Вы находитесь на странице: 1из 15

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Di lingkungan Industri-industri di balikpapan pembuatan besi tuang pada umumnya


menggunakan tanur tinggi yang sudah dikenal sejak nenek moyang mereka. Namun karena
proses pembuatan dan pengolahannya hanya sebatas melebur kembali besi cor bekas maka
hasil produksinya tidak memenuhi persyaratan industri. Untuk mencegah terjadinya
kesalahan pada proses peleburan, di lakukan proses peramuan bahan baku dengan
menambahpig iron, cast iron scrap dan baja bekas dan bahan paduan. Penambahan bahan
baku tersebut untuk menambah unsur yang hilang akibat terbakar dan mengurangi unsur yang
masuk karena kontak langsung dengan kokas maupun bahan tahan api yang dipasang pada
dinding tanur.

Besi tuang biasanya banyak dipergunakan untuk pembuatan rumah pompa, rumah
mesin, suku cadang mesin, ornamen dan peralatan rumah tangga. Dia harus mempunyai
kualitas sesuai standard industri, dan harus mempunyai harga jual yang mampu bersaing di
pasar lokal maupun internasional. Untuk memproduksi besi tuang, sebagian besar Industri
Pengecor Logam di Lingkungan Ceper menggunakan tanur tinggi. Tanur ini memiliki
konstruksi seperti tabung dengan diameter luar sekitar 1000 mm. Dibagian dalam diberi
lapisan batu tahan api untuk mengisolasi panas, sedang dibagian bawah diberi lubang untuk
memasukan angin untuk memasukan oksigen kedalam tanur, dan sekaligus untuk
mengeluarkan logam cari dari dalam tanur. Di bagian tengah dipasang poros melintang untuk
menungkik tanur saat mengeluarkan logam cair dari dalam tanur. Beberapa Industri Kecil
hanya menggunakan besi cor bekas (cast iron scrap) sebagai bahan bakunya dan kokas
sebagai bahan bakarnya. Besi cor bekas dan kokas dimuat kedalam tanur secara bergantian
hingga tanur penuh dengan perbandingan sekitar 100 kg besi cor bekas : 15 kg kokas. Alas
kokas yang sudah membara karena disulut sebelum bahan baku dimuat, disembur dengan
udara segar untuk memasukan oksigen kedalam tanur. Dalam waktu yang tidak lama setelah
angin disemburkan, sebagian besar kokas terbakar dan bahan baku mencair, setelah mencapai
jumlah dan suhu tertentu besi cair dikeluarkan dan kemudian dituang kedalam dituang
kedalam cetakan.
I.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam membuat makalah tentang besi tuang
diantaranya sebagai berikut :

1) Menambah dan memperluas wawasan penulis tentang besi tuang.


2) Menambah dan memperluas wawasan penulis tentang disiplin ilmu yang telah
didapatkan dalam kegiatan perkuliahan.
3) Untuk mengetahui dan mempelajari cara dan proses pengolahan besi tuang.
4) Untuk mengetauhi dan mengatasi kelemahan besi tuang.

I.3 Manfaat

Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dari makalah yang dibuat oleh penulis,
selain menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya tentang besi tuang secara mendetail,
penulis juga dapat :

1) Membandingkan pengertian tentang besi, besi tuang, dan baja sehingga


dapat lebih memahami kaidah – kaidah ilmu pengetahuan dan aplikasinya.

2) Menambah referensi tentang pengenalan besi tuang.


BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Besi Tuang ( Cast Iron )

Sebaimana namanya besi ini dibuat dengan cara dituang atau dicor, bahan ini
diperoleh dari besi gubal, besi gubal ini dilebur untuk memperoleh tingkat kandungan karbon
yang diinginkan kemudian dituang atau dicor atau dicetak untuk mendapatkan bentuk yang
diinginkan. Besi cor kelabu merupakan salah satu jenis besi cor yang tergolong
penggunaannya paling banyak, untuk:

• Bagian kendaraan bermotor: blok mesin, tutup silinder, rumah engkol, selubung
silinder, roda daya, tromol rem, dst
• Mesin perkakas: gear box, badan mesin, meja, pegangan, dst.
• Mesin hidrolis: rumah pompa, turbin, motor, katup, dst
• Peralatan pabrik: ragum, kupling, rumah roda gigi, roda gigi, dst

II.1.1 Komposisi Besi Tuang


Komposisi besi tuang adalah unsur-unsur kimia yang digunakan dalam proses
pengolahan dan pengecoran, terutama pada komponen-komponen mesin yang
menggunakan besi tuang.

 Komposisi dari besi tuang terdiri dari 5 yaitu:


1) Karbon
Karbon sebagai unsur paling penting mempunyai pengaruh sangat besar
terhadap sifat mekanik, seperti: kekuatan tarik, regangan patah, kekerasan, dll.
Jumlah karbon di dalam besi tuang sekitar 2-3,7 %, dia menempatkan diri pada
dua kondisi, yaitu membentuk senyawa kimia Fe3C yang dikenal dengan
sementit, dan dalam keadaan bebas yang dikenal dengan grafit.

2) Silikon
Silikon memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perubahan sifat
mekanik. Karbon dan silikon mempunyai fungsi yang mirip, kedua-duanya
mendorong pembentukan grafit sehingga kandungan kedua unsur ditentukan
berdasarkan harga tingkat kejenuhan karbon (sattigungsgrad). Silikon
ditambahkan sekitar 1,4-2,3% untuk menggalakkan pembentukan grafit.
Silikon didalam besi menempatkan diri didalam ferit.

3) Fosfor
Fosfor bahan ini membuat besi mudah mencair dan bertambah getas. bila
kandungan fosfor lebih dari 0.3 persen besi tuang menjadi kehilangan
kekuatannya dan tidak mudah dikerjakan dan bila besi yang diinginkan amat
halus dan tipis maka kandungan fosfornya bervariasi antara 1% - 1,5% .
fosfor di dalam besi tuang hingga 0,3% akan membentuk senyawa Fe3P dan
mampu alir menjadi lebih tinggi karena suhu eutektik turun hingga 956 0C.
fosfor diperlukan untuk pembuatan benda cor tipis, namun pemberian terlalu
banyak bisa mengakibatkan timbulnya lubang-lubang kecil pada permukaan,
maka kandungan fosfor dibatasi antara 0,2-2,0%.

4) Mangan
Bahan ini membuat besi tuang kuat dan getas dan kandungan mangan
tidak boleh dari 0,7%. Mangan dibutuhkan untuk merangsang pembentukan
struktur perlit, juga diperlukan untuk mengikat sulfur membentuk senyawa
MnS. Jumlah kandunngan mangan sekitar 0,5-0,7%.

5) Sulfur
Sulfur bahan ini membuat besi tuang keras dan gatas. adanya bahan ini
membuat besi tuang cepat mengeras , yang berakibat adanya cacat yang
berupa pori2 udara yang terperangkap kandungan belerang umumnya tidak
lebih dari 0.1 persentidak memberikan keuntungan, justru merugikan karena
pada saat cair, besi menjadi kental dan pada saat padat besi menjadi rapuh.
Kandungan sulfur maksimal 0,15%. Sulfur masuk ke dalam besi karena
kontak langsung dengan kokas atau terbawa oleh bahan baku: pig iron (besi
kasar), besi cor bekas atau baja bekas.
BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Pengenalan Tentang Besi Tuang


sebagaimana namanya besi ini dibuat dengan cara dituang atau dicor, bahan ini
diperoleh dari besi gubal, besi gubal ini dilebur untuk memperoleh tingkat kandungan karbon
yang diinginkan kemudian dituang atau dicor atau dicetak untuk mendapatkan bentuk yang
diinginkan.

III.1.1 Jenis Besi Tuang


Ada beberapa jenis Besi Tuang (Cast Iron) yaitu :

1. Besi Tuang Putih (White Cast Iron).

Dimana Besi Tuang ini seluruh karbonnya berupa Sementit sehingga mempunyai
sifat sangat keras dan getas. Mikrostrukturnya terdiri dari Karbida yang menyebabkan
berwarna Putih.

2. Besi Tuang Mampu Tempa (Malleable Cast Iron)

Besi Tuang jenis ini dibuat dari besi tuang Putih dengan melakukan heat
treatment kembali yang tujuannya menguraikan seluruh gumpalan graphit (Fe3C)
akan terurai menjadi matriks Ferrite, Pearlite dan Martensite. Mempunyai sifat yang
mirip dengab Baja.

3. Besi Tuang Kelabu (Grey Cast Iron).

Jenis Besi Tuang ini sering dijumpai (sekitar 70% besi tuang berwarna abu-abu).
Mempunyai graphite yang berbentuk FLAKE. Sifat dari Besi Tuang ini kekuatan
tariknya tidak begitu tinggi dan keuletannya rendah sekali (Nil Ductility).

4. Besi Tuang Nodular (Nodular Cast Iron)

Nodular Cast Iron adalah perpaduan besi tuang kelabu. Ciri besi tuang ini bentuk
graphite flake dimana ujung – ujung flake berbentuk takik-an yang mempunyai
pengaruh terhadap ketangguhan, keuletan & kekuatan oleh karena untuk menjadi
lebih baik, maka graphite tersebut berbentuk bola (spheroid) dengan menambahkan
sedikit inoculating agent, seperti magnesium atau calcium silicide. karena besi tuang
mempunyai keuletan yang tinggi maka besi tuang ini di kategorikan ductile cast iron.
III.1.2 Sifat Besi Tuang
Sifat-sifat besi tuang diantaranya :
a. Keras dan mudah melebur dan mencair
b. Getas sehingga tidak dapat menahan lenturan.
c. Temperatur leleh 1250 0C.
d. Tidak berkarat.
e. Tidak dapat diberi muatan magnet.
f. Dapat dikeraskan dengan cara dipanasi kemudian didinginkan secara
mendadak Menyusut waktu pendinginan.
g. Kuat dalam menaha gaya desak tetapi lemah dalam menahan gaya tarik
.kuat desaknya sekitar 600 Mpa, ada yang kuat tariknya sekitar 50 Mpa.
h. Tidak dapat disambung dengan paku keling atau dilas, dua buah besi tuang
hanya dapat disambung dengan baut dan sekrup.

III.1.3 Aplikasi Besi Tuang


Aplikasi pada besi tuang :
a. pipa yang menahan tekanan luar sangat tinggi
b. tutup lubang saluran drainase dan alat saniter yang lain
c. bagian struktur rangka yang menahan gaya desak
d. bagian mesin, blok mesin, dan sebagainya
e. pintu gerbang, tiang lampu dan sebagainya,
f. sendi, roll, jembatan

III.2 Proses Pengolahan


Besi tuang di hasilkan dengan cara mencairkan besi kasar di dalam dapur yang sesuai,
terlebih dulu di tambahkan besi bekas atau baja bekas sebelum proses pencairan berlangsung
atau sebelum proses penuangan selesai. Peleburan besi tuang biasanya di lakukan di dalam
tungku yang sering di sebut kupola, proses peleburannya terjadi secara continue, artinya
begitu muatan logam mencair maka langsung mengalir ke luar tungku, di tampung di alat
perapian depan yang kemudian di angkut menggunakan ladel untuk di tuang ke dalam
cetakan. Proses pengolahan meliputi, peleburan, pembuatan model dan membuat cetakan .
Bila dilihat dari cara penuangan logam cair ke dalam cetakan, maka jenis cetakan dapat golongkan
menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu:
A. Cetakan diam atau “stationary mould”
B. Cetakan bergerak atau “non-stationary mould”

A. Cetakan Diam, terdiri dari:


1. Cetakan Pasir: 2. Invesmen Casting (Presisi)
- Green sand moulding
- Dry sand moulding
- Loam (tanah liat) moulding
- Hot box proses, CO 2 proses dan Shell moulding

B. Cetakan Bergerak, terdiri dari:


1. Investment casting
2. Centrifugal casting

• Klasifikasi Cetakan dapat di klasifikasi kan ke dalam 2 (dua) kelompok, yaitu:


1). Ditinjau dari bahan yang pembuat nya, terdiri dari:
(a). Cetakan pasir basah (green sand moulding) → dari pasir cetak yang masih basah
b). Cetakan kulit kering (skin dried moulding) → lapisan pola akan mengeras bila terkena panas
(c). Cetakan pasir kering (dry sand moulding) → menggunakan pasir yang kasar
d). Cetakan lempung (loam moulding) → terbuat dari batu bata, diberi lempung, u/ B.K yg besar
e). Cetakan furan (furan moulding) → terbuat dari resin, untuk sekali pakai
f). Cetakan CO 2 → pasir dicampur natrium silikat, dialirkan CO2, maka campuran mengeras
g). Cetakan logam → proses cetak-tekan (die casting), logam yang titik cair nya rendah
h). Cetakan khusus → terbuat dari plastik, kertas, kayu, semen, plester atau karet

III.3 Proses Pengecoran


Pada pengertian pengecoran disini adalah: penuangan logam cair ke dalam cetakan yang sebelumnya,
inti harus dimasukkan terlebih dahulu.

 PEMBONGKARAN/PENGELUARAN BENDA CORAN ( BELUM BERSIH)

Setelah, logam cair di dalam cetakan membeku, maka benda cor nya di keluarkan (pasir cetak bisa
rusak, bisa juga tidak → di daur ulang). Benda cor yang dikeluarkan, masih sangat kotor, untuk itu
perlu di bersihkan.

• Pembersihan
Catatan:
- Untuk memudahkan pengeluaran model, maka model harus berbentuk tirus
- Untuk bentuk-bentuk yang sulit, cetakan dapat dibuat lebih dari 2 (dua) bagian.

 PERLAKUAN PANAS CORAN


Ilustrasi:

Bila logam cair membeku, maka akan terjadi penyusutan dan bila solidifikasi (proses
penyusutan) tersebut tidak dikendalikan dengan baik, maka akan terjadi rongga-rongga penyusutan
yang besar. Solidifikasi harus dikendalikan sedemikian rupa, sehingga rongga penyusutan hanya
terjadi di daerah saluran turun/saluran masuk atau pada saluran penambah.
Pada gambar ilustrasi diatas, terlihat adanya gradien suhu dan garis-garis isotermal serta arah
aliran panas di dalam suatu benda coran.
Umumnya, rongga-rongga penyusutan terjadi di daerah dimana terdapat pembekuan yang paling
akhir, artinya di daerah yang suhu nya paling tinggi (panas terperangkap).
Untuk mengatasi hal tersebut, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain:
- menyiapkan logam cair “stand-by” di daerah saluran penambah
- memasang “chill” (batang logam) di daerah panas terperangkap, dengan demikian panas dapat
disalurkan dengan cepat keluar
- menempat kan bahan kimia “eksotermik” dai daerah benda coran, dengan demikian suatu
daerah tertentu akan tetap panas
- menempatkan pompa vacuum dibagian bawah cetakan, sehingga logam cair mengalir lebih
cepat untuk mengisi seluruh rongga-rongga cetakan
- membuat cetakan lebih dari 2 (dua) bagian, sehingga tidak ada daerah dimana panas dapat
terperangkap.

BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Besi Tuang adalah

• Dengan penerapan teknologi peramuan yang benar maka dihasilkan kualitas produk
yang lebih baik, sehingga industri kecil dengan tanur tungkiknya mampu memproduksi
besi tuang kelabu (FC) sesuai standar baku industri.
• Efek positif lain yang bisa diraih adalah adanya peningkatan produktivitas melalui
penurunan biaya bahan baku dan menekan tingkat kegagalan (rejection). Dengan
demikian harga jual produk dapat lebih rendah (meningkatkan daya saing)
• Adanya peningkatan kualitas dan penurunan biaya proses akan menaikan nilai tambah
produk (potensi ekonomis) yang berdampak secara nasional dengan timbulnya kesiapan
pengusaha kecil untuk terjun dalam persaingan perdagangan bebas.

IV.2 Saran
• Harus ada pembinaan berlanjut atas industri kecil ini baik dari pemerintah maupun
pengusaha pengguna produk tuangan.
• Tindak lanjut pengembangan proses pendukung lain dalam pengecoran logam (desain
tuangan, gugus kendali mutu, manajerial, dll.).

IV.3 Daftar Pustaka


Peleburan besi tuang biasanya di lakukan di dalam tungku yang sering di sebut kupola, proses
peleburannya terjadi secara continue, artinya begitu muatan logam mencair maka langsung
mengalir ke luar tungku, di tampung di alat perapian depan yang kemudian di angkut
menggunakan ladel untuk di tuang ke dalam cetakan
Secara umum Besi Tuang (Cast Iron) adalah Besi yang mempunyai Carbon content 2.5% –
4%. Oleh karena itu Besi Tuang yang kandungan karbonnya 2.5% – 4% akan mempunyai
sifat MAMPU LASNYA (WELDABILITY) rendah. Karbon dalam Besi Tuang dapat berupa
sementit (Fe3C) atau biasa disebut dengan Karbon Bebas (grafit). Perlu di ketahui juga
kandungan FOSFOR dan SULPHUR dari material ini sangat tinggi dibandingkan Baja.

Ada beberapa jenis Besi Tuang (Cast Iron) yaitu :

5. BESI TUANG PUTIH (WHITE CAST IRON).Dimana Besi Tuang ini seluruh
karbonnya berupa Sementit sehingga mempunyai sifat sangat keras dan getas.
Mikrostrukturnya terdiri dari Karbida yang menyebabkan berwarna Putih.
6. BESI TUANG MAMPU TEMPA (MALLEABLE CAST IRON).Besi Tuang jenis ini
dibuat dari Besi Tuang Putih dengan melakukan heat treatment kembali yang
tujuannya menguraikan seluruh gumpalan graphit (Fe3C) akan terurai menjadi
matriks Ferrite, Pearlite dan Martensite. Mempunyai sifat yang mirip dengab Baja.
7. BESI TUANG KELABU (GREY CAST IRON).Jenis Besi Tuang ini sering dijumpai
(sekitar 70% besi tuang berwarna abu-abu). Mempunyai graphite yang berbentuk
FLAKE. Sifat dari Besi Tuang ini kekuatan tariknya tidak begitu tinggi dan
keuletannya rendah sekali (Nil Ductility).
8. BESI TUANG NODULAR (NODULAR CAST IRON)NODULAR CAST IRON
adalah perpaduan BESI TUANG KELABU. Ciri Besi tuang ini bentuk graphite
FLAKE dimana ujung – ujung FLAKE berbentuk TAKIK-AN yang mempunyai
pengaruh terhadap KETANGGUHAN, KEULETAN & KEKUATAN oleh karena
untuk menjadi LEBIH BAIK, maka graphite tersebut berbentuk BOLA (SPHEROID)
dengan menambahkan sedikit INOCULATING AGENT, seperti Magnesium atau
calcium silicide. Karena Besi Tuang mempunyai KEULETAN yang TINGGI maka
besi tuang ini di kategorikan DUCTILE CAST IRON.

FAKTOR-FAKTOR APA YANG MEMPENGARUHI SIFAT MAMPU LAS


(WELDABILITY) PADA MATERIAL INI ???

1. Ketegangan saat pendinginan.Secara teori pengelasan (welding) material las (logam


las / weld metal) akan berkontraksi selama pendinginan. Karena kerapuhan dari besi
tuang inilah kontraksi cast iron mempunyai kemampuan yang lebih rendah
dibandingkan Baja.
2. Bentuk yang tidak beraturan.Umumnya Besi Tuang ini dibuat dalam bentuk yang
tidak berarturan atau boleh saya bilang artistik. Dengan adanya bentuk yang rumit
besi tuang tersebut sedikit banyak mempunyai ketebalan yang tidak seragam hal ini
akan mempengaruhi kontraksi tegangan yang terjadi pada material tersebut dan
mudah terjadi retak dan perlu diingat juga yang melatarbelakangi ini adalah sifatnya
yang mempunyai daya lentur yang sangat rendah.
3. HAZ yang keras.HAZ pada Besi Tuang yang berdekatan dengan Weld Metal akan
mempunyai sifat yang KERAS. Pengerasan ini diakibatkan oleh adanya bagian HAZ
yang tidak ikut mencair.
4. Pengikatan Karbon dari Base Metal.Akibat Pengelasan Besi tuang yang tercampur
dengan Base Metal akan menyebabkan terjadinya pengikatan KARBON pada WELD
METAL sehingga menyebabkan peningkatan kandungan SULFUR dan PHOSPOR
dalam WELD METAL tersebut.
5. Penyerapan Minyak pada Besi Tuang.Karena bentuk kareketeristik material ini rata-
rata berpori maka kemungkinan terjadinya peresapan minyak dalam graphite yang
menyebabkan porositas pada logam las. Biasanya sering dialami oleh temen praktisi
welding, repair pada saat maintenance.

Mengapa Cast Iron jika di Las Sering terjadi retak? Sebelum kita bahas hanya keretakan pada
Cast Iron, ada baiknya jika kita mengerti terlebih dahulu apa yang disebut Crack pada logam,
apa yang menyebabkan crack pada logam, apa pengaruh Chemical Composition terhadap
mudah tidaknya suatu logam retak, Apa itu diagram CCT dan CCCT, dll. Sehingga kita tidak
salah dalam mengambil kesimpulan dalam memahami terjadinya crack pada pengelasan Cast
Iron…..

Keretakan pada proses pengelasan Cast Iron, ada beberapa faktor yang saling dukung
mendukung sehingga memudahkan terjadinya Crack.

Вам также может понравиться