Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32.
Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan
daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan
munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh
kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara
gamblang.
[sunting] Tarian
[sunting] Lagu
[sunting] Musik
Jawa: Wayang.
Tortor: Batak
[sunting] Patung
[sunting] Pakaian
Jawa: Batik.
Sumatra Utara: Ulos, Suri-suri, Gotong.
Sumatra Utara, Sibolga: Anak Daro & Marapule.
Sumatra Barat/ Melayu:
Sumatra SelatanSongket
Lampung : Tapis
Sasiringan
Tenun Ikat Nusa Tenggara Timur
Bugis - MakassarBaju Bodo dan Jas Tutup, Baju La'bu
[sunting] Suara
Jawa: Sinden.
Sumatra: Tukang cerita.
Talibun : (Sibolga, Sumatera Utara)
[sunting] Sastra/tulisan
[sunting] Makanan
[sembunyikan]
l • b • s
Topik Indonesia
Sejarah Prasejarah · Kerajaan Hindu-Buddha · Kerajaan Islam · Era Portugis · Era VOC ·
Nusantara Era Belanda · Era Jepang · Era Kemerdekaan
Sejarah nama Indonesia · Proklamasi · Masa transisi · Era Orde Lama (Dekrit
Sejarah
Presiden · Demokrasi Terpimpin · Gerakan 30 September) · Era Orde Baru
Indonesia
(Supersemar · Integrasi Timor Timur · Gerakan 1998) · Era reformasi
Bendungan & Waduk · Danau · Fauna · Flora · Gunung · Gunung berapi ·
Geografi Pegunungan · Pulau · Selat · Sungai · Taman nasional · Terumbu karang · Titik-
titik garis pangkal
Pemerintah · Presiden · Kementerian · MPR · DPR · DPD · MA · MK · BPK ·
Politik dan Perwakilan di luar negeri · Kepolisian · Militer · Lembaga pemerintahan ·
pemerintahan Administratif · Provinsi · Kabupaten/Kota · Hubungan luar negeri · Hukum ·
Undang-Undang · Pemilu · Partai politik · Kewarganegaraan Indonesia
Ekonomi Perusahaan · Pariwisata · Transportasi · Pasar modal · Bank · BUMN · BEI
Demografi Suku · Bahasa · Agama · Nama Indonesia
Arsitektur · Seni · Film · Masakan · Tari · Mitologi · Pendidikan · Sastra · Media ·
Budaya
Musik · Hari penting · Olahraga · Busana daerah · Lagu
Simbol Sang Saka Merah Putih · Garuda Pancasila · Ibu Pertiwi
Bandar udara · Tokoh · Telekomunikasi · Bunga · Tanda kehormatan · Kode
Lainnya
telepon · Pembangkit listrik · Televisi nasional · Televisi regional
Oleh: AnneAhira.com Content Team
1
2
3
4
5
3
Artikel Terkait
Agama Di Indonesia
Pahlawan-pahlawan Indonesia
Iklim Di Indonesia
Industri Di Indonesia
Kebudayaan Indonesia bisa di artikan seluruh cirikhas suatu daerah yang ada sebelum
terbentuknya nasional Indonesia, yang termasuk kebudayaan Indonesia itu adalah seluruh
kebudayaan lokal dari seluruh ragam suku-suku di Indonesia.
Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi
oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan
Arab.
Rumah adat Sumatra Utara Jahu ba1on, sebuah rumah pertemuan keluarga besar. Berbentuk
pangung dan ruang atas untuk tempat tinggal. Pada ruang ini tak ada kamar-kamar dan biasanya
8 keluarga tinggal bersama-sama. Tempat tidur lebih tinggi dari dapur.
Rumah adat untuk tempat tinggal di Sumatra Barat adalah Rumah Gadang. Rumah tersebut dapat
dikenali dari tonjalan atapnya yang mencuat ke atas yang bermakna menjurus kepada Yang
Maha Esa. Tonjolan itu di namakan gojong yang banyaknya 4-7 buah.
Rumah adat di daerah Riau bernama Selaso Jatuh Kembar. Ruangan rumah ini terdiri dari
ruangan besar untuk tempat tidur. ruangan bersila, anjungan dan dapur. Rumah adat ini
dilengkapi pula dengan Balai Adat yang dipergunakan untuk pertemuan dan musyawarah adat.
Rumah adat Jambi dinamakan Rumah Panggung dengan model kajang lako, merupakan rumah
tinggai yang terbagi dalam 8 ruangan. Ruang Jogan, Serambi depan. Serambi dalam. kamar
Amben melintang. Serambi belakang, ruang Laren. ruang Garang. ruang Tengganai.
Rumah adat Sumatra Selatan bernama Rumah Limas. Merupakan rumah panggung berjenjang
lima dengan bermakna Lima Emas. yaitu keagungan, rukun dan damai, sopan santun, aman dan
subur, sertamakmur dan sejahtera.
Rumah adat di Lampung ialah Rumah Sesat, yang digunakan untuk musyawarah tertinggi antara
marga-marga. Jambal Agung atau Lorong Agung adalah nama tangga menuju Rumah Sesat.
Nama rumah adat daerah Bengkulu adalah Rumah Rakyat, terdiri 3 kamar yaitu : kamar orang
tua, kamar gadis, dan kamar bujang. Kolong bawahnya untuk menyimpan kayu dapur dan barang
lainnya.
Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan model rumah adat Jawa Barat. Keraton ini terdiri 4
ruangan. Jinem atau pendopo, Pringgodani, ruang Probayasa, dan ruang Panembahan.
Padepokan Jawa Tengah merupakan sebuah bangunan induk istana Mangkunegaran di Surakarta.
Rumah penduduk dan keraton di Jawa Tengah umumnya terdiri atas 3 ruangan. Pendopo.
Pringgitan, dan Dalem.
Bangsal Kencono Kraton Yogyakarta merupakan sebuah bangunan Pendopo model rumah adat
daerah Yogyakarta. Di depan Bangsal Kencono terdapat dua patung batu Gupolo yang
memegang gada (sejenis alat pemukul ).
Model rumah adat Jawa Timur Rumah Situbondo yang mendapat pengaruh dari rumah Madura.
Rumah itu tidak meniliki pintu belakang dan tanpa kamar-kamar pula. Serambi depan tempat
menerima tamu laki-laki dan tamu perempuan diterima di serambi belakang. Mereka masuk dari
samping rumah.
Gapura Candi merupakan pintu masuk rumah adat di Bali. Balai Bengang adalah tempat
istirahat, dan Balai Wantikan adalah tempat adu ayam atau pagelalaran kesenian. Kori Agung
adalah pinto masuk pada waktu upacara besar dan Kori Babetelan merupakan pintu masuk untuk
keperluan keluarga.
Istona Sultan Sumbawa merupakan model rumah adat daerah Nusa Tenggara Barat. Bangunan
tersebut berlantai tiga, lerhuat dari kayu jati dan beratap strap. Lantai bawah tempat pengawalan.
Lantai kedua, tempat kediaman sultan dan permaisuri. Sedangkan disediakan untuk para putri
dan keluarga lainnya.
Model rumah adat kalimantan Barat yang berbentuk panggung. Bagian kolongnya tidak di
pergunakan, karena tanahnya berawa-rawa. Pada kiri kanan rumah terdapat kamar-kamar dan di
tengahnya merupakan ruang upacara dan pertemuan. Bangunan tersebut terbuat dari kayu dan
atapnya dari sirap.
Rumah adat kalimantan Tengah dinamakan Rumah Betang. Rumah itu panjang, bawah
kolongnya di gunakan untuk bertenun dan menumbuk padi. Satu bangunan rumah di huni oleh
kurang lebih 20 kepala keluarga.
Rumah adat Kalimantan Selatan disebut Rumah Bubungan Tinggi. Bagian depan rumah
berfungsi sebagai teras yang dinamakan Pelatar: Rumah ini merupakan rumah panggung dan
dibawahnya untuk menyimpan padi dan sebagainya.
Rumah Lamin adalah rumah adat suku Dayak Kenyah. Rumah Itu berbentuk panggung setinggi
3 meter dan dihuni oleh 25 – 30 kepala keluarga. Halaman rumah dihiasi oleh patung-patung
Blontang, menggambarkan dewa-dewa sebagai penjaga rumah atau kampung.
Rumah adat Sulawesi Utara ialah Rumah Pewaris, Rumah ini mempunyei ruang tamu, ruang
keluarga dan kamar-kamar. Di kanan-kiri rumah terdapat tangga, tangga sebelah kanan untuk
memasuki rumah. sedang untuk keluar rumah menuruni tangga yang sebelah kiri.
Rumah adat Sulawesi Tengah adalah Rumah Tambi. Rumah tersebut berbentuk panggung dan
atapnya sekaligus berfungsi sebagai dinding Tangga untuk naik terbuat dan batang kayu bulat
dan atap rumah terbuat dari daun rumbia atau bambu di belah dua.
Rumah adat Sulawesi Tenggara disebut juga Malige. Bangunan tersebut berbentuk panggung
terdiri dari tiga lantai. Pada kiri kanan lantai dua da ruang tempat penenun kain yang di sebut
bate
25. Provinsi Sulawesi Selatan
Rumah adat orang Toraja di Sulawesi Selatan adalah Tongkonan. Kolong rumah itu berupa
kandang kerbau belang atau Tedong Bonga. Dii depan rumah tersusun tanduk-tanduk kerbau,
sebagai lambang pemiliknya telah berulang kali mengadakan upacara kematian secara besar-
besaran. Tongkonan tcrdiri 3 ruangan. ruang tamu, ruang makan, dan ruang belakang.
Rumah adat Maluku dinamakan Bailo, dipakai untuk pertemuan, musyawarah dan upacara yang
di sebut seniri negeri. Rumah tersebut merupakan panggung. Atapnya besar dan tinggi terbuat
dari daun rumbia, sedang dindingnya dari tangkai rumbia, yang di sebut gaba-gaba
Rumah adat daerah Papua, suku Dani adalah Honai, Rumah tersebut terdiri dari dua lantai terdiri
dua lantai, lantai pertama sebagai tempaat tidur dan lantai dua untuk tempat bersantai, dan
tempat makan. Hunai berbentuk jamur dengan ketinggian sekitar 4 meter.
Pisau Belati. Senjata tradisional Papua yang terbuat dari tulang kaki burung
1 DI Aceh :
kasuari dan bulunya menghiasi hulu belati tersebut.
Parang ,Salawaku. Panjangnya 90 - 100 cm. sedangkan perisainya dihiasi
2 Sumatra Utara :
dengan motif-mo¬tif yang melambangkan keberanian.
Sumatra Badik, merupakan senjata tradisional. Senjata lainnya adalah Peda, Sabel.
3 :
Barat dan Tombak.
Keris. Bentuknya berlekuk-lekuk seperti keris pada umumnya. Senjata
4 Riau :
lainnya pedang, tombak, lembing, dan sumpitan.
5 Jambi : Pasatimpo, berbentuk parang dan hulunya bengkok ke bawah.
Sumatra
6 : Keris. Di Sulawesi Utara keris bentuknya lurus tanpa berlekuk-lekuk.
Selatan
7 Lampung : Mandau, senjata yang berbentuk parang dengan panjang kira-kira 1/2 meter.
8 Bengkulu : Keris. Ukuran keris Kalimantan Selatan paling panjang 30 cm.
Mandau. Senjata terkenal lainnya adalah Lunjuk Sumpit, Randu (sejenis
9 DKI Jakarta :
tombak), dan perisai.
Mandau. Mandau yang dipakai berperang dilengkapi dengan perisai yang
10 Jawa Barat :
disebut Kelikit.
Sundu. Senjata ini yang umumnya dipakai penduduk di NTT. Senjata
11 JawaTengah :
lainnya adalah Saweo, Pisau, dan Kampak.
Keris. Ada berbagai jenis keris di Nusa Tenggar Barat, misalnya Sampari
12 DI Yogyakarta :
dan Sondi. Di Lombok sondi ini bernama Grantim
Keris. Selain sebagai senjata untuk membela diri, keris dapat mewakili
13 Jawa Timur :
seseorang dalam suatu undangan pernikahan.
Clurit. Senjata sejenis arit yang mengerikan. Selain itu ada Sondre, Kodi,
14 Bali :
dan Tombak.
Keris. Di Yogyakarta senjata tersebut merupakan senjata tradisional. Keris-
Nusa Tenggara
15 : keris itu diberi pula gelar gelar kehormatan seperti Kanjeng Kyai Plered,
Barat
Kanjeng Kyai Kopek, Kanjeng Kyai Ageng Baru dan sebagainya.
Keris. Di daerah Jawa Tengah senjata tersebut mendapat tempat penting
Nusa Tenggara
16 : dalam kehidupan masyarakatnya. Keris dapat menunjukka kedudukan
Timor
seseorang dalam mayarakat.
Kujang. Senjata tradisional Jawa Barat. Pada mata kujang terdapal 1- 5
Kalimantan
17 : lobang. Senjata lainnya adalah Keris Kirompang, Keris Kidongkol, dan
Barat
Golok.
Kalimantan Badik. Merupakan senjata tradisional masyarak Jakarta. Parang atau golok
18 :
Tengah banyak digunakan oleh para pendekar.
Kalimantan Keris. Keris yang dianggap keramat atau pemberani panjangnya 13 jari.
19 :
Selatan Selain itu ada Kuduk, dan Rudus.
Kalimantan Keris. Senjata Lampung yang terkenal adalah Terapang Selain itu ada
20 :
Timur Penduk, Payan, Beladau, dan Badik.
Keris. Senjata tradisional Sumatra Selatan yang berlekuk dengan jumlah
21 Sulawesi Utara :
ganjil. misalnya berlekuk 7,9, atau 13.
Sulawesi Keris wilahan yang berlekuk-lekuk. Sedangkan keris yang bentuknya lurus
22 :
Tengah dinamakan Badik Tumbuk Lada.
Sulawesi Pedang Janawi. Pedang ini biasanya di pakai, dipakao oleh panglima
23 :
Tenggara perang sadangkan prajuritnya memakai klewang.
Sulawesi Karih, merupakan senjata tradisional berupa senjata tikam. Selain itu ada
24 :
Selatan Ruduih, dan lading.
Piso Surit, Pio Gaja Dompak, dan Hujur. Piso Surit, adalah sejenis belati dan
25 Maluku :
merupakan senjata tradisional di Tanah Karo.
Rencong, Selain rencong, ada Pedang Daun tebu, Oom Ngom. dan
26 Papua :
Reudeuh.
Tari Seudati, berasal dari Arab dengan latar belakang agama Islam. Sebuah tarian
dinamis penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini sangat disenangi
dan terkenal di daerah Aceh.
Tari Saman Meuseukat, di lakukan dalam posisi duduk berbanjar dengan irama yang
dinamis. Suatu tari dengan syair penuh ajaran kebajikan, terutama ajaran agama Islam
Tari legong, merupakan tarian yang berlatar belakang kisah cuinta Raja dari lasem.
Diterikan secara dinamis dan memikat hati.
Tari Kecak, sebuah tari berdasarkan cerita dan Kitab Ramayana yang mengisahken
tentang bala tentara monyet dari Hanuman dari Sugriwa
Tari Andun, dari Bengkulu Selatan ini merupakan sebuah tarian guna menyambut para
tamu yang dihormati.
Tari Bidadari Teminang Anak, tarian ini dapat pula diartikan bidadari meminang anak.
Tarian adat ini berasal dari Rejang Lebong.
Tari Sekapur Sirih, merupakan tari persembahan. Tari adat jambi ini hanyak
persamaannya dengan tari Melayu.
Tari Selampir Delapan, merupakan tari pergaulan muda-mudi dan sangat digemari di
daerah Jambi.
Tari Topeng Kuncaran, merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat
seorang raja karena cintanya ditolak.
Tari Merak, sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba indah
dan memukau.
Tari Serimpi, sebuah tarian keraton pada masa silam dengan suasana lembut, agung dan
menawan.
Tari Blambangan Cakil, mengisahkan perjuangan Srikandi melawan Buto Cakil
(raksasa). Sebuah perlambang penumpasan angkara murka.
Tari Remong, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa, kepahlawanan.
Ditarikan pada waktu menyambut para tamu.
Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan,
kejantanan dan kegagahan.
Tarri Monong, merupakan tari penolak penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali
penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampi
Tari Zapin Tembung, Merupakan suatu tari pergaulan dalam masyarakat Kalimantan
Barat
Tari Baksa Kembang, merupakan tari selamat datang pada tamu agung dengan
menyampaikan untaian bunga.
Tari Radab rahayu, di pertunjukan pada upacara tepung tawar, sebelum pengantin pria
dan wanita di persandingkan.
11. Tari-tarian Daerah Kalimantan tengah
Tari Tambun dan bungai, Merupakan tari yang mengisahkan kepahlawanan Tambun dan
Bungai Dalam mengusir musuh yang akan merampas panen rakyat.
Tari Balean Dadas, Merupakan tarian guna memohon kesembuhan bagi mereka yang
sakit.
Tari Gong, di pertunjukan pada upacara penyambutan terhadap tamu agung. Dapat pula
di pertunjukan sewaktu lahir seorang bayi kepala suku.
Tari perang, Tari yang mempertunjukan dua orang pemuda dalam memperebutkan
seorang gadis.
Tari Jangget, adalah tarian untuk upacara-upacara peradatan. Tarian ini melambangkan
keluhuran budi dan susila rakyat Lampung.
Tari Malinting, merupakan sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat Lampung.
Menceritakan tentang kunjungan Sunan Gunung Jati ke Keraton Pulung.
Tari Lenso. merupakan tari pergaulan bagi segenap lapisan rakyat masyarakat Maluku.
Tari Cakalele, adalah tari Perang Yang melukiskan jiwa kepahlawanan yang gagah
perkasa.
Tari Perang, Tarian rakyat untuk menyambut para pahlawan yang pualng dari medan
juang.
Tari Nahar Ilaa, tarian pengikat persahabatan pada waktu “panas Pela” kesepakatan
kampung untuk membangun.
Tari Mpaa Lenggogo, sebuah tarian guna menyambut Maulid Nahi Muhammad SAW.
Tarian ini juga scring dipertunjukkan pada upacara-upacara perkawinan atau upacara
khitanan keluarga raja.
Tari Batunganga, sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat. Mengisahkan tentang
kecintaan rakyat terhadap putri raja yang masuk ke dalam batu. Mereka memohon agar
sang putri dapat keluar dari dalam batu itu.
Tari Suanggi, tarian yang mengisahkan seorang suami ditinggal mati istrinya yang
menjadi korban angi-angi (jejadian).
Tari Perang, tari yang melambangkan kepahlawanan, dan kegagahan rakyat Papua.
Tari Selamat Datang, tari yang mempertunjukan kegembiraan hati penduduk dalam
menyambut para tamu yang dihormati.
Tari Musyoh, merupakan tari sakral dalam upaya mengusir arwah orang meninggal
karena kecelakaan.
Tari Tandak, merupakan tari pergaulan yang sangat di gemari di daerah Riau.
Tori Joged Lambak, adalah tari pergaulan muda-mudi, yang sangat populer dan disenangi
Kipas, tari yang mempertunjukkan kemahiran para gadis dalam memainkan kipas samhil
mengikuti alunan lagu.
Bosara, merupakan tarian untuk menyambut para tamu terhormat. Gerakan-gerakan
badannya sangat luwes.
Tari Lumense, tari dari Poso yang merupakan tarian selamat datang untuk menyambut
tamu agung.
Tari Peule Cinde, termasuk pula tarian untuk menyambut tamu agung. Puncak acaranya
adalah dengan menaburkan bunga bagi para tamu.
Tari Balumpa, merupakan tari selamat datang dalam menyambut tamu agung. Tari rakyat
ini berasal dari Buton.
Tari Dinggu, melambangkan sifat kegotong royongan dalam kerja bersama sewaktu
menumbuk padi. Sentuhan alu pada lesung merupakan irama tersendiri yang menyentuh
hati.
24. Tari-tarian Daerah Sulawesi Utara
Tari Piring : Sebuah tari tradisional yang melambangkan suasana kegotong royongan
rakyat dalam menunaikan tugasnya. Siang hari mengerjakan sawah ladang dan malam
harinya bersukaria bersama-sam.
Tari Payung : Ditarikan oleh sepasang muda-mudi dengan payung di tangan, sang pria
melindungi kepala sang wanita, sebuah perlamban perlindungan lelaki terhadap wanita.
Tari Tanggal, merupakan sebuah tarian dalam menyambut para tamu disertai upacara
kebesaran adat.
Tari Putri Bekhusek, artinya sang putri yang sedang bermain. Tari ini sangat populer di
Kabupaten Ogan Komering Ulu dan melamhangka kemakmuran daerah Sumatra Selatan
Tari Serampang Dua Belas, Sebuah tari Melayu dengan irama joged diiringi musik
dengan pukulan gendang ala Amerika Latin. Serampang dua belas merupakan tari
pergaulan.
Tari Tor Tor, Sebuah tari dari daerah Batak dengan latar belakang falsafah peradatan dan
ditarikan dalam suasana khusuk.
Tari Serimpi Sangu Pati, sebuah tarian keraton pada masalalu disertai suara gamelan
dengan gerak tari yang lembut.
Tari Bedaya, merupakan tarian keraton yang di tarikan oleh 9 putri dengan irama yang
lemah gemulai
Pendahuluan
Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia.
Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa,
masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang
merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah
tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau
di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi.
Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal
ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di
Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi
proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis
kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama
besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga
memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu
negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak
saja keanekaragaman budaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam
konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Bukti Sejarah
Didasari pula bahwa dengan jumlah kelompok sukubangsa kurang lebih 700’an sukubangsa di
seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta keragaman
agamanya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang sesungguhnya rapuh. Rapuh
dalam artian dengan keragaman perbedaan yang dimilikinya maka potensi konflik yang
dipunyainya juga akan semakin tajam. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat akan
menjadi pendorong untuk memperkuat isu konflik yang muncul di tengah-tengah masyarakat
dimana sebenarnya konflik itu muncul dari isu-isu lain yang tidak berkenaan dengan keragaman
kebudayaan. Seperti kasus-kasus konflik yang muncul di Indonesia dimana dinyatakan sebagai
kasus konflik agama dan sukubangsa. Padahal kenyataannya konflik-konflik tersebut didominsi
oleh isu-isu lain yang lebih bersifat politik dan ekonomi. Memang tidak ada penyebab yang
tunggal dalam kasus konflik yang ada di Indonesia. Namun beberapa kasus konflik yang ada di
Indonesia mulai memunculkan pertanyaan tentang keanekaragaman yang kita miliki dan
bagaimana seharusnya mengelolanya dengan benar.
Tidak dipungkiri proses peminggiran kebudayaan kelompok yang terjadi diatas tidak lepas
dengan konsep yang disebut sebagai kebudayaan nasional, dimana ini juga berkaitan dengan arah
politik kebudayaan nasional ketika itu. Keberadaan kebudayaan nasional sesungguhnya adalah
suatu konsep yang sifatnya umum dan biasa ada dalam konteks sejarah negara modern dimana ia
digunakan oleh negara untuk memperkuat rasa kebersamaan masyarakatnya yang beragam dan
berasal dari latar belakang kebudayaan yang berbeda. Akan tetapi dalam perjalanannya,
pemerintah kemudian memperkuat batas-batas kebudayaan nasionalnya dengan menggunakan
kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, dan militer yang dimilikinya. Keadaan ini terjadi berkaitan
dengan gagasan yang melihat bahwa usaha-usaha untuk membentuk suatu kebudayaan nasional
adalah juga suatu upaya untuk mencari letigimasi ideologi demi memantapkan peran pemerintah
dihadapan warganya. Tidak mengherankan kemudian, jika yang nampak dipermukaan adalah
gejala bagaimana pemerintah menggunakan segala daya upaya kekuatan politik dan pendekatan
kekuasaannya untuk ”mematikan” kebudayaan-kebudayaan local yang ada didaerah atau
kelompok-kelompok pinggiran, dimana kebudayaan-kebudayaan tersebut dianggap tidak sesuai
dengan kebudayaan nasional.
Setelah reformasi 1998, muncul kesadaran baru tentang bagaimana menyikapi perbedaan dan
keanekaragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Yaitu kesadaran untuk membangun
masyarakat Indonesia yang sifatnya multibudaya, dimana acuan utama bagi terwujudnya
masyarakat Indonesia yang multibudaya adalah multibudayaisme, yaitu sebuah ideologi yang
mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun
secara kebudayaan (Suparlan,1999). Dalam model multikultural ini, sebuah masyarakat
(termasuk juga masyarakat bangsa seperti Indonesia) dilihat sebagai mempunyai sebuah
kebudayaan yang berlaku umum dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah
mosaik. Di dalam mosaik tercakup semua kebudayaan dari masyarakat-masyarakat yang lebih
kecil yang membentuk terwujudnya masyarakat yang lebih besar, yang mempunyai kebudayaan
yang seperti sebuah mosaik tersebut. Model multibudayaisme ini sebenarnya telah digunakan
sebagai acuan oleh para pendiri bangsa Indonesia dalam mendesain apa yang dinamakan sebagai
kebudayaan bangsa, sebagaimana yang terungkap dalam penjelasan Pasal 32 UUD 1945, yang
berbunyi: “kebudayaan bangsa (Indonesia) adalah puncak-puncak kebudayaan di daerah”.
Sebagai suatu ideologi, multikultural harus didukung dengan sistem infrastuktur demokrasi yang
kuat serta didukung oleh kemampuan aparatus pemerintah yang mumpuni karena kunci
multibudayaisme adalah kesamaan di depan hukum. Negara dalam hal ini berfungsi sebagai
fasilitator sekaligus penjaga pola interaksi antar kebudayaan kelompok untuk tetap seimbang
antara kepentingan pusat dan daerah, kuncinya adalah pengelolaan pemerintah pada
keseimbangan antara dua titik ekstrim lokalitas dan sentralitas. Seperti misalnya kasus Papua
dimana oleh pemerintah dibiarkan menjadi berkembang dengan kebudayaan Papuanya, namun
secara ekonomi dilakukan pembagian kue ekonomi yang adil. Dalam konteks waktu, produk atau
hasil kebudayaan dapat dilihat dalam 2 prespekif yaitu kebudayaan yang berlaku pada saat ini
dan tinggalan atau produk kebudayaan pada masa lampau.
Dalam konteks masa kini, kekayaan kebudayaan akan banyak berkaitan dengan produk-produk
kebudayaan yang berkaitan 3 wujud kebudayaan yaitu pengetahuan budaya, perilaku budaya atau
praktek-praktek budaya yang masih berlaku, dan produk fisik kebudayaan yang berwujud artefak
atau banguna. Beberapa hal yang berkaitan dengan 3 wujud kebudayaan tersebut yang dapat
dilihat adalah antara lain adalah produk kesenian dan sastra, tradisi, gaya hidup, sistem nilai, dan
sistem kepercayaan. Keragaman budaya dalam konteks studi ini lebih banyak diartikan sebagai
produk atau hasil kebudayaan yang ada pada kini. Dalam konteks masyarakat yang multikultur,
keberadaan keragaman kebudayaan adalah suatu yang harus dijaga dan dihormati
keberadaannya. Keragaman budaya adalah memotong perbedaan budaya dari kelompok-
kelompok masyarakat yang hidup di Indonesia. Jika kita merujuk kepada konvensi UNESCO
2005 (Convention on The Protection and Promotion of The Diversity of Cultural Expressions)
tentang keragaman budaya atau “cultural diversity”, cultural diversity diartikan sebagai kekayaan
budaya yang dilihat sebagai cara yang ada dalam kebudayaan kelompok atau masyarakat untuk
mengungkapkan ekspresinya. Hal ini tidak hanya berkaitan dalam keragaman budaya yang
menjadi kebudayaan latar belakangnya, namun juga variasi cara dalam penciptaan artistik,
produksi, disseminasi, distribusi dan penghayatannya, apapun makna dan teknologi yang
digunakannya. Atau diistilahkan oleh Unesco dalam dokumen konvensi UNESCO 2005 sebagai
“Ekpresi budaya” (cultural expression). Isi dari keragaman budaya tersebut akan mengacu
kepada makna simbolik, dimensi artistik, dan nilai-nilai budaya yang melatarbelakanginya.
Dalam konteks ini pengetahuan budaya akan berisi tentang simbol-simbol pengetahuan yang
digunakan oleh masyarakat pemiliknya untuk memahami dan menginterprestasikan
lingkungannya. Pengetahuan budaya biasanya akan berwujud nilai-nilai budaya suku bangsa dan
nilai budaya bangsa Indonesia, dimana didalamnya berisi kearifan-kearifan lokal kebudayaan
lokal dan suku bangsa setempat. Kearifan lokal tersebut berupa nilai-nilai budaya lokal yang
tercerminkan dalam tradisi upacara-upacara tradisional dan karya seni kelompok suku bangsa
dan masyarakat adat yang ada di nusantara. Sedangkan tingkah laku budaya berkaitan dengan
tingkah laku atau tindakan-tindakan yang bersumber dari nilai-nilai budaya yang ada. Bentuk
tingkah laku budaya tersebut bisa dirupakan dalam bentuk tingkah laku sehari-hari, pola
interaksi, kegiatan subsisten masyarakat, dan sebagainya. Atau bisa kita sebut sebagai aktivitas
budaya. Dalam artefak budaya, kearifan lokal bangsa Indonesia diwujudkan dalam karya-karya
seni rupa atau benda budaya (cagar budaya). Jika kita melihat penjelasan diatas maka sebenarnya
kekayaan Indonesia mempunyai bentuk yang beragam. Tidak hanya beragam dari bentuknya
namun juga menyangkut asalnya. Keragaman budaya adalah sesungguhnya kekayaan budaya
bangsa Indonesia.
Negara tetangga kembali berulah dengan melakukan klaim terhadap kebudayaan kita lagi. Kali
ini yg menjadi sasaran adalah tari pendet asal Bali. Mereka menggunakannya utk iklan
pariwisata malaysia. Setelah mereka “mengirim” teroris ke Indonesia, sekarang mereka mau
“mencuri” kebudayaan Indonesia. Huh.. :(. Mereka begitu jeli memanfaatkan situasi dimana
sebagian besar rakyat Indonesia sudah tidak begitu memperhatikan kebudayaannya sendiri.
Situasi dimana rakyat Indonesia lebih bangga jika menggunakan yg berbau luar dan asing.
Situasi dimana, kebudayaan2 tersebut sudah jarang dan hampir punah mungkin dari bumi
pertiwi, dikarenakan hanya sedikit orang yg mau tetap melestarikannya. Saya masih ingat, ketika
kecil kita sering bermain kuda lumping, dakon, gobak sodor dll. Tapi sekarang, anak2 lebih suka
dengan Play Station, bermain ke Time Zone, nonton TV acara2 yg ngga bermutu. Media televisi,
juga dengan latahnya mengikuti trend ini. Praktis, mungkin hanya TVRI yg cukup konsisten
menayangkan acara budaya2 Indonesia, disamping TV2 lokal tentunya. Dan itupun pemirsanya
cuman sedikit.
Ini menjadi cambuk bagi kita untuk instropeksi, disamping memang ulah negara sebelah yg
kelewat batas. Ada puluhan budaya yg telah diklaim oleh negara sebelah. Dan berikut ini
daftarnya :
11. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
14. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
17. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia