Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstract
Frame relay, according to its name, is a technology that depends on frames that’s being
relayed in a data transmission. This technology is a simplified form of packet switching,
similar in principle to X.25, in which synchronous frames of data are routed to different
destinations depending on header information [Bates,2002:57]. A regular analysis on network
performance and quality must be taken to guarantee certain service level. This task is so
important as frame relay usually carries data on high speed data communication backbone.
The performance analysis from the Frame Relay network will be discussed at the providing
company. Performance analysis is useful to know the quality of service from the Frame relay
network . To analyze the quality of service from the Frame relay network can be seen from the
measurement that can affect the network. There are three measures which can affect the
network significantly such as bus utilization, excess burst percentage and dropped packet
percentage. Those three are closely related and having significant impact on overall frame
relay’s network quality. Based on the results from the networks analyzed shows that it has
enough processing power and bandwidth resources, eventhough nearly 30% of their network
path is under specified service level guarantee. Even so, overall quality of frame relay
network meets the specified service level quality.
Keywords: Frame Relay, Bus Utilization, Excess Burst Percentage, Dropped Packet
Percentage
1. Pendahuluan
Teknologi telekomunikasi berkembang dengan pesat dewasa ini.
Perkembangan teknologi ini sangat berpengaruh di segala aspek kehidupan.
Dunia bisnis merupakan salah satu contoh bidang yang sangat bergantung
akan kemajuan teknologi telekomunikasi. Perusahaan yang mampu untuk
mendapatkan informasi secara lebih cepat dan mengolah data dengan tepat,
maka perusahaan itulah yang akan beradaptasi dan bertahan.
Pada kondisi itu data kemudian akan dibagi-bagi dalam ukuran yang
lebih kecil (paket data). Paket-paket data tersebut kemudian diberi tambahan
kepala (header) untuk menetapkan alamat (address) tujuan, dan kemudian
ditransmisikan melalui jaringan.
38
Yuli Kurnia Ningsihi, Indra Surjati & Alfian Noor Faiq, Analisis Performansi Jaringan Frame Relay
control) dan pengendalian arus data (flow control). Selama proses transmisi
data frame relay berasumsi bahwa perbaikan kesalahan (error correction)
akan dilakukan oleh layer protocol.
39
JETri, Tahun Volume 5, Nomor 1, Agustus 2005, Halaman 37 - 52, ISSN 1412-0372
Pada Frame Relay tidak ada flow control. Tanpa proses flow control,
maka jaringan dengan mudah akan membuang frame-frame yang tidak dapat
dikirimkannya. Akan tetapi, protokol Frame Relay menyertakan aturan untuk
mengendalikan dan meminimalisasi kehilangan frame (frame loss) pada level
pengguna.
CIR ≤ AR (1)
40
Yuli Kurnia Ningsihi, Indra Surjati & Alfian Noor Faiq, Analisis Performansi Jaringan Frame Relay
Bc
CIR (2)
Tc
Bc Be
AR (3)
Tc
Be
EIR (4)
Tc
41
JETri, Tahun Volume 5, Nomor 1, Agustus 2005, Halaman 37 - 52, ISSN 1412-0372
Sama seperti CIR, nilai utilisasi bus juga diukur selama interval
waktu tertentu (Tc), sehingga nilai utilisasi bus ini selalu berkaitan erat
dengan kondisi jaringan serta performansi yang ada setiap waktu.
Hal ini karena pada dasarnya jaringan Frame Relay tidak memiliki
kendali arus data, sehingga berapapun EIR yang dilakukan oleh pelanggan
akan selalu diteruskan selama totalnya masih dibawah access rate yang
tersedia. (persamaan 5).
Oleh karena itu sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan, nilai
excess burst percentage ini tidak boleh lebih dari 98%. Jika lebih dari nilai
yang ditetapkan tersebut, maka pelanggan diwajibkan untuk meningkatkan
nilai CIR dan melakukan konfigurasi ulang untuk nilai CIR yang baru.
42
Yuli Kurnia Ningsihi, Indra Surjati & Alfian Noor Faiq, Analisis Performansi Jaringan Frame Relay
AR
EBP = x 100% (6)
CIR
Dimana:
EBP : Excess Burst Percentage
AR : kecepatan akses yang dikirim untuk dapat masuk jaringan
Frame Relay.
CIR : kecepatan throughput yang dijamin oleh jaringan untuk
dilewatkan pada kondisi normal.
TX R X
D= x 100% (7)
TX
Dimana:
D , adalah dropped packet percentage
Tx, jumlah paket yang dikirimkan oleh pengirim
Rx, jumlah paket yang diterima oleh penerima
43
JETri, Tahun Volume 5, Nomor 1, Agustus 2005, Halaman 37 - 52, ISSN 1412-0372
44
Yuli Kurnia Ningsihi, Indra Surjati & Alfian Noor Faiq, Analisis Performansi Jaringan Frame Relay
Tabel 1 Nilai CIR dari rekapitulasi topologi jaringan Frame Relay (lanjutan)
No Originating Remote Component Name CIR (Mbps)
45
JETri, Tahun Volume 5, Nomor 1, Agustus 2005, Halaman 37 - 52, ISSN 1412-0372
Tabel 1 Nilai CIR dari rekapitulasi topologi jaringan Frame Relay (lanjutan)
No Originating Remote Component Name CIR (Mbps)
46
Yuli Kurnia Ningsihi, Indra Surjati & Alfian Noor Faiq, Analisis Performansi Jaringan Frame Relay
Tabel 1 Nilai CIR dari rekapitulasi topologi jaringan Frame Relay (lanjutan)
No Originating Remote Component Name CIR (Mbps)
47
JETri, Tahun Volume 5, Nomor 1, Agustus 2005, Halaman 37 - 52, ISSN 1412-0372
Kemudian untuk EBP > 100%, yang berarti harus segera diperbaiki
karena lonjakan sudah melewati batas normal. Dan yang terakhir prosentase
lonjakan berada diantara 98 % sampai dengan 100 %. Ini dapat dikatakan
melebihi batas normal, akan tetapi masih dapat ditolerir.
48
Yuli Kurnia Ningsihi, Indra Surjati & Alfian Noor Faiq, Analisis Performansi Jaringan Frame Relay
Pada jaringan frame relay yang ada hanya satu link(trunk) yang
memiliki bus utilization terbesar sebesar 96% (lebih dari 80%) , sehingga
perlu dilakukan optimasi untuk mulai meningkatkan kapasitas pada site
tersebut. Untuk site-site lainnya, bus utilization masih cukup tangguh untuk
mendukung operasional jaringan Frame Relay yang ada.
49
JETri, Tahun Volume 5, Nomor 1, Agustus 2005, Halaman 37 - 52, ISSN 1412-0372
50
Yuli Kurnia Ningsihi, Indra Surjati & Alfian Noor Faiq, Analisis Performansi Jaringan Frame Relay
5. Kesimpulan
1. Pada pengukuran prosentase bus utilization , 80 % dari semua perangkat
yang ada di 20 site masih dalam kondisi baik dan tidak perlu
peningkatan (upgrade).
2. Berdasarkan perhitungan excess burst percentage , kapasitas jaringan
terpasang masih mencukupi untuk mendukung beroperasinya layanan
jaringan frame relay. Dari 82 link access pada setiap node jaringan
termasuk backbone, terdapat 42 link yang masih sesuai dengan standar
kualitas layanan yang ditetapkan, 33 link yang melebihi ambang batas
yang ditetapkan namun masih dapat ditolerir oleh kapasitas trunk
sedangkan 7 link sisanya jauh melebihi ambang batas yang ditetapkan
sehingga jalur-jalur pada kategori ini harus segera dilakukan perbaikan.
3. Berdasarkan perhitungan dropped packet percentage ada sekitar 20%
jalur yang digunakan banyak mengalami gangguan sehingga
menimbulkan dropped packet ratio yang melebihi standar yang berlaku.
Jalur-jalur ini harus dicek kondisinya secara fisik untuk mengatasi hal
tersebut.
4. Berdasarkan hasil analisis performansi dari layanan Jaringan Frame
Relay secara keseluruhan, diperoleh bahwa kemampuan proses dan
ketersediaan bandwidth sekitar 70 % cukup memadai dan masih mampu
memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. Namun disisi lain
yakni ada sekitar 30 % jaringan fisik yang masih di bawah tingkat
layanan yang ditetapkan.
Daftar Acuan
1. Bates, Regis J. 2002. Broadband Telecommunication Handbook, 2nd
edition. New York: McGraw Hill.
2. Black, Ulyess. 1994. Frame Relay Networks – Specification and
Implementation, 2nd Edition. New York: McGraw Hill.
51
JETri, Tahun Volume 5, Nomor 1, Agustus 2005, Halaman 37 - 52, ISSN 1412-0372
52