Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA
Oleh :
Risma Sihombing
05091002007
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2010
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari mengetahui komponen-komponen elektronika
adalah agar kita dapat membedakan jenis-jenis, bentuk dan kegunaan dari
setiap komponen-komponen elektronika.
Alat dan Bahan
a. Resistor
b. Kapasitor
c. Transistor
d. LED
e. Dioda
RESISTOR
1. Pengertian
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk
membatasi atau membatasi arus listrik yang melewatinya dalam suatu rangkaian.
Sesuai dengan nama dan kegunaannya maka resistor mempunyai sifat
resistif (menghambat) yang umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum
Ohm dijelaskan bahwa resistansi akan berbanding terbalik dengan jumlah arus
yang melaluinya. Maka untuk menyatakan besarnya resistansi dari sebuah resistor
dinyatakan dalam satuan Ohm. Untuk menggambarkannya dalam suatu rangkaian
dilambangkan dengan huruf R, karena huruf ini merupakan standar internasional
yang sudah disepakati bersama untuk melambangkan sebuah komponen resistor
dalam sebuah rangkaian.
2. Fungsi dan kegunaan resistor dalam rangkaian
a. Sebagai pembagi arus
b. Sebagai pembagi tegangan
c. Sebagai penurun tegangan
d. Sebagai penghambat arus listrik, dan lain-lain.
e. Economy Wirewound
g. S I P Resistor Network
a. Potensiometer
a.1. Linier
a.2. Logaritmis
b. Trimer-Potensiometer
c. Thermister :
d. DR
e. Vdr
HR = I2Rt [joule]
Q=mc(Ta-T)
Q=0.24 I2
R t [kalori]
Kode Huruf
Resistor tetap adalah resistor yang memiliki nilai hambatan yang tetap.
Resisto batas kemampuan daya misalnya : 1/6 w. 1/8 w. ¼ w, ½ w, 1 w, 5 w, dsb
yang berarti res dapat dioperasikan dengan daya maksimal sesuai dengan
kemampuan dayanya.
Resistor tidak tetap adalah resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-
ubah atau tidak tetap. Jenisnya yaitu hambatan geser, Trimpot dan Potensiometer.
a. Trimpot
b. Potensiometer
Resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah dengan memutar poros yang
telah tersedia. Potensiometer pada dasarnya sama dengan trimpot secara
fungsional.
Yang dimaksud dengan rangkaian seri atau deret ialah apabila beberapa
resistor dihubungkan secara berturut-turut, yaitu ujung-akhir dari resistor pertama
disambung dengan ujung-awal dari resistor kedua dan seterusnya. Jika ujung-awal
resistor pertama dan ujung-akhir resistor pertama dan ujung-akhir resistor terakhir
diberikan tegangan maka arus akan mengalir berturut-turut melalui semua resistor
yang besarnya sama.
Jika beberapa resistor, dihubungkan seri atau deret, kuat arus dalam semua
resistor itu besarnya sama, berdasarkan hokum ohm: Jika beberapa resistor
dihubungkan seri, maka tegangan jumlah sama dengan jumlah tegangan-tegangan
bagian.
KAPASITOR
KAPASITOR (KONDENSATOR)
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan
oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya
udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi
tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu
kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif
terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir
menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke
ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif.
Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung
kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya
muatan-muatan positif dan negatif di awan.
Kapasitansi
Q=CV
Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang
disederhanakan.
Untuk rangkaian elektronik praktis, satuan farad adalah sangat besar
sekali. Umumnya kapasitor yang ada di pasaran memiliki satuan : µF, nF dan pF.
1 µF = 10-6 F
1 nF = 10-9 F
1 pF = 10-12 F
Konversi satuan penting diketahui untuk memudahkan membaca besaran
sebuah kapasitor. Misalnya 0.047µF dapat juga dibaca sebagai 47nF, atau contoh
lain 0.1nF sama dengan 100pF.
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif
dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Rangkaian Kapasitor
1. Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain
(pada PS = Power Supply)
Tipe Kapasitor
Kapasitor terdiri dari beberapa tipe, tergantung dari bahan dielektriknya.
Untuk lebih sederhana dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kapasitor electrostatic,
electrolytic dan electrochemical.
• Kapasitor Electrostatic
Kehidupan modern salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang
besar. Besarnya energi atau beban listrik yang dipakai ditentukan oleh reaktansi
(R), induktansi (L) dan capasitansi (C). Besarnya pemakaian energi listrik itu
disebabkan karena banyak dan beraneka ragam peralatan (beban) listrik yang
digunakan. Sedangkan beban listrik yang digunakan umumnya bersifat induktif
dan kapasitif. Di mana beban induktif (positif) membutuhkan daya reaktif seperti
trafo pada rectifier, motor induksi (AC) dan lampu TL, sedang beban kapasitif
(negatif) mengeluarkan daya reaktif. Daya reaktif itu merupakan daya tidak
berguna sehingga tidak dapat dirubah menjadi tenaga akan tetapi diperlukan untuk
proses transmisi energi listrik pada beban. Jadi yang menyebabkan pemborosan
energi listrik adalah banyaknya peralatan yang bersifat induktif. Berarti dalam
menggunakan energi listrik ternyata pelanggan tidak hanya dibebani oleh daya
aktif (kW) saja tetapi juga daya reaktif (kVAR). Penjumlahan kedua daya itu akan
menghasilkan daya nyata yang merupakan daya yang disuplai oleh PLN. Jika nilai
daya itu diperbesar yang biasanya dilakukan oleh pelanggan industri maka rugi-
rugi daya menjadi besar sedang daya aktif (kW) dan tegangan yang sampai ke
konsumen berkurang. Dengan demikian produksi pada industri itu akan menurun
hal ini tentunya tidak boleh terjadi untuk itu suplai daya dari PLN harus ditambah
berarti penambahan biaya. Karena daya itu P = V.I, maka dengan bertambah
besarnya daya berarti terjadi penurunan harga V dan naiknya harga I. Dengan
demikian daya aktif, daya reaktif dan daya nyata merupakan suatu kesatuan yang
kalau digambarkan seperti segi tiga siku-siku pada Gambar 1.
Seperti kita ketahui bahwa harga cos r adalah mulai dari 0 s/d 1. Berarti
kondisi terbaik yaitu pada saat harga P (kW) maksimum [ P (kW)=S (kVA) ] atau
harga cos r = 1 dan ini disebut juga dengan cos r yang terbaik. Namun dalam
kenyataannya harga cos r yang ditentukan oleh PLN sebagai pihak yang
mensuplai daya adalah sebesar 0,8. Jadi untuk harga cos r < 0,8 berarti pf
dikatakan jelek. Jika pf pelanggan jelek (rendah) maka kapasitas daya aktif (kW)
yang dapat digunakan pelanggan akan berkurang. Kapasitas itu akan terus
menurun seiring dengan semakin menurunnya pf sistem kelistrikan pelanggan.
Akibat menurunnya pf itu maka akan muncul beberapa persoalan sbb:
[ B - 0,62 ( A1 + A2 ) ] Hk
Untuk memperbesar harga cos r (pf) yang rendah hal yang mudah
dilakukan adalah memperkecil sudut r sehingga menjadi r1 berarti r>r1. Sedang
untuk memperkecil sudut r itu hal yang mungkin dilakukan adalah memperkecil
komponen daya reaktif (kVAR). Berarti komponen daya reaktif yang ada bersifat
induktif harus dikurangi dan pengurangan itu bisa dilakukan dengan menambah
suatu sumber daya reaktif yaitu berupa kapasitor.
Proses pengurangan itu bisa terjadi karena kedua beban (induktor dan
kapasitor) arahnya berlawanan akibatnya daya reaktif menjadi kecil. Bila daya
reaktif menjadi kecil sementara daya aktif tetap maka harga pf menjadi besar
akibatnya daya nyata (kVA) menjadi kecil sehingga rekening listrik menjadi
berkurang. Sedangkan keuntungan lain dengan mengecilnya daya reaktif adalah :
Pemasangan Kapasitor
a. Feeder kecil
Perawatan Kapasitor
Pemeriksaan kebocoran
Pemeriksaan kabel dan penyangga kapasitor
Pemeriksaan isolator
Sistem Mikroprosesor
Harmonik
Harmonik itu bisa menimbulkan panas, hal ini terjadi karena adanya
energi listrik yang berlebihan. Harmonik itu bisa muncul karena peralatan seperti
komputer, kontrol motor dll. Harmonik merupakan suatu keadaan timbulnya
tegangan yang periodenya berbeda dengan periode tegangan standar. Periode itu
bisa 180 Hz (harmonik ke-3), 300 Hz (harmonik ke-5) dan seterusnya. Harmonik
pada transformator lebih berbahaya, hal ini karena adanya sisrkulasi arus akibat
panas yang berlebih. Sehingga hal ini bisa mengurangi kemampuan peralatan
proteksi yang menggunakan power line carrier sebagai detektor kondisi normal.
Dengan demikian pemakaian energi listrik bisa dihemat yaitu dengan cara
mengoptimalkan konsumsi energi masing-masing peralatan yang digunakan,
memperkecil gejala harmonik dan menstabilkan tegangan. Sehingga energi tersisa
bisa dimanfaatkan untuk sektor lain yang lebih membutuhkan. Sedang dampak
negatif dari pemborosan energi listrik itu pertama menciptakan
ketidakseimbangan beban fasa-fasa listrik yang pada gilirannya akan
mempengaruhi over heating pada motor dan penurunan life isolator. Ke dua bagi
PLN sebagai penyuplai energi listrik tentunya harus menyediakan energi listrik
yang lebih besar lagi.
TRANSISTOR
Arus bias
Ada tiga cara yang umum untuk memberi arus bias pada transistor, yaitu
rangkaian CE (Common Emitter), CC (Common Collector) dan CB (Common
Base). Namun saat ini akan lebih detail dijelaskan bias transistor rangkaian CE.
Dengan menganalisa rangkaian CE akan dapat diketahui beberapa parameter
penting dan berguna terutama untuk memilih transistor yang tepat untuk aplikasi
tertentu. Tentu untuk aplikasi pengolahan sinyal frekuensi audio semestinya tidak
menggunakan transistor power, misalnya.
Arus Emiter
Dari hukum Kirchhoff diketahui bahwa jumlah arus yang masuk kesatu
titik akan sama jumlahnya dengan arus yang keluar. Jika teorema tersebut
diaplikasikan pada transistor, maka hukum itu menjelaskan hubungan :
IE = IC + IB ........(1)
Persamanaan (1) tersebut mengatakan arus emiter IE adalah jumlah dari arus
kolektor IC dengan arus base IB. Karena arus IB sangat kecil sekali atau disebutkan
IB << IC, maka dapat di nyatakan :
IE = IC ..........(2)
Alpha (α)
α dc = IC/IE ..............(3)
Beta (β)
Beta didefenisikan sebagai besar perbandingan antara arus kolektor dengan arus
base.
Misalnya jika suatu transistor diketahui besar β =250 dan diinginkan arus kolektor
sebesar 10 mA, maka berapakah arus bias base yang diperlukan. Tentu
jawabannya sangat mudah yaitu :
IB = IC/ β = 10mA/250 = 40 uA
Arus yang terjadi pada kolektor transistor yang memiliki β = 200 jika diberi arus
bias base sebesar 0.1mA adalah :
IC = β IB = 200 x 0.1mA = 20 mA
Dari rumusan ini lebih terlihat defenisi penguatan arus transistor, yaitu sekali lagi,
arus base yang kecil menjadi arus kolektor yang lebih besar.
Ada juga notasi dengan 2 subscript yang dipakai untuk menunjukkan besar
tegangan antar 2 titik, yang disebut juga dengan tegangan jepit. Diantaranya adalah
:
Notasi seperti VBB, VCC, VEE berturut-turut adalah besar sumber tegangan yang
masuk ke titik base, kolektor dan emitor.
Kurva Base
Hubungan antara IB dan VBE tentu saja akan berupa kurva dioda. Karena
memang telah diketahui bahwa junction base-emitor tidak lain adalah sebuah
dioda. Jika hukum Ohm diterapkan pada loop base diketahui adalah :
VBE adalah tegangan jepit dioda junction base-emitor. Arus hanya akan
mengalir jika tegangan antara base-emitor lebih besar dari VBE. Sehingga arus IB
mulai aktif mengalir pada saat nilai VBE tertentu.
Gambar-3 : kurva IB -VBE
Sampai disini akan sangat mudah mengetahui arus IB dan arus IC dari
rangkaian berikut ini, jika diketahui besar = 200. Katakanlah yang digunakan
adalah transistor yang dibuat dari bahan silikon.
Gambar-4 : rangkaian-01
IB = (VBB - VBE) / RB
= 13 uA
Kurva Kolektor
Sekarang sudah diketahui konsep arus base dan arus kolektor. Satu hal lain
yang menarik adalah bagaimana hubungan antara arus base IB, arus kolektor IC dan
tegangan kolektor-emiter VCE. Dengan mengunakan rangkaian-01, tegangan VBB
dan VCC dapat diatur untuk memperoleh plot garis-garis kurva kolektor. Pada
gambar berikut telah diplot beberapa kurva kolektor arus IC terhadap VCE dimana
arus IB dibuat konstan.
Dari kurva ini terlihat ada beberapa region yang menunjukkan daerah kerja
transistor. Pertama adalah daerah saturasi, lalu daerah cut-off, kemudian daerah
aktif dan seterusnya daerah breakdown.
Daerah Aktif
Daerah kerja transistor yang normal adalah pada daerah aktif, dimana arus
IC konstans terhadap berapapun nilai VCE. Dari kurva ini diperlihatkan bahwa arus
IC hanya tergantung dari besar arus IB. Daerah kerja ini biasa juga disebut daerah
linear (linear region). Jika hukum Kirchhoff mengenai tegangan dan arus
diterapkan pada loop kolektor (rangkaian CE), maka dapat diperoleh hubungan :
Rumus ini mengatakan jumlah dissipasi daya transistor adalah tegangan kolektor-
emitor dikali jumlah arus yang melewatinya. Dissipasi daya ini berupa panas yang
menyebabkan naiknya temperatur transistor. Umumnya untuk transistor power
sangat perlu untuk mengetahui spesifikasi PDmax. Spesifikasi ini menunjukkan
temperatur kerja maksimum yang diperbolehkan agar transistor masih bekerja
normal. Sebab jika transistor bekerja melebihi kapasitas daya PDmax, maka
transistor dapat rusak atau terbakar.
Daerah Saturasi
Daerah saturasi adalah mulai dari VCE = 0 volt sampai kira-kira 0.7 volt
(transistor silikon), yaitu akibat dari efek dioda kolektor-base yang mana tegangan
VCE belum mencukupi untuk dapat menyebabkan aliran elektron.
Daerah Cut-Off
Misalkan pada rangkaian driver LED di atas, transistor yang digunakan adalah
transistor dengan β = 50. Penyalaan LED diatur oleh sebuah gerbang logika (logic
gate) dengan arus output high = 400 uA dan diketahui tegangan forward LED,
VLED = 2.4 volt. Lalu pertanyaannya adalah, berapakah seharusnya resistansi RL
yang dipakai.
IC = β IB = 50 x 400 uA = 20 mA
Arus sebesar ini cukup untuk menyalakan LED pada saat transistor cut-off.
Tegangan VCE pada saat cut-off idealnya = 0, dan aproksimasi ini sudah cukup
untuk rangkaian ini.
= (5 - 2.4 - 0)V / 20 mA
= 2.6V / 20 mA
= 130 Ohm
Daerah Breakdown
Dari kurva kolektor, terlihat jika tegangan VCE lebih dari 40V, arus IC
menanjak naik dengan cepat. Transistor pada daerah ini disebut berada pada
daerah breakdown. Seharusnya transistor tidak boleh bekerja pada daerah ini,
karena akan dapat merusak transistor tersebut. Untuk berbagai jenis transistor nilai
tegangan VCEmax yang diperbolehkan sebelum breakdown bervariasi. VCEmax
pada databook transistor selalu dicantumkan juga.
Datasheet transistor
VCBmax = 60V
VCEOmax = 40V
VEBmax = 6 V
DIODA
Sifat kesearahan yang dimiliki sebagian besar jenis dioda seringkali disebut
karakteristik menyearahkan. Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk
memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi panjar
maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi panjar
mundur). Karenanya, dioda dapat dianggap sebagai versi elektronik dari katup
pada transmisi cairan.
Dioda termionik
Simbol untuk dioda tabung hampa pemanasan taklangung, dari atas
kebawah adalah anoda, katoda dan filamen pemanas. Dioda termionik adalah
sebuah peranti katup termionik yang merupakan susunan elektroda-elektroda di
ruang hampa dalam sampul gelas. Dioda termionik pertama bentuknya sangat
mirip dengan bola lampu pijar.
Dalam dioda katup termionik, arus listrik yang melalui filamen pemanas
secara tidak langsung memanaskan katoda (Beberapa dioda menggunakan
pemanasan langsung, dimana filamen wolfram berlaku sebagai pemanas sekaligus
juga sebagai katoda), elektroda internal lainnya dilapisi dengan campuran barium
dan strontium oksida, yang merupakan oksida dari logam alkali tanah. Substansi
tersebut dipilih karena memiliki fungsi kerja yang kecil. Bahang yang dihasilkan
menimbulkan pancaran termionik elektron ke ruang hampa. Dalam operasi maju,
elektroda logam disebelah yang disebut anoda diberi muatan positif jadi secara
elektrostatik menarik elektron yang terpancar.
Dalam sebagian besar abad ke-20, dioda katup termionik digunakan dalam
penggunaan isyarat analog, dan sebagai penyearah pada pemacu daya. Saat ini,
dioda katup hanya digunakan pada penggunaan khusus seperti penguat gitar listrik,
penguat audio kualitas tinggi serta peralatan tegangan dan daya tinggi.
Dioda semikonduktor
Sebagian besar dioda saat ini berdasarkan pada teknologi pertemuan p-n
semikonduktor. Pada dioda p-n, arus mengalir dari sisi tipe-p (anoda) menuju sisi
tipe-n (katoda), tetapi tidak mengalir dalam arah sebaliknya. Tipe lain dari dioda
semikonduktor adalah dioda Schottky yang dibentuk dari pertemuan antara logam
dan semikonduktor (sawar Schottky) sebagai ganti pertemuan p-n konvensional.
Karakteristik arus–tegangan
Dioda biasa
Beroperasi seperti penjelasan di atas. Biasanya dibuat dari silikon terkotori
atau yang lebih langka dari germanium. Sebelum pengembangan dioda penyearah
silikon modern, digunakan kuprous oksida (kuprox)dan selenium, pertemuan ini
memberikan efisiensi yang rendah dan penurunan tegangan maju yang lebih tinggi
(biasanya 1.4–1.7 V tiap pertemuan, dengan banyak lapisan pertemuan ditumpuk
untuk mempertinggi ketahanan terhadap tegangan terbalik), dan memerlukan
benaman bahang yang besar (kadang-kadang perpanjangan dari substrat logam
dari dioda), jauh lebih besar dari dioda silikon untuk rating arus yang sama.
Dioda bandangan
Dioda yang menghantar pada arah terbalik ketika tegangan panjar mundur
melebihi tegangan dadal dari pertemuan P-N. Secara listrik mirip dan sulit
dibedakan dengan dioda Zener, dan kadang-kadang salah disebut sebagai dioda
Zener, padahal dioda ini menghantar dengan mekanisme yang berbeda yaitu efek
bandangan. Efek ini terjadi ketika medan listrik terbalik yang membentangi
pertemuan p-n menyebabkan gelombang ionisasi pada pertemuan, menyebabkan
arus besar mengalir melewatinya, mengingatkan pada terjadinya bandangan yang
menjebol bendungan. Dioda bandangan didesain untuk dadal pada tegangan
terbalik tertentu tanpa menjadi rusak. Perbedaan antara dioda bandangan (yang
mempunyai tegangan dadal terbalik diatas 6.2 V) dan dioda Zener adalah panjang
kanal yang melebihi rerata jalur bebas dari elektron, jadi ada tumbukan antara
mereka. Perbedaan yang mudah dilihat adalah keduanya mempunyai koefisien
suhu yang berbeda, dioda bandangan berkoefisien positif, sedangkan Zener
berkoefisien negatif.
Ini adalah salah satu jenis dioda kontak titik. Dioda cat's whisker terdiri
dari kawat logam tipis dan tajam yang ditekankan pada kristal semikonduktor,
biasanya galena atau sepotong batu bara[5]. Kawatnya membentuk anoda dan
kristalnya membentuk katoda. Dioda Cat's whisker juga disebut dioda kristal dan
digunakan pada penerima radio kristal.
Dioda Gunn
Dioda ini mirip dengan dioda terowongan karena dibuat dari bahan seperti
GaAs atau InP yang mempunyai daerah resistansi negatif. Dengan panjar yang
semestinya, domain dipol terbentuk dan bergerak melalui dioda, memungkinkan
osilator gelombang mikro frekuensi tinggi dibuat.
Demodulasi radio
Pengubahan daya
Ketika dioda diberi tegangan nol maka tidak ada medan listrik yang
menarik elektron dari katoda. Elektron yang mengalami pemanasan pada katoda
hanya mampu melompat sampai pada posisi yang tidak begitu jauh dari
katoda dan membentuk muatan ruang (Space Charge). Tidak mampunya
elektron melompat menuju katoda disebabkan karena energy yang diberikan pada
elektron melalui pemanasan oleh heater belum cukup untuk menggerakkan
elektron menjangkau plate.
Ketika dioda diberi tegangan negatif maka potensial negatif yang ada
pada plate akan menolak elektron yang sudah membentuk muatan ruang
sehingga elektron tersebut tidak akan dapat menjangkau plate sebaliknya
akan terdorong kembali ke katoda, sehingga tidak akan ada arus yang
mengalir.
Ketika dioda diberi tegangan positif maka potensial positif yang ada pada
plate akan menarik elektron yang baru saja terlepas dari katoda oleh karena emisi
thermionic, pada situasi inilah arus listrik baru akan terjadi. Seberapa besar
arus listrik yang akan mengalir tergantung daripada besarnya tegangan
positif yang dikenakan pada plate. Semakin besar tegangan plate akan
semakin besar pula arus listrik yang akan mengalir. Oleh karena sifat dioda
yang seperti ini yaitu hanya dapat mengalirkan arus listrik pada situasi
tegangan tertentu saja, maka dioda dapat digunakan sebagai penyearah arus
listrik (rectifier). Pada kenyataannya memang dioda banyak digunakan
sebagai penyearah tegangan AC menjadi tegangan DC.
Fungsi fisikal
Emisi cahaya
Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan oleh karena itu
warnanya, tergantung dari selisih pita energi dari bahan yang membentuk p-n
junction. Sebuah dioda normal, biasanya terbuat dari silikon atau germanium,
memancarkan cahaya tampak inframerah dekat, tetapi bahan yang digunakan
untuk sebuah LED memiliki selisih pita energi antara cahaya inframerah dekat,
tampak, dan ultraungu dekat.
Polarisasi
Tegangan maju
Sirkuit LED
Sirkuit LED dapat didesain dengan cara menyusun LED dalam posisi seri
maupun paralel. Bila disusun secara seri, maka yang perlu diperhatikan adalah
jumlah tegangan yang diperlukan seluruh LED dalam rangkaian tadi. Namun bila
LED diletakkan dalam keadaan paralel, maka yang perlu diperhatikan menjadi
jumlah arus yang diperlukan seluruh LED dalam rangkaian ini. Menyusun LED
dalam rangkaian seri akan lebih sulit karena tiap LED mempunyai tegangan maju
(Vf) yang berbeda. Perbedaan ini akan menyebabkan bila jumlah tegangan yang
diberikan oleh sumber daya listrik tidak cukup untuk membangkitkan chip LED,
maka beberapa LED akan tidak menyala. Sebaliknya, bila tegangan yang diberikan
terlalu besar akan berakibat kerusakan pada LED yang mempunyai tegangan maju
relatif rendah. Pada umumnya, LED yang ingin disusun secara seri harus
mempunyai tegangan maju yang sama atau paling tidak tak berbeda jauh supaya
rangkaian LED ini dapat bekerja secara baik.
Substrat LED
• gallium nitride (GaN) - hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru
a. Kesimpulan
3. Dioda yang baik yaitu diode yang apabila diukur secara bolak balik
memiliki nilai yang berbeda.
4. Sumber referensi dalam transistor ialah pin Basis, dimana hasil pengukuran
antara pin Basis-Kolektor dan pin Basis-Emitor haruslah sama.
5. LED terdapat sejumlah zat kimia yang akan mengeluarkan cahaya jika
elektron-elektron melewatinya. Dengan mengganti zat kimia ini, kita dapat
mengganti panjang gelombang cahaya yang dipancarkan, seperti infrared,
hijau/biru/merah dan ultraviolet.
a. Saran