Вы находитесь на странице: 1из 31

UfltlLlk Infon'l1isi Ilell-lll ~"f1]lIt. hubu!'I,Gi ASi5ten IDepUlll UJI"tJSJI1 K'ajMIDilmpak ILirI'ilwngm. IDeputi IV.

K,MJeI1It~l"b_rt Ungkungm Hldup



JI. DIIPa$it.!JI b v, 24. Kebol'l NiillliHl.)kana Tlrnur 113'11101 T el'epon: 021.85904925, CrU -, BS9(l616E1

Fak50imi!e: 1021..:85906 I 68

I~ma.i I: ilmdal@lmped'I1II.,pidc

SIti,!$; htlpf!VI!WW .. b.~pl!da~,Go.rd. liI~pll www.menlht.go.id

1P.'e:.I1)!\IcS'Lifl c(Qipm 'G31a1lg K.ua.lita):

lsn~ MO!ri'fu, Mk; !r. Riiid1y YijW.ooo. Mi!k.; !r. Rk4 OkuvlanUlS; A1fafliti urMati. MS!:.; lr, Man;t Dial'll Nurani; Alilm"dI Zariwnl; M. Zae!illi RI)'l,Im~.

Buku Kedl ini disusun atas kerja sama Bank Dunia dan Kementerian Lingkungan Hidup

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Asisten Deputi Urusan Kajian Dampak Lingkungan, Deputi IV, Kementerian Lingkungan Hidup

JI. DI Panjaitan kav.24, Kebon Nanas, Jakarta Timur 13410 Telepon: 021-85904925, 021-85906168

Faksimile: 021-85906168

Email: amdal@bapedal.go.id

Situs: httpllwww.bapedal.go.id, http!! www.menlh.go.id

Penyusun (Qipra Galang Kualita):

Isna Marifa, MSc.; Ir. Rudy Yuwono, MSc.; Ir. Riza Oktavianus; Alfanti Larasati, MSc.; Ir. Maria Dian Nurani; Ahmad Zarkoni; M. Zaeni Payumy.

Keterlibatan Masyarakat dalam AMDAL

DAFTAR 151

Rencana Kegiatan. AMDAL dan Keterlibatan Masyarakat

Lingkup Studi AMDAL 3

Manfaat Melibatkan Diri 4

Kegiatan Wajib AMDAL & Tahapan Proyek 5

Keterlibatan Masyarakat dalam Proses AMDAL 6

Siapa yang Dapat Melibatkan Diri 8

Bagaimana Melibatkan Diri 9

Topi-Topik Tanggapan, Saran. dan Masukan 10

Hak Anda pada Konsultasi Masyarakat 1 1

Hasil Yang Dapat Diharapkan 12

Mencari Bantuan 1 3

'U-e>JdeJ-e4IP redep 8U-eA ede Ils-e4 was 'l-eqlpall-ed-ep 8U-eA eders u-ep 'u-ed-e>J '-eU-eWI-e8-eq u-e>JJ-eq-e!uaw lUI lVa3dVS -el-eda)l u-esmnda)l 'lVaWV sasoJd urejep Is-eWJO}UI u-e-e>JnqJala)l uep l-e>J-eJ-eAS-eW u-el-eqIIJala)l 8u-elual OOOl: un4-e.L 8 'ON lva3dVS -el-eda)l u-esmnda)l w-eI-eP Jm-e!p l-e>J-eJl!AS-eW U-ell!q!IJala>J >Jnluaq Ul!pur'd 'u-ellun>Jllu!l >J-edw-ea !-eualluaw S!S!I-euV llu-elual 6661 un4-e.L a 'oN 4l!lUpawad u-eJnnJad uep 'dnplH ul!8un>J8u!l U-e-elolaliuad liu-elual L661 un4l!.L El: 'oN liu-epun-llul!pun urqep epe -eAuwn>Jn4 J-es-ea 'lvawv ipms sasoud urerep l-eq!lJal >Jnlun ll!>J-eJl!AS-eW 18-eq ueredurasax usquietu n>J-epaq liU-eA qeauusurad u-eJm-eJad

'u-el-e!lla>J !s-e>Jol J-ell>Jas !P 1-e!SOS undrreui w-el-e u-e:iun>Jliu!1 >J!-eq 'dnpru u-e8un>J8uII d-ePl!4Ja1 llulluad >Jl!dw-ep -eAuIP-e!Jal U-euI>J8unwa>J ISl!>JI}!lUap!liuaw Ul!>Jl! lvawv Ipms '(lvawv) dnp!H u-eliun>Jliu!l >J-edw-ea !-eualiuaw SIS!I-euV !pnlS u-e>J-eu-eS>J-elaw ql[l!M (-eSJ-e>JeJwad) >JaAoJd >J!I!wad >Jl!4Id -e>J-ew '(lvawv ul!liuap Idl!>Jliualla q!!-eM llu-eA u-ell!llla)l n-ell!/ul!p l!4-esn -eu-e:>ua'tj s!uar liU-elUal IOOl: un4-e.L L 1 oN dnp!H u-eliun>Jliu!l -eJ-ellaN paluaw uesmnday mrnuaur) ,lvawv ql[l!M, 8Ul!A >Jns-eWJal lnqaSJal Ul!ll!!lia>J -eu-e:>uaJ l!l!ql!dV '!Sl!>Jol m-ens !P unliu-eqlP u-e>J-e -eAUU!-e1 S-elIIIS-e} n-el-e '-eA-eJ u-el-e[ 'J-esaq u-eliu-eqw-euad 'J-esaq lalo4 '>JIJq-ed 4-enqas

1 ,,>nnn1 AS"H N" 1 "8111::1:11:l>l uep 1VOWV 'NV ~ VI!):I>I VNV:lN:lH

BUKU INI

Buku Kecil ini merangkum hal-hal penting dari peraturan pemerintah yang khususnya perlu diketahui oleh anggota masyarakat. Buku ini diharapkan dapat membantu Anda, pernbaca, mempersiapkan diri untuk terlibat dalam proses AMDAL. Halaman 3 sampai dengan 7 memberi rangkuman singkat mengenai proses AMDAL. Halaman selanjutnya memberi informasi lebih spesifik tentang apa yang harus Anda lakukan untuk melibatkan diri dalam proses AMDAL.

. ,

air udara tanah

LINGKUP STUDI AMDAL

Secara garis besar, hal-hal yang akan dipelajari dalam studi AMDAL termasuk:

Lingkungan alam:

flora dan fauna susunan batuan

Lingkungan sosial:

kehidupan sosial-budaya kegiatan ekonomi

kesehatan masyarakat pola kepemilikan

Pelaksana studi AMDAL harus mengkaji kondisi setempat dan memprakirakan berbagai kemungkinan timbulnya dampak penting terhadap hal-hal di atas akibat adanya rencana kegiatan.

MANFAAT

MELIBATKAN DIRI

Dengan melibatkan diri dalam proses AMDAL, Anda ikut menentukan masa depan wilayah Anda sendiri. Dengan memberi tanggapan, masukan, saran, dan informasi, pemrakarsa rencana kegiatan (pemilik proyek) dapat membuat:

• rencana kegiatan dan pengelolaan dampak yang lebih baik

• studi AMDAL yang lebih baik

• rencana program hubungan masyarakat yang lebih baik.

Pakailah kesempatan berkomunikasi dengan pemrakarsa untuk memulai hubungan dengan tetangga baru Anda. Bekal hubungan baik dapat mengurangi terjadinya konflik di masa depan dan mencegah kesalahpahaman.

KEGIATAN WAJIB AMDALdan TAHAPAN PROYEK

Tidak semua proyek atau rencana kegiatan wajib dilengkapi dengan AMDAL. Daftar kegiatan yang wajib dilengkapi studi AMDAL dapat Anda llhat dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup (KepMen LH) No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL atau dapat juga diperoleh dari kantor Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) atau pemerintah daerah Anda.

Studi AMDAL wajib dilaksanakan dan didiskusikan sebelum suatu proyek didirikan atau dibangun. Hasil studl AMDAL menjadi bahan pertimbangan dalam pemberian izin usaha atau kegiatan oleh BupatilWalikota atau Gubernur atau Menteri. Apabila rencana kegiatan mendapat izin dan melanjutkan pelaksanaan kegiatan, pemrakarsa diwajibkan melakukan hal-hal yang telah tertera dalam:

• Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) untuk mengurangi atau mengendalikan dampak, dan

• Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) untuk memantau dampak yang terjadi.

Keterlibatan Masyarakat dalam AMDAL 5

KETERLIBATAN MASYARAKAT

da'ampROSES AMDAL

Proses AMDAL terdiri dari beberapa tahapan. Anda tidak harus menguasai seluruh proses AMDAL, tapi pelajari tahapan apa saja yang memberi peluang bagi masyarakat untuk melibatkan diri.

Proses AMDAL

§"@

OENAPISAN:) 0- - -

(PEi~ .. -. ')

~LlNGKUPAN 0- - -

_,- .. ::r:::: "

"

< KESEPAKATAN> e- -

KA-ANDAL / I

,-,_J. I

~_L~ .. ) I

PENYUSUNAN

ANDAL, RKt_. dan RPL I-

_,-" I

~'1<.EPUTUSAN'. I

KELAYAKAN

tas ANDAL, RKl,~ 0- ~

" danRP~Y

e

Kesempatan Keterlibatan Masyarakat

P.ENGUMUMAN

KONSULTASI MASYARAKAT

PARTISIPASI MASYARAKAT (melalui Wakil-nya)

Gombar I. Mekanisme pe/aksanaan proses keterlibatan masyarakat

dalam AMDAL di Indonesia • ,

6 Keterlibatan Masyarakat dalam AMDAL

• PENGUMUMAN:

Anda akan melihat atau mendengar pengumuman tentang akan dilakukannya studi AMDAL oleh pemrakarsa X di wilayah A. dan masyarakat diajak memberi tanggapan. saran. atau masukan.

Pengumuman ini mungkin ada di surat kabar, majalah, papan pengumuman di lokasi rencana proyek. atau di kantor pemerintah setempat.

Perhatikan tanggal batas waktu pengiriman tanggapan tertulis.

• KONSUL TASI MASYARAKAT:

Anda dapat memberi tanggapan. saran. atau masukan terhadap rencana kegiatan secara lisan atau tertulis. Pemrakarsa akan menyelenggarakan perternuan, diskusi, atau wawancara dengan Anda.

• PARTISIPASI WAKIL MASYARAKAT:

Anda dan kelompok Anda berhak memilih sendiri wakil masyarakat setempat. Siapkan surat pernyataan bersama atau be rita acara tentang pemilihan wakil masyarakat tersebut. Wakil ltu akan duduk sebagai anggota Komisi Penilai AMDAL yang menilai dokumen studi ANDAL. RKL. dan RPL.

Keterlibatan Masyarakat dalam AMDAl 7

SIAPAVANG DAPAT MELIBATKAN DIRI

Jika Anda salah satu dari dua kelompok masyarakat di bawah ini, Anda dapat melibatkan diri dalam proses AMDAL:

• Masyarakat yang tinggal dan/atau beraktivitas di sekitar lokasi rencana kegiatan. Anda disebut "Masyarakat Terkena Dampak", atau

• Masyarakat yang tidak tinggal dan/atau beraktivitas di sekitar lokasi rencana kegiatan, namun peduli terhadap rencana kegiatan dan dampaknya. Anda disebut "Masyarakat Pemerhati". Anda dapat mewakili sebuah organisasi atau kelompok atau mewakili diri sendiri.

wakil yang telah dipilih oleh kelompok Anda (hanya Masyarakat Terkena Dampak) turut berdiskusi dalam Komisi dan memberi masukan tentang penilaian dolumen studi ANDAL, RKL, dan RPL.

RAGAIMANA MELIBATKAN DIRI

• Pada saat PENGUMUMAN:

• kirimlah tanggapan, saran, dan masukan secara tertulis, harus dalam Bahasa Indonesia

• berikan identitas lengkap Anda

• kirimlah ke alamat yang tertera dalam pengumuman

• Pada saat KONSUL TASI:

• berikan tanggapan, saran, dan masukan secara tertulis atau lisan

• berikan identitas lengkap Anda

• Pada saat PARTISIPASI WAKIL di KOMISI:

Keterlibatan Masyarakat dalarn

TOPIK-TOPIK TANGGAPAN, SARAN, danMASUKAN

Keterlibatan masyarakat dalam AMDAL rnemberi kesempatan Anda memberi tanggapan, saran, dan masukan yang berhubungan dengan studi AMDAL Perhatikan lingkup studi AMDAL (halaman 4), dan berikan

• tanggapan, saran, dan masukan tentang rencana kegiatan atau prakiraan dampaknya,

• informasi dan masukan tentang kondisi lingkungan alam dan sosial setempat,

• saran dan masukan tentang cara membina hubungan baik dengan masyarakat setempat.

Di luar lingkup studi AMDAL, pemrakarsa tidak dapat banyak memberikan umpan-balik atau tindak-Ianjut. Bicarakan hal-hal yang lain dengan pemerintah daerah setempat.

HAK ANDA pada KONSULTASI MASYARAKAT

Pada kesempatan konsultasi, Anda berhak memperoleh informasi tentang:

Rencana Kegiatan dan Oampaknya

• Identitas pemrakarsa dan penanggungjawabnya,

• Lokasi rencana kegiatan,

• Jenis dan skala rencana kegiatan,

• Tujuan rencana kegiatan dan/atau produk yang dihasilkan,

• Jenis, jumlah, dan lokasi pengambilan sumber daya alarn,

• Potensi dampak lingkungan alam dan sosial-ekonomi,

• Wilayah yang diperkirakan terkena dampak

• Jadwal rencana pembangunan.

Proses Konsultasi

• Jadwal kegiatan konsultasi,

• Lokasi dan jenis kegiatan konsultasi,

• Tujuan konsultasi dan hasil yang akan dicapai,

• Lembaga yang dapat memberi informasi tambahan,

• Lembaga yang dapat menampung pendapat Anda.

Keterlibatan Masyarakat dalam AMDAL II

HASIL YANG DAPAT DIHARAPKAN

Dari keterlibatan Anda, hasil yang dapat Anda harapkan adalah bahwa tanggapan, saran, dan masukan yang telah Anda berikan wajib dipertimbangkan oleh

• pemrakarsa atau tenaga ahlinya dalam penyusunan studi AMDAL,

• Komisi Penilai AMDAL dalam memberikan rekomendasi tentang kelayakan lingkungan suatu rencana kegiatan.

Tindak lanjut dari tanggapan, saran, dan masukan Anda mungkin baru terlaksana setelah proses AMDAL selesai. Namun, pertahankanlah jalur komunikasi yang baik dengan pemrakarsa.

Belum tentu semua keinginan Anda atau anggota masyarakat yang lain dapat dipenuhi oleh pemrakarsa. Mungkin sebagian dari keinginan Anda merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Cobalah berdialog dengan pemerintah daerah atau lembaga lainnya untuk memahami kewenangan dan tanggung jawab masing-masing (pemerintah, pemrakarsa, dan lainnya).

MENeAR. BANTUAN

Jika Anda dan anggota masyarakat lain merasa belum siap untuk ikut dalam proses konsultasi, dan merasa perlu dibantu oleh pihak yang Anda percayal, Anda dapat menghubungi lembaga-Iembaga di bawah ini:

Pemerintah daerah

Pemerintah daerah bisa menjelaskan peraturan yang berlaku, baik itu berhubungan dengan AMDAL. Konsultasi Masyarakat.maupun dengan perijinan rencana kegiatan. Hubungi Dinas atau Badan Pengelola Lingkungan Hidup setempat.

Perguruan tinggi

Perguruan tinggi terdekat mungkin mempunyai tenaga ahli yang dapat membantu dalam memahami peraturan, hak dan kewajiban Anda, serta membantu Anda mempersiapkan diri untuk terlibat dalam proses AMDAL. Coba hubungi Pusat Studi Lingkungan. Lembaga Penelitian. Lembaga Pengabdian Masyarakat. atau lembaga lain yang terkait dengan perguruan tinggi terdekat.

Organisasi masyarakat atau lembaga swadaya

Organisasi masyarakat atau lembaga swadaya yang bergerak di bidang lingkungan hidup atau pengembangan masyarakat dapat juga membantu Anda. Mereka dapat membantu memahami peraturan, hak dan kewajiban Anda, serta

Keterlibatan Masyarakat dalam AMDAL 13

membantu Anda mempersiapkan diri untuk terlibat dalam proses AMDAL. Jika Anda tidak banyak tahu tentang organisasi yang aktif di wilayah Anda, tanyakan ke pemerintah daerah, perguruan tinggi, atau tokoh masyarakat setempat.

Buku dan jaringan internet

Banyak buku dan referensi yang tersedia tentang AMDAL, pengelolaan Iingkungan, serta partisipasi masyarakat. Carilah di toko buku terdekat, di perpustakaan perguruan tinggi, atau, jika Anda atau rekan Anda mempunyai akses ke internet, carilah ke situs-situs yang relevan.Beberapa alamat situs ada di bawah ini:

http://www.unece.org/ env/pp http://www.islandnet.com/connor http://www.envirolaw.co.za http://www.ifc.orglenviro/publications/practicelpractice.htm http://www.participate.org/convention/convention.htm http://www.farn.org.ar/docs/pp/en_index.html http://www.bapedal.go.id

http://www.menlh.go.id

http://www. worldbank.org

14 Keterlibatan Masyarakat dalarn AM DAL

dan pe~anjian intemasional tersebut. Bentuk dan cara yang umum dari peran serta suatu negara dalam pe~anjian intemasional adalah:

1. Surat Kuasa (Full Powers):

Adalah surat kuasa yang dikeluarkan oleh Presiden atau Menteri Luar Negeri yang memberi kuasa kepada satu atau beberapa orang yang mewakili pemerintah Indonesia untuk bemegosiasi, mengautentikan naskah perianllan, menyatakan persetujuan negara untuk terikat pada pe~anjian, untuk menyelesaikan tindakan lain yang terkait dengan pe~anjian.

• Signature tanpa surat kuasa :

Penandatanganan suatu persetujuan internasional dapat dilakukan tanpa surat kuasa apabila dilakukan oleh kepala negara, kepala pemerintah, atau menteri luar negeri.

• Signature dengan surat kuasa :

Penandatanganan suatu persetujuan intemasional yang dilakukan selain oleh kepala negara, kepala pemerintah, atau menteri luar negeri harus dengan surat kuasa. Penyerahan instrumen full power pada perjanjian bilateral dapat dilakukan pada saat penandatanganan atau setelah penanda-tanganan karena surat kuasa dianggap sebagai pemyataan good faith saja.

10

2. Tanda Tangan (Signature)

Salah satu tahapan yang digunakan dalam proses menjadi anggota pada perjanjian internasional adalah penandatanganan perjanjian. Dalam Konvensi Vienna, aturan penanda-tanganan meliputi tempat penandatanganan, tanggal penandatanganan, dan jangka waktu penandatanganan.

3. Persetujuan untuk Terikat (Consent to be Bound)

Persetujuan untuk terikat adalah kegiatan dimana suatu negara menyampaikan keinginannya untuk mengambil hak hukumnya dan kewajibannya dan suatu Perjanjian intemasional. Bentuk keterikatannya bermacam-macam tergantung dari ketentuan yang telah disepakati dalam suatu perjanjian internasional.

• Ratifikasi (Ratification) Ratifikasi/pengesahan adalah salah satu perbuatan hukum untuk mengikatkan din pada suatu perjanjian internasional. Ratifikasi dilakukan apabila negara tersebut telah melakukan adopsi dan penandatangan atas perjanjian tersebut dan perjanjian tersebut juga mengatur perlunya pengesahan setelah adopsi.

• Penerimaan (Acceptance IApproval) Penerirnaan atau persetujuan adalah pemyataan rnenerirna atau menyetujui dari negara-negara pihak pada suatu perjanjian intemasional atau perubahan perjanjian internasional tersebut.

11

• Aksesi (Accession)

Aksesi adalah pengikatan diri suatu negara terhadap suatu perjanilan intemasional dengan penyerahan instrumen aksesi kepada penyimpan (depositan) tanpa melakukan tanda tangan terlebih dahulu terhadap naskah perjanjian.

Penerimaan dan aksesi mempunyai akibat hukum dan aturan penerapan yang sama dengan ratifikasi. Selain itu, juga terdapat pe~anjian intemasional yang tidak memerlukan pengesahan dan langsung berlaku setelah penandatanganan.

4. Surat Kepercayaan (Credentlaf):

Surat Kepercayaan adalah surat yang dikeluarkan oleh Presiden atau Menteri Luar Negeri yang memberi kuasa kepada satu atau beberapa orang yang mewakili Pemerintah Republik Indonesia untuk menghadiri, merundingkan, dan atau menerima hasil akhir suatu pertemuan internasional.

5. Pensyaratan (Reservation):

Pensyaratan adalah pernyataan sepihak suatu negara untuk tidak menerima berlakunya ketentuan tertentu pada perjanjian internasional dalam nnusen yang dibuat ketika menandatangani, menerima, menyetujui, atau mengesahkan suatu perjanjian intemasional yang be'rsifat multilateral.

12

6. Deklarasi (Declaration)

Deklarasi adalah pernyataan sepihak suatu negara tentang pemahaman atau penafsiran mengenai suatu ketentuan dalam perjanjian intemasional, yang dibuat ketika menandatangani, rnenerima, menyetujui, atau rnengesahkan perjanjian internasional yang bersifat multilateral, guna mempeqelas makna ketentuan tersebut dan tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi hak dan kewajiban negara dalam pe~anjian intemasional.

v. PERISTIWA DALAM SUATU PERJANJIAN INTERNASIONAL

1. Pemberlakuan (entry into force)

Umumnya perjanjian intemasional menetapkan ketentuan berlakunya. Jika pe~anjian intemasional tidak menetapkan ketentuan atau metode untuk pemberlakuannya, maka pe~anjian internasional diasumsikan menjadi mulai berlaku segera setelah negara yang bernegosiasi menyatakan keterikatannya.

Penetapan pemberlakuan pe~anjian intemasional

secara umum sebagai berikut: .

a. berdasarkan jumlah tertentu dari negara yang menyampaikan instrurnen ratifikasi, persetujuan, penerimaan, atau aksesi kepada depositari;

b. berdasarkan prosentase, proporsi, atau kategori tertentu dari negara yang menyampaikan instrumen ratifikasi, persetujuan, penerimaan atau aksesi;

13

c. waktu tertentu setelah sejumlah negara telah rnenyampaikan instrumen ratifikasi, persetujuan, penerimaan, atau aksesi;

d. dinyatakan pada tanggal tertentu.

• Pemberlakuan untuk negara

Jika suatu negara secara detinitit menandatangani atau menyampaikan instrumen ratifikasi, persetujuan, penerimaan, atau aksesi terhadap perjanjian internasional yang telah berlaku, perjanjian akan berlaku bagi negara tersebut sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam perjanjian.

Pe~anjian intemasional mulai berlaku untuk suatu negara:

a. pada waktu tertentu setelah negara menandatangani secara definitit atau menyampaikan instrumen ratifikasi, persetujuan, penerimaan, atau aksesi,

b. pada tanggal negara menandatangani secara detinitit atau menyampaikan instrumen ratitikasi, persetujuan, penerimaan, atau aksesi.

• Pemberlakuan berdasarkan peraturan Pemberlakuan berdasarkan peraturan diperbolehkan oleh aturan suatu perjanjian. Pemberlakuan berdasarkan ketentuan dari suatu perjanjian dapat pula terjadi bila sejumlah pihak dari suatu perjanjian yang belum berlaku

14

menetapkan untuk memberlakukan perjanjian tersebut bagi mereka seolah-olah perjanjian itu telah berlaku. Sekali suatu perjanjian telah berlaku berdasarkan peraturan maka perjanjian itu melahirkan kewajiban untuk para pihak yang telah menyetujui untuk pemberlakukannya dengan menggunakan cara tersebut.

2. Penyelesaian Sengketa (Dispute resolution) Banyak perjanjian internasional yang mengatur ketentuan penyelesaian sengketa secara rinci, tetapi beberapa perjanjian hanya memuat ketentuan dasar.

Pe~anjian dapat mengatur beberapa mekanisme penyelesaian sengketa, seperti negosiasi, konsultasi, konsiliasi, prosedur panel, arbitrase, penyelesaian melalui peradilan, preferensi atas Peradilan Internasional, dan lain-lain.

3. Penaatan (compliance)

Perjanjian internasional di bidang lingkungan umumnya mengatur mekanisme penaatan umpamanya melalui penerapan persyaratan pemantauan dan pelaporan. Disamping itu sebagai bagian yang terpadu dengan penaatan, perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup juga dilengkapi dengan ketentuan peningkatan kapasitas, bantuan keuangan dan teknologi sebagai instrumen penaatan.

15

4. Amendemen (Amendment')

• Amendemen perjanjian internasional yang telah berlaku

Teks peDanjian intemasional dapat diarnendemen sesuai dengan pe~anjiannya atau sesuai dengan Bab IV Konvensi Vienna 1969 mengenai Amendemen dan Modifikasi Perjanjian Intemasional. Jika pe~anjian intemasional tidak merinci setiap prosedur amendemen, Para Pihak dapat menegosiasikan suatu perjanjian atau persetujuan baru yang mengamendemen perjanjian yang telah berlaku.

• Amendemen perjanjian internasional yang belum berlaku

Jika suatu perjanjian belum berlaku maka tidaklah mungkin untuk mengamendemen perjanjian sesuai dengan ketentuannya. Jika negara-negara menyetujui bahwa teks dari suatu pe~anjian memerlukan untuk direvisi, setelah pengadopsian pe~anjian intemasional, tetapi sebelum masa pemberlakuannya, para penandatangan dan Para Pihak yang berjanji dapat bertemu untuk mengadopsi perjanjian atau protokol tam bah an untuk mengatasi masalah. Ketika para pihak yang berjanji dan para penanda tangan melaksanakan peran penting dalam negosiasi tef6ebut, setiap negara yang berkepentingan diperbolehkan untuk berpartisipasi. Contohnya persetujuan yang terkait dengan pelaksanaan dari bag ian XI UNCLOS 10 Desember 1982, 1994.

16

• Menetapkan tanggal pemberlakuan Amendemen

Sekretaris Jenderal sebagai penyimpan (depositan), dengan diarahkan oleh ketentuan Amendemen dari suatu pe~anjian menentukan kapan suatu amendemen dari perjanjian berlaku. 8anyak perjanjian merinci bahwa suatu amendemen berlaku ketika sejumlah instrumen ratifikasi, persetujuan, penerimaan atau aksesi telah diterima oleh depositari. Namun apabila ketentuan amendemen merinci pemberlakuan berdasarkan suatu proporsi tertentu (misalnya 2/3) Para Pihak dan pe~anjian yang melakukan ratifikasi, persetujuan, penerimaan atau aksesi amendemen maka penetapan pemberlakuan kurang pasti.

5. Penarikan Diri dan Pembatalan (Withdrawal and Denuntiation)

Secara umum, suatu Pihak dapat menarik diri atau membatalkan atas suatu perjanjian:

• sesuai dengan ketentuan dari pe~anjian yang memungkinkan penarikan diri atau pembatalan;

• dengan persetujuan dari semua Pihak setelah konsultasi dengan semua negara pihak; atau

• dalam hal suatu pe~anjian tidak menetapkan ketentuan penarikan diri atau pembatalan, paling lambat waktu pemberitahuan 12 bulan, asaIkan:

a. hal itu ditetapkan bahwa Para Pihak bermaksud untuk menerima kemungkinan pembatalan atau penarikan diri; atau

17

b. hak untuk penarikan diri atau pembatalan dengan sendirinya menjadi sifat dari perjanjian (Pasal 56 Konvensi Vienna).

6. Pengakhiran Perjanjian (Termination) Perjanjian dapat memasukkan ketentuan mengenai berakhimya pe~anjian. Suatu pe~anjian dapat diakhiri oleh perjanjian berikutnya atas dasar semua pihak perjanjian sebelumnya menjadi anggota.

VI. PROSES PENYUSUNAN PERJANJIAN

INTERNASIONAL

Proses penyusunan suatu perjanjian internasional dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :

a) Preliminary Process

Preliminary Process adalah tahap penjajakan, yang kegiatannya meliputi pembicaraan mengenai kemungkinan melakukan kerja sama dan hasil pembicaraannya dituangkan dalam bentuk Letter of Intent (Lol).

b) Negotiation Process

Negotiation Process adalah tahap perundingan: yaitu pembahasan materi dan masalah-masalah teknis yang akan disepakati dalam perjanjian.

c) Drafting Process

Drafting Process adalah tahap perumusan rancangan perjanjian. Dalam tahap ini masingmasing pihak memperhaflkan hukum nasional dan internasional yang berlaku'

18

d) Acceptance Process

Acceptance Process adalah tahap penerimaan, dimana masing-masing pihak membubuhkan initial atau paraf atas setiap lembar naskah perjanjian yang disepakati.

e) Signing Process.

Penandatanganan perjanjian, dimana yang menandatangani harus mendapatkan Full Powersterlebih dahulu.

Suatu perjanjian internasional merupakan sumber hukum intemasional, yang diwujudkan melalui beberapa proses. Lama tidaknya proses tersebut akan tergantung dari kesiapan masingmasing negara yang be~anji, seperti kematangan dari substansi atau obyek yang akan dipe~anjikan. Disamping itu kelancaran proses dipengaruhi pula dengan niat baik (good faith) dari masingmasing negara untuk mencapai tujuan pe~anjian bagi kepentingan semua pihak.

lsi pe~anjian intemasional ini sangat penting bagi negara yang menjadi pihak pada perjanjian baik ke luar maupun pelaksanaannya di dalam negeri. Sehubungan dengan itu penyusunan pedoman delegasi RI merupakan hal penting yang wajib diperhatikan pejabat pemerintah yang akan ditunjuk untuk mewakili negara dalam suatu pertemuan internasional. Ketentuan perlunya pedoman delegasi RI ini diatur dalam Undangundang Nomor 24 Tahun 2000 (Pasal 5) tentang Pe~anjian Intemasional, yaitu:

19

1. Setiap lembaga negara dan lembaga pemerintah, baik departemen maupun non departemen, di tingkat pusat dan daerah yang mempunyai rencana untuk membuat pe~anjian intemasional, terlebih dahulu melakukan konsultasi dan koordinasi mengenai rencana tersebut dengan Menteri;

2. Pemerintah RI dalam mempersiapkan pembuatan perjanjian internasional, terlebih dahulu harus menetapkan posisi Pemerintah RI yang dituangkan dalam suatu pedoman Delegasi Republik Indonesia (pedoman Delri);

3. Pedoman Delri, yang perlu mendapat persetujuan Menteri harus memuat latar belakang permasalahan, analisis permasalahan serta aspek lain yang dapat mempengaruhi kepentingan nasional, posisi Indonesia, saran dan penyesuaian yang dapat dilakukan untuk mencapai kesepakatan.

VII. LlNGKUP DAN MATERI PERJANJIAN Penyusunan suatu pe~anjian memerlukan keahlian tersendiri, yang biasanya dike~akan oleh Legal Drafter, setelah inisiatif konsep dibuat oleh pengambiJ keputusan (policy-make!'). Prinsip dasar dari penyusunan suatu pe~anjian intemasional sama dengan penyusunan instrumen hukum lainnya, yaitu dibuat sen'1t:tdah mungkin, melihat teks secara keseluruhan, konsisten atas istilah yang digunakan, dibuat dalam bahasa yang sederhana dan dapat dipahami oleh semua pihak.

20

Suatu pe~anjian pada umumnya terdiri atas:

1. Judul Perjanjian :

Judul perjanjian mengandung tiga elemen, yaitu nomenklatur perjanjian, para pihak yang be~anji, dan obyek yang diperjanjikan.

2. Pembukaan (Preamble):

Dalam pembukaan dicantumkan para pihak yang melakukan perjanjian, seperti "The States Parties" atau 'The Parties to this Conventiorl' untuk perjanjian multilateral.

Pembukaan juga berisi pernyataan persetujuan dan pertimbangannya.

Contoh:

"The Parties to this Convention,"

"Aware of the harmful impact on ",

.. Recalling the pertinent provisions of the "

"Have agreed as follows: ..... "

(diambil dari teks Rotterdam Convention on the Prior Informed Consen~.

3. Batang Tubuh (main text):

Berisi definisi (menyangkut istilah teknis), tujuan pe~anjian, bidang yang dipe~anjikan (areas of cooperation), pelaksanaannya (implementation) berupa hak dan kewajiban para pihak (responsibility of the parties), dan bila diperlukan Intellectual Property Right (JPR), serta hak istimewa dan kekebalan (Privileges and immunities).

21

4. Ketentuan Penutup (final clauses), berisi antara lain:

• Penyelesaian sengketa (settlement of disputes);

• Amendemen dan revisi (amendment and

revision);

• Kedudukan dan Lampiran (status and annexes);

• Penandatangan (signature);

• Pengesahan (ratification, acceptance, approval or accesion);

• Pemberlakuan (entry into force);

• Masa bertaku dan pengaduan, penarikan diri atau pengakhiran (duration and denunciation, withdrawal or termination);

• Teks otentik (authentic texts).

22

Вам также может понравиться