Вы находитесь на странице: 1из 8

Jurnal Natur Indonesia 6(2): 67-74 (2004)

ISSN 1410-9379 Bakteri resisten merkuri dari PETI Kalimantan Barat 67

Bakteri Resisten Merkuri Spektrum Sempit dari Daerah Bekas


Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Mandor, Kalimantan
Barat
Risa Nofiani, Gusrizal

Jurusan Kimia, FMIPA (Persiapan), Universitas Tanjungpura, Pontianak 78124

Diterima 04-02-2004 Disetujui 03-03-2004

ABSTRACT
There are 18 mercury-resistant bacterias narrow spectrum have been isolated from ex illegal gold mining area
with tailing 6 years. This isolation was carried out in September 2002. Mercury-resistant bacterias narrow spectrum
is cultivated on solid selected medium refer to Canstein et al, (2002) which is added with 10 mikrogram/mL
HgCl2. After identified followed Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology System, there were found 14
mercury-resistant bacterias narrow spectrum as Enterobacter hafniae and 4 of them as Enterobacter cloacae.
Based on antibiotic resistance assay, there were found 8 isolates are resistant ampicillin, 7 isolates are resistant
chloramphenicol, 17 isolates are resistant tetracycline, and 18 isolated are sensitive rifampicin.

Keywords: Enterobacter hafniae, Enterobacter cloacae, mercury, organomercury

PENDAHULUAN katalisator merkuri dan penambangan emas yang


Pencemaran logam berat merkuri (Hg) pada menggunakan merkuri untuk ekstraksi partikel emas.
tanah dan air sangat membahayakan lingkungan dan Salah satu usaha untuk detoksifikasi merkuri
kesehatan manusia. Senyawa merkuri dalam bentuk dapat dilakukan menggunakan mikroorgansime
Hg(II) dapat terikat pada residu sistein protein/enzim resisten merkuri, misalnya bakteri resisten merkuri.
manusia/binatang sehingga protein/enzim kehilangan Detoksifikasi merkuri oleh bakteri resisten merkuri
aktivitasnya. Selain Hg(II), senyawa merkuri paling terjadi karena bakteri resisten merkuri memiliki gen
berbahaya bagi kesehatan manusia adalah senyawa resisten merkuri, mer operon (Silver & Phung 1998).
organomerkuri, khususnya metilmerkuri dan Struktur mer operon berbeda untuk tiap jenis bakteri.
fenilmerkuri. Senyawa ini bersifat sangat reaktif dan Umumnya struktur mer operon terdiri dari gen
mempunyai mobilitas tinggi dibanding dengan Hg(O) metaloregulator (merR), gen transpor merkuri (merT,
atau Hg(II). Hal ini disebabkan gastrointestine merP, merC), gen merkuri reduktase (merA) dan
manusia dapat menyerap sekitar 95% senyawa organomerkuri liase (merB). Menurut Liebert et al,
metilmerkuri (Rugh et al, 2000), dan senyawa ini juga (1999), model mekanisme resisten merkuri bakteri
dapat menyerang syaraf manusia melalui peredaran gram negatip adalah sebagai berikut Hg(II) yang
darah (Bizily et al, 2000). Pada lingkungan perairan masuk periplasma terikat ke pasangan residu sistein
(aquatic) atau laut (marine) senyawa metilmerkuri MerP. Selanjutnya MerP mentransfer Hg(II) ke residu
mengalami biomagnification melalui jaringan sistein MerT atau MerC. Akhirnya ion Hg
makanan, khususnya untuk jaringan makanan di air menyeberang membran sitoplasma melalui proses
(Bizily et al, 2000). Biomagnification terjadi jika reaksi pertukaran ligan menuju sisi aktif flavin disulfida
metilmerkuri mencemari perairan atau laut. oksidoreduktase, merkuri reduktase (MerA). Merkuri
Sumber pencemaran merkuri dapat disebabkan reduktase mengkatalisis reduksi Hg(II) menjadi Hg(0)
oleh proses geologi dan biologi. Senyawa merkuri volatil dan sedikit reaktif. Akhirnya Hg(0) berdifusi
yang terdapat pada batu dan tanah dikikis oleh hujan dilingkungan sel untuk selanjutnya dikeluarkan dari
dan angin. Meskipun demikian, hal itu tidak sebanding sel. Bakteri yang hanya memiliki protein merkuri
jumlahnya bila dibandingkan dengan pencemaran reduktase (MerA) disebut dengan bakteri resisten
merkuri yang disebabkan oleh aktivitas manusia, merkuri spektrum sempit. Beberapa bakteri selain
seperti: pembakaran batubara, beberapa jenis produk memiliki protein merkuri reduktase (MerA) juga
minyak bumi, penggunaan fungisida merkuri, memiliki protein organomerkuri liase (MerB). MerB
68 Jurnal Natur Indonesia 6(2): 67-74 (2004) Nofiani & Gusrizal.

berfungsi dalam mengkatalisis pemutusan ikatan dan 6S digunakan untuk isolasi bakteri resisten
merkuri-karbon sehingga dihasilkan senyawa organik merkuri pada tahap berikutnya.
dan ion Hg yang berupa garam tiol. Bakteri yang Media seleksi padat yang digunakan untuk
memiliki kedua protein merkuri reduktase (MerA) dan isolasi bakteri resisten merkuri adalah media seleksi
organomerkuri liase (MerB) disebut dengan bakteri padat yang digunakan oleh Canstein et al, (2002)
resisten merkuri spektrum luas. dengan variasi konsentrasi HgCl2. Komposisi media
Mikroorganisme yang terdapat pada daerah seleksi Canstein et al. (2002) terdiri dari NaCl 15 g/L,
tercemar merkuri berperan utama untuk detoksifikasi sukrosa 4 g/L dan yeast extract 2 g/L. Variasi
merkuri. Oleh karena itu, mikroorganisme yang konsentrasi HgCl2 yang digunakan adalah 1¼ g/mL,
terdapat pada daerah tercemar merkuri merupakan 5¼ g/mL, dan 10¼ g/mL.
sumber untuk isolasi bakteri resisten merkuri. Adapun Sebelum dilakukan isolasi bakteri resisten
tujuan penelitian ini adalah untuk mengisolasi bakteri merkuri maka dilakukan seleksi kultur bakteri yang
resisten merkuri spektrum sempit dari daerah akan digunakan untuk isolasi bakteri resisten merkuri.
tercemar merkuri yaitu penembangan emas tanpa izin Seleksi ini dilakukan dengan cara inokulasi 100 ¼L
(PETI) Mandor, Kalimantan Barat. Strain yang kultur bakteri 1S dalam media seleksi padat yang
menunjukkan resiten merkuri dengan konsentrasi mengandung HgCl2 1¼ g/mL dan diinkubasi pada
tertinggi selanjutnya diidentifikasi dan diuji temperatur 30oC selama 16-24 jam. Kultur bakteri 1S
resistensinya terhadap antibiotik ampisilin, rifampisin, juga diinokulasi pada media seleksi padat yang
tetrasiklin dan klorampenikol. Pengujian resistensi mengandung HgCl 2 5¼ g/mL dan 10¼ g/mL.
bakteri resisten merkuri terhadap antibiotik dilakukan Selanjutnya diamati jumlah koloni yang tumbuh.
untuk mengetahui fenotipe setiap bakteri resisten Sebagai kontrol kultur bakteri 1S ditumbuhkan pada
merkuri. Pada penelitian berikutnya, fenotipe ini akan media seleksi padat tanpa penambahan HgCl2. Setiap
digunakan sebagai marka untuk mengetahui tahap seleksi kultur bakteri ini dilakukan triplo. Selain
kemungkinan lokasi gen mer operon bakteri resisten kultur bakteri 1S, seleksi ini dilakukan juga untuk kultur
merkuri dengan mengunakan metode mating. bakteri 3S dan 6S. Kultur bakteri yang tumbuh dalam
media seleksi padat yang mengandung HgCl2 dengan
BAHAN DAN METODE konsentrasi paling tinggi akan diisolasi untuk
Sampling dilakukan dengan mengambil memperoleh isolat bakteri resisten merkuri. Hal ini
sedimen 1-5 cm dari permukaan tanah pada bulan dilakukan dengan cara kultur bakteri yang dapat
September 2002 dari daerah bekas penambangan tumbuh pada media seleksi dengan konsentrasi HgCl2
emas tanpa izin (PETI) Mandor, Kalimantan Barat. tertinggi diencerkan 10 kali. Selanjutnya 100¼ L kultur
Sampel sedimen diambil pada 3 lokasi, yaitu: lokasi I bakteri yang telah diencerkan diinokulasi triplo pada
dengan lama penambangan 1 tahun (1S), lokasi II media seleksi padat dengan konsentrasi HgCl 2
dengan lama penambangan 3 tahun (3S), dan lokasi tertinggi dan diisolasi secara acak untuk memperoleh
III dengan lama penambangan 6 tahun (6S). Setiap isolat bakteri resisten merkuri. Isolat bakteri resisten
lokasi, sedimen diambil pada 3 titik. Jumlah sedimen diberi kode RG1. Untuk isolat bakteri resisten merkuri
yang diambil pada setiap titik kira-kira 2 kg. selanjutnya diberi kode RG2, RG3, dan seterusnya.
Sampel sedimen setiap titik pada lokasi 1S Identifikasi bakteri dilakukan di Unit
dicampur sehingga diperoleh sampel komposit. Laboratorium Kesehatan Propinsi Kalimantan Barat
Sampel komposit disuspensikan ke dalam bufer salin dengan sistem Bergey’s Manual of Determinative
0,9%. Sebanyak 100¼L larutan jernih sampel yang Bacteriology. Pada tahap awal identifikasi, bakteri
telah disuspensi dalam buffer salin diinokulasi pada resisten merkuri dilakukan uji morfologi dengan
media nutrient broth (yeast extract 2 g/L, bacto pepton pewarnaan gram (Cappuccino & Sherman 1983).
5 g/L, NaCl 5 g/L) dan diinkubasi pada temperatur 30 Isolat bakteri resisten merkuri dioles pada kaca slide
o
C selama 12-16 jam. Teknik perbanyakan kultur dan ditambahkan 1 tetes kristal violet selama 1 menit
bakteri 1S digunakan juga untuk perbanyakan kultur kemudian dicuci dengan air mengalir. Isolat bakteri
bakteri 3S dan 6S. Selanjutnya kultur bakteri 1S, 3S, ditambahkan 1 tetes Gram’s iodine mordant (Emerck)
Bakteri resisten merkuri dari PETI Kalimantan Barat 69

selama 1 menit, kemudian dicuci dengan air mengalir. media padat urea Christensen (Sigma) selama 24-
Selanjutnya isolat bakteri ditambah etil alkohol 95% 48 jam pada temperatur 300C (Cappuccino & Sherman
sampai kristal violet tidak larut lagi dan dicuci dengan 1983). Tes positif ditandai dengan terbentuknya warna
air mengalir kembali. Akhirnya isolat bakteri merah. Tes dekarboksilase dengan substrat DL-lisin
ditambahkan safranin selama 45 detik dan dicuci dilakukan dengan menginokulasi bakteri resisten
dengan air mengalir, kemudian dikeringkan dan merkuri ke media Decarboxylase broth base Moeller
diperiksa dengan mikroskop. (Sigma) yang mengandung DL-lisin 2% dan diatur pH
Uji biokimia yang dilakukan meliputi tes = 8 dengan penambahan NaOH 0,1 N selanjutnya
fermentasi karbohidrat, tes pembentukan indol, tes diinkubasi selama 24-48 jam pada temperatur 300C
produksi H2S, tes penggunaan sitrat, tes urease, tes (Collins & Lyne 1985). Tes positif ditandai dengan
dekarboksilase dan tes ONPG. Substrat yang terbentuknya warna ungu. Hal yang sama juga
digunakan untuk tes fermentasi karbohidrat adalah dilakukan untuk tes dekarboksilase dengan substrat
glukosa, laktosa, manitol, maltosa, dan sakarosa. Tes DL-arginin dan DL-ornithin dengan konsentrasi 2%
fermentasi karbohidrat dengan substrat glukosa dan 2% secara berturut-turut. Tes ONPG dilakukan
dilakukan dengan menginokulasi bakteri resisten dengan menginokulasi bakteri resisten merkuri ke
merkuri ke 50 mL media pepton water (Kia Difco) yang media ONPG broth selama 24 jam pada temperatur
mengandung 0,5 mL bromthymol blue 0,4% dan 300C (Collins & Lyne 1985). Tes positif ditandai dengan
glukosa 1%, diinkubasi 24-48 jam pada temperatur terbentuknya warna kuning.
300C (Collins & Lyne 1985). Tes positif ditandai dengan Uji resisten antibiotik dilakukan dengan
terbentuk warna kuning dan tes negatif ditandai menginokulasi 18 bakteri resisten merkuri spektrum
dengan warna biru. Hal yang sama dilakukan juga sempit pada 2 macam media seleksi padat. Pertama,
untuk tes fermentasi karbohidrat dengan substrat media seleksi padat yang mengandung antibiotik dan
laktosa, manitol, maltosa dan sakarosa. Konsentrasi diinkubasi pada suhu 300C selama 16-24 jam. Kedua.
substrat yang digunakan adalah laktosa 0,5%, manitol media seleksi padat yang mengandung antibiotik dan
0,5%, maltosa 1%, dan sakarosa 2%. Tes HgCl2 10¼ g/mL dan diinkubasi pada suhu 30 0C
pembentukan indol dilakukan dengan menginokulasi selama 16-24 jam. Antibiotik yang digunakan untuk
bakteri resisten merkuri ke media water pepton uji resisten antibiotik pada kedua media adalah:
selama 24-48 jam pada temperatur 300C selanjutnya ampicillin dengan konsentrasi 50¼ g/mL (Ausubel et
ditambah 0,5 mL Kovac’s reagent (Emerck) al, 1995), tetracyclin dengan konsentrasi 200¼ g/mL
(Cappuccino & Sherman 1983; Collins & Lyne 1985). (Smit et al, 1998), chloramphenicol dengan
Tes positif ditandai dengan terbentuknya warna konsentrasi 50¼ g/mL (Smit et al, 1998) dan
merah. Tes produksi H 2 S dilakukan dengan rifampicin dengan konsentrasi 150¼ g/mL (Smit et
menginokulasi bakteri resisten merkuri ke media SIM al, 1998) .
(pepton 30 g/L, beef extract 3 g/L, fero amonium sulfat
0,2 g/L dan natrium tiosulfat 0,025 g/L, agar 3 g/L)
selama 24-48 jam pada temperatur 300C (Cappuccino HASIL DAN PEMBAHASAN
& Sherman 1983). Isolasi Bakteri Resisten Merkuri Spektrum
Tes positif ditandai dengan terbentuknya endapan Sempit. Media seleksi yang digunakan untuk isolasi
hitam. Hasil tes ini dapat juga digunakan untuk tes bakteri resisten merkuri spektrum sempit adalah
motilitas. Bakteri motil ditandai dengan bentuk koloni media seleksi menurut Canstein et al, (2002). Media
yang lebih besar dan keruh jika dibandingkan dengan selaksi ini dapat mengurangi penggunaan konsentrasi
koloni tidak motil. Tes penggunaan sitrat dilakukan HgCl2 dibandingkan dengan penggunaan media kaya
dengan menginokulasi bakteri resisten merkuri ke lain seperti media Luria Bertani (LB). Hal ini
media Simmon’s citrate agar (Sigma) dan diinkubasi disebabkan media seleksi Canstein et al. (2002) tidak
24-48 jam pada temperatur 30 0C (Cappuccino & mengurangi toksisitas Hg terhadap sel bakteri. Pada
Sherman 1983). Tes positif ditandai dengan media kaya asam amino terutama asam amino sistein,
terbentuknya warna biru. Tes urease dilakukan toksisitas Hg berkurang, karena gugus sulfihidril
dengan menginokulasi bakteri resisten merkuri ke sistein dapat mengikat Hg.
70 Jurnal Natur Indonesia 6(2): 67-74 (2004) Nofiani & Gusrizal.

Isolasi bakteri resisten merkuri spektrum sempit dibandingkan dengan 6S. Kemungkinan kultur bakteri
diawali dengan menginokulasi kultur bakteri 1S, 3S, 1S dan 3S hanya memiliki mekanisme respon dengan
dan 6S pada media seleksi padat dengan variasi cara menghambat metabolisme sel (Smit et al, 1998)
konsentrasi HgCl2. Hasil inokulasi menunjukkan 6S atau dengan sistem multidrug, multication, atau
tumbuh paling cepat pada media seleksi padat nodulation signal efflux complexes (Nikaido 1996)
dengan konsentrasi HgCl2 tertinggi yaitu 10¼ g/mL sehingga kultur bakteri 1S dan 3S masih dapat hidup
(Tabel 1). Hal ini menunjukkan bahwa bakteri 6S yang pada konsentrasi HgCl 2 1 dan 5¼ g/mL. Sistem
tumbuh pada media seleksi diduga adalah bakteri multidrug, multication, atau nodulation signal efflux
Tabel 1. Kemampuan tumbuh kultur bakteri dalam media seleksi
complexes merupakan system yang dapat memompa
padat dengan variasi konsentrasi HgCl2. keluar beberapa jenis obat-obatan, kation divalent
Jumlah koloni rata-rata yang tumbuh dalam media atau nodulationsiganal lipooligosakarida. Pada
Stok
seleksi padat yang mengandung HgCl2 konsentrasi lebih besar atau sama dengan HgCl2 10¼
Bakteri
Kontrol 1 µg/mL 5 µg/mL 10 µg/mL
g/mL kultur bakteri 1S dan 3S tidak dapat mentelorir
1S >500 >500 >500 Negatip
3S >500 >500 6 koloni Negatip keberadaan HgCl2. Bakteri yang dapat hidup untuk
6S >500 >500 >500 >500 konsentrasi HgCl2 10¼ g/mL diduga hanya bakteri
Negatip: tidak ada koloni yang tumbuh. yang mengandung gen resisten merkuri. Oleh karena
resisten merkuri dengan tingkat ketahanan merkuri itu, diduga kultur bakteri 6S mengandung gen resisten
yang tinggi. Hal ini berdasarkan hasil penelitian merkuri spektrum sempit.
Canstein et al, (2002) yang menyatakan bahwa isolat Keberadaan gen resisten merkuri sampel
bakteri resisten merkuri yang dapat tumbuh pada bakteri 6S diduga berhubungan langsung dengan
media seleksi padat dengan konsentrasi HgCl2 5¼ g/ lamanya kandungan Hg pada lokasi penambangan.
mL dapat dikatakan bahwa bakteri tersebut memiliki Tingginya kontaminasi Hg pada daerah tersebut akan
tingkat ketahanan merkuri yang tinggi. Beberapa isolat menginduksi sel bakteri untuk menerima gen resisten
bakteri resisten merkuri dengan tingkat ketahanan merkuri dari lingkungan (Smit et al, 1998).
merkuri yang tinggi yaitu HgCl 2 5¼ g/mL adalah Identifikasi Bakteri Resisten Merkuri.
Pseudomonas stutzeri Ibu8, Pseudomonas putida Delapan belas isolat bakteri resisten merkuri
Spi3, Psedomonas putida Spi4, Pseudomonas putida diidentifikasi dengan sistem Bergey’s Manual of
Elb2, Pseudomonas putida Kon12, dan Pseudomonas Determinative Bacteriology. Identifikasi dilakukan
aeruginosa Bro12 (Canstein et al, 2002). dengan uji morfologi dan aktivitas biokimia. Uji
Hasil inokulasi bakteri resisten merkuri dari morfologi dilakukan dengan tes pewarnaan gram dan
kultur bakteri 6S yang telah diencerkan 10 kali tes motilitas. Hasil pewarnaan gram delapan belas
diperoleh kira-kira 50 koloni/cawan petri. Tiap cawan bakteri resisten merkuri dengan kode RG1, RG2,
petri diisolasi secara acak sebanyak ±7 koloni RG3, RG4, RG5, RG6, RG7, RG8, RG9, RG10,
sehingga diperoleh 18 isolat bakteri resisten merkuri. RG12, RG13, RG16, RG17, RG19, RG20, RG21, dan
Resistensi kultur bakteri 1S, 3S, dan 6S RG22 yang diperiksa dengan mikroskop
terhadap merkuri anorganik berbeda. Menurut Smit menunjukkan sel bewarna merah sehingga semua sel
et al, (1998), perbedaan resistensi ini berhubungan bakteri dikategorikan bakteri gram negatif (Tabel 2).
dengan mekanisme respon populasi bakteri terhadap Delapan belas bakteri resisten merkuri berbentuk
merkuri. Ada 3 mekanisme respon terhadap stres batang (Tabel 2). Uji motilitas dengan menggunakan
merkuri. Pertama, dengan cara menghambat
Tabel 2. Uji morfologi bakteri resisten merkuri.
metabolisme sel sehingga pertumbuhan sel lambat
Hasil Uji Morfologi
atau sel mati. Kedua, menginduksi sistem operon Kode Isolat Pewarnaan Bentuk Sel Motilitas
resisten merkuri untuk bekerja sehingga sel tetap Gram
hidup dalam kondisi stres. Ketiga, adanya plasmid RG1, RG2, RG3,
RG4, RG5, RG6,
yang mengandung gen resisten merkuri yang masuk
RG7, RG8, RG9, Bakteri Gram
Batang Motil
ke dalam sel. RG10, RG12, RG13, Negatip
Kultur bakteri 1S dan 3S menunjukkan RG16, RG17, RG19,
RG20, RG21, RG22
resistensi merkuri anorganik lebih rendah
Bakteri resisten merkuri dari PETI Kalimantan Barat 71

media semipadat SIM menunjukkan 18 bakteri menyebabkan pH media fermentasi menurun


resisten merkuri adalah motil (Tabel 2). Motilitas sehingga indikator bromthymol blue yang terdapat
bakteri resisten merkuri disebabkan karena sel bakteri pada media berubah dari biru menjadi kuning.
memiliki flagela. Tes produksi indol bakteri bertujuan untuk
Identifikasi bakteri berdasarkan uji aktivitas memeriksa kemampuan bakteri mendegradasi asam
biokimia dilakukan dengan cara membandingkan amino esensial triptopan (Cappuccino & Sherman
aktivitas biokimia setiap bakteri. Aktivitas biokimia 1983). Enzim yang berperan dalam proses ini adalah
setiap jenis bakteri berbeda. Hal ini disebabkan triptopanase. Produk metabolit triptopan adalah indol,
karena setiap bakteri mempunyai akivitas enzimatik asam piruvat dan amonia. Keberadaan indol dideteksi
yang berbeda. Tes fermentasi karbohidrat dengan Kovac’s reagent yang menyebabkan
menunjukkan 4 bakteri resisten merkuri dengan kode terbentuknya warna merah. Warna merah terjadi
RG4, RG9, RG10 dan RG17 mampu melakukan karena terbentuknya komplek antara indol dan p-
fermentasi karbohidrat dengan substrat glukosa, dimetilaminobenzaldehid dari Kovac’s reagent.
laktosa, manitol, maltosa dan sakarosa tetapi 14 isolat Delapan belas bakteri resisten merkuri menunjukkan
bakteri resisten merkuri dengan kode RG1, RG2, bakteri tersebut tidak mampu mendegradasi triptopan
RG3, RG5, RG6, RG7, RG8, RG12, RG13, RG16, atau tes negatif (Tabel 3).
RG19, RG20, RG21, dan RG22 hanya mampu Beberapa bakteri mampu mereduksi sulfur
melakukan fermentasi karbohidrat dengan substrat organik yang terdapat pada asam amino sistein.
glukosa, manitol, maltosa dan sakarosa (Tabel 3). Reaksi ini dibantu oleh enzim sistein desulferase

Tabel 3. Uji biokimia bakteri resisten merkuri.

Hasil Uji Biokimia


Fermentasi Karbohidrat Pemben Pro Penggu Dekarbok ON
Kode
tukan duksi naan silase PG Kesimpulan
Isolat Urease
Glukosa Lak Mani Mal Saka Indol H2S Sitrat Lisin Arginin Orni
tosa tol tosa rosa thin
RG1 +, gas - + + + - - - + + - + + E. hafniae RG1
RG2 +, gas - + + + - - - + + - + + E. hafniae RG2
RG3 +, gas - + + + - - - + + - + + E. hafniae RG3
RG4 +, gas + + + + - - +, lambat + - + + + E. cloacae RG4
RG5 +, gas - + + + - - - + + - + + E. hafniae RG5
RG6 +, gas - + + + - - - + + - + + E. hafniae RG6
RG7 +, gas - + + + - - - + + - + + E. hafniae RG7
RG8 +, gas - + + + - - - + + - + + E. hafniae RG8
RG9 +, gas + + + + - - +, lambat + - + + + E. cloacae RG9
RG10 +, gas + + + + - - +, lambat + - + + + E. cloacae RG10
RG12 +, gas - + + + - - - + + - + + E. hafniae RG12
RG13 +, gas - + + + - - - + + - + + E. hafniae RG13
RG16 +, gas - + + + - - - + + - + + E. hafniae RG16
RG17 +, gas + + + + - - +, lambat + - + + + E. cloacae RG17
RG19 +, gas - + + + - - - + + - + + E. hafniae RG19
RG20 +, gas - + + + - - - + + - + + E. hafniae RG20
RG21 +, gas - + + + - - - + + - + + E. hafniae RG21
RG22 +, gas - + + + - - - + + - + + E. hafniae RG22

(+): hasil tes positif; (-): hasil tes negatif.


(Cappuccino & Sherman 1983). Kemampuan bakteri
Kemampuan bakteri resisten merkuri menghasilkan H 2S digunakan juga untuk melihat
melakukan fermentasi karbohidrat ditandai dengan aktivitas biokimia bakteri resisten merkuri. Hasil tes
adanya produksi asam organik (asam asetat, asam produksi H2S pada 18 isolat bakteri resisten merkuri
laktat, asam formiat dan asam suksinat) dan gas menunjukkan bakteri resisten merkuri tidak memiliki
(karbon dioksida dan hidrogen) (Cappuccino & enzim sistein desulferase sehingga tidak mampu
Sherman 1983). Produksi asam organik menghasilkan H2S atau tes negatif (Tabel 3).
72 Jurnal Natur Indonesia 6(2): 67-74 (2004) Nofiani & Gusrizal.

Bakteri coliform dapat meggunakan sitrat arginin, dan ornithin. Tes dekarboksilasi lisin negatif
sebagai sumber energi apabila tidak ada glukosa atau untuk bakteri resisten merkuri dengan kode RG4,
laktosa. Hal ini dapat terjadi jika bakteri coliform RG9, RG10 dan RG17 dan positif untuk bakteri
memiliki enzim sitrat permease (Cappuccino & resisten merkuri dengan kode RG1, RG2, RG3, RG5,
Sherman 1983; Barnet & Venghaus 1989). Sitrat RG6, RG7, RG8, RG12, RG13, RG16, RG19, RG20,
permease berperan dalam membawa sitrat dari luar RG21 dan RG22 (Tabel 3). Tes dekarboksilasi arginin
sel ke dalam sel. Sitrat yang telah berada di dalam positif untuk bakteri resisten merkuri dengan kode
sel akan masuk ke dalam siklus Krebs. Sitrat RG4, RG9, RG10 dan RG17 dan negatif untuk bakteri
merupakan intermediet utama siklus Krebs. Pada resisten merkuri dengan kode RG1, RG2, RG3, RG5,
siklus Krebs, sitrat akan diubah menjadi asam RG6, RG7, RG8, RG12, RG13, RG16, RG19, RG20,
oksaloasetat dan asam asetat dengan bantuan enzim RG21 dan RG22 (Tabel 3). Tes dekarboksilasi ornithin
sitrase. Selanjutnya asam oksaloasetat dan asam positif untuk 18 bakteri resisten merkuri (Tabel 3).
asetat dirubah menjadi asam piruvat dan karbon Keberadaan enzim β-galaktosidase pada
dioksida. Karbon dioksida bereaksi dengan air dan bakteri dapat dideteksi apabila bakteri diinokulasi
natrium yang terdapat pada media Simmons citrate dalam media cair ONPG. Bakteri yang mengandung
agar sehingga membentuk natrium bikarbonat. β-galaktosidase dapat menghidrolisa o-nitrofenil-D-
Keberadaan natrium bikarbonat mengakibatkan galaktopiranosida (ONPG) sehingga dihasilkan o-
media bersifat basa sehingga merubah warna nitrofenil yang bewarna kuning (Collins & Lyne 1985;
indikator bromthymol blue dari hijau menjadi biru. Tes Barnett & Venghaus 1988). Tes ONPG 18 bakteri
penggunaan sitrat positif ditandai dengan adanya resisten merkuri menunjukkan 18 bakteri resisten
enzim sitrat permease pada bakteri. Hasil tes merkuri positip memiliki enzim β-galaktosidase.
penggunaan sitrat menunjukkan bahwa 18 isolat Identifikasi spesies dari 18 bakteri resisten
bakteri resisten merkuri memiliki enzim sitrat merkuri dilakukan dengan cara mencocokkan hasil
permease atau tes positif (Tabel 3). uji morfologi dan uji aktivitas biokimia 18 bakteri
Urease merupakan suatu enzim pemecah resisten merkuri dengan tabel uji morfologi dan uji
ikatan karbon dan nitrogen pada senyawa amida. aktivitas biokimia spesies yang terdapat pada
Senyawa amida yang dapat digunakan untuk tes Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. Hasil
urease adalah urea (Cappucino & Sherman 1983; identifikasi 18 bakteri resisten merkuri menunjukkan
Barnett & Venghaus 1988). Urea dengan adanya bahwa 4 bakteri resisten merkuri dengan kode RG4,
enzim urease akan diubah menjadi karbon dioksida RG9, RG10 dan RG17 diduga adalah bakteri jenis
dan amoniak. Keberadaan enzim dideteksi dengan Enterobacter cloacae dan 14 bakteri resisten merkuri
berubah warna media cair urea menjadi merah. Hasil dengan kode RG1, RG2, RG3, RG5, RG6, RG7, RG8,
tes urease untuk 18 bakteri resisten merkuri RG12, RG13, RG16, RG19, RG20, RG21 dan RG22
menunjukkan 4 bakteri resisten merkuri dengan kode diduga adalah bakteri Enterobacter hafniae (Tabel 3).
RG4, RG9, RG10 dan RG17 memiliki enzim urease Uji Resistensi Antibiotik Bakteri Resisten
tes positip dan 14 bakteri resisten merkuri dengan Merkuri Spektrum Sempit. Hasil uji resisten antibiotik
kode RG1, RG2, RG3, RG5, RG6, RG7, RG8, RG12, dengan dua jenis media seleksi yang mengandung
RG13, RG16, RG19, RG20, RG21, dan RG22 tidak antibiotik dan media seleksi yang mengandung
memiliki enzim urease atau tes negatif (Tabel 3) antibiotik dan HgCl 2 menunjukkan tidak ada
Reaksi dekarboksilasi dari suatu asam amino perbedaan (Tabel 4). Strain bakteri yang resisten
merupakan reaksi pemecahan gugus karboksil oleh terhadap ampicillin dalam media seleksi yang
enzim dekarboksilase, sehingga dihasilkan amin dan mengandung ampicillin menunjukkan resisten
karbon dioksida (Collin & Lyne 1985). Keberadaan ampicillin juga terhadap media seleksi yang
amin menyebabkan warna media dekarboksilasi mengandung HgCl2 10¼ g/mL dan ampicillin.
Moeller menjadi warna ungu (tes positif). Tes Hasil uji resisten antibiotik menunjukkan
dekarboksilasi asam amino dilakukan dengan bahwa 9 isolat resisten terhadap ampicillin, 7 isolat
menggunakan 3 substrat asam amino yaitu lisin, resisten terhadap chloramphenicol, dan 17 strain
Bakteri resisten merkuri dari PETI Kalimantan Barat 73

resisten terhadap tetracycilin tetapi semua strain diduga karena E. cloacae RG9 mengandung plasmid
sensitif terhadap antibiotik rifampicin (Tabel 4). yang tidak mengandung gen resisten antibiotik atau
Tujuh belas bakteri resisten merkuri spektrum E. cloacae RG9 tidak mengandung plasmid. Jika E.
sempit resisten terhadap tetracyclin. Resistensi ini cloacae RG9 tidak memiliki plasmid berkemungkinan
kemungkinan disebabkan karena jenis bakteri yang besar mer operon bakteri ini terletak pada kromosom.
Tabel 4. Uji resistensi antibiotik beberapa strain bakteri resisten merkuri.

Resistensi
Strain
Amp Tet Rif Chlo HgCl2 +Amp HgCl2 + Tet HgCl2 + Rif HgCl2 + Chlo
E. hafniae RG1 - + - - - + - -
E. hafniae RG2 - + - - - + - -
E. hafniae RG3 + + - + + + - +
E. cloacae RG4 + + - + + + - +
E. hafniae RG5 + + - + + + - +
E. hafniae RG6 - + - - - + - -
E. hafniae RG7 - + - - - + - -
E. hafniae RG8 + + - - + + - -
E. cloacae RG9 - - - - - - - -
E. clacaae RG10 + + - + + + - +
E. hafniae RG12 + + - + + + - +
E. hafniae RG13 - + - - - + - -
E. hafniae RG16 - + - + - + - +
E. cloacae RG17 + + - - + + - -
E. hafniae RG19 + + - + + + - +
E. hafniae RG20 - + - - - + - -
E. hafniae RG21 - + - - - + - -
E. hafniae RG22 + + - - + + - -
Amp: ampicillin, Tet: tetracyclin, Rif: rifampicin, Chlo: chloramphenicol, +: resisten terhadap antibiotik, -: sensitif terhadap antibiotik.

diperoleh adalah bakteri gram negatif yaitu genus KESIMPULAN


Enterobacter. Menurut Nikaido (1996) dan Hernandez Bakteri resisten merkuri telah diisolasi dari
et al, (1998), bakteri gram negatif lebih resisten daerah bekas penambangan emas tanpa izin (PETI)
terhadap obat-obatan dibandingkan dengan bakteri yang berumur 6 tahun dari daerah Mandor,
gram positip. Karena bakteri gram negatif mempunyai Kalimantan Barat. Media seleksi yang digunakan
sistem efflux aktif untuk obat-obatan, yaitu multidrug, isolasi bakteri resisten merkuri adalah media seleksi
multication, atau nodulation signal efflux complexes. padat Canstein et al, (2002) yang mengandung HgCl2
Kemungkinan lain adalah adanya gen resisten 10¼ g/mL. Hasil isolasi bakteri resisten merkuri
tetracyclin yang terdapat di dalam sel. Gen ini masuk diperoleh 18 isolat bakteri resisten merkuri spektrum
ke dalam sel bersamaan dengan mer operon (Liebert sempit. Hasil identifikasi 18 bakteri resisten merkuri
et al, 1999). Contoh plasmid NR1 yang membawa spektrum sempit diperoleh 2 spesies bakteri, yaitu:
mer operon dan bermacam-macam gen resisten E. cloacae untuk kode strain RG4, RG9, RG10, dan
antibiotik. RG17, dan E. hafniae untuk strain RG1, RG2, RG3,
Dari hasil penelitian ini ternyata isolat yang RG5, RG6, RG7, RG8, RG12, RG13, RG16, RG19,
berasal dari spesies yang sama menunjukkan RG20, RG21 dan RG22. Uji resistensi antibiotik
resistensi yang berbeda terhadap antibiotik terhadap 18 bakteri resisten merkuri spektrum sempit
chloramphenicol dan ampicillin. Hal ini kemungkinan menunjukkan 17 bakteri resisten terhadap tetracyclin
disebabkan adanya perbedaan jenis plasmid yang 100¼ g/mL , yaitu E. hafniae RG1, E. hafniae RG2,
masuk ke dalam sel. Perbedaan jenis plasmid yang E. hafniae RG3, E. cloacae RG4, E. hafniae RG5, E.
masuk biasanya ditandai dengan adanya penanda hafniae RG6, E. hafniae RG7, E. hafniae RG8, E.
berupa antibiotik. cloacae RG10, E. hafniae RG12, E. hafniae RG16,
E. cloacae RG9 menunjukan fenotipe resisten E. cloacae RG17, E. hafniae RG19, E. hafniae RG20,
terhadap merkuri spektrum sempit tetapi sensitif E. hafniae RG21 dan E. hafniae RG22. Semua bakteri
terhadap semua jenis antibiotik yang diuji. Hal ini sensitif terhadap rifampicin 150¼ g/mL. Sembilan
74 Jurnal Natur Indonesia 6(2): 67-74 (2004) Nofiani & Gusrizal.

strain resisten merkuri menunjukkan resisten terhadap Buchanan, R.E. & Gibbons, N.E. 1974. Bergey’s Manual of
Determinative Bacteriology. Baltimore: The William and
ampicillin 50¼ g/mL, yaitu: E. hafniae RG3, E. cloacae Wilkins.
Canstein, H.V., Li, Y., Leonhauser, J., Haase, E., Felske, A.,
RG4, E. hafniae RG5, E. hafniae RG8, E. cloacae Deckwer, W.D. & Dobler, I.W. 2002. Spatially oscillating
RG10, E. hafniae RG12, E. cloacae RG17, E. hafniae activity and microbial succession of mercury-reducing
biofilms in a technical-scale bioremediation system. Appl.
RG19 dan E. hafniae RG22. Tujuh bakteri Environ. Microbiol. 68: 1938-1946.
menunjukkan resisten terhadap chloramphenicol 25¼ Cappuccino, J.G. & Sherman, N. 1983. Microbiology: A Laboratory
Manual. California: Addison-Wesley.
g/mL, yaitu E. hafniae RG3, E. cloacae RG4, E. Collins, C.H. & Lyne, P.M. 1985. Microbiological Methods. London:
hafniae RG5, E. cloacae RG10, E. hafniae RG12, E. Butterworth & Co.
Hernandez, A., Mellado, R.P. & Martinez, J.L. 1998. Metal
hafniae RG16 dan E. cloacae RG19. accumulation and vanadium-induced multidrug resistance
by environmental isolates of Escherichia hermanii and
UCAPAN TERIMA KASIH Enterobacter cloacae. Appl. Environ. Microbiol. 64: 4317-
4320.
Penelitian ini di danai oleh Proyek Pengembangan Liebert, C.A., Hall, R.M. & Summers, A.O. 1999. Transposon
Tn21, flagship of the floating genome. Microbiol.Mol. Biol.
Diri Forum HEDS tahun 2002. Penulis juga Rev. 63: 507-522.
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fadjar Nikaido, H. 1996. Multidrug efflux pumps of gram-negative
bacteria. J. Bacteriol. 178: 5853-5859.
Riyanto dan Harald von Canstein atas saran yang Rugh, C.L., Bizily, S.P. & Meagher, R.B. 2000. Phytoreduction of
diberikan pada penelitian ini. Environmental Mercury Pollution. New York: John Wiley
and Sons.
Smit, E., Wolters, A. & Elsas, J.D.V. 1998. Self-transmissible
DAFTAR PUSTAKA. mercury resistance plamids with gene mobilizing capacity
Ausubel, F., Brent, R., Kingston, R.E., Moore, D.D., Seidman, in soil bacterial populations: influence of wheat roots and
J.G., Sith, J.A. & Struhl, K. 1995. Short Protocols in mercury addition. Appl. Environ. Microbiol. 64: 1210-1219.
Molecular Biology. New York: John Wiley. Silver, S. & Phung, L.T. 1996. Bacterial heavy metal resistance:
Barnet, M.E. & Venghaus, J.D. 1989. Microbiology Laboratory new suprises. Annu. Rev. Microbiol. 50: 753-789.
Exercise. Lowa: Brown Publisher
Bizily, S.P., Rugh, C.H. & Meagher, R.C. 2000. Phytodetoxification
of hazardous organomercurials by genetically engineered
Plants. Nat. Biotechnol. 18: 213-217.

Вам также может понравиться