Вы находитесь на странице: 1из 29

adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional.

Definisi kebudayaan nasional menurut


TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:

Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya


“ dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia
Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta
diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional
dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional
merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bai Masyarakat
Pendukukungnya, Semarang: P&K, 199 ”
kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari
kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan,
sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara
kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh
Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa
mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah
kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan
kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika
ditampilkan untuk mewakili identitas bersama.Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan
Kebudayaan Nasional”

Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32.
Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan
daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan
munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh
kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara
gamblang.

Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi


kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-
kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh
Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan angsa yang
sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam
kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan
menglami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur
kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional. Direktorat Sejarah dan
Nilai Tradsional, Kongres Kebudayaan 1991: Kebudayaan Nasional Kini dan di Masa Depan,

[sunting] Wujud kebudayaan daerah di Indonesia


Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di
Indonesia. Setiap saerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda.
[sunting] Rumah adat

Rumah gadang, rumah adat sumatera barat

 Aceh: Rumoh Aceh


 Sumatera Barat : Rumah Gadang
 Sumatera Selatan : Rumah Limas
 Jawa : Joglo
 Papua : Honai
 Sulawesi Selatan : Tongkonang (Tana Toraja), Bola Soba (Bugis Bone), Balla Lompoa
(Makassar Gowa)
 Sulawesi Tenggara: Istana buton
 Sulawesi Utara: Rumah Panggung
 Kalimantan Barat: Rumah Betang
 Nusa Tenggara Timur: Lopo
 Maluku : Balieu (dari bahasa Portugis)

[sunting] Tarian

Tarian Pakarena di pulau Selayar di masa Hindia Belanda

 Jawa: Bedaya, Kuda Lumping, Reog


 Bali: Kecak, Barong/ Barongan, Pendet
 Maluku: Cakalele, Orlapei, Katreji
 Aceh: Saman, Seudati
 Minangkabau: Tari Piring, Tari Payung, Tari Indang, Tari Randai, Tari Lilin
 Betawi: Yapong
 Sunda: Jaipong, Tari Topeng
Tari jaipong, Tarian daerah Jawa Barat

 Timor NTT: Likurai, Bidu, Tebe, Bonet, Pado'a, Rokatenda, Caci


 Batak Toba & Suku Simalungun: Tortor
 Sulawesi Selatan: Tari Pakkarena, Tarian Anging Mamiri, Tari Padduppa, Tari 4 Etnis
 Sulawesi Tengah: Dero
 Pesisir Sibolga/Tapteng: Tari Sapu Tangan , Tari Adok , Tari Anak , Tari Pahlawan , Tari
Lagu Duo , Tari Perak , Tari Payung
 Riau : Persembahan, Zapin, Rentak Bulian, Serampang Dua Belas
 Lampung : Bedana, Sembah, Tayuhan, Sigegh, Labu Kayu
 Irian Jaya: ( Musyoh, Selamat Datang )
 Nias : Famaena

[sunting] Lagu

 Jakarta: Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung


 Maluku : Rasa Sayang-sayange, Ayo Mama, Buka Pintu, Burung Tantina,Goro-Gorone,
Huhatee
 Melayu : Soleram, Tanjung Katung
 Minangkabau : Kampuang nan Jauh di Mato, Kambanglah Bungo, Indang Sungai
Garinggiang
 Aceh : Bungong Jeumpa
 Kalimantan Selatan : Ampar-Ampar Pisang
 Nusa Tenggara Timur : Anak Kambing Saya, Oras Loro Malirin, Sonbilo, Tebe Onana,
Ofalangga, Do Hawu, Bolelebo, Lewo Ro Piring Sina, Bengu Re Le Kaju, Aku Retang,
Gaila Ruma Radha, Desaku
 Sulawesi Selatan : Angin Mamiri
 Sumatera Utara : Anju Ahu, Bungo Bangso, Cikala Le Pongpong, Bungo Bangso, Butet,
Dago Inang Sarge,
 Papua/Irian Barat : Apuse
 Sumatera Barat : Ayam Den Lapeh, Barek Solok, Dayung Palinggam, Kambanglah
Bungo, Kampuang Nan Jauh Di Mato, Ka Parak Tingga,
 Jambi: Batanghari
 Jawa Barat : Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Es Lilin, Karatagan Pahlawan,
 Kalimantan Barat : Cik-Cik Periuk
 Sumatera Selatan : Cuk Mak Ilang, Dek Sangke, Gending Sriwijaya, Kabile-bile,
 Banten : Dayung Sampan
 Sulawesi Utara : Esa Mokan
 Jawa Tengah : Gambang Suling, Gek Kepriye, Gundul Pacul, Ilir-ilir, Jamuran
 Nusa Tenggara Barat : Helele U Ala De Teang
 Kalimantan Timur : Indung-Indung
 Jambi : Injit-Injit Semut
 Kalimantan Tengah : Kalayar
 Karatagan Pahlawan (Jawa Barat)
 Keraban Sape (Jawa Timur)
 Keroncong Kemayoran (Jakarta)
 Kole-Kole (Maluku)
 Lalan Belek (Bengkulu)
 Lembah Alas (Aceh)
 Lisoi (Sumatera Utara)
 Madekdek Magambiri (Sumatera Utara)
 Malam Baiko (Sumatera Barat)
 Mande-Mande (Maluku)
 Manuk Dadali (Jawa Barat)
 Ma Rencong (Sulawesi Selatan)
 Mejangeran (Bali)
 Mariam Tomong (Sumatera Utara)
 Moree (Nusa Tenggara Barat)
 Nasonang Dohita Nadua (Sumatera Utara)
 O Ina Ni Keke (Sulawesi Utara)
 Ole Sioh (Maluku)
 Orlen-Orlen (Nusa Tenggara Barat)
 O Ulate (Maluku)
 Pai Mura Rame (Nusa Tenggara Barat)
 Pakarena (Sulawesi Selatan)
 Panon Hideung (Jawa Barat)
 Paris Barantai (Kalimantan Selatan)
 Peia Tawa-Tawa (Sulawesi Tenggara)
 Peuyeum Bandung (Jawa Barat)
 Pileuleuyan (Jawa Barat)
 Pinang Muda (Jambi)
 Piso Surit (Aceh)
 Pitik Tukung (Yogyakarta)
 Flobamora, Potong Bebek Angsa (Nusa Tenggara Timur)
 Rambadia (Sumatera Utara)
 Rang Talu (Sumatera Barat)
 Rasa Sayang-Sayange (Maluku)
 Ratu Anom (Bali)
 Saputangan Bapuncu Ampat (Kalimantan Selatan)
 Sarinande (Maluku)
 Selendang Mayang (Jambi)
 Sengko-Sengko (Sumatera Utara)
 Siboga Tacinto (Sumatera Utara)
 Sinanggar Tulo (Sumatera Utara)
 Sing Sing So (Sumatera Utara)
 Sinom (Yogyakarta)
 Si Patokaan (Sulawesi Utara)
 Sitara Tillo (Sulawesi Utara)
 Soleram (Riau)
 Surilang (Jakarta)
 Suwe Ora Jamu (Yogyakarta)
 Tanduk Majeng (Jawa Timur)
 Tanase (Maluku)
 Tapian Nauli (Sumatera Utara)
 Tari Tanggai (Sumatera Selatan)
 Tebe Onana (Nusa Tenggara Barat)
 Te Kate Dipanah (Yogyakarta)
 Tokecang (Jawa Barat)
 Tondok Kadadingku (Sulawesi Tengah)
 Tope Gugu (Sulawesi Tengah)
 Tumpi Wayu (Kalimantan Tengah)
 Tutu Koda (Nusa Tenggara Barat)
 Terang Bulan (Jakarta)
 Yamko Rambe Yamko (Papua)
 Bapak Pucung (Jawa Tengah)
 Yen Ing Tawang Ono Lintang (Jawa Tengah)
 Stasiun Balapan, Didi Kempot (Jawa Tengah)
 Anging Mamiri, Sulawesi Parasanganta (Sulawesi Selatan)
 bulu londong, malluya, io-io, ma'pararuk (Sulawesi Barat)

[sunting] Musik

 Jakarta: Keroncong Tugu.


 Maluku :
 Melayu : Hadrah, Makyong, Ronggeng
 Minangkabau :
 Aceh :
 Makassar : Gandrang Bulo, Sinrilik
 Pesisir Sibolga/Tapteng : Sikambang

[sunting] Alat musik


Gamelan

 Jawa: [[Gamelan][kendang jawa]].


 Nusa Tenggara Timur: Sasando, Gong dan Tambur, Juk Dawan, Gitar Lio.
 Gendang Bali
 Gendang simalungun
 Gendang Melayu
 Gandang Tabuik
 Sasando
 Talempong
 Tifa
 Saluang
 Rebana
 Bende
 Kenong
 Keroncong
 Serunai
 Jidor
 Suling Lembang
 Suling Sunda
 Dermenan
 Saron
 Kecapi
 Bonang
 Kendang Jawa
 Angklung
 Calung
 Kulintang
 Gong Kemada
 Gong Lambus
 Rebab
 Tanggetong
 Gondang Batak
 Kecapi, kesok-Kesok Bugis-makassar, dan sebagainya
[sunting] Gambar

 Jawa: Wayang.
 Tortor: Batak

[sunting] Patung

 Jawa: Patung Buto, patung Budha.


 Bali: Garuda.
 Irian Jaya: Asmat.

[sunting] Pakaian

 Jawa: Batik.
 Sumatra Utara: Ulos, Suri-suri, Gotong.
 Sumatra Utara, Sibolga: Anak Daro & Marapule.
 Sumatra Barat/ Melayu:
 Sumatra SelatanSongket
 Lampung : Tapis
 Sasiringan
 Tenun Ikat Nusa Tenggara Timur
 Bugis - MakassarBaju Bodo dan Jas Tutup, Baju La'bu

[sunting] Suara

 Jawa: Sinden.
 Sumatra: Tukang cerita.
 Talibun : (Sibolga, Sumatera Utara)

[sunting] Sastra/tulisan

 Jawa: Babad Tanah Jawa, karya-karya Ronggowarsito.


 Bali: karya tulis di atas Lontar.
 Sumatra bagian timur (Melayu): Hang Tuah
 Sulawesi Selatan Naskah Tua Lontara
 Timor Ai Babelen, Ai Kanoik

[sunting] Makanan

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar masakan Indonesia

Timor Jagung Bose, Daging Se'i, Ubi Tumis.

[sunting] Kebudayaan Modern Khas Indonesia


 Musik Dangdut: Elvie Sukaesih, Rhoma Irama.
 Film Indonesia: "Daun di Atas Bantal" (1998) yang mendapat penghargaan Film terbaik
di "Asia Pacific Film Festival" di Taipei.
 Sastra: Pujangga Baru.

[sembunyikan]
l • b • s

Topik Indonesia
Sejarah Prasejarah · Kerajaan Hindu-Buddha · Kerajaan Islam · Era Portugis · Era VOC ·
Nusantara Era Belanda · Era Jepang · Era Kemerdekaan
Sejarah nama Indonesia · Proklamasi · Masa transisi · Era Orde Lama (Dekrit
Sejarah
Presiden · Demokrasi Terpimpin · Gerakan 30 September) · Era Orde Baru
Indonesia
(Supersemar · Integrasi Timor Timur · Gerakan 1998) · Era reformasi
Bendungan & Waduk · Danau · Fauna · Flora · Gunung · Gunung berapi ·
Geografi Pegunungan · Pulau · Selat · Sungai · Taman nasional · Terumbu karang · Titik-
titik garis pangkal
Pemerintah · Presiden · Kementerian · MPR · DPR · DPD · MA · MK · BPK ·
Politik dan Perwakilan di luar negeri · Kepolisian · Militer · Lembaga pemerintahan ·
pemerintahan Administratif · Provinsi · Kabupaten/Kota · Hubungan luar negeri · Hukum ·
Undang-Undang · Pemilu · Partai politik · Kewarganegaraan Indonesia
Ekonomi Perusahaan · Pariwisata · Transportasi · Pasar modal · Bank · BUMN · BEI
Demografi Suku · Bahasa · Agama · Nama Indonesia
Arsitektur · Seni · Film · Masakan · Tari · Mitologi · Pendidikan · Sastra · Media ·
Budaya
Musik · Hari penting · Olahraga · Busana daerah · Lagu
Simbol Sang Saka Merah Putih · Garuda Pancasila · Ibu Pertiwi
Bandar udara · Tokoh · Telekomunikasi · Bunga · Tanda kehormatan · Kode
Lainnya
telepon · Pembangkit listrik · Televisi nasional · Televisi regional
Oleh: AnneAhira.com Content Team
1
2
3
4
5
3

  ( 71 )   |   Jumlah komentar: 160

SHARE :   Facebook     Twitter

Artikel Terkait

 Agama Di Indonesia
 Pahlawan-pahlawan Indonesia
 Iklim Di Indonesia
 Industri Di Indonesia

Kebudayaan Indonesia bisa di artikan seluruh cirikhas suatu daerah yang ada sebelum
terbentuknya nasional Indonesia, yang termasuk kebudayaan Indonesia itu adalah seluruh
kebudayaan lokal dari seluruh ragam suku-suku di Indonesia.

Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi
oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan
Arab.

Berikut kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia

A. NAMA-NAMA ALAT MUSIK DAERAH

Berupa kotak anyaman daun kelapa, didalamnya berisi biji-biji - Dari


1 Alosu :
Sulawesi Selatan.
2 Anak Becing : Berupa dua batang logam seperti pedayung – dari Sulawesi Selatan.
3 Angklung : Terbuat dari bambu – Dari Jawa Barat
4 Aramba : Bentuknya seperti bende - Dari Pulau Nias.
5 Arumba : Terbuat dari Bambu - Dari daerah Sunda.
6 Atowo : Sejenis genderang - Dari Papua.
7 Babun : Sejenis kendang - Dari Kalimantan Selatan.
Sejenis terompet dari bambu yang di pasang rangkap – Dari  Sulawesi
8 Basa-basi :
Selatan
9 Calung  : Terbuat dari bambu - Dari daerah Sunda
10 Cungklik : Sejenis kulintang dari kayu -Dari Pulau Lombok
11 Dog-dog : Sejenis genderang - Dari Jawa Barat.
12 Doli-doli : Berupa empat bilah kayu lunak - Dari Pulau Nias
13 Druri Dana : Berupa bambu yang dikerat seperti garpu penala - Dari Pulau Nias.
14 Faritia : Aramba kecil – Dari Pulau Nias
15 Floit : Seruling bamhu- Dari daerah Maluku
16 Foi Mere : Sejenis seruling-Dari Pulau Flores
17 Gamelan Bali : Seperangkat alat musik - Dari daerah Bali 
18 Gamelan Jawa : Seperangkat alat musik -Dari Jawa tengah
19 Gamelan Sunda  : Seperangkat alat musik - Dari Daerah Sunda
20 Garantung : Berupa biulah-bilah kayu yang di gantung – Dari Tapanuli.
21 Gerdek : Seruling tempurung – Dari daerah Kalimantan.
22 Gonrang : Sejenis kendang – Dari daerah Simalungun.
23 Hapetan : Sejenis kacapi – Dari Tapanuli
24 Kecapi : Gitar kecil dengan dua dawai – terdapat di seluruh Nusantara
25 Keloko : Terompet kulit kerang - Dari Doro Fores Timur
26 Kere-kere Galang : Sejeris rebab - Dari daerah Goa.
27 Keso-keso : Sejenis seruling - Dari daerah Goa.
28 Kinu : Sejenis seruling - Dari Pulau Roti.
29 Keledi : Alat musik tiup – Dari Kalimantan.
30 Kolintang : Berupa bilah-bilah kayu yang disusun di atas kotak kayu - Dari Minahasa.
31 Lembang : Sending panjang - Dari daerah Toraja.
32 Nafiri : Alat musik tiup - Dari Maluku.
33 Popondi  : Alat musik petik - Dari Toraja, Sulawesi Selatan.
34 Rehab : Alat musik gesek - Dari Jawa Barat.
35 Sampek  : Sejenis gitar – Dari Dayak Kalimantan.
36 Sasando : Alat musik petik -Dari Nusa Tenggara Timor.
37 Seluang  : Seruling bambu - Dari Minangkabau
38 Serunai : Alat musik tiup - Dari Sumatra.
39 Siter/Celempung  : Alat music petik – Dari Jateng, dan Jabar
40 Talindo : Alat musik petik - Dari Sulawesi.
41 Talempong  Pacik  : Alat musik pukul seperti gong kecil - Dari Sumbar, 
42 Tifa : Genderang kecil - Dari Maluku atau Papua
43 Totobuang : Sejenis talempong - Dari Maluku. 

B. NAMA-NAMA RUMAH ADAT

1.    Provinsi DI Aceh.


Rumah Adat Aceh berbentuk panggung. Mempunyai 3 serambi yaitu Seuramue Keu (serambi
depan), Rumah Inong (serambi tengah), dan Seurarnoe Likot (serambi belakang). Selain itu ada
rumah berupa lumbung padi yang dinamakan Krong Pade atau Berandang.

2.    Provinsi Sumatra Utara

Rumah adat Sumatra Utara Jahu ba1on, sebuah rumah pertemuan keluarga besar. Berbentuk
pangung dan ruang atas untuk tempat tinggal. Pada ruang ini tak ada kamar-kamar dan biasanya
8 keluarga tinggal bersama-sama. Tempat tidur lebih tinggi dari dapur.

3.    Provinsi Sumatra Barat

Rumah adat untuk tempat tinggal di Sumatra Barat adalah Rumah Gadang. Rumah tersebut dapat
dikenali dari tonjalan atapnya yang mencuat ke atas yang bermakna menjurus kepada Yang
Maha Esa. Tonjolan itu di namakan gojong yang banyaknya 4-7 buah.

4.    Provinsi Riau

Rumah adat di daerah Riau bernama Selaso Jatuh Kembar. Ruangan rumah ini terdiri dari
ruangan besar untuk tempat tidur. ruangan bersila, anjungan dan dapur. Rumah adat ini
dilengkapi pula dengan Balai Adat yang dipergunakan untuk pertemuan dan musyawarah adat.

5.    Provinsi Jambi

Rumah adat Jambi dinamakan Rumah Panggung dengan model kajang lako, merupakan rumah
tinggai yang terbagi dalam 8 ruangan. Ruang Jogan, Serambi depan. Serambi dalam. kamar
Amben melintang. Serambi belakang, ruang Laren. ruang Garang. ruang Tengganai.

6.    Provinsi Sumatra Selatan.

Rumah adat Sumatra Selatan bernama Rumah Limas. Merupakan rumah panggung berjenjang
lima dengan bermakna Lima Emas. yaitu keagungan, rukun dan damai, sopan santun, aman dan
subur, sertamakmur dan sejahtera.

7.    Provinsi Lampung

Rumah adat di Lampung ialah Rumah Sesat, yang digunakan untuk musyawarah tertinggi antara
marga-marga. Jambal Agung atau Lorong Agung adalah nama tangga menuju Rumah Sesat.

8.    Provinsi Bengkulu   

Nama rumah adat daerah Bengkulu adalah Rumah Rakyat, terdiri 3 kamar yaitu : kamar orang
tua, kamar gadis, dan kamar bujang. Kolong bawahnya untuk menyimpan kayu dapur dan barang
lainnya.

9.    Provinsi DKl. lakarta


Rumah tradisional khas Jakarta dinamakan Rumuh Kebaya. Atapnya berbcntuk. Joglo.
Pembagian ruangannya, serambi depan disebut  Paseban. Dindingnya tcrbuat dari panil-panil
yang dapat dibuka-huka dan digeser-geser ketepi. Hal ini dimaksudkan untuk ruangan yang
lebiih luas. Bila suatu waktu di adakan acara selamatan atau hajatan.

10.    Provinsi Jawa Barat

Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan model rumah adat Jawa Barat. Keraton ini terdiri 4
ruangan. Jinem atau pendopo, Pringgodani, ruang Probayasa, dan ruang Panembahan.

11.    Provinsi Jawa Tengah

Padepokan Jawa Tengah merupakan sebuah bangunan induk istana Mangkunegaran di Surakarta.
Rumah penduduk dan keraton di Jawa Tengah umumnya terdiri atas 3 ruangan. Pendopo.
Pringgitan, dan Dalem.

13.    Provinsi DI Yogyakarta

Bangsal Kencono Kraton Yogyakarta merupakan sebuah bangunan Pendopo model rumah adat
daerah Yogyakarta. Di depan Bangsal Kencono terdapat dua patung batu Gupolo yang
memegang gada (sejenis alat pemukul ).
 

14.    Provinsi Jawa Timur

Model rumah adat Jawa Timur Rumah Situbondo yang mendapat pengaruh dari rumah Madura.
Rumah itu tidak meniliki pintu belakang dan tanpa kamar-kamar pula. Serambi depan tempat
menerima tamu laki-laki dan tamu perempuan diterima di serambi belakang. Mereka masuk dari
samping rumah.

15.    Provinsi Bali.

Gapura Candi merupakan pintu masuk rumah adat di Bali. Balai Bengang adalah tempat
istirahat, dan Balai Wantikan adalah tempat adu ayam atau pagelalaran kesenian. Kori Agung
adalah pinto masuk pada waktu upacara besar dan Kori Babetelan merupakan pintu masuk untuk
keperluan keluarga.

16.    Provinsi Nusa Tenggara Barat

Istona Sultan Sumbawa merupakan model rumah adat daerah Nusa Tenggara Barat. Bangunan
tersebut berlantai tiga, lerhuat dari kayu jati dan beratap strap. Lantai bawah tempat pengawalan.
Lantai kedua, tempat kediaman sultan dan permaisuri. Sedangkan disediakan untuk para putri
dan keluarga lainnya.

17.    Provinsi Kalimantan Timur


Rumah adat daerah Nusa Tenggara Timur adalah Rumah Musalak. Rumah itu berbentuk
panggung dan di bawahnya terdapat balai panjang tempat menerima tamu. Tiang-tiangnya
berdiri pada landasan batu besar, sehingga tidak perlu di tanam dalam tanah.

18.    Propinsi Kalimantan Barat

Model rumah adat kalimantan Barat yang berbentuk panggung. Bagian kolongnya tidak di
pergunakan, karena tanahnya berawa-rawa. Pada kiri kanan rumah terdapat kamar-kamar dan di
tengahnya merupakan ruang upacara dan pertemuan. Bangunan tersebut terbuat dari kayu dan
atapnya dari sirap.

19.    Provinsi Kalimantan Tengah

Rumah adat kalimantan Tengah dinamakan Rumah Betang. Rumah itu panjang, bawah
kolongnya di gunakan untuk bertenun dan menumbuk padi. Satu bangunan rumah di huni oleh
kurang lebih 20 kepala keluarga.

20.    Provinsi Kalimantan Selatan

Rumah adat Kalimantan Selatan disebut Rumah Bubungan Tinggi. Bagian depan rumah
berfungsi sebagai teras yang dinamakan Pelatar: Rumah ini merupakan rumah panggung dan
dibawahnya untuk menyimpan padi dan sebagainya.

21.    Provinsi Kalimanta Timur

Rumah Lamin adalah rumah adat suku Dayak Kenyah. Rumah Itu berbentuk panggung setinggi
3 meter dan dihuni oleh 25 – 30 kepala keluarga. Halaman rumah dihiasi oleh patung-patung
Blontang,  menggambarkan dewa-dewa sebagai penjaga rumah atau kampung.

22.    Provinsi Sulawesi Utara

Rumah adat Sulawesi Utara ialah Rumah Pewaris, Rumah ini mempunyei ruang tamu, ruang
keluarga dan kamar-kamar. Di kanan-kiri rumah terdapat tangga, tangga sebelah kanan untuk
memasuki rumah. sedang untuk keluar rumah menuruni tangga yang sebelah kiri.

23.    22. Provinsi Sulawesi Tengah

Rumah adat Sulawesi Tengah adalah Rumah Tambi. Rumah tersebut berbentuk panggung dan
atapnya sekaligus berfungsi sebagai dinding Tangga untuk naik terbuat dan batang kayu bulat
dan atap rumah terbuat dari daun rumbia atau bambu di belah dua.

24.    Provinsi Sulawesi Tenggara

Rumah adat Sulawesi Tenggara disebut juga Malige. Bangunan tersebut berbentuk panggung
terdiri dari tiga lantai. Pada kiri kanan lantai dua da ruang tempat penenun kain yang di sebut
bate
25.    Provinsi Sulawesi Selatan

Rumah adat orang Toraja di Sulawesi Selatan adalah Tongkonan. Kolong rumah itu berupa
kandang kerbau belang atau Tedong Bonga. Dii depan rumah tersusun tanduk-tanduk kerbau,
sebagai lambang pemiliknya telah berulang kali mengadakan upacara kematian secara besar-
besaran. Tongkonan tcrdiri 3 ruangan. ruang tamu, ruang makan, dan ruang belakang.

26.    Provinsi Maluku

Rumah adat Maluku dinamakan Bailo, dipakai untuk pertemuan, musyawarah dan upacara yang
di sebut seniri negeri. Rumah tersebut merupakan panggung. Atapnya besar dan tinggi terbuat
dari daun rumbia, sedang dindingnya dari tangkai rumbia, yang di sebut gaba-gaba

27.    Provinsi Papua

Rumah adat daerah Papua, suku Dani adalah Honai, Rumah tersebut terdiri dari dua lantai terdiri
dua lantai, lantai pertama sebagai tempaat tidur dan lantai dua untuk tempat bersantai, dan
tempat makan. Hunai berbentuk jamur dengan ketinggian sekitar 4 meter. 

C. NAMA-NAMA SENI PERTUNJUKAN/TEATER RAKYAT.

1 Banjet  : Pertunjukan rakyat di daerah Jawa Barat bagian utara.


Hidup di daerah Jawa Tengah, ceritanya diambil dari sejarah atau babad
2 Kethoprak :
zaman raja-raja dahulu.
3 Laes/rintren : Permainan rakyat yang mengandung unsur kegaiban di daerah Jawa Tengah.
4 Lengguk : Seperti rudat, di daerah Jawa Tengah.
5 Lenong  : Seperti ludruk, hidup di daerah Jakarta.
Hidup di daerah Jawa Timur, ceritanya merupakan kejadian sehari-hari atau
6 Ludruk  :
mengambil tokoh-tokoh tertentu.
Pertunjukan rakyat di daerah Riau, pelakunya memakai topeng dan kuku
7 Makyong  :
buatan yang panjan.
8 Mamanda  : Pertunjukan rakyat di daerah Kalimantan. lebih hanyak bersifat komedi.
9 Opak Alang : Kethoprak yang diiringi rebana, di Java Tengah bagian Utara.
10 Randai  : Nyanyian yang disertai gerak tari dan silat dari daerah Sumatra Barat.
Dari daerah Ponorogo, Jawa Timur. Permainannya memakai topeng kepala
11 Reog  :
macan. Di hiasi bulu-bulu merak, sering disertai dengan kuda kepang.
Seni tari dan nyanyian yang diiringi bana, di daerah Jawa Barat. Lagu-lagunya
12 Rudat :
berisi ajaran agama Islam.
Seperti ketoprak, tetapi tebih sederhana, cukup dimainkan di halaman rumah,
13 Srandul  :
hidup di daerah Jawa Tengah.
14 Tarling  : Seperti ludruk yang hidup di daerah Cirebon, Jawa Barat.
Wayang
15 : Hidup di daerah Jawa Tengah, dimainkan oleh seorang dalang.
Golek 
16 Wayang : Hidup di daerah Jawa Tengah dimainkan oleh seorang dalang
Kulit  
Wayang Hidup di daerah Jawa Tengah, ceritanya diambil dan Mahabarata atau
17 :
orang  Ramayana.

D. NAMA-NAMA SENJATA TRADISIONAL

Pisau Belati. Senjata tradisional Papua yang terbuat dari tulang kaki burung
1 DI Aceh :
kasuari dan bulunya menghiasi hulu belati tersebut.
Parang ,Salawaku. Panjangnya 90 - 100 cm. sedangkan perisainya dihiasi
2 Sumatra Utara  :
dengan motif-mo¬tif yang melambangkan keberanian.
Sumatra Badik, merupakan senjata tradisional. Senjata lainnya adalah Peda, Sabel.
3 :
Barat      dan Tombak.
Keris. Bentuknya berlekuk-lekuk seperti keris pada umumnya. Senjata
4 Riau  :
lainnya pedang, tombak, lembing, dan sumpitan.
5 Jambi : Pasatimpo, berbentuk parang dan hulunya bengkok ke bawah.
Sumatra
6 : Keris. Di Sulawesi Utara keris bentuknya lurus tanpa berlekuk-lekuk.
Selatan 
7 Lampung : Mandau, senjata yang berbentuk parang dengan panjang kira-kira 1/2 meter.
8 Bengkulu : Keris. Ukuran keris Kalimantan Selatan paling panjang 30 cm.
Mandau. Senjata terkenal lainnya adalah Lunjuk Sumpit, Randu (sejenis
9 DKI Jakarta  :
tombak), dan perisai.
Mandau. Mandau yang dipakai berperang dilengkapi dengan perisai yang
10 Jawa Barat  :
disebut Kelikit.
Sundu. Senjata ini yang umumnya dipakai penduduk di NTT. Senjata
11 JawaTengah :
lainnya adalah Saweo, Pisau, dan Kampak.
Keris. Ada berbagai jenis keris di Nusa Tenggar Barat,   misalnya Sampari
12 DI Yogyakarta  :
dan Sondi. Di Lombok sondi ini bernama Grantim
Keris. Selain sebagai senjata untuk membela diri, keris dapat mewakili
13 Jawa Timur :
seseorang dalam suatu undangan pernikahan.
Clurit. Senjata sejenis arit yang mengerikan. Selain itu ada Sondre, Kodi,
14 Bali :
dan Tombak.
Keris. Di Yogyakarta senjata tersebut merupakan senjata tradisional. Keris-
Nusa Tenggara
15 : keris itu diberi pula gelar gelar kehormatan seperti Kanjeng Kyai Plered,
Barat
Kanjeng Kyai Kopek, Kanjeng Kyai Ageng Baru dan sebagainya.
Keris. Di daerah Jawa Tengah senjata tersebut  mendapat tempat penting
Nusa Tenggara
16 : dalam kehidupan masyarakatnya. Keris dapat menunjukka kedudukan
Timor 
seseorang dalam mayarakat.
Kujang. Senjata tradisional Jawa Barat. Pada mata   kujang terdapal 1- 5
Kalimantan
17 : lobang. Senjata lainnya adalah   Keris Kirompang, Keris Kidongkol, dan
Barat 
Golok.
Kalimantan Badik. Merupakan senjata tradisional masyarak Jakarta. Parang atau golok
18 :
Tengah  banyak digunakan oleh para pendekar.
Kalimantan Keris. Keris yang dianggap keramat atau pemberani panjangnya 13 jari.
19 :
Selatan  Selain itu ada Kuduk, dan Rudus.
Kalimantan Keris. Senjata Lampung yang terkenal adalah Terapang Selain itu ada
20 :
Timur  Penduk, Payan, Beladau, dan Badik.
Keris. Senjata tradisional Sumatra Selatan yang berlekuk dengan jumlah
21 Sulawesi Utara :
ganjil. misalnya berlekuk 7,9,   atau 13.
Sulawesi Keris wilahan yang berlekuk-lekuk. Sedangkan keris yang bentuknya lurus
22 :
Tengah  dinamakan Badik Tumbuk Lada.
Sulawesi Pedang Janawi. Pedang ini biasanya di pakai, dipakao  oleh   panglima
23 :
Tenggara  perang sadangkan prajuritnya memakai klewang.
Sulawesi Karih, merupakan senjata tradisional berupa senjata    tikam. Selain itu ada
24 :
Selatan  Ruduih, dan lading.
Piso Surit, Pio Gaja Dompak, dan Hujur. Piso Surit, adalah sejenis belati dan
25 Maluku  :
merupakan senjata tradisional di Tanah Karo.
Rencong, Selain rencong, ada Pedang Daun tebu, Oom  Ngom. dan
26 Papua :
Reudeuh.

E. NAMA-NAMA TARIAN DAERAH

1. Tari-tarian Daerah Istimewa Aceh

 Tari Seudati, berasal dari Arab dengan latar belakang agama Islam.  Sebuah tarian
dinamis penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini sangat disenangi
dan terkenal di daerah Aceh.
 Tari Saman Meuseukat, di lakukan dalam posisi duduk berbanjar dengan irama yang
dinamis. Suatu tari dengan syair penuh ajaran kebajikan, terutama ajaran agama Islam

2. Tari-tarian Daerah Bali

 Tari legong, merupakan tarian yang berlatar belakang kisah cuinta Raja dari lasem.
Diterikan secara dinamis dan memikat hati.
 Tari Kecak, sebuah tari berdasarkan cerita dan Kitab Ramayana yang mengisahken
tentang bala tentara monyet dari Hanuman dari Sugriwa

3. Tari-tarian Daerah Bengkulu

 Tari Andun, dari Bengkulu Selatan ini merupakan sebuah tarian guna menyambut para
tamu yang dihormati.
 Tari Bidadari Teminang Anak, tarian ini dapat pula diartikan bidadari meminang anak.
Tarian adat ini berasal dari Rejang Lebong.

4. Tari-tarian Daerah DKI Jakarta


 Tart Topeng, merupakan sebuah tari tradisional Betawi dalam menyambut tamu agung.
 Tari Yopong, adalah tari persembahan untuk menghormati tamu negara

5. Tari-tarian Daerah Jambi

 Tari Sekapur Sirih, merupakan tari persembahan. Tari adat jambi ini hanyak
persamaannya dengan tari Melayu.
 Tari Selampir Delapan, merupakan tari pergaulan muda-mudi dan sangat digemari di
daerah Jambi.

6. Tari-tarian Daerah Jawa Barat

 Tari Topeng Kuncaran, merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat
seorang raja karena cintanya ditolak.
 Tari Merak, sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba indah
dan memukau.

7. Tari-tarian Daerah Jawa Tengah

 Tari Serimpi, sebuah tarian keraton pada masa silam dengan suasana lembut, agung dan
menawan.
 Tari Blambangan Cakil, mengisahkan perjuangan Srikandi melawan Buto Cakil
(raksasa). Sebuah perlambang penumpasan angkara murka.

8. Tari-tarian Daerah JawaTimur

 Tari Remong, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa, kepahlawanan.
Ditarikan pada waktu menyambut para tamu.
 Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan,
kejantanan dan kegagahan.

9. Tari-tarian Daerah kalimantan Barat

 Tarri  Monong, merupakan tari penolak penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali
penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampi
 Tari Zapin Tembung, Merupakan suatu tari pergaulan dalam masyarakat Kalimantan
Barat

10. Tari-tarian Daerah Katimantan Selatan

 Tari Baksa Kembang, merupakan tari selamat datang pada tamu agung dengan
menyampaikan untaian bunga.
 Tari Radab rahayu, di pertunjukan pada upacara tepung tawar, sebelum pengantin pria
dan wanita di persandingkan.
11. Tari-tarian Daerah Kalimantan tengah

 Tari Tambun dan bungai, Merupakan tari yang mengisahkan kepahlawanan Tambun dan
Bungai Dalam mengusir musuh yang akan merampas panen rakyat.
 Tari Balean Dadas, Merupakan tarian guna memohon kesembuhan bagi mereka yang
sakit.

12. Tari-tarian : Daerah Kalimantan Timur

 Tari Gong, di pertunjukan pada upacara penyambutan terhadap tamu agung. Dapat pula
di pertunjukan sewaktu  lahir seorang bayi kepala suku.
 Tari perang, Tari yang mempertunjukan dua orang pemuda  dalam memperebutkan
seorang gadis.

13. Tari-tarian Daerah Lampung.

 Tari Jangget, adalah tarian untuk upacara-upacara peradatan. Tarian ini melambangkan
keluhuran budi dan susila rakyat Lampung.
 Tari Malinting, merupakan sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat Lampung.
Menceritakan tentang kunjungan Sunan Gunung Jati ke Keraton Pulung.

14. Tari-tarian Daerah Maluku

 Tari Lenso. merupakan tari pergaulan bagi segenap lapisan rakyat masyarakat Maluku.
 Tari Cakalele, adalah tari Perang Yang melukiskan jiwa kepahlawanan yang gagah
perkasa.

15. Tari-Tarian Daerah Maluku Utara

 Tari Perang, Tarian rakyat untuk menyambut para pahlawan yang pualng dari medan
juang.
 Tari Nahar Ilaa, tarian pengikat persahabatan pada waktu “panas Pela” kesepakatan
kampung untuk membangun.

16. Tari-tarian Daerah Nusa Tenggara Barat

 Tari Mpaa Lenggogo, sebuah tarian guna menyambut Maulid Nahi Muhammad SAW.
Tarian ini juga scring dipertunjukkan pada upacara-upacara perkawinan atau upacara
khitanan keluarga raja.
 Tari Batunganga, sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat. Mengisahkan tentang
kecintaan rakyat terhadap putri raja yang masuk ke dalam batu. Mereka memohon agar
sang putri dapat keluar dari dalam batu itu.

17. Tari-tarian Daerah Nusa Tenggara Timur


 Tari Perang, tari yang menunjukkan sifat-sifat keperkasaan dan kepandaian
mempermainkan senjata. Senjata yang dipakai berupa cambuk dan perisai.
 Tari Gareng Lameng, dipertunjukkan pada upacara khitanan. Tari ini berupa ucapan
selamat serta mohon berkat kepada Tuhan agar yang dikhitan sehat lahir batin dan sukses
dalam hidupnya.

18. Tari-tarian Daerah Papua Barat danTengah

 Tari Suanggi, tarian yang mengisahkan seorang suami ditinggal mati istrinya yang
menjadi korban angi-angi (jejadian).
 Tari Perang, tari yang melambangkan kepahlawanan, dan kegagahan rakyat Papua.

29. Tari-tarian Daerah Papua Timur

 Tari Selamat Datang, tari yang mempertunjukan kegembiraan hati penduduk dalam
menyambut para tamu yang dihormati.
 Tari Musyoh, merupakan tari sakral dalam upaya mengusir arwah orang meninggal
karena kecelakaan.

20. Tari-tarian Daerah Riau

 Tari Tandak, merupakan tari pergaulan yang sangat di gemari di daerah Riau.
 Tori Joged Lambak, adalah tari pergaulan muda-mudi, yang sangat populer dan disenangi

21 Tari-tarian Daerah Sulawesi Selatan

   Kipas, tari yang mempertunjukkan kemahiran para gadis dalam memainkan kipas samhil
mengikuti alunan lagu.
 Bosara, merupakan tarian untuk menyambut para tamu terhormat.  Gerakan-gerakan
badannya sangat luwes.

22. Tari-tarian Daerah Sulawesi Tengah

 Tari Lumense, tari dari Poso yang merupakan tarian selamat datang untuk menyambut
tamu agung.
 Tari Peule Cinde, termasuk pula tarian untuk menyambut tamu agung. Puncak acaranya
adalah dengan menaburkan bunga bagi para tamu.

23. Tari-tarian Daerah Sulawesi Tenggara

 Tari Balumpa, merupakan tari selamat datang dalam menyambut tamu agung. Tari rakyat
ini berasal dari Buton.
 Tari Dinggu, melambangkan sifat kegotong royongan dalam kerja bersama sewaktu
menumbuk padi. Sentuhan alu pada lesung merupakan irama tersendiri yang menyentuh
hati.
24. Tari-tarian Daerah Sulawesi Utara

 Tari Maengket, merupakan tari pergaulan yang dilakukan secara berpasang-pasangan.


Menggambarkan suasana kasih sayang dan cumbuan.
 Tari Polopalo, adalah tari pergaulan bagi muda-mudi daerah Gorontalo.

25. Tari-tarian Daerah Sumatra Barat   

 Tari Piring : Sebuah tari tradisional yang melambangkan suasana kegotong royongan
rakyat dalam menunaikan tugasnya. Siang hari mengerjakan sawah ladang dan malam
harinya bersukaria bersama-sam.
 Tari Payung : Ditarikan oleh sepasang muda-mudi dengan payung di tangan, sang pria
melindungi kepala sang wanita, sebuah perlamban perlindungan lelaki terhadap wanita.

26. Tari-tarian Daerah Sumatra Selatan

 Tari Tanggal, merupakan sebuah tarian dalam menyambut para tamu disertai upacara
kebesaran adat.
 Tari Putri Bekhusek, artinya sang putri yang sedang bermain. Tari ini sangat populer di
Kabupaten Ogan Komering Ulu dan melamhangka kemakmuran daerah Sumatra Selatan

27. Tari-tarian Daerah Sumatra Utara

 Tari Serampang Dua Belas, Sebuah tari Melayu dengan irama joged diiringi musik
dengan pukulan gendang ala Amerika Latin. Serampang dua belas merupakan tari
pergaulan.
 Tari Tor Tor, Sebuah tari dari daerah Batak dengan latar belakang falsafah peradatan dan
ditarikan dalam suasana khusuk.

28. Tari-tarian Daerah Istimewa Yogyakarta

 Tari Serimpi Sangu Pati, sebuah tarian keraton pada masalalu disertai suara gamelan
dengan gerak tari yang lembut.
 Tari Bedaya, merupakan tarian keraton yang di tarikan oleh 9 putri dengan irama yang
lemah gemulai

F. NAMA-NAMA LAGU DAERAH

1 Ampar - ampar Pisang  : Kalimantan Selatan


2 Anak Kambing Saya  : Nusa Tenggara Timur
3 Angin Mamiri  : Sulawesi Selatan
4 Anju Ahu  : Sumatera Utara
5 Apuse : Papua
6 Ayam Den Lapeh  : Sumatera Barat
7 Barek Solok  : Sumatera Barat
8 Batanghari : Jambi
9 Balelebo : Nusa Tenggara Barat
10 Bubuy Bulan  : Jawa Barat
11 Bungong Jeumpa  : Nangroe Aceh
12 Burung Tantina  : Maluku
13 Butet  : Sumatera Utara
14 Cik-cik Periuk  : Kalimantan Barat
15 Cing Cangkeling  : Jawa Barat
16 Dago Inang Sarge  : Sumatera Utara
17 Dayung Palinggam : Sumatera Barat
18 Dek Sangke  : Sumatera Selatan
19 Desaku : Nusa Tenggara Timur
20 Esa Mokan : Sulawesi Utara
21 Gambang Suling  : Jawa Tengah
22 Gek Kepriye  : Jawa Tengah
23 Goro-gorone  : Maluku
24 Gundul Pacul  : Jawa Tengah
25 Haleleu Ala De Teang  : Nusa Tenggara Barat
26 Huhatee : Maluku
27 IIir-ilir  : Jawa Tengah
28 Indung - indung  : Kalimantan Timur
29 Injit - injit Semut  : Jambi
30 Jali-jali  : Jakarta
31 Jamuran : Jawa Tengah
32 Kabile-bile  : Sumatera Selatan
33 Kalayar : Kalimantan Tengah
34 Kambanglah Bunga  : Sumatera Barat
35 Kampung Nan Jauh di Mato  : Sumatera Barat
36 Ka Parak Tingga  : Sumatera Barat
37 Keraban Sape  : Jawa Timur
38 Keroncong Kemayoran  : Jakarta
39 Kicir-kicir  : Jakarta
40 Kole-kole  : Maluku
41 Lalan Belek  : Bengkulu
42 Lembah Alas  : Nangroe Aceh
43 Lipang-lipangdang  : Lampung
44 Lisoi : Sumatera Utara
45 Macep-cepetan  : Bali
46 Madedek Magambiri  : Sumatera Utara
47 Malam Baiko  : Sumatera Barat
48 Mande-mande  : Maluku
49 Manuk Dadali  : Jawa Barat
50 Ma Rencong  : Sulawesi Selatan
51 Mejangeran : Bali
52 Meriam Tomong  : Sumatra Utara
53 Meyong-meyong  : Bali
54 Moree : Nusa Tenggara Barat
55 Na Sonang Duhita Nadua  : Sumatera Utara
56 Ngusak Asik  : Bali
57 Nuluya : Kalimantan Tengah
58 Ina Ni Keke  : Sulawesi Utara
59 Ole Sioh  : Maluku
60 Re Re  : Nusa Tenggara Barat
61 Orlen-orlen  : Nusa Tenggara Barat
62 Ulate : Maluku
63 Pai Mura Rame  : Nusa Tenggara Barat
64 Pakarena : Sulawesi Selatan
65 Palu Lempong Pupoi  : Kalimantan Tengah
66 Panon Hideung  : Jawa Barat
67 Paras Barantai  : Kalimantan Selatan
68 Pelo Tawa - tawa  : Sulawesi Tenggara
69 Pileuleuyan : Jawa Barat
70 Pinang Muda  : Jambi
71 Piso Surit  : Sumatera Utara
72 Pitik Tukung  : Yogyakarta
73 Potong Bebek  : Nusa Tenggara Timur
74 Putri Ayu : Bali
75 Rambadia : Sumatera Utara
76 Rang Talu : Sumatera Barat
77 Rasa Sayang-sayange  : Maluku
78 Ratu Anom  : Bali
79 Saputangga Bapuncu Ampat  : Kalimantan Selatan
80 Sarinande : Maluku
81 Selendang Mayang  : Jambi
82 Sengko-sengko  : Sumatera Utara
83 Sepakat Segenap  : Nangroe Aceh
84 Sinanggar Tulo  : Sumatera Utara
85 Sing Sing So  : Sumatera Utara
86 Sinom : Yogyakarta
87 Sipatokahan : Sulawesi Utara
88 Sitara Tilo : Sulawesi Utara
89 Soleram : Riau
90 Surilang : Jakarta
91 Suwe Ora Jamu  : Yogyakarta
92 Tahanusangkara : Sulawesi Utara
93 Tanduk Majeng  : Jawa Timur
94 Tanase : Maluku
95 Tari Tanggai  : Sumatera Selatan
96 Tebe O Nana  : Nusa Tenggara Barat
97 Tekate Dipanah  : Yogyakarta
98 Tokecang : Jawa Barat
99 Tondok Kadindangku  : Sulawesi Tengah
100 Tope Gugu  : Sulawesi Tengah
101 Tumpi Wayu  : Kalimantan Tengah
102 Tutu Koda  : Nusa Tenggara Barat
103 Yamko Rame Yamko : Papua

Pendahuluan

Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia.
Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa,
masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang
merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah
tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau
di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi.
Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal
ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di
Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi
proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis
kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama
besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga
memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu
negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak
saja keanekaragaman budaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam
konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan.

Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan


dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan
bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia
mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu.
Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang
berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis
di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan
dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang gujarat dan pesisir jawa juga
memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di
Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas
bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga
mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah singgungan antar
peradaban itu.

Bukti Sejarah

Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara berdampingan,


saling mengisi, dan ataupun berjalan secara paralel. Misalnya kebudayaan kraton atau kerajaan
yang berdiri sejalan secara paralel dengan kebudayaan berburu meramu kelompok masyarakat
tertentu. Dalam konteks kekinian dapat kita temui bagaimana kebudayaan masyarakat urban
dapat berjalan paralel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan kebudayaan
berburu meramu yang hidup jauh terpencil. Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut
dapat berjalan terjalin dalam bingkai ”Bhinneka Tunggal Ika” , dimana bisa kita maknai bahwa
konteks keanekaragamannya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman kelompok
sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan.

Didasari pula bahwa dengan jumlah kelompok sukubangsa kurang lebih 700’an sukubangsa di
seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta keragaman
agamanya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang sesungguhnya rapuh. Rapuh
dalam artian dengan keragaman perbedaan yang dimilikinya maka potensi konflik yang
dipunyainya juga akan semakin tajam. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat akan
menjadi pendorong untuk memperkuat isu konflik yang muncul di tengah-tengah masyarakat
dimana sebenarnya konflik itu muncul dari isu-isu lain yang tidak berkenaan dengan keragaman
kebudayaan. Seperti kasus-kasus konflik yang muncul di Indonesia dimana dinyatakan sebagai
kasus konflik agama dan sukubangsa. Padahal kenyataannya konflik-konflik tersebut didominsi
oleh isu-isu lain yang lebih bersifat politik dan ekonomi. Memang tidak ada penyebab yang
tunggal dalam kasus konflik yang ada di Indonesia. Namun beberapa kasus konflik yang ada di
Indonesia mulai memunculkan pertanyaan tentang keanekaragaman yang kita miliki dan
bagaimana seharusnya mengelolanya dengan benar.

Peran pemerintah: penjaga keanekaragaman


Sesungguhnya peran pemerintah dalam konteks menjaga keanekaragaman kebudayaan adalah
sangat penting. Dalam konteks ini pemerintah berfungsi sebagai pengayom dan pelindung bagi
warganya, sekaligus sebagai penjaga tata hubungan interaksi antar kelompok-kelompok
kebudayaan yang ada di Indonesia. Namun sayangnya pemerintah yang kita anggap sebagai
pengayom dan pelindung, dilain sisi ternyata tidak mampu untuk memberikan ruang yang cukup
bagi semua kelompok-kelompok yang hidup di Indonesia. Misalnya bagaimana pemerintah
dulunya tidak memberikan ruang bagi kelompok-kelompok sukubangsa asli minoritas untuk
berkembang sesuai dengan kebudayaannya. Kebudayaan-kebudayaan yang berkembang sesuai
dengan sukubangsa ternyata tidak dianggap serius oleh pemerintah. Kebudayaan-kebudayaan
kelompok sukubangsa minoritas tersebut telah tergantikan oleh kebudayaan daerah dominant
setempat, sehingga membuat kebudayaan kelompok sukubangsa asli minoritas menjadi
tersingkir. Contoh lain yang cukup menonjol adalah bagaimana misalnya karya-karya seni hasil
kebudayaan dulunya dipandang dalam prespektif kepentingan pemerintah. Pemerintah
menentukan baik buruknya suatu produk kebudayaan berdasarkan kepentingannya. Implikasi
yang kuat dari politik kebudayaan yang dilakukan pada masa lalu (masa Orde Baru) adalah
penyeragaman kebudayaan untuk menjadi “Indonesia”. Dalam artian bukan menghargai
perbedaan yang tumbuh dan berkembang secara natural, namun dimatikan sedemikian rupa
untuk menjadi sama dengan identitas kebudayaan yang disebut sebagai ”kebudayaan nasional
Indonesia”. Dalam konteks ini proses penyeragaman kebudayaan kemudian menyebabkan
kebudayaan yang berkembang di masyarakat, termasuk didalamnya kebudayaan kelompok
sukubangsa asli dan kelompok marginal, menjadi terbelakang dan tersudut. Seperti misalnya
dengan penyeragaman bentuk birokrasi yang ada ditingkat desa untuk semua daerah di Indonesia
sesuai dengan bentuk desa yang ada di Jawa sehingga menyebabkan hilangnya otoritas adat yang
ada dalam kebudayaan daerah.

Tidak dipungkiri proses peminggiran kebudayaan kelompok yang terjadi diatas tidak lepas
dengan konsep yang disebut sebagai kebudayaan nasional, dimana ini juga berkaitan dengan arah
politik kebudayaan nasional ketika itu. Keberadaan kebudayaan nasional sesungguhnya adalah
suatu konsep yang sifatnya umum dan biasa ada dalam konteks sejarah negara modern dimana ia
digunakan oleh negara untuk memperkuat rasa kebersamaan masyarakatnya yang beragam dan
berasal dari latar belakang kebudayaan yang berbeda. Akan tetapi dalam perjalanannya,
pemerintah kemudian memperkuat batas-batas kebudayaan nasionalnya dengan menggunakan
kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, dan militer yang dimilikinya. Keadaan ini terjadi berkaitan
dengan gagasan yang melihat bahwa usaha-usaha untuk membentuk suatu kebudayaan nasional
adalah juga suatu upaya untuk mencari letigimasi ideologi demi memantapkan peran pemerintah
dihadapan warganya. Tidak mengherankan kemudian, jika yang nampak dipermukaan adalah
gejala bagaimana pemerintah menggunakan segala daya upaya kekuatan politik dan pendekatan
kekuasaannya untuk ”mematikan” kebudayaan-kebudayaan local yang ada didaerah atau
kelompok-kelompok pinggiran, dimana kebudayaan-kebudayaan tersebut dianggap tidak sesuai
dengan kebudayaan nasional.

Setelah reformasi 1998, muncul kesadaran baru tentang bagaimana menyikapi perbedaan dan
keanekaragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Yaitu kesadaran untuk membangun
masyarakat Indonesia yang sifatnya multibudaya, dimana acuan utama bagi terwujudnya
masyarakat Indonesia yang multibudaya adalah multibudayaisme, yaitu sebuah ideologi yang
mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun
secara kebudayaan (Suparlan,1999). Dalam model multikultural ini, sebuah masyarakat
(termasuk juga masyarakat bangsa seperti Indonesia) dilihat sebagai mempunyai sebuah
kebudayaan yang berlaku umum dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah
mosaik. Di dalam mosaik tercakup semua kebudayaan dari masyarakat-masyarakat yang lebih
kecil yang membentuk terwujudnya masyarakat yang lebih besar, yang mempunyai kebudayaan
yang seperti sebuah mosaik tersebut. Model multibudayaisme ini sebenarnya telah digunakan
sebagai acuan oleh para pendiri bangsa Indonesia dalam mendesain apa yang dinamakan sebagai
kebudayaan bangsa, sebagaimana yang terungkap dalam penjelasan Pasal 32 UUD 1945, yang
berbunyi: “kebudayaan bangsa (Indonesia) adalah puncak-puncak kebudayaan di daerah”.

Sebagai suatu ideologi, multikultural harus didukung dengan sistem infrastuktur demokrasi yang
kuat serta didukung oleh kemampuan aparatus pemerintah yang mumpuni karena kunci
multibudayaisme adalah kesamaan di depan hukum. Negara dalam hal ini berfungsi sebagai
fasilitator sekaligus penjaga pola interaksi antar kebudayaan kelompok untuk tetap seimbang
antara kepentingan pusat dan daerah, kuncinya adalah pengelolaan pemerintah pada
keseimbangan antara dua titik ekstrim lokalitas dan sentralitas. Seperti misalnya kasus Papua
dimana oleh pemerintah dibiarkan menjadi berkembang dengan kebudayaan Papuanya, namun
secara ekonomi dilakukan pembagian kue ekonomi yang adil. Dalam konteks waktu, produk atau
hasil kebudayaan dapat dilihat dalam 2 prespekif yaitu kebudayaan yang berlaku pada saat ini
dan tinggalan atau produk kebudayaan pada masa lampau.

Menjaga keanekaragaman budaya

Dalam konteks masa kini, kekayaan kebudayaan akan banyak berkaitan dengan produk-produk
kebudayaan yang berkaitan 3 wujud kebudayaan yaitu pengetahuan budaya, perilaku budaya atau
praktek-praktek budaya yang masih berlaku, dan produk fisik kebudayaan yang berwujud artefak
atau banguna. Beberapa hal yang berkaitan dengan 3 wujud kebudayaan tersebut yang dapat
dilihat adalah antara lain adalah produk kesenian dan sastra, tradisi, gaya hidup, sistem nilai, dan
sistem kepercayaan. Keragaman budaya dalam konteks studi ini lebih banyak diartikan sebagai
produk atau hasil kebudayaan yang ada pada kini. Dalam konteks masyarakat yang multikultur,
keberadaan keragaman kebudayaan adalah suatu yang harus dijaga dan dihormati
keberadaannya. Keragaman budaya adalah memotong perbedaan budaya dari kelompok-
kelompok masyarakat yang hidup di Indonesia. Jika kita merujuk kepada konvensi UNESCO
2005 (Convention on The Protection and Promotion of The Diversity of Cultural Expressions)
tentang keragaman budaya atau “cultural diversity”, cultural diversity diartikan sebagai kekayaan
budaya yang dilihat sebagai cara yang ada dalam kebudayaan kelompok atau masyarakat untuk
mengungkapkan ekspresinya. Hal ini tidak hanya berkaitan dalam keragaman budaya yang
menjadi kebudayaan latar belakangnya, namun juga variasi cara dalam penciptaan artistik,
produksi, disseminasi, distribusi dan penghayatannya, apapun makna dan teknologi yang
digunakannya. Atau diistilahkan oleh Unesco dalam dokumen konvensi UNESCO 2005 sebagai
“Ekpresi budaya” (cultural expression). Isi dari keragaman budaya tersebut akan mengacu
kepada makna simbolik, dimensi artistik, dan nilai-nilai budaya yang melatarbelakanginya.

Dalam konteks ini pengetahuan budaya akan berisi tentang simbol-simbol pengetahuan yang
digunakan oleh masyarakat pemiliknya untuk memahami dan menginterprestasikan
lingkungannya. Pengetahuan budaya biasanya akan berwujud nilai-nilai budaya suku bangsa dan
nilai budaya bangsa Indonesia, dimana didalamnya berisi kearifan-kearifan lokal kebudayaan
lokal dan suku bangsa setempat. Kearifan lokal tersebut berupa nilai-nilai budaya lokal yang
tercerminkan dalam tradisi upacara-upacara tradisional dan karya seni kelompok suku bangsa
dan masyarakat adat yang ada di nusantara. Sedangkan tingkah laku budaya berkaitan dengan
tingkah laku atau tindakan-tindakan yang bersumber dari nilai-nilai budaya yang ada. Bentuk
tingkah laku budaya tersebut bisa dirupakan dalam bentuk tingkah laku sehari-hari, pola
interaksi, kegiatan subsisten masyarakat, dan sebagainya. Atau bisa kita sebut sebagai aktivitas
budaya. Dalam artefak budaya, kearifan lokal bangsa Indonesia diwujudkan dalam karya-karya
seni rupa atau benda budaya (cagar budaya). Jika kita melihat penjelasan diatas maka sebenarnya
kekayaan Indonesia mempunyai bentuk yang beragam. Tidak hanya beragam dari bentuknya
namun juga menyangkut asalnya. Keragaman budaya adalah sesungguhnya kekayaan budaya
bangsa Indonesia.

Negara tetangga kembali berulah dengan melakukan klaim terhadap kebudayaan kita lagi. Kali
ini yg menjadi sasaran adalah tari pendet asal Bali. Mereka menggunakannya utk iklan
pariwisata malaysia. Setelah mereka “mengirim” teroris ke Indonesia, sekarang mereka mau
“mencuri” kebudayaan Indonesia. Huh.. :(. Mereka begitu jeli memanfaatkan situasi dimana
sebagian besar rakyat Indonesia sudah tidak begitu memperhatikan kebudayaannya sendiri.
Situasi dimana rakyat Indonesia lebih bangga jika menggunakan yg berbau luar dan asing.
Situasi dimana, kebudayaan2 tersebut sudah jarang dan hampir punah mungkin dari bumi
pertiwi, dikarenakan hanya sedikit orang yg mau tetap melestarikannya. Saya masih ingat, ketika
kecil kita sering bermain kuda lumping, dakon, gobak sodor dll. Tapi sekarang, anak2 lebih suka
dengan Play Station, bermain ke Time Zone, nonton TV acara2 yg ngga bermutu. Media televisi,
juga dengan latahnya mengikuti trend ini. Praktis, mungkin hanya TVRI yg cukup konsisten
menayangkan acara budaya2 Indonesia, disamping TV2 lokal tentunya. Dan itupun pemirsanya
cuman sedikit.
Ini menjadi cambuk bagi kita untuk instropeksi, disamping memang ulah negara sebelah yg
kelewat batas. Ada puluhan budaya yg telah diklaim oleh negara sebelah. Dan berikut ini
daftarnya :

1. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia

2. Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia

3. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia

4. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia

5. Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia

6. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia

7. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia

8. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia

9. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia

10. Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia

11. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia

12. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia

13. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia

14. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia

15. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia

16. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia

17. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia

18. Kain Ulos oleh Malaysia

19. Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia

20. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia

21. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia

Вам также может понравиться