Вы находитесь на странице: 1из 2

Kehamilan Istri Jangan Jadi Kecemasan Suami

Kehamilan istri, di satu sisi bisa menjadi suatu kebahagiaan tersendiri bagi seorang calon
ayah, apalagi yang baru pertama mengalaminya. Namun kadang, di sisi lain, kecemasan
senantiasa menghantui pikiran seorang suami, berkaitan dengan keadaan istri tercinta,
Bagaimana mengantisipasi perasaan cemas dan kekhawatiran selama istri hamil. Berikut
tips untuk calon ayah.

Seribu satu perasaan bergemuruh di dada seorang suami ketika pertama kali mendengar
istri hamil. Sebagai calon ayah, perasaan itu tentu tak jauh beda dengan yang dialami istri
sebagai calon ibu. Bahagia, cemas, bangga, bingung, bercampur menjadi satu.

Di sisi lain, istri yang baru pertama hamil, sangat membutuhkan poerhatian lebih dari
suami. Kalau bisa, maunya setiap saat dimanja-manja atau diperhatikan lebih dari
biasanya. Terlebih di saat hamil, biasanya calon ibu sringkali mengalami gejolak
perubahan emosi yang sering membuatnya tidak merasa nyaman, hingga sedikit besar
perhatian suami akan sangat berarti bagi istri.

Bagi seorang suami sekaligus calon ayah dari janin yang dikandung istri, perasaan harus
diteguhkan senantiasa pada realitas bahwa sebentar lagi akan hadir seorang jabang bayi
dalam bahtera rumah tangganya. Hal ini berarti akan menambah daftar tanggung jawan,
mulai dari segi finansial hingga tuntutan perilaku selayaknya seorang ayah yang baik. Hal
itu tentu sudah menjadi sebuah kecemasan tersendiri.

Kecemasan lainnya juga berasal dari kondisi fisik istri dan calon bayi dalam kandungan,
disamping kecemasan lainnya seperti rusaknya hubungan suami istri akibat peran baru
yang akan disandang.

Beban yang dirasakan calon ayah ini akan bertambah ketika disadari bahwa perasaannya
akan tersebut akan berbenturan dengan norma-norma yang berlaku di sekitar
lingkungannya, yakni ketika diharapkan ketegaran sebagai seorang pria yang akan
menjadi seorang ayah

Acapkali seorang suami tidak mampu meredam balik perasaan dan gejolak istri dalam
masa kehamilan dan berkibat pada terganggunya suami dalam keadaan fisiknya seperti
kram kaki, mual hingga mengidam hal-hal yang tidak masuk akal. Dalam hal ini, seorang
ayah telah masuk dalam daftar pria yang mengalami Sympathetic Pregnancy Sympton.
Gejala ini, tidak lain adalah ekspresi dari kecemasan suami terhadap kehamilan istrinya.

Tak berbeda dengan suami, istri pun mengalami perasan cemas yang hampir sama.
terlebih istri mengalami langsung gejolak perasaan yang silih berganti seperti bahagia,
tertekan hingga menangis tersedu-sedu dalam waktu yang relatif.

Menurut kajian para ahli kebidanan dan psikologi, apa yang dialami seorang calon ibu
berkaitan dengan kondisi psikologisnya yang naik turun tersebut, adalah wajar. Untuk
mengatasinya, sebaiknya pasangan suami istri senantiasa berbagi rasa satu dengan
lainnya berkaitan dengan segala perasaan yang timbul. Keterbukaan yang terjalin dalam
menghadapi saat-saat yang mneegangkan sekaligus menggembirakan tersebut, akan
memudahkan keduanya dalam menghadapi masa selama kehamilan.

Dengan berbagi rasa, seorang calon ayah akan mencoba mengerti dan ikut merasakan apa
yang dialami seorang istri yang sedang mengandung.

Namun sayangnya, dalam hal ini, tidak semua istri mau terbuka terhadap apa yang
mereka rasakan. Beberapa calon ibu justru lebih senang berbagi rasa dengan sesama
teman perempuannya. Tindakan ini, tentunya seringkali membuat calon ayah merasa
terasingkan.

Untuk peristiwa seperti itu, sebaiknya seorang suami bersabar dan bisa menjadi
pendengar yang baik, teman setia serta selalu ada jika dibutuhkan.

Ketegangan akan terus berlangsung mewarnai kebahagiaan yang makion jelas dirasakan
menjelang hari-hari kelahiran si jabang bayi.

Karenanya, di hari-hari menjelang kelahiran bayi, sebaiknya seorang calon ayah sedikit
mengurangi kesibukannya atau sebisa mungkin meluangkan waktu dalam
mempersiapkan berbagai hal yang diperlukan bila istri hendak melahirkan nanti.
Beberapa hal yang bisa dipersiapkan bersama anatara suami istri, diantaranya
menyiapkan kamar untuk calon bayi, perlengkapan bayi, mempersiapkan tas untuk di
bawa istri ke rumah sakit terdekat, menyiapkan sarana transportasi untuk membawa istri
ke rumah sakit atau bidan terdekat serta mendaftarkan jauh hari sang istri kepada klinik
atau rumah sakit terdekat untuk melahirkan.

Namun yang tak kalah pentingnya sebelum peristiwa melahirkan terjadi, seorang suami
diharapkan cermat memperhatikan keadaan istrinya yang tengah hamil, seperti senantiasa
memperhatikan apa yang dimakan istri, memperhatikan juga jika, misalnya, terdapat
bercak merah pada roknya. Bukan tidak mungkin bercak merah tersebut menandakan
kelahiran jabang bayi semakin dekat atau telah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
sebelum kelahiran jabang bayi.

Hal lainnya, sebaiknya seorang calon ayah juga mulai menentukan apakah ia akan turut
serta ke ruang persalinan atau tidak, menemani istri. Semuanya tergantung pada kesiapan
mental dan fisik calon ayah. Dalam hal ini, jangan terlalu memaksakan untuk menemani
istri melahirkan, meski itu lebih baik bagi kondisi kejiwaan istri. Yang terpenting adalah,
doa dan usaha seorang suami sebelum dan sesudah istri melahirkan.

Setelah semua proses persiapan lahir bathin dilampaui, termasuk kelahiran sang jabang
bayi, selamat karena saatnya kini peran beru sebagai seorang ayah akan dilalui. Dalam
keadaan ini, tetaplah memperhatikan keadaan istri, termasuk bahu membahu menjaga dan
mengasuh anak yang kini hadir dan menjadi anggota baru keluarga

Вам также может понравиться