Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Eko Subhan
http://protonomi.co.cc
Harmonisasi Penataan Ruang, Sumberdaya Alam Dan
Penggunaan Lahan
Eko Subhan1
1|EkoSubhan http://protonomi.co.cc
No. Perihal Penjelasan
ruang.
3. Kedudukan a. Dalam melaksanakan tugasnya TKPR tidak
bertanggung jawab secara struktural pada
pemerintahan kabupaten/kota,
b. TKPR merupakan kepanjangan tangan dari BKTRN
di tingkat kabupaten/kota.
4. Tugas Pokok a. Merumuskan dan mengkoordinasikan penyusunan
kebijakan di tingkat propinsi maupun pusat dalam
harmonisasi penataan ruang, sumberdaya alam
dan penataan ruang, dengan memperhatikan
penataan ruang di tingkat kabupaten/kota,
b. Mengkaji dan memberikan saran kepada
Bupati/Walikota terhadap konflik dan
permasalahan yang timbul dalam harmonisasi
penataan ruang, sumberdaya alam dan penataan
ruang.
5. Fungsi a. Koordinasi
b. Penanggulangan
c. Fasilitasi
d. Pembinaan (Konsultasi)
6. Keanggotaan a. Perwakilan BKTRN
b. Perwakilan departemen/dinas/instansi terkait
langsung
c. Ka. Bappeda propinsi dan Kabupaten/Kota
d. Kakanwil/Ka.Kantor/Ka Dinas Pertanahan
e. Ka Bapedalda di Propinsi dan Kabupaten/Kota
f. Perwakilan pemerintah propinsi/kabupaten/kota
7. Pembiayaan a. APBN, atau
b. APBN dan Dana Penyertaan dari APBD
2|EkoSubhan http://protonomi.co.cc
2. Upaya pembentukan TKPR ini merupakan upaya membangkitkan kembali fungsi dan
peran lembaga koordinator penataan ruang, baik ditingkat pusat maupun regional.
Sehingga dalam masa tahap awal ini orientasi kegiatan lebih difokuskan pada
penemuan mekanisme kerja dan pelayanan serta bidang penanganan yang sesuai
berdasarkan kebutuhan daerah. Untuk itu pembentukan lembaga TKPR didasarkan
atas kepentingan penemuan format manajemen pelayanan yang efektif, efesien
dan terpadu, dengan merintis penempatan lembaga-lembaga TKPR pada wilayah-
wilayah prioritas (yang akan ditetapkan berdasarkan kajian lebih lanjut).
Secara skematik hirarki dan lingkup wilayah penanganan lembaga koordinasi atau
TKPR dalam harmonisasi penataan ruang, sumberdaya alam dan penggunaan lahan
dapat digambarkan sebagai berikut :
3|EkoSubhan http://protonomi.co.cc
Gambar 1. Hirarki Dan Lingkup Wilayah Penanganan Lembaga Koordinasi (Tkpr)
Harmonisasi Penataan Ruang, Sumberdaya Alam
dan Penggunaan Lahan
P1 P2 P3
..… TKPR I (BKTRN)
K1 K2 K3
..… TKPR II
Keterangan :
P1,2,3 = Propinsi 1,2,3
K1,2,3 = Kabupaten /Kota 1,2,3
TKPR tingkat pusat akan melakukan pelayanan di tingkat nasional (antar propinsi),
sedangkan TKPR tingkat regional akan melakukan pelayanan dan penanganan di tingkat
regional (antar kabupaten/kota).
Dalam pembentukan TKPR II dengan lingkup wilayah regional dan lingkup pelayanan
lintas wilayah dan lintas sektoral, terdapat kesulitan dalam menentukan batas lingkup
wilayah penanganannya, karena banyaknya pertimbangan khususnya yang berhubungan
dengan kaitan fisiografis, politis, ekonomis, sosial budaya dan ekologis seiring dengan
beban yang harus terakomodasi dalam kegiatan harmonisasi penataan ruang,
sumberdaya lahan dan penggunaan lahan.
Berdasarkan 4 pendekatan yang dapat dijadikan landasan dalam pembentukan
TKPR di tingkat regional, dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Wilayah Administrasi
Propinsi merupakan bentuk pendekatan yang paling sesuai untuk digunakan pada saat
ini. Kesesuaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dukungan peraturan perundangan di tingkat pusat yang memudahkan administrasi,
operasional dan koordinasi antar wilayah-wilayah yang menjadi bagian dari TKPR
regional.
2. Pendekatan wilayah administrasi secara umum dapat mengakomodasi kepentingan-
kepentingan yang menjadi dasar dari pendekatan-pendekatan lain, melalui
dukungan peraturan perundangan yang ada, baik dalam hal pengelolaan lingkungan
hidup dan sumberdaya, perimbangan keuangan pusat dan daerah, rencana tata
ruang, dan lain-lain serta dukungan kelembagaan, infrastruktur dan tenaga
operasional.
3. Dapat mengoptimalkan peran propinsi dalam pembangunan daerah, yaitu dalam
mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya secara berkelanjutan, dalam mengawasi
perkembangan pembangunan di daerah menurut arahan pembangunan nasional
dan regional, dalam meningkatkan koordinasi antar daerah dan antar stake holders.
4|EkoSubhan http://protonomi.co.cc
Hal ini akan dapat meningkatkan ketergantungan dan kepercayan daerah terhadap
peran propinsi apabila hal-hal diatas dapat ditanggulangi melalui manajemen yang
baik dan profesional. Keuntungan lain yang didapatkan adalah meningkatnya
mekanisme keterhubungan struktur pemerintahan pusat-propinsi-kabupaten/kota.
4. Dari sudut mekanisme pengawasan pembangunan, peran lembaga propinsi sebagai
kepanjangan tangan dari Pemerintah Pusat di Daerah, memberikan peluang untuk
TKPR bergerak secara leluasa. Hal ini sekaligus memberikan jawaban atas
kelangkaan lembaga pengawas dan evaluator pemanfaatan lahan, pemanfaatan
SDA, dan penataan ruang di Daerah.
5. Dalam kaitannya dengan penyelesaian konflik pemanfaatan ruang, pemanfaatan
lahan, dan pengelolaan SDA, lembaga TKPR di tingkat Propinsi dapat secara
langsung mengembangkan kinerja vertikal ke Pusat, sehingga keputusan yang
diambil dalam penyelsaian konflik dapat berlaku melalui regulasi yang sangat kuat
dan mengikat.
5|EkoSubhan http://protonomi.co.cc
Mekanisme Kerja Tim Koordinasi Penataan Ruang Dalam Kerangka Harmonisasi
Penataan Ruang, Sumberdaya Alam dan Penggunaan Lahan
Pengaduan
TKPR I (BKTRN)
Masalah
Wilayah A
K2
TKPR II Wilayah A
K3
K1
Keterangan : Pembahasan
K1,2,3 = Kabupaten/Kota1,2,3
Kesepakatan
Pelaksanaan
Dalam masa kerjanya TKPR II dapat melakukan koordinasi dengan TKPR I (BKTRN),
baik pada saat penanggulangan konflik atau permasalahan harmonisasi maupun pada
6|EkoSubhan http://protonomi.co.cc
saat melakukan pembinaan dan pengawasan harmonisasi penataan ruang, sumberdaya
alam dan penggunaan lahan di daerah. Apabila TKPR atas wilayah tertentu (setempat)
tidak dapat menuntaskan konflik dan permasalahan yang terjadi, maka TKPR setempat
harus melaporkan dan meminta bantuan pada TKPR yang kedudukan/hirarkinya lebih
tinggi.
Adapun bentuk kelembagaan dari TKPR dalam kerangka kelembagaan di Daerah
seharusnya dapat bersifat fleksibel dan bersifat ad hoc, akan tetapi keputusan dari TKPR
ini harus dapat disyahkan dan menjadi bagian dari keputusan bersama dan mengikat
bagi setiap Pemda yang berada di dalam wilayah yurisdiksi TKPR.
7|EkoSubhan http://protonomi.co.cc