Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
➢ Human Trafficking
Dalam protokol PBB, untuk mencegah, memberantas, dan menghukum
perdagangan manusia, khususnya perempuan dan anak (2000), Suplemen Konvensi PBB
untuk melawan organisasi kejahatan lintas batas dikatakan : Perdagangan manusia
adalah pengrekrutan, pengiriman seseorang dengan ancaman atau penggunaan
kekerasan atau bentuk-bentuk lain dari pemaksaan, penculikan, penipuan, kebohongan
atau penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan atau memberi atau menerima
pembayaran atau memperoleh keuntungan agar dapat memperoleh persetujuan dari
seseorang yang berkuasa atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi. Eksploitasi termasuk,
paling tidak, eksploitasi untuk melacurkan orang lain atau bentuk-bentuk dari eksploitasi
seksual, kerja, atau pelayan paksa, perbudakan atau praktik-praktik srupa perbudakan,
penghambaan,atau pengambilan organ tubuh.5
Ada beberapa hal yang dapat dikategorikan sebagai perdagangan manusia, seperti
bekerja tanpa dibayar dan eksploitasi seksual. Eksploitasi seksual biasanya diderita oleh
anak atau perempuan yang dijanjikan pekerjaan tertentu tetapi pada kenyataannya
banyak oknum yang menyalahgunakan kesempatan ini, anak atau perempuan pada
akhrinya dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial. Oleh karena itu, perkembangan
teknologi seharusnya diiringi dengan pemahaman yang cukup mengenai baik-buruknya.
3"Human Security: a Refugee Perspective." Keynote Speech by Mrs Sadako Ogata, United Nations High Commissioner
for Refugees, at the Ministerial Meeting on Human Security Issues of the "Lysoen Process" Group of
Governments. Bergen, Norway, 19 May 1999. < http://www.unhcr.ch/refworld/unhcr/hcspeech/990519.htm>
4 Hans Van Ginkel, and Edward Newman. “In Quest of “Human Security.” diakses dari
<http://www.un.org/News/Press/docs/1999/19991012.dsgsm70.doc.html>
5http://www.pemantauperadilan.com/PERDAGANGANPEREMPUANDANANAK,SUATUPERMAS.pdf diakses pada tanggal 23
maret 2011
➢ Terorism
Terorisme merupakan aksi yang ditunjukkan melalui kekerasan yang mengancam
keamanan manusia. Langkah-langkah anti-terorisme dapat dijadikan sebagai
perlindungan bagi masyarakat atau individu. Pada saat ini negara memfokuskan
perhatiannya pada keamanan dan kebijakan nasionalnya kembali kepada keamanan
individu/warga negaranya dari ancaman terorisme. Secara keseluruhan, perang melawan
teror di Asia Tenggara telah ditandai oleh dominasi strategis daripada respon politik dan
kemanusiaan. Terosisme inilah menimbulkan rasa tidak aman yang timbul di dalam
perasaan tidak aman pada setiap individu.
➢ Pengungsi
Masalah pengungsi telah menjadi isu internasional yang harus segera ditangani.
Komitmen masyarakat internasional untuk menentang segala bentuk tindakan
pelanggaran HAM berat, baik itu kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan,
genosida, atau kejahatan lainnya yang dialami oleh para pengungsi. Kerjasama antar
negara juga penting guna mengatasi masalah pengungsi, terutama jika terjadi
perpindahan massal yang mendadak menyeberangi perbatasan negara. Gerakan
internasional bisa mengurangi beban yang ditanggung negara-negara perbatasan secara
signifikan, upaya yang dilakukan dapat berupa penyelesaian krisis politik di negara asal
pengungsi, bantuan keuangan dan materi kepada negara-negara suaka untuk membantu
pengungsi.
➢ Pelanggaran HAM
Ciri khusus dari perspektif ini adalah adanya jangkar aturan hukum dan konvensi
internasional yang digunakan untuk menghilangkan masalah-masalah human security.
Perspektif hak asasi manusia melihat bahwa ancaman utama bagi perspektif human
security adalah penolakan hak-hak asasi manusia dan tidak adanya supremasi hukum
(Donnelly, 1993: Lauren, 1998). Penganut perspektif hal asasi manusia selain berupaya
memperkuat kerangka legal normatif di level regional dan global, juga berusaha untuk
mempertajam dan memperkuat hukum hak asasi manusia serta sistem peradilan di level
nasional. Bagi mereka, institusi internasional merupakan titik sentral untuk
mengembangkan norma-norma hak asasi manusia yang pada akhirnya akan
menimbulkan konvergensi di tingkat nasioanal sesuai dengan standard-standard dan
peradilan yang terjadi di masing-masing negara.
➢ Isu Lingkungan
Keamanan lingkungan hidup. Hal ini bertujuan melindungi orang dari dampak buruk
kerusakan atau bencana alam, bencana alam akibat ulah manusia, dan menurunnya
kualitas lingkungan hidup. Di negara berkembang, rendahnya akses air bersih adalah
salah satu ancaman lingkungan terbesar. Di Negara maju, salah satu ancaman utama
adalah polusi udara. Selain itu Pemanasan Global (Global Warming), yang diakibatkan
emisi gas rumah kaca, adalah isu besar dalam keamanan lingkungan hidup. Keterbatasan
akan makanan, obat-obatan, air bersih, akses kesehatan, serta lingkungan yang sehat
menimbulkan berbagai penyakit menular dan mengakibatkan kematian secara tidak
langsung bagi pengungsi.
➢ Kemiskinan
Di negara – negara perkembang sangat rentan akan persoalan kemiskinan.
Ketidakstabilan ekonomi, politik, maupun sosial merupakan faktor terjadinya kemiskinan
negara – negara berkembang. Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana yang
dikutip dari Badan Pusat Statistika, antara lain :
a. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan, dan
papan)
b. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan,
pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi)
c. Tidak adanya jaminan masa depan (tidak adanya investasi untuk pendidikan dan
keluarga)
d. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
e. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam
f. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat
g. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencahaarian yang
berkesinambungan
h. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental
i. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita
korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil)6
Masyarakat atau individu apabila kemiskinan bisa diatasi oleh pemerintah. Pemerintah
sebagai fasilitator agar masyarakat bebas dari kemiskinan. Pengetahuan dan teknologi
6http://www.gudangmateri.com/2010/04/kemiskinan-di-indonesia.html
adalah dua hal penting demi terciptanya kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang
berpendidikan cenderung berpengetahuan lebih banyak dan memikirkan bagaimana
menjalani suatu kehidupan sekarang dan yang akan datang.
➢ Disease-Health Security
Keamanan kesehatan bertujuan menjamin perlindungan bagi manusia dari penyakit
dan gaya hidup yang tidak sehat. Di negara berkembang, penyebab utama kematian
adalah penyakit menular dan parasitik, yang membunuh 17 juta penduduk pertahun. Di
negara maju, pembunuh utama adalah penyakit sistem saluran pernapasan dan
pencernaan, yang membunuh 5,5 juta penduduk pertahun. Menurut data PBB, di negara
berkembang dan maju, ancaman keamanan kesehatan lebih mengancam penduduk
miskin di daerah pedesaan, terutama anak-anak. Hal ini terutama karena kurang gizi dan
kurangnya pasokan obat-obatan, air bersih dan kelengkapan kesehatan lainnya.
Dalam kondisi dimana tidak ada konflik bersenjata, penyakit menular dan berbagai
masalah kesehatan juga menjadi tantangan bagi ummat manusia. Globalisasi dan
borderless adalah merupakan fenomena yang tidak bisa dilepaskan dari konsep Health
Security. Hubungan lintas batas Negara yang tidak bisa dihindari menambah pekerjaan
rumah bagi Negara sebagai pemegang kedaulatan atas masyarakat untuk berperan aktif
dalam mencegah dan mengontrol penyebaran penyakit-penyakit menular yang dibawa
oleh warga Negara lain. Isu tentang keamanan kesehatan (health security) memiliki tingkat
urgensi yang sama pentingnya dengan isu pertahanan dan keamanan yang dijadikan
konsep bagi keamanan Negara (state security). Pendekatan keamanan pada bidang
kesehatan menekankan bahwa kesehatan adalah merupakan kebutuhan public yang
dapat diakses secara merata, yang terdiri dari dua komponen mendasar, yakni
empowerment and protection. Empowerment lebih ditujukan kepada kemampuan dalam
menigkatkan kapasitas individu dan komunitas dalam responsibilitas kesehatan
pribadinya, sedangkan Protection lebih ditujukan kepada tiga pilar institusi masyarakat
yakni: mencegah, memeriksa, dan mengantisipasi ancaman-ancaman terhadap
kesehatan.
Secara umum ancaman terhadap keamanan manusia di kawasan Asia Tenggara semakin
meningkat ekskalasinya dalam berbagai isu seperti: bencana alam (misalnya Tsunami,
gempa bumi Yogyakarta, Banjir dan letusan gunung Api di Filipina dan Indonesia, isu
kesehatan (HIV/ AIDS, flu burung dan SARS), isu lingkungan (asap dan deforestasi),
jaring pengaman sosial dalam situasi krisis, trafiking transnasional, Hak Azasi Manusia
(misalnya kasus Myanmar) dan perlunya mengembangkan lembaga penjaga perdamaian.
Serangkaian isu di atas menunjukkan bahwa individu semakin menjadi referensi utama
dalam soal keamanan.
Hal ini berimplikasi bahwa ASEAN dituntut untuk merealisasikan konsep human
security di kawasan Asia Tenggara terkait dengan keadaan global yang cenderung
mengancam keamanan individu setiap negara. Antar negara anggota ASEAN juga harus
bisa berkerjasama demi terciptanya perdamaian kawasan.
Contoh Kasus Ancaman Human Security Bagi Kemanan Nasional Dan Global
Ancaman Nasional
Ancaman human security dalam lingkup global kerap kali dirasakan oleh
masyarakat global belakangan ini. Hal ini bisa dilihat dari bebrapa kasus seperti
perubahan iklim dan cuaca yang menjadi begitu ekstrim, human traficking, belum lagi
dengan isu peningkatan nuklir yang terus dilakukan oleh negara-negara yang
mengembangkan nya. Hal-hal seperti ini merupakan ancaman security dalam lingkup
global yang harus diselesaikan.
Pasal 65 ayat (2) UU No.32 tahun 2009 tentang pengelolaan dan perlindungan lingkungan
hidup yang menyebutkan :
“bahwa setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi,
akses partisipasi dan akses keadilan dalam pemenuhan hak atas lingkungan hidup yang
baik dan sehat.”
Ancaman Global
Pasal 38 Konvensi Hak Anak tahun 1989 mewajibkan negara sebagaimana dikatakan
di dalam Pasal 77 (2) Protokol Tambahan I meletakkan kewajiban pada para pihak
yang terlibat konflik untuk tidak merekrut anak-anak yang belum mencapai 15 tahun
ke dalam angkatan bersenjata dan melibatkan mereka secara langsung dalam
pertempuran.
Pasal 4 ayat 3 Protokol Tambahan II 1977 Konvensi Jenewa 1949, yang digunakan
bagi konflik internal suatu negara, anak-anak yang usianya belum mencapai 15
tahun tidak dapat direkrut ke dalam angkatan perang atau di dalam kelompok-
kelompok yang terlibat atau ambil bagian dalam suatu konflik.7
7 http://banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/2010/01/tentara-anak.html#axzz3H9afkJ3g
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 20 November 1989.
“Paling tidak kampanye ini berhasil mengeluarkan hukum internasional yang menentang
kejahatan tersebut. Setelah bertahun-tahun berjuang akhirnya tahun 2002 diberlakukan
protokol tambahan dalam konvensi hak anak, yang melarang keterlibatan tentara anak-
anak dalam perang. Kini, ketetapan tersebut harus diterapkan.”8
Hal ini dikategorikan sebagai fenomena internasional dan kajian studi HI karena
hampir diseluruh bagian dunia terdapat tentara anak yang belum mampu untuk menjadi
tentara sesungguhnya. Tentara anak – anak hanya menyebabkan korban nyawa yang
lebih banyak. Banyak masa depan anak – anak di negara yang sedang terjadi konflik
menjadi suram karena mereka dipaksa menjadi tentara pada belum saatnya mereka
8 http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=1&jd=UNICEF%3A+Bekas+Tentara+Anak+Luncurkan+Buku&
dn=2 070610065029
menjadi tentara. Bahaya tentara anak – anak lebih terlihat lagi pada daerah perbatasan.
Seperti pengertian Sprout :
“HI sebagai fenomena adalah semua aspek internasional dari kehidupan sosial
manusia dimana semua ini mengacu pada perilaku manusia yang berasal dari batas
– batas suatu negara mempegaruhi perilaku manusia di batas Negara yang lain.”
2. Perwakilan Qatar di PBB, Sheikha Alia Ahmed bin Saif al Thani yang megatakan
negrinya menyambut baik upaya internasional untuk menghentikn recruitment
tentara anak.
3. Mantan Presiden Abraham Lincoln yang pada tahun 1861 mengumumkan bahwa
anak dibawah umur 18 tahun boleh menjadi barisan tempur dengan pebuh
perhatian dari orang tua.
Satu lagi contoh kasus adalah tentang nuklir. Kita mengetahui bahwa nuklir adalah
sumber tenaga yang sangat hebat, sangat kuat, tapi sangat susah untuk dikendalikan.
Namun walaupun begitu, masih banyak negara yang terus mengembangkan kekuatan
nuklir tersebut. Banyak negara seperti Amerikia Serikat, Korea Utara, dan Jepang yang
terus mengembangkan potensi nuklirnya dengan dalih untuk meningkatkan keamanan
negara masing. Hal ini memicu negara negara lain untuk mengembangkan nuklir juga
seperti Iran.
Pada 12-13 April 2010, di Amerika Serikat terdapat sebuah KTT yang membahas
nuklir besamaan dengan 47 negara lainnya yang termasuk Indonesia didalamnya.9 KTT ini
dibentuk untuk menekan pengembangan nuklir yang terjadi di Korea Utara dan demi
meloloskan pembuatan sanksi baru untuk Iran yang berkaitan dengan program nuklirnya
tersebut. Hal ini seperti terlihat dari ditandantanganinya START 2010 oleh pemerintah AS
dan Russia, yang dlam kesepakaan tersebut, kedua negara pemroduksi nuklir terbanyak
itu setuju untuk mengurangi jumlah hulu ledak nuklirnya sampai ke batas tertantu, hal
lainnya juga terlihat dari upaya Ukraina dalam memusnahkan reaktor-reaktor nuklir yang
ada di dalam negerinya agar tidak disalah gunakan oleh pihak-pihak tertentu.
9 http://politik.kompasiana.com/2010/04/15/pertaruhan-human-security-di-ktt-nuklir/