 371 ,95 x  40 . 488 . 084
 N
x
T  (1984 , 71  400 )  793 . 884 N

Cc+ Cs = T

656.371,95 x  40.488.084
6.321,876 x   793.884
x
6.321,876X2 – 137.512,05 –40.488.084 = 0

Didapat nilai X :
X1 = 91mm
X2= -39 mm ; jadi X pakai = X1 =91 mm.

( x  d ' )  600 ( 91  59 ,5 )  600


f 's    210 , 429 Mpa
x 91

 a
Mn1 = ( As.1,25 fy  A' s. f ' s ) x  d  
 2
303

 77 
Mn1 = (1984,71.1,25.400  1134,12.210) x  475  
 2 
= 328.708.567,2 Nmm.

Mn2 = ( A' s. f ' s ) x d  d '

= (1134,12.210) x 475  59,5

= 99.176.903,86 Nmm.

Mn = Mn1+Mn2

= 328.708.567,2 Nmm + 99.176.903,86 Nmm

= 427.885.471 Nmm

● Kapasitas Balok C ( Akibat Gempa (–Ey) )

Tulangan : As = 4D19mm = 1134,12 mm2

A’s = 7D19mm = 1984,71 mm2

5  283,53  59,5  2  283,53  113,5


d’ =
7  283,53
= 75 mm

Cek Keserasian Tegangan :

Cc  ( 0 ,85  25  350  0 ,85 x )  6 . 321 ,876 xN

( x  d ' )  600
Cs    ( 0 ,85  25 )   1984 , 71
x
304

( x  75 )  600
   ( 0 ,85  25 )   1984 , 71
x
1 . 148 . 650 ,913 x  89 . 311 . 950
 N
x

T  (1134 ,12  400 )  453 . 648 N

Cc+ Cs = T

1.148.650,193 x  89.311.950
6.321,876 x   453.648
x
6.321,876X2 – 695.002,913X – 89.311.950 = 0

Didapat nilai X :
X1 = 76 mm
X2= -92 mm ; jadi X pakai = X1 = 76 mm.

( x  d ' )  600 ( 76  75 )  600


f 's    7 ,948 Mpa
x 76
 a
Mn1 = ( As.1,25 fy  A' s. f ' s ) x  d  
 2
 65 
Mn1 = (1984,71.1,25400  1134,12.7,948) x  490,5  
 2
= 252.614.213,4 Nmm.

Mn2 = ( A' s. f ' s ) x d  d '

= (1984,71.7,948) x 490,5  75


305

= 6.555.572,428 Nmm.

Mn = Mn1+Mn2

= 252.614.213,4 Nmm. + 6.555.572,428 Nmm.

= 259.169.785,8 Nmm

Kapasitas Balok D ( Akibat Gempa Ey )

Tulangan : As = 4D19mm = 1134,12 mm2

A’s = 7D19mm = 1984,71 mm2

5  283,53  59,5  2  283,53  113,5


d’ =
7  283,53
= 75 mm

Cek Keserasian Tegangan :

Cc  ( 0 ,85  25  400  0 ,85 x )  7 . 225 xN

( x  d ' )  600
Cs    ( 0 ,85  25 )   1984 , 71
x
( x  75 )  600
   ( 0 ,85  25 )   1984 , 71
x
1 . 148 . 650 ,913 x  89 . 311 . 950
 N
x

T  (1134 ,12  400 )  453 . 648 N


306

Cc+ Cs = T

1.148.650,193 x  89.311.950
7.225 x   453.648
x
7.225 X2 + 695.002,913X – 89.311.950 = 0

Didapat nilai X :
X1 = 72,99 mm
X2= -84,594 mm ; jadi X pakai = X1 = 73 mm.

( x  d ' )  600 ( 73  75 )  600


f 's     15 ,901 Mpa
x 73

”f’s bernilai negatif menandakan tulangan tekan tidak mengalami


tekan dan dalam analisa selanjutnya tulangan tekan diasumsikan
tidak memikul momen, jadi dapat dikatakan balok dalam keadaan
ini berperilaku balok tulangan tunggal”

 a
Mn = ( As.1,25 fy ) x  d  
 2
 65 
Mn = (1984,71.1,25400) x  490,5  
 2
= 252.614.213,4 Nmm.

Kapasitas Balok D ( Akibat Gempa -Ey )

Tulangan : A’s = 4D19mm = 1134,12 mm2


As = 7D19mm = 1984,71 mm2

5  283,53  59,5  2  283,53  113,5


y =
7  283,53
307

= 75 mm

Cek Keserasian Tegangan :

Cc  ( 0 ,85  25  400  0 ,85 x )  7 . 225 xN

( x  d ' )  600
Cs    ( 0 ,85  25 )   1134 ,12
x
( x  59 ,5 )  600
  ( 0 ,85  25 )   1134 ,12
x
656 . 371 ,95 x  40 . 488 . 084
 N
x
T  (1984 , 71  400 )  793 . 884 N

Cc+ Cs = T

656.371,95 x  40.488.084
7.225 x   793.884
x
7.225 X2 – 137.512,05 –40.488.084 = 0

Didapat nilai X :
X1 = 84 mm
X2= -32 mm ; jadi X pakai = X1 =84 mm.

( x  d ' )  600 (84  59 ,5 )  600


f 's    179 ,891 Mpa
x 84
 a
Mn1 = ( As.1,25 fy  A' s. f ' s ) x  d  
 2
308

 71,4 
Mn1 = (1984,71.1,25.400  1134,12.179,8) x  525  
 2 
= 385.405.551,4Nmm.

Mn2 = ( A' s. f ' s ) x d  d '

= (1134,12.210) x 525  59,5

= 94.970.453,06Nmm.

Mn = Mn1+Mn2

= 385.405.551,4 Nmm + 94.970.453,06Nmm

= 480.376.004,5 Nmm

Berdasarkan perhitungan diatas maka akan diambil momen akibat


Gempa (-Ey).

→ Gaya Tarik pada Tulangan Tarik :

T1(7D19mm) = As1 x 1,25fy =1.984,71 x 1,25 x 400 = 992.355 N

T2(4D19mm) = As2 x 1,25fy =1.133,54 x 1,25 x 400 = 566.770 N

Vh gaya geser dikolom dihitung dari Mpr kedua ujung balok


yang menyatu di HBK. Dalam hal ini, karena panjang kolom atas
dan bawah adalah sama, maka masing- masing ujung kolom
memikul jumlah Mpr balok- balok sama besarnya ( Mu ).

( Mpr )  ( Mpr ) 259,2  480,4


Mu    369,8 KNm
2 2
Sehingga :
309

Mu 2  369,8KNm
Vh    238,581KN
h/2 3,1
Dengan hasil perhitungan diatas dan Mpr- dihitung untuk
tulangan 6D19mm dan 4D19mm.

Gaya geser di Vx-x = T1 + T2 – Vh.


Vx-x = 992,355 KN+566,77KN- 238,581KN= 1.320,544KN

Untuk HBK yang terkekang keempat sisinya berlaku kuat geser


nominal.
Ø(Vc) = 0,75 x 1,7 x Aj x 2 f 'c

2
= 0,75 x 1,7 x (500x400) x 25 = 1.275.000 N = 1.275KN

1.275KN < ( Vx-x = 1.320,544KN )…OK

Gambar 4.2.14 Gaya- gaya dalam arah balok Y


B1 ( 400 x 600 )mm dan B2 ( 350 x 5550 )mm
310

b Penampang melintang kolom


K2 ( 400 x 500 )

be

Arah Gaya Geser


Arah Gaya Geser

d 12D19mm

X
Gambar 4.2.15 Luas daerah geser efektif pada inti sambungan

b; Untuk pengurungan yang cukup

be; Untuk kurungan yang tak cukup oleh balok Arah y

Untuk pertemuan ini, balok- balok arah X memiliki lebar


balok ( bw ) < ¾ lebar kolom ( 400mm > 400mm ) sehingga tidak
memberikan efek kurungan saat terjadi perpindahan geser pada
balok arah Y. Maka dari itu akan digunakan Luasan Efektif Acv :

Acv = b x d = ((400-(2x40)) x (500-40-10-9.5))= 140.960 mm2

Vu 1.320.544N
Vn    12,491N /mm2
Acv   140.960  0,75
311

1  Nu  
 f ' c  1    bw  d 
6
 14 Ag 
Vc   
Acv

1  1.426.800  
 25  1    320  525 
 14  400  500 
Vc   
6
2
140.960 m

= 1,499 N/mm2

Oleh karena Vn > Vc, dibutuhkan tulangan geser.

Penulangan geser yang dibutuhkan dapat direncanakan dengan :

Vs  s (Vn  Vc)  be  s
Av  
fy  d fy

Av (12,491  1,499)  320


 =8,794mm
S 400
Digunakan; Av = 4ø16mm = 804,5 mm2

Av 804,25 mm2
s   91mm
8,794 8,794mm
Dengan mempertimbangkan jarak sengkang pada arah x ( yang
lebih kecil dibandingkan arah y ), maka akan digunakan jarak
sengkang arah y sebesar s= 75 mm ( s = 7,5 cm ).
312

Tul.Geser Arah Y

Tul.Geser Arah X
2 16mm

X
Gambar 4.2.4 Penampang Kolom dengan Tulangan Geser arah
X dan arah y

4D19mm
2D19mm
3,0cm
7,5cm
35,8cm

7,5cm

7,5cm
7,5cm
4D19mm
3,0cm

Gambar 4.2.4 Potongan Hubungan Balok Kolom dengan


Tulangan Geser arah X dan arah y
313

e. Perhitungan Sambungan Lewatan Tulangan Vertikal


Kolom.

Berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal 14.2.(3), Panjang


sambungan lewatan harus dipenuhi rumus berikut :
ld 9 fy 
 
d b 10 f c  c  K tr 
 
 db 
Dimana nilai-nilai berikut diperoleh dari SNI 03-2847-2002,
Pasal 14.2.3;
α = 1,0
β = 1,0
γ = 1,0
λ = 1,0
Ktr =0
c1 = 40 + 12 + 19/2 = 61,5 mm
400  240  12   19
c2 = = 46,167 mm
3 2
Ambil nilai c terkecil, 46,167 mm.
c  K tr 46,167  0
  2,43
db 19
l d 9  400 1 1 1 1
   29,63
d b 10 25 2,43
ld = 29,63 x 19 = 563 mm

Dapat diperkirakan bahwa, akibat kombinasi beban berfaktor


dengan beban gempa tegangan yang terjadi fs > 0,5fy.Jadi
sambungan termasuk kelas B pasal 14.17 (2(3)) yang
panjangnya harus 1,3ld = 1,3 x 563 =731,9 mm
Sehingga Lpakai = ld = 750mm
314

Untuk didaerah sambungna lewatan, akan digunakan spasi


sengkang sebesar s=100mm sesuai “pasal 23.3(2(3)) spasi tidak
melebihi d/4 atau 100mm”.

- Kontrol retak (SNI 03-2847-2002, Pasal 12.6(4))

Karena tegangan leleh yang digunakan melebihi 300Mpa maka


perlu dilakukan kontrol terhadap retak.
fy = 4000 Mpa > 300 Mpa, maka kontrol retak diperlukan.
z = fs 3 dc  A
dengan syarat : z ≤ 30 MN/m ( untuk struktur dalam ruangan )
fs = 60 % x 400 Mpa =240 Mpa
dc = decking + sengkang + 0,5 tulangan
1
 19 mm
dc = 40 mm +12 + = 61,5 mm
2
2d  b 2  61,5  400
A c w   12300
n 4
Sehingga,
z = fs 3 dc  A
z = 240 x 3 61,5  12300
= 21.867,777 N/mm
= 21,86 MN/m ≤ 30 MN/m........Ok!
Sehingga balok aman terhadap retak
Sebagai alternatif perhitungan nilai z dapat dilakukan perhitungan
lebar retak yang diberikan yaitu :
  11  10 6    fs  3 d c  A dan nilai lebar retak yang
diperoleh tidak melebihi 0,4mm untuk penampang di dalam
ruangan dan 0,3mm untuk penampang yang dipengaruhi cuaca luar.
β = 0,85 untuk fc’< 30Mpa. Sehingga
  11 10 6  0,85  0,6  4000  3 61,5  12300
= 0,2mm< 0,4mm.........(OK).
315

GAMBAR 4.2.16 Penampang Kolom dan Detail Hoops


316

Gambar 4.2.17 Sambungan Lewatan

Вам также может понравиться