Вы находитесь на странице: 1из 34

Kuliah Kedua

KOPERASI DAN
PENGEMBANGAN
AGRIBISNIS

Lukman M Baga
Departemen Agribisnis
FEM-IPB
Apa Yang Anda Ketahui
Tentang Koperasi ???
They are the blind people
and co-operative is their elephant
Challenges : Bagaimana Memberi
Pemahaman kepada Mahasiswa
 Koperasi sebagai lembaga yang powerfull
bagi pengembangan agribisnis, khususnya
yag didominasi oleh petani kecil.
 Koperasi sebagai Lembaga berdimensi dua
yang unik  dual identity of members
 A Co-operative is not a company but has a
company
 Anggota yang membutuhkan koperasi
bukannya koperasi yang membutuhkan
anggota
 Koperasi harus mampu mengejar
keuntungan maksimal bagi usaha IT`S
anggotanya, bukan untuk dirinya sendiri
 Koperasi merupakan terobosan dunia kerja NOW OR
yang potensial
NEVER !
Mengapa Koperasi ?
 Organisasi swadaya (SHO) yang memiliki
perusahaan yang dikontrol secara demokratis
 Organisasi unik  berdimensi dua :
Ekonomi dan sosial  dua sisi mata uang
 Cocok untuk reformasi ekonomi bangsa yang
telah hancur kohesivitas sosialnya
 Koperasi membangun kembali modal sosial
Koperasi dan Pertanian
 Bargaining power  Countervailing
Power
 Market development and penetration
 Penyesuaian produk  processing
 Penanganan resiko bersama
 Pengembangan SDM petani
 Lapangan kerja
Permasalahan Koperasi di
Sektor Pertanian Indonesia
 Menjadi alat kebijakan pemerintah
 Proses pembodohon nilai-nilai koperasi
 Manajer diutamakan dari Leader
 Penumpulan jiwa wirausaha koperasi
 Koperasi lepas dari Departemen
Pertanian
Pangsa Pasar Koperasi Pertanian di Eropa
Negara Susu Buah-Sayur Daging Bijian
Belgia 50 70-90 20-30
Debmark 93 20-25 66-93 87
Jerman 55-60 60 30
Yunani 20 12-51 5-30 49
Spanyol 35 15-40 20 20
Perancis 49 35-50 27-88 75
Irlandia 100 30-70 69
Itali 38 41 10-15 15
Luxemburg 80 25-30 70
Belanda 82 70-96 35
Austria 90 50 60
Portugis 83-90 35
Finlandia 94 68
Swedia 99 60 79-81 75
Inggris 98 35-45 20 20
Mengapa Koperasi Pertanian

1. Terlepas dari besarnya skala usaha pertanian


yang dimiliki, petani pada umumnya merupakan
usaha yang relatif kecil dibandingkan dengan
partner dagangnya, sehingga petani pada
umumnya memiliki posisi rebut tawar yang lemah.
Mengapa Koperasi Pertanian
2. Pasar produk pertanian umumnya dikuasai oleh pembeli
yang jumlahnya relatif sedikit dibandingkan jumlah petani
yang sangat banyak.
3. Besarnya permintaan dari para pembeli produk pertanian
ini umumnya baru dapat dipenuhi dari menggabungkan
volume produksi banyak petani.
Mengapa Koperasi Pertanian

4. Pengaruh aspek biologis produksi pertanian menyebabkan


kualitas produksi yang bervariasi. Hal ini dapat
menyulitkan dalam proses pemasaran hasil produksi
pertanian. Disamping itu akan sangat menyulitkan bagi
petani yang memasarkan produknya secara individual.
Mengapa Koperasi Pertanian

5. Karakter sektor pertanian yang secara geographis


tersebar menyebabkan hanya sedikit kalangan
petani yang berlokasi dekat dengan pasar. Hal ini
juga menyebabkan rendahnya kemampuan petani
menjangkau berbagai alternatif pembeli
Mengapa Koperasi Pertanian

6.  Kualitas sumberdaya manusia petani yang umumnya


relatif rendah, sehingga relatif sulit untuk
meningkatkan usahanya jika dilakukan secara
individual.
7. Suasana kehidupan dan kerja para petani yang dekat
dengan alam sedikit banyak berpengaruh pada pola
hidup yang mengajak masyarakat secara bersama-
sama berikhtiar untuk memecahkan masalah bersama.
MANFAAT KOPERASI BAGI PETANI

1.  Melalui koperasi petani dapat memperbaiki


posisi rebut tawar mereka baik dalam memasarkan
hasil produksi maupun dalam pengadaan input
produksi yang dibutuhkan. Posisi rebut tawar
(bargaining power) ini bahkan dapat berkembang
menjadi kekuatan penyeimbang (countervailing
power) dari berbagai ketidakadilan pasar yang
dihadapi para petani.
MANFAAT KOPERASI BAGI PETANI

2. Dalam hal mekanisme pasar tidak


menjamin terciptanya keadilan, koperasi
dapat mengupayakan pembukaan pasar
baru bagi produk anggotanya. Pada sisi
lain koperasi dapat memberikan akses
kepada anggotanya terahadap berbagai
penggunaan faktor produksi dan jasa
yang tidak ditawarkan pasar.
MANFAAT KOPERASI BAGI PETANI

3. Dengan bergabung dalam koperasi, para petani


dapat lebih mudah melakukan penyesuaian
produksinya melalui pengolahan paska panen
sehubungan dengan perubahan permintaan pasar.
Pada gilirannya hal ini akan memperbaiki efisiensi
pemasaran yang memberikan manfaat bagi kedua
belah pihak, dan bahkan kepada masyarakat umum
maupun perekonomian nasional.
MANFAAT KOPERASI BAGI PETANI

4. Dengan penyatuan sumberdaya


para petani dalam sebuah koperasi,
para petani lebih mudah dalam
menangani risiko yang melekat pada
produksi pertanian, seperti: pengaruh
iklim, heterogenitas kualitas produksi
dan sebaran daerah produksi.
MANFAAT KOPERASI BAGI PETANI
 5. Dalam wadah organisasi koperasi, para petani
lebih mudah berinteraksi secara positif terkait
dalam proses pembelajaran guna meningkatkan
kualitas SDM mereka. Koperasi sendiri memiliki
misi khusus dalam pendidikan bagi anggotanya.

6. Berdirinya koperasi sekaligus membuka


lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi para
petani anggota maupun masyarakat di sekitarnya.
Berapakah usia wanita ini ?

Sebagian masyarakat memahami bahwa


lembaga Koperasi sebagai wanita cantik yang
sangat dinanti, namun ada yang memahami
Gambar apakah ini ?

Sebagian masyarakat menjadikan koperasi sebagai wahana


perjuangan ekonomi rakyat yang harus selalu dikembangkan,
sementara sebagian lainnya menganggap koperasi sebagai
lembaga yang harus dienyahkan, karena akan mengganggu
kepentingan mereka dalam mengeksploitasi rakyat banyak
Koperasi Persusuan

Koperasi Pertanian
yang bukan KUD
Contoh
Berkembangnya
Gerakan
Koperasi
Persusuan.
Gambar atas
Koperasi SAE
Pujon-Malang,
dan bawah
Koperasi Grati-
Pasuruan
Contoh
Berkembangnya
Gerakan Koperasi
Persusuan.
Gambar atas KPLP
Setia Kawan-
Nongkojajar-
Pasuruan,
dan bawah
KUD Batu-Malang
Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS)-
Pangalengan, merupakan Koperasi Primer yang
menjadi motor penggerak Koperasi Sekunder
Characteristics of Milk Agribusiness
 Perishable
 Voluminous
 Bulky
 Lack of accessibility
 Low quality Human resources

Not easy at all


Determinant Factors of Milk Quality
Quantity/ Availability Quantity/ Availability
Dose and Quality
Quality
Frequency

Kind of Raw Concentrate feed


Material Marketing Grass Location
Feeding
Lactation Management
periode Perception
Age
Total Solid Attitude
Genetics Milk cows’
Condition
Healthy
Motivation
Livestock Quality Human Resource
Management
of Milk Knowledge
Stall Condition

Skill
Total Plate
Count
Tools- Handling
Hygiene Milking
Equipment Processes
Gap time before
Availability processing Collecting

Tools Quality Transporting


Dev. of Milk Agribusiness: Milestones (1)
 <1900 : introduce of milk drink habit (Dutch)
 1949 : the first of milk co-operatives (till 1963)
 1962-1969 : dairy farmer Co-ops  Pujon, Nongkojajar, Grati,
KPBS, KPS Bogor
 1973 : BUUD  1978 : KUD  Milk KUD
 1978 : Ministry of Co-operative  Milk Agribusiness Development
BKKSI (Co-ordination Board of Indonesian Milk Co-operatives)
 1979 : GKSI (secondary milk co-op)
 1982-88 : Director General for Livestock  Daman Danuwidjaja
 1985 : TKPN (Co-ordination Board of National Milk Development)
Dev. of Milk Agribusiness (2)
Job Description between GKSI and Primary Milk
Co-operatives in Developing of Milk Agribusiness

Pre Production Farming Processing Marketing

GKSI Primary co-ope- GKSI GKSI


ratives/Members

Feed
Partnership Livestock Milk
Extension Management Treatment
Credit
Development of Milk Production per five year (1979-1999)

Items 1979 1984 1989 1994 1999

No. of Diary Co-ops and 27 180 198 206 219


KUD Milk Unit:
Farmer 1.497 32.999 58.797 80.066 64.798

Dairy Cattle Population 5.987 131.997 235.188 320.262 259.191


(heads):
Milk Production (million 72,20 179,00 338,20 426,70 436,00
kg)
Contribution of Dairy Co- 17,5 92,6 81,4 84,8 92,3
op and KUD (%)
Milk Ration : Domestic and 1 : 20 1 : 3,5 1 : 0,7 1:2 -
Imported
Milk sold value (mill USD) 2,04 43,39 102,35 185,37 420,91

Imported Milk Substi­tution 3,24 42,13 57,76 85,40 58,78


(mill USD)
Source: GKSI, 2002
 
Tren Jumlah Populasi Sapi Perah dan
Produksi Susu (1969-1999)
500

Dairy C attle P o pulatio n (000


400 heads ):
Milk P ro duc tio n (m illio n kg)

300

200

100

0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999
Tren Penyerapan Tenaga Kerja pada
Agribisnis Persusuan (1979-1999)
160

140

120

100

80

60

40
20

0
1979 1984 1989 1994 1999

Farmer
Labor
No. of Co-ops Staffs
No. of Labor outside Co-op /KUD
Siapa yg berperan dalam pembangunan
Koperasi Persusuan di Indonesia ?

Drh. H. Daman Danuwidjaja


Pendiri dan Ketua KPBS dan
juga GKSI

Berperan sebagai Alumni FKH-IPB, 1963


WIRAKOPERASI
Wirakoperasi
Lokomotif Pengembangan Ekonomi Petani

Sektor Agribisnis Indonesia


SANGAT MEMBUTUHKAN
lebih banyak lagi
DAMAN DANUWIDJAJA
lainnya !!

Andakah Salah
Satunya ??
YES !

Вам также может понравиться