Вы находитесь на странице: 1из 4

Geena Cempaka

XI IPA 1

Koloid
Adalah suatu sistem disperse kimia yang terdiri dari zat terdispersi dan medium pendispersi.

Sistem disperis kimia ada 3 macam :

a) Larutan
b) Koloid
c) Suspensi

Perbedaan larutan, koloid dan suspensi

N Larutan Koloid Suspensi


o

1 Homogen Secara maskrokopis Heterogen (campurannya


(campurannya serba homogen, tetapi dibawah berbeda)
sama) mikroskop ultra heterogen

2 Ukuran partikel <1 nm Ukuran partikel 1 nm s/d 100 >100 nm


nm

3 Campuran 1 fase 2 fase (keruh tak mengendap) 2 fase (mengendap)


(jernih)

4 Sistem stabil Pada umumnya sistem stabil Sistem tidak stabil

5 Tidak dapat disaring Dapat disaring dengan Dapat disaring


saringan ultra

Ex: larutan gula, sirup, Ex: susu, santan Ex : pasir dan air, minyak dan
cuka air

Macam-macam koloid :

N Nama koloid Zat pendispersi Medium Pendispersi Contoh


o

1 Buih Gas Cair Busa sabun, busa


sampo
2 Busa Padat Gas Padat Batu apung, gabus

3 Emulsi Cair Cair Susu murni, Asi,


santan, Ice cream.

4 Emulsi Padat Cair Padat Keju, mutiara

5 Aerosol Cair Gas Spray, awan, embun

6 Aerosol Padat Padat Gas Debu, asap


kendaraan, asap
pabrik

7 Sol Padat Cair Sol kanji, sol agar-


agar, darah

8 Sol padat Padat Padat Kuningan, perunggu


dan stainless steel

Sifat-sifat Koloid :

1. Efek Tyndall :
 Peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
 Sorotan lampu proyektor.
 Sorotan lampu mobil di malam berkabut

2. Gerak Brown
 Gerakan zigzag (gerak acak) yang tidak beraturan yang terjadi pada partikel koloid.
 Gerak Brown dapat diamati dibawah mikroskop ultra.
 Gerak Brown terjadi akibat adanya tumbukan antara partikel koloid dengan
medium pendispersinya.

3. Adsorpsi
 Peristiwa penyerapan oleh bagian permukaan koloid dan dengan adanya sifat ini, koloid
bermuatan listrik. Penerapan koloid dalam kehidupan sehari-hari; penjernaan air,
penghilangan kotoran pada proses pembuatan sirup, menghilangkan bau badan dan
penggunaan arang aktif.
4. Koagulasi
 Peristiwa penggumpalan partikel koloid. Penerapan koloid dalam kehidupan sehari-hari;
perebusan telur, pembuatan yoghurt, pembuatan tahu, pembuatan lateks, penjernihan
air sungai, pembentukan delta dan pengolahan asap atau debu.

 Ada 4 faktor yang mempengaruhi terjadinya koagulasi :


a) Koagulasi akibat pemanasan. Ex: pemanasan putih telur, pemanasan
santan.
b) Koagulasi akibat pendinginan. Ex: pendinginan susu dan pendinginan
santan.
c) Koagulasi akibat penambahan zat elektrolit. Ex: penggumpalan getah
karet menjadi lateks setelah ditambah asam format dan penggumpalan
sol kedelai menjadi tahu setelah ditambah asam gula
d) Koagulasi akibat perbedaan muatan koloid. Ex: Terbentuknya delta di
muara sungai akibat adanya penggumpalan air sungai yang bermuatan
negative adalah air laut bermuatan positif.

5. Dialisis.
 Proses pemurnian koloid dari ion-ion penyangga sistem koloid.
 Caranya : koloid yang sudah tercemar dimasukkan ke dalam saringan membrane
permeable sehingga ion-ion penganggunya lolos dari saringan dan koloid masih
tertinggal di saringan. Ex: cuci darah.

6. Elektroforesa
 Proses pergerakan partikel koloid ke kutub elektroda.
 Caranya : Jika partikel koloid bergerak ke kutub katoda maka bermuatan negatif
dan jika partikel koloid bergerak ke kutub anoda maka bermuatan positif. Ex:
Penyerapan partikel debu oleh alat kotrel.

7. Koloid Liofil dan Liofob.

Berdasarkan kesukaan terhadap cairannya koloid dibagi atas 2:

a) Liofil, yaitu koloid yang suka pada cairan.


b) Liofob, yaitu koloid yang tidak suka pada cairan.

 Khusus untuk pelarutan air, koloid yang suka dengan air disebut : hidrofil.
 Koloid yang tidak suka dengan air disebut dengan : Hidrofob. Ex : logam, sol As2S3
dan sol belerang.
Pembuatan Koloid, ada dengan dua cara : Kondensasi dan Dispersi.

1. Kondensasi,
pembuatan koloid dengan cara menggabungkan partikel-partikel kecil menjadi
partikel koloid. Kondensasi ada 4 macam :
a) Kondensasi Redoks, penggabungan partikel yang disertai terjadinya
peristiwa redoks. Ex: pembuatan sol belerang; 2H2s+SO22H2O(l)+3S(g)
b) Kondensasi Hidrolisis, penggabungan partikel dengan bantuan air panas. Ex:
pembuatan sol Fe(OH)2 ; FeCl3+3H2OFe(OH)3(l)+3HCl(aq)
c) Kondensasi Subsitusi, penggabungan partikel karena ada pertukaran ion. Ex:
AgNO3(aq)+HCl(aq) AgCl(s)+HNO3(aq)
d) Kondensasi penggantian pelarut, penggabungan partikel dengan cara
mengganti pelarutnya. Ex : Pembuatan gel kalsium asetat (CH 3COO)2Ca .
Kalsium asetat mula-mula dilarutkan dalam air, kemudian ditambahkan
etanol sehingga membentuk gel kalsium asetat.

2. Dispersi,
Pembuatan koloid dengan cara menghaluskan partikel kasar menjadi partikel koloid.
Cara dispersi ada 3:
a) Dispersi mekanik, penghalusan partikel dengan menggunakan alat (lumpang
atau alat penggerus). Ex : pembuatan sol belerang. Belerang dan gula digerus
halus kemudian ditambah air sehingga membentuk sol belerang.
b) Dispersi busur bredig, penghalusan partikel dengan bantuan aliran listrik. Ex:
Pembuatan sol logam. Caranya : logam yang akan dijadikan sol, dipasang
sebagai elektroda kemudian dialiri arus listrik dalam partikel-partikel es,
sehingga membentuk sol logam.
c) Dispersi Peptidasi, penghalusan partikel dengan bantuan zat kimia. Ex:
Penghalusan endapan NiS oleh larutan H 2S dan penghalusan endapan
AL(OH)3 oleh Larutan AlCl3.

Вам также может понравиться