Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Asma Bronkial dapat menyerang semua golongan usia, baik laki-
laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak. Dari waktu ke waktu baik di
negara maju maupun negara berkembang prevalensi asma meningkat. Asma
merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia, hal ini
tergambar dari data studi survey kesehatan rumah tangga (SKRT) di berbagai
provinsi di Indonesia.
SKRT pada tahun 1986 menunjukkan bahwa Asma menduduki peringkat
ke-5 dari 10 (sepuluh) penyebab kematian ke-4 di Indonesia atau sebesar 5,6%.
Pada tahun 1995 prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13 %. Menurut
Staf Departemen Paru divisi asma dan PPOK Rumah Sakit Persahabatan dan
Budhi Antariksa, hingga kini diperkirakan sekitar 5% dari total penduduk
Indonesia atau sekitar 11 juta juga menderita asma (Republika 27 Maret 2007).
Asma dapat timbul pada berbagai usia, gejalanya bervariasi dari ringan
sampai berat dan dapat dikontrol dengan berbagai cara. Gejala asma dapat
ditimbulkan oleh berbagai rangsangan antara lain infeksi, alergi, obat-obatan,
polusi udara, bahan kimia, beban kerja atau latihan fisik, bau-bauan yang
merangsang dan emosi.
Prevalensi asma di seluruh dunia adalah sebsar 80% pada anak dan 3-5%
pada dewasa, dan dalam 10 tahun terakhir ini meningkat sebesar 50%. Selain di
Indonesia prevalensi asama di Jepang dilaporkan meningkat 3 kali disbanding di
tahun 1960 yaitu dari 1,2 % menjadi 3,14 %.
Penyebab pada asma sampai saat ini belum diketahuii namun dari hasil
penelitian terdahulu menjelaskan bahwa saluran nafas penderita asma mempunyai
sifat yang sangat khas yaitu sangat peka terhadap rangsangan.
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan asma
bronchial
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengna asma bronchial.
b. Mampu menentukan masalah atau diagnosa keperawatan pada pasien
dengan asma bronchial.
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan
asma bronchial.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan asma
bronchial.
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan asma
bronchial.
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan secara baik dan
benar.
C. Ruang Lingkup
Makalah ini menguraikan tentang bagaimana melaksanakan asuhan
keperawatan pada klien dengan asma bronchial, pada kasus ini penulis
menggunakan metoda pemecahan masalah yaitu dengan pendekatan proses
keperawatan yang meliputi pengkajian, perumusan masalah, diagnosis
pelaksanaan dan evaluasi, yang dilaksanakan mulai tanggal 25 September 2007
27 September 2007 di ruang Anggrek Bawah RSUD Persahabatan.
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi kasus
yaitu pengamatan langsung terhadap klien mengenai penyakit dan perkembangan,
perawatan serta pengobatan klien dengan asma bronchial.
3
E. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari penulisan makalah ini,
maka penulis menguraikan sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan meliputi Latar Belakang, Tujuan, Ruang Lingkup,
Metode Penulisan, Sistematika Penulisan.
BAB II : Tinjauan Teoritis meliputi konsep dasar penyakit Asma Bronchial,
yang menguraikan tentang Anatomi Fisiologi, Pengertian, Etiologi,
Patofisiologi, Manifestasi Klinis, Komplikasi, Pemeriksaan
Penunjang, Penatalaksanaan, Asuhan Keperawatan, Intervensi
Keperawatan dan Evaluasi.
BAB III : Tinjauan Kasus meliputi Hasil Pengkajian Diagnosa Keperawatan,
Rencana Keperawtan, Catatan Keperawatan dan Catatan
Perkembangan.
BAB IV : Pembahasan menguraikan tentang kesenjangan antara Teori atau
keadaan klien yang meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan,
Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
5
Rongga mulut
Peranan rongga mulut dalam pernafasan adalah hanya waktu bersuara
atau tersumbatnya rongga hidung
Faring
Merupakan bagian belakang dari rongga hidung dan rongga mulut,terdiri
dari nasofaring, orofaring, laringofaring, berperan sebagai pemisah jalan udara
dan makanan
Laring
Fungsi utama laring adalah sebagai alat suara dan di dalam saluran
pernafasan berfungsi sebagai jalan udara.
Trakea
Trakea merupakan suatu cincin tulang rawan yang tidak lengkap
(berbentuk C). Panjang trakea kira-kira 10 cm yang terdiri dari 16-20 cincin
tulang rawan.
Bronkus
Bronkus merupakan struktur yang terdapat di dalam mediastinum, yang
merupakan percabangan dari erakea dan membentuk bronkus utama kanan
dan kiri. Panjang cabang bronkus utama ± 5 cm, diameternya 11-19 cm dan
luas penampangnya 3,2 cm2.
Sudut tajam yang dibentuk oleh percabangan trakea disebut Karina.
Bronkus utama mempunyai 3 cabang yaitu bronkus lobaris superior, medialis
dan inferior.
Sedangkan bronkus utama kiri mempunyai 2 cabang yaitu bronkus
lobaris, superior dan inferior. Diameter dari bronkus lobaris adalah 4,5-11,5
mm dengan luas penampang ± 2,7 cm2.
Bronkus lobaris bercabang menjadi bronkus segmentalis, dimana paru
kanan mempunyai 10 segmen dan paru kiri mempunyai 3 segmen.
6
Klasifikasi asma
Derajat serangan asma akut
Derajat I Derajat II Derajat III Derajat IV
Pada istirahat
Masih jalan, Bila bicara
Sesak miring ke
berbaring duduk
depan
Masih dalam
Bicara Kata-kata Kata
kalimat
Mungkin Biasanya Ngantuk,
kesadaran Gelisah
gelisah gelisah menurun
Frekuensi nafas Meningkat Meningkat ≥ 30 x / menit
Otot nafas Tidak Gerakan nafas
Biasanya ada Gelisah
tambahan digunakan paradoks
Sering tidak
Biasanya
Mengi Sedang Nyaring terdengar
nyaring
mengi
Nadi < 100 100-200 >120 Bradikardi
Per (100x/menit) > 80% 60-80% < 60%
Pa O2 tanpa O2 Normal > 60 mmHg < 60 mmHg
Pa O2 <45 mmHg < 45 mmHg ≥ 45 mmHg
Sa O2 >95% 91-95% < 90%
6. Pemeriksaan Diagnostik
11
1) Bronkodilator
Obat pelega, melebarkan jalan nafas terutama dengan jalan
merelaksasikan otot polos bronkus, contohnya antagonis beta 2,
metilkantin, anti kolinergik.
2) Kortikostroid
3) Anti biotik : bila ada infeksi
4) Terapi cairan melalui infus
5) Terapi oksigen : 2-4 L/menit
6) Fisioterapi dada dan terapi intalasi
B. Tinjauan Teoritis
1. Pengkajian keperawanan, terdiri dari :
a. Riwayat Kesehatan terdiri dari :
1) Data Biografi
Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, bangsa,
bahasa yang digunakan, alamat, sumber biaya.
2) Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama, kapan mulai sakit, faktor pencetus, terjadinya tiba-tiba
atau berangsur-angsur, pengobatan yang telah diberikan, efek obat
yang telah diberikan.
3) Riwayat kesehatan yang lalu.
a) Hal-hal yang dapat menjadi pemicu serangan asma, baik fisik
maupun psikologisseperti : alergaen inhalasi, infeksi saluran nafas
bagian atas, obat dan makanan, aktivitas olahraga (joging aerobik),
kerja keras dan riwayat asma saat beraktivitas, cemas dan panik.
b) Pengalaman yang dirawat, keluhan yang sering dialami,
pengalaman yang lalu tentang episode asma.
c) Riwayat alergi, makanan berpantang, kebiasaan berobat, dan obat
yang biasa diminum atau digunakan.
13
4) Status Cardiovaskuler
a) Nadi
Tachikardia, adanya arytmia, distensi vena jugularis.
b) Tekanan Darah
Awalnya meningkat, namun karena terjadi hiperinflasi maka tekanan
intra ehorak meningkat, tekanan darah menurun.
c) Adanya pulsus paradoks (penurunan tekanan darah). Sistolik ± 10
mmhg atau lebih pada waktu inspirasi.
d) Pengisian kapiler : awlnya normal dan lebih dari 3 detik bila serangan
makin memburuk.
5) Sistem Gastro Intestinal
Mulut dan membran mukosa kering, adanya mual, muntah karena alergi
terhadap makanan.
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
Peningkatan serum I q E, test alergi (+)
2) Rontgen Thorak
Hyperventilasi
3) Analisa Gas Darah
a) Pada serangan asma awal :
ph meningkat, Pa Co2 menurun, Pa O2 menurun, chyperventilasi,
hipokarbia
b) Serangan progresif
(progresive attack)
Ph normal, pa co2 normal, pa o2 menurun (penurunan ventilasi
alveolar)
c) Prolog attack status
asmatikus :
15
4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan klien dapat mempertahankan kebersihan jalan nafas
atas, mempertahankan oksigenasiatau ventilasi adekuat.
Membantu tindakan untuk mempermudah pertukaran gas meningkatkan
masukan nutrisi, dapat beraktivitas tanpa bantuan, memberikan informasi
tentang proses penyakit atau prognosis dan program pengobatan.
21
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Tanggal masuk : 25 September 2007
Ruang : Anggrak Bawah
Nomor Register : 0004
Diagnosa Medis : Asma Bronchial
1. Identitas Klien
Nama : Ny. Y
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 39 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Suku : Jawa
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Alamat rumah : Jln. Kayumanis Barat RT 011 RW 04
Kayumanis – Jakarta Timur
Sumber biaya : Pribadi
Sumber informasi : Klien, keluarga dan catatan medis
2. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
22
Keterangan :
: Laki-laki : Yang tinggal dalam satu rumah
: Perempuan : Yang ada hubungan
: Klien
: Penyakit yang sama dalam keluarga
Menurut klien riwayat penyakit yang sama yang dideritanya saat ini
adalah ayahnya.
d. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Orang yang dekat dengan klien saat ini suami dan anak-anaknya yang
selalu menemani selama dirawat, hubungan klien dengan keluarga terbina
sangat baik.
Orang yang selama ini dekat dengan klien selaian suaminya yaitu ibunya,
klien selalu bertanya tentang penyakitnya. Dampak sakit terhadap
24
e. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi periper tekanan darah 150/100 mmHg, denyut nadi 96x/menit
dengan irama teratur dan denyutnya kuat. Temperatur kulit hangat dengan
suhu 360C, warna pucat, tidak terdapat kelainan pada bunyi jantung
f. Sistem Hematologi
Pada opemeriksaan laboratorium tangal 24 Desember 2007, Hg 13,9 gr/dl,
Ht 4,2 vol %, leukosit 18.900, erinbrosit 6,11 juta/ul, trombosit 241
ribu/ul, untuk pemeriksaan geding mecanigum (BT-CT) tidak dilakukan
dan pemeriksaan abumin tidak dilakukan.
g. Sistem Pencernaan
Keadaan kulit normal dan bersih, jumlah gigi lengkap terdapat caries,
saliva normal.
Pada abdomen teraba lemas membunal
4. Data Penunjanng
Pemeriksaan Laboratorium
a. Analisa gas darah tanggal 25 September 2007
PH : 7,519 Normal (7,35 – 7,45)
PCO2 : 35 (35 – 45 mmHg)
PO2 : 101,0 (85 – 95)
HCO2 : 27,9 (22 – 26 mmol/L)
Total CO2 : 28,9 (23 – 27 mmol/L)
BE : +5,3 (-2,5 - +2,5)
Std HCO2 : 29,1 (22 – 26)
Saturasi O2 : 98,1 (96 – 97%)
Analisa gas darah tanggal 29 September 2007
PH : 7,8 Normal (7,35 – 7,45)
27
6. Resume
Ny. S, usia 39 tahun dirawat diruang Anggrek Bawah dengan diagnosa medis
asma bronchial sebelumnya saat di rumah tepatnya 2 minggu sebelum masuk
Rumah Sakit, klien nafasnya sesak setelah membersihkan rumah, klien
mempunyai riwayat asma sejak usia 5 tahun, klien mengatakan sakitnya
kambuh bila terkena debu. Klien mengeluh batuk berdahak yang berwarna
putih kental, sehingga keluarga membawa klien ke IGD Persahabatan pada
tanggal 25 September 2007 di IGD Persahabatan klien dilakukan
pemeriksaan, akhirnya dianjurkan dirawat untuk pengobatan lebih lanjut,
klien mendapatkan pengobatan.
2. Oksigen 3 liter/menit
3. Infus NacL 0,9% + 1 ½ ampul amynophilin 24 jam/kolf
4. Metil prednisolon 3 x 125 mg
5. Ceftriaxone injeksi 1 x 2 gr
6. Ambroxol syrup 3 x C
7. Inhalasi Combivent 3 x 1/hari
29
B. Analisa Data
Nama : Ny. S Ruang Rawat : Anggrek Bawah
Usia : 39 tahun No. Reg : 00004
Masalah
Tanggal Data Fokus Paraf
Keperawatan
25/10/07 DS : Klien mengatakan nafasnya Bersihkan jalan nafas Kelompok
I sesak, batuk berdahak tidak efektif IRIN A
berwarna putih kental.
DO : - Batuk produktif, sputum
berwarna putih kental dan sulit
dikeluarkan
- Ronchi +/+
- Wheezing +/+
- Klien tampak menggunakan
otot bantu pernafasan
- Irama nafas tidak memanjang
- TD : 150/100 mmHg
N : 96x/menit
S : 368C
Rr : 30x/menit
30
Masalah
Tanggal Data Fokus Paraf
Keperawatan
- Ronchi dan wheezing +/+ Bersihkan jalan nafas Kelompok
- Klien terpasang O2 3 L/menit tidak efektif IRIN A
- Nilai AGD tanggal 25
September 2007
PH : 7,519
PCO2 : 35
PO2 : 101,0
HCO2 : 27,9
Total CO2 : 28,9
BE : +5,3
Std HCO2 : 29,1
Saturasi O2 : 98,1
- Klien nampak pucat
- Akral hangat
- Coping hidung tidak ada
25/10/07 Resiko tinggi Kelompok
III pemenuhan kebutuhan IRIN A
DS : Klien mengatakan nafsu
nutrisi kurang
makannya berkurang karena
31
Masalah
Tanggal Data Fokus Paraf
Keperawatan
- Sebelum sakit 68 kg, TB 155 cm
- Turgor kulit dan kekenyalan
kulit elastis
- Pemeriksaan albumin belum
dilakukan
- Konjungtiva tidak anemis
Masalah
Tanggal Data Fokus Paraf
Keperawatan
- TD : 150/100 mmHg
N : 96x/menit
S : 368C
Rr : 30x/menit
- Klien bertanya tentang
penyakitnya
- Pendidikan terakhir klien SMU
- Pekerjaan klien sebagai IRT
25/10/07 DS : Klien mengatakan lemas dan Imobilisasi aktivitas Kelompok
VI kebutuhan sehari-harinya IRIN A
sebagian dibantu oleh keluarga
dan perawat.
DO : - Klien tampak lemah
- Klien tampak lemah
- Aktivitas klien dibantu oleh
keluarga
- Klien terpasang O2 3L/menit
33
C. Diagnosa Keperawatan
Nama : Ny. S Ruang Rawat : Anggrek Bawah
Usia : 39 tahun No. Reg : 00004
No Tanggal
Diagnosa Keperawatan Paraf
DX. Ditemukan Teratasi
I Bersihan jalan nafas tidak efektif 25 – 10 – 07 27 – 10 – 07 Kelompok
berhubungan dengan peningkatan (sebagian) IRIN A
produksi mukos
II Gangguan pertukaran gas berhubungan 25 – 10 – 07 27 – 10 – 07 Kelompok
dengan kurangnya suplai O2 pada IRIN A
tubuh
III Resiko tinggi pemenuhan kebutuhan 25 – 10 – 07 25 – 10 – 07 Kelompok
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (sebagian) IRIN A
berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat
IV Cemas berhubungan dengan 25 – 10 – 07 25 – 10 – 07 Kelompok
kurangnya pengetahuan tentang IRIN A
penyakitnya
V Kurang pengetahuan berhubungan 25 – 10 – 07 25 – 10 – 07 Kelompok
dengan kurang terpaparnya informasi IRIN A
35
mengenai penyakitnya
VI Intoleransi aktivitas berhubungan 25 – 10 – 07 27 – 10 – 07 Kelompok
dengan kelemahan fisik dan IRIN A
pemasangan alat invasif
VII Resiko tinggi berhubungan dengan 27 – 10 – 07 Kelompok
terpasangnya alat invasif IRIN A
36
D. Rencana Keperawatan
Nama : Ny. S Ruang Rawat : Anggrek Bawah
Usia : 39 tahun No. Reg : 00004
- Klien 6. Tanda-tanda vital dalam hangat (± 40-50.. ngan hidrasi yang cukup
nampak pucat batas normal : sekret akan encer dan
TD : 110/70 – 120/90 5. Ajarkan dan anjurkan muntah dikeluarkan.
mmHg klien untuk melakukan
N : 80 – 100 x/menit nafas dalam dan batuk 5. De
8
S : 36 C efektif ngan nafas dalam dan
Rr : 16 – 24 x/menit batuk efektif akan
meningkatkan
7. Ekspirasi normal pengembangan paru dan
pengeluaran sekret
6. Ukur tanda-tanda vital
setiap 4-6 jam bila
keadan stabil.
6. Pe
rubahan TD, N, S, Rr
7. Kolaborasi dengan sebagai kompensasi dari
tim medis dalam hal : ventilasi yang tidak
a. Berikan O2 sesuai efektif
program
b. Berikan obat-obatan 7. a. Pemberian O2
sesuai program mempunyai beban
kerja otot pernafasan
b. Dengan pemberian
obat-obatan kepada
klien diharapkan dapat
melebarkan jalan nafas
dengan efektif,
mengencerkan sekret
dan mengatasi infeksi.
25/10/07 Gangguan pertukaran gas Adanya perbaikan dalam 1. Observasi dan kaji 1. Adanya Kelompok
DX. II pertukaran gas setelah tingkat fungsi penurunan pada bunyi IRIN A
berhubungan dengan kurangnya
dilakukan tindakan pernafasan seperti nafas dapat menunjukkan
38
suplai O2 pada tubuh keperawatan 3 x 24 jam adanya wheezing atau aklektasis, ronchi
Kriteria Hasil : ronchi dan penggunaan menunjukkan akumulasi,
DS : - Klien mengatakan
1. Nilai analisa gas arteri otot bantu nafas sekret yang dapat
nafasnya sesak
dalam batas normal. menimbulkan
DO : - Klien nampak sesak
penggunaan otot bantu
Rr 30x/menit
pernafasan
Kolaborasi :
25/10/07 Kurang pengetahuan Klien dapat menunjukkan 1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Untuk membantu dalam
DX V berhubungan dengan kurang pemahaman tentang klien memberikan intervensi
terpaparnya informasi mengenai penyakitnya setelah
penyakitnya dilakukan tindakan
DS : Klien mengatakan keperawatan 1 x 30 menit,
42
4. Klien tidak bertanya lagi 4. Beri kesempatan klien 4. Mengurangi rasa cemas
tentang penyakitnya untuk bertanya tentang dan memotivasi klien
hal-hal yang belum jelas untuk kooperatif selama
masa perawatan.
DO : - Klien terpasang infus 1. Tanda-tanda infeksi tidak 1. Observasi tanda-tanda 1. Untuk mengetahui
di lengan kanan ada seperti dolor, color, infeksi pada daerah adanya infeksi sedini
dengan cairan Nacl tumor, rubor dan fungsi pemasangan infus mungkin
0,9% + ½ amp laesa
aminophylin 24
jam/kdf 2. Infeksi seperti plebitis 2. Ganti balutan infus setiap 2. Mencegah
- Pemasangan infus tidak terjadi hari berkembangbiaknya
tanggal 25 September mikro organisme pada
2007 balutan penutup jarum
- Lokasi infus baik tidak infus
ada kemerahan
ataupun bengkak 3. Tanda-tanda vital dalam 3. Ganti jarum/abolate infus 3. Antisipasi
- Verban pada penutup batas normal setiap 3 x 24 jam dengan mikroorganisme
infus kering cara teknik septik dan berkembang biak pada
- TD : 150/100 mmHg anti septik jarum infus
N : 96x/menit
S : 368C 4. Leukosit dalam batas 4. Observasi tanda-tanda 4. Untuk mengetahui
Rr : 30x/menit normal 5000-10000/uL vital setiap 8 jam keadaan umum klien
Leukosit 18.900
45
Kolaborasi :
5. Berikan therapy 5. Antibiotik merupakan
antibiotik seusai instruksi pencegahan timbulnya
dokter infeksi
6. Lakukan pemeriksaan 6. Leukosit tinggi
leukosit menunjukkan adanya
infeksi
46
E. Catatan Keperawatan
Nama : Ny. S Ruang Rawat : Anggrek Bawah
Usia : 39 tahun No. Reg : 00004
No.
Tanggal Pukul Catatan Keperawatan/Respon Hasil Paraf
DX
25/10/07 09.00 I & II - Mengukur tanda-tanda vital
Respon : TD : 150 mmHg Rr : 30x/menit
N : 96x/menit S : 368 C
10.00 I & II - Melakukan auskulatsi bunyi
nafas
Respon : Wheezing +/+, Ronchi +/+
- Mengajarkan dan
menganjurkan klien untuk batuk efektif, dan
melakukan nafas dalam.
Respon : Klien dapat melakukan batuk efektif
10.10 I dengan baik, sekret keluar berwarna putih
kental
10.30 III - Memberikan minum hangat
Respon : Klien minum ½ gelas
11.00 I & II - Menimbang berat badan klien
Respon : berat badan 65 kg
- Melakukan kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian O2 dan theraphy
Respon : - O2 diberikan 3 L/menit
- Theraphy injeksi, metil
11.30 I & II prednisolone 125 mg, ceftriaxone
2gr, ambroxol sy 1 C
- Memberikan PFR dan inhalasi
47
N : 90x/menit S : 365 C
F. Catatan Perkembangan
Nama : Ny. S Ruang Rawat : Anggrek Bawah
Usia : 39 tahun No. Reg : 00004
No.
Tanggal Catatan Perkembangan / SOAP Paraf
DX
27/10/07 I S : - Klien mengatakan sesak dan batuknya sudah
berkurang, dahaknya juga sudah dikeluarkan
dan sudah encer
O : - Batuk klien berkurang, sputum mudah
dikeluarkan berwarna bening dan encer
- Ronchi dan wheezing tidak terdengar
- Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
- Ekspirasi klien normal
- TD : 130/70 mmHg S : 367 0C
N : 88 x/menit Rr : 24x/menit
- O2 sudah tidak terpasang
A: Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Kaji fungsi pernafasan (bunyi
nafas, iramam, kecepatan dan kedalaman
nafas)
- Ajarkan dan anjurkan klien untuk
melakukan nafas dalam dan batuk efektif
- Ukur TTV tiap 8 jam
- Kolaborasi dengan tim medis; bila
51
No.
Tanggal Catatan Perkembangan / SOAP Paraf
DX
27/10/07 II S : Klien mengatakan sesaknya sudah berkurang
O : - Sesak klien berkurang dan O2 tidak terpasang
- TD : 130/70 mmHg S:C
N : 98 x/menit Rr : 24x/menit
- Sianosis tidak ada
- Ronchi dan wheezing tidak
terdengar
- Nilai AG tanggal 27 September
2007 ada perbaikan
PH : 7,48
PCO2 : 36 mmHg
PO2 : 98
HCO2 : 26 mmol/L
Total CO2 : 28 mmol/L
BE : +3,4
Std HCO2 : 27,2
Saturasi O2 : 97,2%
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
- Observasi bunyi nafas
- Berikan oksigen bila timbul sesak
- Berikan theraphy sesuai prosedur
52
25/10/07 IV
S : Klien mengatakan nafsu makannya sudah
meningkat dan mualnya mulai berkurang.
O : - Klien makan habis ½ porsi
- Berat badan masih 65 kg
- Turgor kulit elastis
- Pemeriksaan albumin belum
dilakukan
A: Masalah teratasi
25/10/07 V P : Intervensi dihentikan
merasa sesak
A: Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
27/10/07 VII
S : -
O : - Infus sudah tidak terpasang
- Tanda-tanda infeksi tidak terjadi
- Leukosit 18.900
- TD 130/70 mmHg S : 367 0 C
N : 88 x/menit Rr : 24x/menit
A: Masalah tidak terjadi
P: Intervensi dihentikan
54
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membandingkan beberapa kesenjangan antara tinjauan
teoritis asa bronchial yang penulis temukan pada Ny. Y selama dinas di Ruang
Anggrek Bawah, RSUP Persahabatan Jakarta, dan juga akan dibahas tentang faktor
penghambat serta faktor pendukung dari setiap tahap proses keperawatan.
A. Pengkajian
Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya penulis melaksanakan
asuhan keperawatan. Dengan menerapkan proses keperawatan dimana pengkajian
dilaksanakan pada hari pertama pengambilan kasus. Untuk mendapatkan data
yang menunjang baik secara objektif maupun subyektif, penulis melakukan
wawancara dengan klien dan keluarga, pemeriksaan fisik, mempelajari catatan
keperawatan, catatan medis dan hasil pemeriksaan penunjang pada saat dilakukan
pengkajian penulis menemukan adanya kesenjangan atau perbedaan antara
tinjauan teori dengankasus yang ada. Pada pengkajian klien dengan asma
bronchial yang penulis temukan yaitu kesemasan, keterbatasan fisik, dan resiko
terjadinya infeksi. Sedangkan menurut teori yang dilaksanakan tidak jauh berbeda
dengan manifestasi klinis. Kesenjangan/perbedaan ini dikarenakan menurut
manifestasi kliis pada kasus adalah klien tampak gelisah dan lemas dengan
penyakit yang dideritanya dan klien juga tampak lemas juga terpasang infus di
lengan kanan.
55
B. Diagnosa Keperawatan
Secara umum diagnosa yang timbul pada kasus asma bronchial yanng
ditemukan adalah bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan mukus; gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kurangnya
suplai O2 pada tubuh; resiko tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
52 intake yang tidak adekuat; cemas
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya; kurang
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpaparnya informasi mengenai
penyakitnya; mobilisasi aktivitas berhubungan dengan kekuatan fisik dan
pemasangan alat invasif dan resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terpasang
alat invasif. Sedangkan diagnosa yang timbul pada Ny. Y produksi sputum, pola
nafas tidak efektif berhubungan dengan brokokonstruksi; kerusakan pertukaran
gas berhubungan dengan intake yang tidak adekuat; keterbatasan aktivitas
berhubungan dengan kelemahan fisik; kurangnya pengetahuan tentang proses-
proses penyakitnya berhubungan dengan informasi.
Pada kasus Ny. S ada juga diagnosa yang tidak ditemukan pada konsep
teoritis yaitu; cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya; imobilisasi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan
pemasangan alat invasif. Sedangkan diagnosa yang ditemukan pada konsep dan
kasus Ny. S adalah tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan
peningkatan mukus; gangguan pertukaran gas berhubngan dengan kurangnya
suplai O2 pada tubuh; Resiko tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat; kurangnya
pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi mengenai
penyakitnya.
C. Intervensi Keperawatan
56
D. Implementasi
Dalam tahap implementasi, penulis bekerjasama dengankeluarga klien,
perawat ruangan dan tim kesehatan...sesuai prioritas masalah dan kondisi klien.
1. Intervensi yang dilakukan pada diagnosa bersihan jalan
nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan mukus adalah mengukur
TTV, melakukan auskultasi bunyi nafas, memberikan minum hangat,
melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian O2 dan theraphy,
memberikan inhalasi dan PFR, ambrotol syr 3 x CI.
2. Pada diagnosa gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan kurangnya suplai O2 pada tubuh adalah melakukan auskultasi bunyi
nafas, memberikan theraphy/injeksi dan oral, memberikan inhalasi dan PFR
3. Pada diagnosa resiko tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
adalah memberikan makan klien, menimbang berat badan klien.
4. Pada diagnosa cemas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakitnya adalah mendengarkan keluhan klien,
57
E. Evaluasi
Dalam melaksanakan evaluasi proses dan evaluasi hasil pada klien
dilaksanakan pada saat sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan.
Keperawatan mengenai reaksi klien dan evaluasi hasil berdasarkan tujuan yang
ditetapkan pada evaluasi ini penulis melakukan penilaian asuhan yang diberikan
dari tanggal 25 – 27 Oktober 2007.
Keberhasilan tindakan keperawatan dilakukan secara subjektif melalui
ungkapan klien dan secara objektif melalui pengamatan dan pengukuran dari
tujuh diagnosa ada satu diagnosa tidak terjadi, tiga diagnosa teratasi dan tiga
diagnosa teratasi sebagian.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan langsung pada Ny. Y di
Ruang Anggrek Bawah RSUP Persahabatan pada tanggal 25 September – 27
September 2007, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam melakanakan asuhan keperawatan penulis
menggunakanpendekatan proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian
sampai evaluasi. Data-data tersebut digunakan untuk menyusun diagnosa
keperawatan.
2. Dalam menentukan diagnosa keperawatan penulis berfokus
pada data-data sebagai hasil pengkajian berdasarkan masalah aktual, masalah
risiko tinggi yang penulisannya berdasarkan prioritas kebutuhan dasar
manusia menurut Maslow.
3. Dengan melaksanakan asuhan keperawatan secara
komprehensif maka seluruh permasalahan yagn dihadapi klien dapat teratasi.
4. Ternyata pada klien asma penyembuhannya sangat
berpengaruh pada sikap perawat yang empati danmenerapkan komunikasi
theraphy, di samping pemberian obat-obatan.
59
56
B. Saran
Ruang Perawat
1. Untuk Klien
Diharapkan setelah diberikan pendidikan kesehatan, klien dapat mengerti dan
memahami pengertian perawatan dan pencegahan asma sehingga dapat
terhidnar dari serangan asma.
2. Untuk Perawat
Hendaknya para perawat di RSUP Persahabatan dapat lebih meningkatkan
kinerja dengan mengacu kepada standar operasional prosedur yang ditetapkan
oleh rumah sakit. Serta perawat juga hendaknya setiap klien yang baru masuk
rumah sakit segera diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit yang
diderita agar klien dankeluarga tidak cemas terhadap penyakitnya dan
menambah pengetahuan.
60
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, volume 2. Edisi
2 Jakarta : EGC
Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I edisi 3. Jakarta Media
DATAR ISI
3. Etiologi .........................................................................
4. Patofisiologi..................................................................
5. Maniestasi Klinis..........................................................
6. Komplikasi....................................................................
7. Pemeriksaan Penunjang................................................
8. Penatalaksanaan............................................................
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan...................................
BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................
A. Pengkajian...........................................................................
B. Diagnosa Keperawatan .....................................................
C. Perencanaan .......................................................................
D. Pelaksanaan.........................................................................
E. Evaluasi ..............................................................................
F. Catatan Keperawatan..........................................................
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................
A. Pengkajian...........................................................................
B. Diagnosa Keperawatan .....................................................
C. Perencanaan .......................................................................
D. Pelaksanaan.........................................................................
E. Evaluasi ..............................................................................
F. Catatan Keperawatan..........................................................
BAB V PENUTUP.................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................
B. Saran...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
63
Di Susuun Oleh :
1. IRMAWATI
2. RATNASARI ARIANI
3. MEMBI PURBAYANTI
4. PITTA DAMERIA
5. DWI JOKO WINANTO