Вы находитесь на странице: 1из 9

SISTEM EKSKRESI

Ekskresi adalah proses pengeluaran


zat – zat sisa agar tidak menjadi
racun bagi tubuh.
ALAT EKSKRESI
MANUSIA

HATI

Hati terletak pada rongga perut bagian kanan. Pada


bagian kanan hati terdapat selaput tipis yang disebut
kapsula hepatis. Di dalam jaringan hati terdapat
pembuluh darah dan pembuluh empedu yang
disatukan oleh kapsul hati (Kapsul Glisson). Sel – sel
hati bergabung membentuk lobula dan antarlobula
dipisahkan oleh ruang lakuna.

Sebagai alat ekskresi, hati berfungsi menghasilkan cairan empedu


secara terus – menerus. Selain menghasilkan empedu, hati juga berfungsi
menyimpan gula dalam bentuk glikogen, menetralkan racun, membentuk
dan merombak protein, serta membentuk eritrosit pada janin.
PEROMBAKAN ERITROSIT OLEH HATI

Sel – sel hati yang bertugas merombak eritrosit disebut sel histiosit. Melalui sel
tersebut, hemoglobin akan diuraikan menjadi senyawa hemin, zat besi (Fe), dan
globin.
Dalam hati, senyawa hemin diubah menjadi zat warna (bilirubin dan biliverdin)
lalu dikirim ke usus dan setelah melalui proses tertentu dibuang ke luar tubuh
bersama feses. Dalam usus, zat warna empedu (berwarna hijau biru) dioksidasi
menjadi urobilin (berwarna kuning coklat) yang berfungsi memberi warna pada
feses dan urine.
Sementara itu, zat besi tertahan dan disimpan dalam hati atau dikembalikan ke
sumsum tulang sedangkan globin digunakan lagi untuk pembentukan eritrosit
baru dan metabolisme protein.
KULIT

Kulit memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai pelindung terhadap


kerusakan fisik akibat sentuhan mekanis, panas, penyinaran, kuman – kuman,
dan zat kimia; mengatur suhu badan; mencegah dehidrasi; mengeluarkan zat
sisa berupa keringat; dan menerima rangsangan dari luar.
Banyak tidaknya keringat yang dikeluarkan seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu suhu lingkungan, emosi, aktivitas tubuh, dan psikologi.
STRUKTUR KULIT

Stratum korneum: lapisan tanduk yang terdiri atas sel – sel mati

Stratum lusidum: lapisan di bawah stratum korneum yang


berwarna bening
Epidermis
Stratum granulosum: lapisan kulit yang mengandung pigmen

Stratum germinativum: lapisan kulit yang selalu tumbuh


membentuk sel – sel baru ke arah luar

Kulit
Akar rambut

Pembuluh darah

Dermis Kelenjar keringat (glandula sudorifera), terletak tersebar di


seluruh permukaan tubuh

Kelenjar minyak (glandula sebasea), terletak di dekat akar


rambut. Berfungsi menghasilkan minyak untuk mencegah
kekeringan pada kulit dan rambut.

Lapisan Lemak, terletak di bawah dermis. Berfungsi sebagai


sumber cadangan energi dan membantu mempertahankan suhu
tubuh.
MEKANISME PENGELUARAN
KERINGAT

Proses pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus (otak). Hipotalamus dapat


menghasilkan enzim bradikinin yang bekerja mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat.
Jika hipotalamus mendapat rangsangan, misalnya berupa perubahan suhu pada
pembuluh darah, maka rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf simpatetik ke kelenjar
keringat. Selanjutnya kelenjar keringat akan menyerap air garam dan sedikit urea dari
kapiler darah dan kemudian mengirimnya ke permukaan kulit dalam bentuk keringat.
GINJAL

Ginjal terletak di sebelah kanan dan kiri ruas - ruas tulang punggung.
Berbentuk seperti kacang ercis dan berjumlah sepasang. Ginjal
Berfungsi mengeluarkan zat sisa berupa urine.

STRUKTUR GINJAL
a. Korteks Ginjal (Korteks Renalis)
Mengandung jutaan alat penyaring yang disebut Nefron.
Fungsi Nefron ialah membentuk urine dengan cara filtrasi dan
reabsopsi. Nefron terdiri atas Badan Malpighi dan Tubulus.
Badan Malpighi tersusun dari Kapsul Bowman dan
Glomerulus. Kapsul Bowman berbentuk seperti piala yang
melingkupi Glomerulus. Glomerulus merupakan gumpalan jalinan
kapiler darah pada cekungan Kapsul Bowman. Pembuluh yang
menuju Glomerulus disebut Arteriol Aferen, sedangkan pembuluh
yang meninggalkan Glomerulus disebut Arteriol Eferen.

b. Sumsum Ginjal (Medula Renalis)


Pada sumsum ginjal terdapat suatu jaringan berbentuk kerucut yang disebut Piramid. Piramid
mengandung banyak pembiluh dan berguna untuk mengumpulkan hasil ekskresi. Cairan yang
terkumpul pada piramid akan disalurkan melalui saluran pengumpul menuju Pelvis Renalis
(Rongga Ginjal). Selanjutnya pelvis renalis berhubungan dengan uretra yaitu saluran yang
mengalirkn urine ke kantong kemih.
PROSES PEMBENTUKAN URINE
Filtrasi
Merupakan proses penyaringan zat sisa
metabolisme yang dapat menjadi racun
bagi tubuh. Filtrasi terjadi di dalam
Glomerulus. Zat berukuran kecil seperti
Glukosa, ion (Ca2+,PO43-) dan limbah
nitrogen mengalami penyaringan dan
masuk ke Kapsul Bowman. Sedangkan
molekul besar seperti protein dan sel
darah tertahan di dalam plasma darah dan
mengalir meninggalkan glomerulus melalui
Erteriol Eferen. Hasil Filtrasi disebut Filtrat
Golmerulus atau Kapsul Bowman.
Reabsorpsi
Merupakan proses penyerapan kembali filtrat Glomerulus yang masih mengandung zat – zat berguna
bagi tubuh. Beberapa zat yang diserap kembali antara lain glukosa, garam – garam, ion anorganik,
dan asam amino. Reabsorpsi terjadi dalam Tubulus Kontortus Proksimal. Hasil Reabsorpsi disebut
Filtrat Tubulus atau Urine Sekunder.
Augmentasi
Merupakan proses pengeluaran zat sisa yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Pada proses ini,
pembuluh darah melepaskan zat – zat yang tak berguna sepeti ion hidrogen, kalium, dan amonium
ke urine sekudnerpada Tubulus ontortus Distal yang kemudian dialirkan ke Tubulus Kontortus
kolektivus lalu menuju Saluran Pengumpul. Di saluran pengumpul berlangsung penyerapan air
sehingga terbentuk urine sesungguhnya. Lalu urine dialirkan ke rongga ginjal. Dari rongga ginjal urine
mengalir melalui uretra menuju kantong kemih untuk disimpan sementara. Bila kantong kemih penuh,
urine akan dikeluarkan melalui Uretra.
PARU - PARU

Paru – paru merupakan alat tubuh yang


bertugas mengeluarkan zat sisa berupa
karbon dioksida (CO2) dan uap air dalam
kaitannya sebagai alat ekskresi. Gas karbon
dioksida merupakan sisa proses metabolisme
dalam jaringan yang diangkut oleh darah ke
paru – paru dan berdifusi dalam alveolus.
Oksigen yang masuk ke paru – paru berikatan
dengan hemoglobin membentuk oksihemoglobin
dalam eritrosit yang mengalir menuju jaringan
tubuh. Setelah sampai di sel- sel tubuh, O 2
dilepas dari ikatan oksihemoglobin dan keluar
menuju jaringan lalu masuk ke sel – sel tubuh.
Pada saat yang sama, CO2 dari sel – sel tubuh
masuk ke dalam darah. Sebagian kecilnya
bergabung dengan hemoglobin membentuk
karboksihemoglobin. Kebanyakan CO2
membentuk HCO3- dengan plasma darah. Saat
darah masuk ke dalam kapiler paru – paru, HCO 3-
berubah di dalam eritrosit menjadi H2O dan CO2.
CO2 meninggalkan sel eritrosit dan kapiler.

Вам также может понравиться