Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. Pengertian Komunikasi
untuk kontak sosial. Melalui komunikasi seseorang tumbuh dan belajar, menemukan
pribadi kita dan orang lain, kita bergaul, bersahabat, bermusuhan, mencintai atau
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari bahasa
Latin Communicatio, dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama atau sama
makna.
Secara sederhana komunikasi dapat dirumuskan sebagai proses pengoperan isi pesan
Berangkat dari definisi tersebut di atas, komunikasi berarti sama-sama membagi ide-
ide. Apabila seseorang berbicara dan temannya tidak mendengarkan dia, maka di sini
tidak ada pembagian dan tidak ada komunikasi. Apabila orang pertarna menulis dalam
bahasa Inggris dan orang kedua tidak dapat membaca bahasa Inggris, maka tidak ada
saja. Komunikasi harus mengandung pembagian ide, pikiran, fakta atau pendapat
maupun tidak
orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal. Bentuk khusus
dari komunikasi antar pribadi adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya
yang berinteraksi satu sa:m:l lain l’ntuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu
bersifat informal dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar dari pada
komunikasi kelompok.
F. Komunikasi Massa, yaitu yang menggunakan media massa, baik cetak atau e!
ektronik, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan yang
ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim
dan heterogen.
antarpribadi.
2. Komunikasi Antarpribadi
pribadi dan untuk kontak sosial. Melalui komunikasi kita tumbuh dan belajar, kita
menemukan pribadi kita dan orang lain, kita bergaul, bersahabat, menemukan kasih
terhadap lambang-lambang.
Liliweri (1997:13) dalam Tamsil (2005:8) menyebutkan beberapa ciri komunikasi
antarpribadi, yaitu:
berkomunikasi akan membuat prediksi pada data psikologis tentang efek atau perilaku
Setiap berkomunikasi dengan orang lain kita secara tidak langsung membuat
prediksi tentang efek dan prilaku komunikasinya. Menurut Miller ada tiga tingkatan
analisis yang digunakan dalam melakukan prediksi, yaitu: tingkat kultural, tingkat
pemahaman dulu tentang konsep kultur atau budaya. Budaya adalah akal budi manusia,
yang pada analisis ini individu tersebut berusaha menyamakan persepsi pada tataran
karya akal budi manusia yang terikat dalam bahasa, kebiasaan, norma sosial yang
penulis bertemu pak Ujo yang sedang lari-lari kecil. Ia menyapa saya dengan hangat
saat saya duduk dipinggir lapangan bola Universitas Hasanuddin Makassar. “Ghak lari
dhe? Bhiar sehat. Yuu!!”. Persepsi awal penulis terhadap pak Ujo adalah orang suku
Analisis pada tingkat sosiologis. Pada analisis ini individu untuk itu tingkat
analisis ini lebih kepada generalisasi rangsangan berdasarkan kerangka pengalaman dan
kelompok sosial tertentu. Maksudnya, pada tahapan ini individu melakukan prediksi
pengamatan. Kecirian yang diikuti pemberian label menjadi jawaban dari penilaian
sementara individu tersebut. Contoh: saat pak Ujo selesai menyapa, saya pun
tersenyum, sebelum membalas sapaan pak Ujo saya mengamati karakteristik pak Ujo:
berkepala botak, berkacamata yang mempunyai rantai, serta berperut melebar. Maka
saya mengambil kesimpulan bahwa pak Ujo adalah seorang dosen sekelas profesor.
“iye pak, lagi tidak enak badan ki saya pak” dengan tubuh sedikit membukuk dan
didasarkan atas analisis pengalaman individual yang unik dari komunikan, maka dapat
Tiap indifidu mempunyai watak dan kepribadian yang tak sama dengan orang
lain, karena ini merupakan hasil tempaan dan terbentuk berdasarkan pengalaman
dimasa lalu. Apabila dua individu yang melakukan komunikasi bisa saling mengerti
dan memahami kepribadian dan watak masing-masing, baru dapat dikatakan bahwa
satu sama lain dalam berkomunikasi melakukan prediksi atas data psikologis. Selain
itu, pada tataran ini kedua individu yang melakukan interaksipun telah mengalami
pembiasan norma yang berlaku diantara mereka. Yang tadinya pada tataran kultural dan
konvensional yang berlaku dimasyarakat, tetapi pada tataran psikologis individu yang
beriteraksi menggunakan norma relational yang hanya dipahami oleh mereka berdua
Atas dasar uraian diatas, maka dapat dibedakan antara komunikasi antarpribadi
didasarkan pada analisis tingkat atau tataran psikologis, maka pihak-pihak yang
verbal dan non-verbal pada tataran psikologis antara individu yang satu dengan
individu yang lain, yang memiliki norma relational berdasarkan kesepakatan individu-
individu tersebut, dimana arus pesan terjadi dari dua arah secara aktif serta saling
Tatap muka, penulis memaknai pengertian yang diberikan Deddy Mulyana dalam
bukunya penganta ilmu komunikasi sebagaimana tatap muka mempunyai sebuah efek
lebih kepada indifidu yang melakuakan aktifitas kumunikasi. Serta lebih kepada
seperti komunikasi pada umumnya selalu mencakup dua unsur pokok; isi pesan dan
bagaimana isi itu dikatakan, baik secara verbal(tersurat) maupun non verbal(tersirat).
Steinberg (1975) dalam Jurnal Komunikasi Antarpribadi Universitas Terbuka (hal 4),
antarpribadi.
antara komunikasi antarpribadi kepada sebuah konsep diri sebaiknya kita memberikan
sedikit pemarapan tentang ciri komunikasi antarpribadi yang efektif menurut de Vito dalam
Tamsil (2005:30) :
1. Keterbukaan (Opennes)
Sikap keterbukaan paling tidak menunjuk pada dua aspek dalam komunikasi
antarpribadi. Pertama, kita harus terbuka pada orang lain yang berinteraksi dengan
kita, yang penting adalah adanya kemauan untuk membuka diri pada masalah-
masalah yang umum, agar orang lain mampu mengetahui pendapat, gagasan, atau
Kedua, dari keterbukaan menunjuk pada kemauan kita untuk memberikan tanggapan
terhadap orang lain secara jujur dan terus terang terhadap segala sesuatu yang
dikatakannya.
2. Positif (Positiveness)
Memiliki perilaku positif yakni berpikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
3. Kesamaan (Equality)
dimiliki pelakunya. Seperti nilai, sikap, watak, perilaku, kebiasaan, pengalaman, dan
sebagainya.
4. Empati (Empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada posisi atau
peranan orang lain. dalam arti bahwa seseorang secara emosional maupun intelektual
5. Dukungan (Supportiveness)
Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku