Вы находитесь на странице: 1из 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Karya tulis dengan judul Pengaruh Pemanasan Global Pada Kehidupan di
Dunia ini adalah untuk mengetahui seberapa besar bahaya yang mengancam akibat
global warming ini. Banyak sekali orang-orang yang melakukan hal yang menyebabkan
global warming, entah mereka tidak tahu, atau mereka tahu tetapi dibiarkan saja. Karena
itu penulis membuat karya tulis ini dengan tujuan mengingatkan bahaya pemanasan
global yang boleh dibilang tidak lama lagi akan mencapai puncaknya.
Menurut penulis, pemanasan global sudah cukup parah untuk saat ini, dan akan
memperparah jika tidak ada usaha untuk diperlambat. Sedangkan kenyataannya kita
sekarang malah memperparah keaadaan dengan cara seperti menambah jumlah emisi
gas kendaraan bermotor yang mengeluarkan banyak CO2, memakai hairspray yang
mengandung aerosol, dsb.
Harapan penulis, pemanasan global bisa dicegah se-maksimal mungkin dengan
cara, salah satunya mungkin kita semua bisa mengurangi pemakaian kendaraan
bermotor dan lebih memilih memakai sepeda, karena selain berolahraga, menggunakan
sepeda juga tidak menyebabkan pemanasan global. Tetapi pada kenyataannya, hal
seperti itu sangat sulit untuk diwujudkan. Mengingat keegoisan kita sendiri yang
mementingkan kepentingan pribadinya masing-masing, misalnya tidak mau berkeringat
saat sampai di sekolah, atau bisa kepanasan saat dijalan, malah ada juga yang mungkin
berpikiran nanti tatanan rambutnya rusak jika naik sepeda. Oleh karena itu mungkin kita
harus berpikir dalam-dalam dan berusaha se-maksimal mungkin untuk memperlambat
pemanasan global, dengan cara yang tidak terlalu rumit, tetapi berarti untuk bumi.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul masalah:
1. Apakah pemanasan global itu?
2. Apakah penyebab utama pemanasan global?
3. Apa saja dampak pemanasan global?
4. Bagaimana cara mengukur pemanasan global?
5. Bagaimana cara mengendalikan pemanasan global?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulis agar kita dapat mengetahui bahaya dan pengaruh akibat
terjadinya pemanasan global, dan kita sebagai manusia yang masih membutuhkan bumi
ini dapat berpikir keras cara memperlambat pemanasan global dan mengatasi
kerusakan parah akibat pemanasan global.

D. RUANG LINGKUP
Pada karya tulis ini, penulis mengambil ruang lingkup pada kejadian pemanasan
global yang telah terjadi di dunia ini dalam kehidupan sehari-hari.

E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat-manfaat yang dapat kita peroleh dari penelitian pemanasan
global ini adalah :
• Untuk mengetahui secara jelas apa pemanasan global itu.
• Untuk mengetahui penyebab terjadinya pemanasan global.
• Untuk mengetahui dampak secara umum yang akan dialami oleh manusia
sendiri maupun makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya.
• Untuk mengetahui efek yang akan dialami apabila terjadi perubahan iklim
akibat dari pemanasan global.
• Untuk dapat mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh manusia untuk
dapat mencegah lebih lanjut pemanasan global tersebut.

BAB II
LANDASAN TEORI/ KERANGKA TEORI

A . LANDASAN TEORI
1.Efek rumah kaca dan pemanasan global
Peningkatan efek rumah kaca disebabkan oleh pencemaran udara,dapat
mengakibatkan prubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
2. Pemanasan global
Pemanasan global adalah naiknya suhu permukaan bumi karena meningkatnya
efek rumah kaca.Efek rumah kaca di atmosfer meningkatkan peningktkan gas – gas
seperti karbondioksida,metana dan ozon.
Pemanasan global telah menjadi isu internasional karena pemanasan global mempunyai
dampak yang sangat besar bagi dunia dan kehidupan makhluk hidup,yaitu perubahan
iklim dunia dan kenaikan permukaan air laut
3. Karbondioksida dan pemanasan global
Pembakaran bahan bakar fosil
Sumbangan utama terhadap jumlah karbondioksida di atmosfer berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil,yaitu minyak bumi,batu bara dan gas bumi.Selain
merupakan bahan bakar fosil yang menghasilkan pencemaran paling tinggi,batu bara
juga menghasilkan karbondioksida terbanyak.Kayu justru lebih parah lagi.
Penggundulan hutan dan perluasan pertanian
Penggundulan hutan dan perluasan wilayah pertanian juga meningkatkan jumlah
karbondioksida di atmosfer.
Peningkatan kadar karnondioksida di atmosfer
Dapat disimpulkan kegiatan manusia,yaitu pembakaran bahan bakar fosil,penggundulan
hutan dan perluasan pertanian menambahkan jumlah karbondioksida ke atmosfer tiap
tahun.
Pelepasan karbondioksida ke atmosfer menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer
meningkat sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global.

B.HIPOTESIS
• Pemanasan Global memang benar-benar ada.
• Pemanasan Global telah lama terjadi.
• Pemanasan Global terjadi karena gas-gas yang dihasilkan seperti Co2,No2, dan lain-
lain.
• Adanya gas-gas seperti Co2 dan No2 menyebabkan radiasi sinar matahari yang
sampai ke bumi terperangkap karena efek rumah kaca.
• Adanya pemanasan Global menyebabkan suhu di permukaan bumi semakin lama
semakin meningkat.
• Dari penelitian yang telah dilakukan sejumlah ilmuwan, pemanasan Global membawa
dampak negatif bagi bumi.

BAB III
METODE PENELITIAN
A.SUMBER DATA
METODE PENELITIAN PSIKOLOGI LINGKUNGAN
1.Studi Korelasi
Seorang peneliti dapat menggunakan variasi dari metode korelasi, jika seorang
peneliti berminat untuk memastikan tingkat validitas eksternal yang tinggi (Veitch &
Arkkelin, 1995). Studi ini menyediakan informasi tentang hubungan-hubungan atau
peristiwa yang terjadi di alam nyata tanpa dipengaruhi oleh pengumpulan data.
Namun sesempurna apapun suatu studi juga memiliki kelemahan. Kelemahan dari studi
kasus adalah lemahnya validitas internal, berkebalikan dengan studi laboratorium yang
memiliki tingkat validitas internal yang lebih tinggi, namun memliki validitas eksternal
yang lebih rendah jika dibandingkan dengan studi korelasi.
2. Eksperiment Laboratorium
Jika peneliti tertarik untuk memastikan tingkat validitas internal yang tinggi, maka
studi inilah yang sangat tepat (Veitch & Arkkelin, 1995). Metode ini member kebebasan
kepada peneliti untuk melakuakn manipulasi secara sistematik dengan tujuan
mengurangi variable-variabel yang mengganggu. Metode ini mengambil subjeknya
secara random, yang berarti semua subjek memiliki kesempatan yang sama dalam
semua keadaan eksperimen. Namun kelemahan dari metode ini salah satunya adalah
hasil yang diperoleh di laboratorium belum pasti dapat diterpkan di luar laboratorium.
3. Eksperimen Lapangan
Metode ini adalah metode penengah antara Korekasi dengan Eksperiment
Laboratorium. Asumsinya adalah jika peneliti ingin menyeimbangkan validitas internal
yang didapat dalam eksperiment laboratorium dengan validitas eksternal yang didapat
dari studi korelasi. Dalam metode ini peneliti tetap melakukan manipulasi sitematis,
hanya bedanya peneliti juga harus member perhatian pada variable eksternal dalam
suatu seting tertentu
4. Teknik-Teknik Pengukuran
Beberapa disajikan beberapa contoh tekhnik pengukuran dengan keunggulannya
masing-masing, antara lain mudah dalam scoring, administrasi maupun dalam proses
pembuatannya. Antara lain:
• Self-report
• Kuisioner
• Wawancara atau Interview
• Skala Penilaian

B.METODE PENGUMPULAN DATA


Penulis memperoleh data sebagai bahan dalam penulisan Karya Ilmiah ini,
penulis melakukan kajian pustaka, membagikan kuisioner, dan melakukan browsing
internet.

C . TEKNIK PENELITIAN
Untuk menyusun Karya Tulis ini, penulis mengambil referensi dari penelitian yang
telah dilakukan oleh berbagai pihak yang memang memiliki keahlian yang relevan,
terutama dalam topik ini adalah para pemerhati dan peneliti lingkungan. Berbagai
penelitian telah dilakukan secara internasional, karena memang masalah ini menyangkut
manusia secara keseluruhan, jadi tidak terbatas oleh negara dan ras.
Sebagai pemicu untuk memulai penelitian, ada beberapa pertanyaan yang harus dicari
jawabannya dalam penelitian yang akan dilakukan. Berikut ini adalah pertanyaan kunci
yang melandasi penelitian tersebut:
• Apa itu pemanasan Global?
• Apa bukti-bukti yang menyatakan bahwa pemanasan Global benar-benar terjadi? Dan
seberapa besar tingkat kepercayaan dan keakuratan dari bukti-bukti tersebut?
• Apa efek-efek yang dibawa oleh pemanasan Global?
• Apa bukti-bukti yang menyatakan bahwa pemanasan Global kemungkinan disebabkan
oleh gas-gas efek rumah kaca?
• Apa yang dapat dan harus dilakukan berkenaan dengan pemanasan Global, apabila
hal ini memang terjadi dan disebabkan oleh polutan-polutan di uadara dan emisi?
• Dan apabila pemanasan Global tidak terjadi, apakah ada alasan lain untuk
mengendalikan emisi polutan yang terjadi pada atmosfer bumi?

BAB IV
ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

A . Pengertian Pemanasan Global


Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,
laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat
0.74 ± 0.18 °C selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate
Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan temperatur rata-
rata global sejak
pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek
rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah
dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan
tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan
yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan
global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan
2100. Perbedaan angka perkiraan itu dikarenakan oleh penggunaan skenario-skenario
berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model
sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada
periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus
berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah
stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang
lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global
yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya
berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuan adalah mengenai jumlah
pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan
serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke
daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia
mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau
membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekwensi-
konsekwensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah
menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan
emisi gas-gas rumah kaca.
Dari angket yang penulis sebarkan di kalangan siswa SMP, mayoritas
mengetahui apa itu pemanasan global, tetapi tidak begitu mengerti arti sebenarnya.
Mayoritas mengatakan pemanasan global tidak bisa dihilangkan, tetapi Cuma bisa
diperlambat. Mereka umumnya mengetahui apa akibat dari pemanasan global, tetapi
mereka umumnya juga pernah melakukan hal yang menybabkan pemanasan global,
dan mereka sangat berniat untuk mencegah dan menghilangkan pemanasan global.
B. Penyebab Utama Pemanasan Global
1. Efek rumah kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian
besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya
tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi
panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas
dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah
gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di
atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air,
karbondioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini
menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan
akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi
berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-
gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin
meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang
terperangkap di bawahnya.
Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup
yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan
temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C
(59 °F) dengan efek rumah kaca[3] (tanpanya suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan
menutupi seluruh permukaan Bumi). Akan tetapi sebaliknya, akibat jumlah gas-gas
tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya.

2. Efek umpan balik


Efek-efek dari agen penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai
proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air.
Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2,
pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke
atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus
berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara hingga tercapainya suatu
kesetimbangan konsentrasi uap air.
3. Radiasi matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan
kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam
pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek
rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer
sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer
bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960,[8] yang tidak akan terjadi bila
aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan
ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi
mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena radiasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas
gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri
hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.[9][10]
Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari
mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University
mengestimasikan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50%
peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35%
antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim
yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas
rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan
bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang
remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan
meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar
pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas
rumah kaca.

C. DAMPAK PEMANASAN GLOBAL


Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan
sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut,
para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global
terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan
kesehatan manusia.

1. Cuaca
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian
Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-
daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan
mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah
yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada
pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta
akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area.
Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari
lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan
meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan
karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan
meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu,
air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih
kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola
yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan
air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa
periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi
dan lebih ekstrim.

2. Tinggi muka laut


Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan
yang stabil secara geologi. Saat atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga
akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi
permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar
Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh
dunia telah meningkat 10 - 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan
IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 - 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai.
Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5
persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit
pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air
pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang
sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin
mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai.
Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di
Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan
dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian
besar dari Florida Everglades.
3. Pertanian
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan
lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di
beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat
keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain
pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat
tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung
yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi
sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam.
Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang
lebih hebat.

4. Hewan dan tumbuhan


Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan
global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat
lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi
perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi
oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies
yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

5. Kesehatan manusia
Di dunia yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yang
terkena penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang biasa
ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan
pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke
daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen penduduk dunia
tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk pembawa parasit malaria;
persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika temperature meningkat. Penyakit-
penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria, seperti demam dengue,
demam kuning, dan encephalitis. Para ilmuan juga memprediksi meningkatnya insiden
alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak
polutan, spora mold dan serbuk sari.

D. Pengendalian Pemanasan Global


Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun.
Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang
dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang ada saat ini adalah
mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah
semakin berubahnya iklim di masa depan.
Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat
dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara
lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang
lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan
dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang
belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan
berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.
Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah
kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas
tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon
sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.

1. Menghilangkan karbon
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah
dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon,
terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat
banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di
seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan.
Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan
kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian
atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan
penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas
rumah kaca.
Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan
menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong
agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery). Injeksi juga bisa
dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan
batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas
pantai Norwegia, di mana karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas
alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke
permukaan.
Salah satu sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar
fosil. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber
energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak
langsung telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, karena gas
melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila
dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan
energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbondioksida ke udara. Energi nuklir,
walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya,
bahkan tidak melepas karbondioksida sama sekali.
2. Persetujuan internasional
Kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah
kaca. Di tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil, 150 negara berikrar
untuk menghadapi masalah gas rumah kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksud
ini dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara
merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto.
Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-negara
industri yang memegang persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah
kaca untuk memotong emisi mereka ke tingkat 5 persen di bawah emisi tahun 1990.
Pengurangan ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, Amerika
Serikat mengajukan diri untuk melakukan pemotongan yang lebih ambisius, menjanjikan
pengurangan emisi hingga 7 persen di bawah tingkat 1990; Uni Eropa, yang
menginginkan perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; dan Jepang 6 persen.
Sisa 122 negara lainnya, sebagian besar negara berkembang, tidak diminta untuk
berkomitmen dalam pengurangan emisi gas.

E. Mengukur Pemanasan Global


Pada awal 1896, para ilmuan beranggapan bahwa membakar bahan bakar fosil
akan mengubah komposisi atmosfer dan dapat meningkatkan temperatur rata-rata
global. Hipotesis ini dikonfirmasi tahun 1957 ketika para peneliti yang bekerja pada
program penelitian global yaitu International Geophysical Year, mengambil sampel
atmosfer dari puncak gunung Mauna Loa di Hawai. Hasil pengukurannya menunjukkan
terjadi peningkatan konsentrasi karbondioksida di atmosfer. Setelah itu, komposisi dari
atmosfer terus diukur dengan cermat. Data-data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa
memang terjadi peningkatan konsentrasi dari gas-gas rumah kaca di atmosfer.
Para ilmuan juga telah lama menduga bahwa iklim global semakin menghangat,
tetapi mereka tidak mampu memberikan bukti-bukti yang tepat. Temperatur terus
bervariasi dari waktu ke waktu dan dari lokasi yang satu ke lokasi lainnya. Perlu
bertahun-tahun pengamatan iklim untuk memperoleh data-data yang menunjukkan suatu
kecenderungan (trend) yang jelas. Catatan pada akhir 1980-an agak memperlihatkan
kecenderungan penghangatan ini, akan tetapi data statistik ini hanya sedikit dan tidak
dapat dipercaya. Stasiun cuaca pada awalnya, terletak dekat dengan daerah perkotaan
sehingga pengukuran temperatur akan dipengaruhi oleh panas yang dipancarkan oleh
bangunan dan kendaraan dan juga panas yang disimpan oleh material bangunan dan
jalan. Sejak 1957, data-data diperoleh dari stasiun cuaca yang terpercaya (terletak jauh
dari perkotaan), serta dari satelit. Data-data ini memberikan pengukuran yang lebih
akurat, terutama pada 70 persen permukaan planet yang tertutup lautan. Data-data yang
lebih akurat ini menunjukkan bahwa kecenderungan menghangatnya permukaan Bumi
benar-benar terjadi. Jika dilihat pada akhir abad ke-20, tercatat bahwa sepuluh tahun
terhangat selama seratus tahun terakhir terjadi setelah tahun 1980, dan tiga tahun
terpanas terjadi setelah tahun 1990, dengan 1998 menjadi yang paling panas.
Dalam laporan yang dikeluarkannya tahun 2001, Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa temperatur udara global telah meningkat
0,6 derajat Celsius (1 derajat Fahrenheit) sejak 1861. Panel setuju bahwa pemanasan
tersebut terutama disebabkan oleh aktifitas manusia yang menambah gas-gas rumah
kaca ke atmosfer. IPCC memprediksi peningkatan temperatur rata-rata global akan
meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.
Akibatnya, akan terjadi perubahan iklim secara dramatis. Walaupun sebenarnya
peristiwa perubahan iklim ini telah terjadi beberapa kali sepanjang sejarah Bumi,
manusia akan menghadapi masalah ini dengan resiko populasi yang sangat besar.

BAB V
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Sebenarnya pemanasan global itu sudah terjadi sejak tahun 1861, tetapi belum
parah seperti sekarang. Itu menunjukan ada nya peningkatan suhu dari tahun ke tahun,
sehingga ada kemungkinan besar pemanasan global ini akan semakin parah di masa
depan.

B.SARAN
Seperti yang kita tahu, sampai saat ini tidak ada yang bisa mencegah
pemanasan global, tetapi kita sebagai generasi muda harus berusaha untuk mengurangi
jalannya pemanasan global. Dengan hal yang sangat kecil saja, seperti selalu
menggunakan kertas di kedua sisinya, matikan keran saat menggosok gigi,
menggunakan kembali amplop bekas, gunakan baterai isi ulang, dll.

Вам также может понравиться