Вы находитесь на странице: 1из 16

VOL.

02 | 2006

Berkembangnya pasar modern menyediakan alternatif saluran penjualan COVERSTORY: PRIVATE LABEL BRAND
bagi merek manufaktur sekaligus pesaing yang dapat mencuri pangsa
pasar merek manufaktur dengan private label brand-nya. INTERNALBRANDING: BERSIH SEHAT
Akankah mereka menjadi “serigala berbulu domba?” BRANDINSIGHT: PERANG DI INDUSTRI CAT

www.indonesiabrandjournal.com Khusus Untuk OCTOBRAND Network


02 • 2006

Brand Strategy Journal of OCTOBRAND

CONTENTS:
[03] Internal Branding [14] Destination Brand
Internal Branding ala Bersih Sehat New Zealand
[04] Cover Story [15] Octobrand Book Club
Private Label Brand B2B Branding
[12] Brand Insight
Perang di Industri Cat

Catatan Redaksi
Tim OctoBrand mengucapkan terima kasih atas pada saat yang bersamaan juga meluncurkan online edition-
sambutan dan antusiasme yang luar biasa dari para nya di www.indonesiabrandjournal.com
pembaca. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya permintaan Bagi para pembaca yang tertarik dengan dunia
untuk mengirimkan Indonesia Brand Journal dari berbagai branding dan tidak ingin ketinggalan berita dan ilmu,
praktisi dan akademisi baik di Jakarta maupun daerah. dapat langsung masuk ke website tersebut yang akan
Mudah-mudahan antusiasme tersebut dapat terpenuhi di-update secara berkala. Para anggota yang terdaftar di
dengan hadirnya Indonesia Brand Journal Edisi Ke-2 ini Indonesia Brand Journal Online Edition juga akan menda-
Masukan-masukan yang berharga dari para pembaca patkan knowledge update secara berkala baik berupa
menjadikan Edisi Ke-2 ini lebih berbobot, bernilai dan penuh konsep maupun perkembangan terbaru persaingan merek di
dengan ide dan pengetahuan. Indonesia dan dunia. So..... segeralah bergabung.
Di Edisi ke-2 ini, Tim OctoBrand mencoba berbagai Namun jangan khawatir, Indonesia Brand Journal
cerita tentang perkembangan Private Label Brand. Analisa printed edition juga akan terus menghampiri pembaca
komprehensif tentang kehadiran Private Label Brand baik secara berkala dengan ilmu dan konsep branding terbaru
dari perspektif manufaktur yang memiliki merek-merek sebagai wujud tanggung jawab Indonesia Brand Journal
nasional maupun dari perspektif para pengecer sebagai sebagai Indonesia’s Leading Brand Resources.
pemilik Private Label Brand.
Dalam rangka memenuhi keinginan sebagian besar Selamat membaca,
pembaca untuk mendapatkan knowledge update secara
berkala tentang dunia branding, Indonesia Brand Journal Redaksi

Pemimpin Umum : Bernhard A. Subiakto Penerbit : PT Octobrand Asia


Wakil Pemimpin Umum : Yan Gunawan
Pemimpin Redaksi : Sumardy Alamat Redaksi/sirkulasi:
Staf Redaksi : Adma Sari, M Fransisca Grand ITC Permata Hijau. Sapphire 21-22.
Desain/Layout : Felicia Winata Jl. Arteri Permata Hijau. Jakarta 12210
Ilustrasi Sampul : David Skywalker Telp: (021) 5366 4272-73
Percetakan : PT. Printindo Utama Fax : (021) 5366 4252

Dilarang mengutip/atau memperbanyak sebagian atau tulisan dari isi majalah ini tanpa seijin penerbit.

2 • brandjournal • 02 | 2006
INTERNALBRANDING

Internal Branding
ala Bersih Sehat
M. Fransisca – Business Analyst
marcalais.fransisca@octovate.com

Apa yang ada di benak Anda jika mendengar “Bersih Sehat”? Bagi Anda yang menyukai
pijat-memijat, pasti cukup akrab dengan brand yang satu ini. Bersih Sehat dapat dikatakan
merupakan merek pelopor di industri griya pijat.
Di saat banyaknya nada miring terhadap bisnis yang tentu saja menghabiskan dana perusahaan yang tidak
satu ini, Bersih Sehat muncul sebagai sebuah merek yang sedikit, namun semua itu dijalankan dengan kesadaran
tidak hanya memberikan janji tetapi bukti nyata. Apa yang bahwa citra merek harus tetap dijaga dan citra merek
dipraktekkan sehari-hari sesuai dengan nama mereknya. tersebut ada di tangan semua staff Bersih Sehat.
Ya Bersih, Ya Sehat. Itulah gambaran yang muncul di benak Program-program yang dijalankan menunjukkan bukti
pelanggan setelah selesai menikmati pijat di Bersih Sehat. nyata kepada semua staff bagaimana arti dari bersih dan
Seperti kita ketahui, industri jasa seperti ini memang sehat yang menjiwai bisnis Bersih Sehat sehari-harinya.
rentan dengan isu-isu negatif. Hal ini disebabkan karena brand Kebijakan perusahaan yang secara nyata mempraktekkan
image-nya sangat dipengaruhi oleh staff yang melayani arti dari bersih dan sehat tersebut menjadi sebuah brand
pelanggan. Tidak mudah untuk menjaga dan mengelola guideline bagi setiap staff bagaimana melayani pelanggan
masing-masing staff agar berperilaku sesuai dengan sehingga dapat terus mempertahankan citra merek.
janji yang telah diberikan oleh Bersih Sehat. Bersih Sehat memiliki keyakinan bahwa pelanggan
Bersih Sehat yang didirikan sejak 1983 oleh Bapak pertama adalah karyawan mereka sendiri. Kemampuan untuk
Hariono ini memang bukan sembarang griya memuaskan karyawan akan berdampak pada
pijat. Selain memiliki brand positioning peningkatan kepuasan pelanggan. Segala
yang kuat sebagai griya pijat, Bersih Sehat sesuatunya harus berawal dari dalam diri
merupakan merek pertama dan satu-satunya perusahaan dan masing-masing individu.
yang telah berhasil mendapatkan sertifikasi ISO 9001-2000 Hal ini dibuktikan dengan pencarian staff yang memiliki
dan memperoleh Adi Karya Wisata 2004 dari Gubernur kriteria khusus sesuai dengan
DKI. Bapak Hariono juga terpilih sebagai Finalis Ernst & Young citra merek Bersih Sehat yaitu seseorang yang harus
Entrepreneur Of The Year 2004 sehat secara fisik, berkepribadian baik, berlatar-belakang
Tidak heran jika banyak jasa sejenis sulit mempertahankan keluarga yang baik tanpa terlalu mempertimbangkan
janji-janjinya dan akhirnya menghasilkan brand image penampilan fisik yang harus seperti selebritis.
yang negatif. Bagi Bersih Sehat, the people are the brand! Berbagai kriteria dan program internal branding
Keberhasilan Bersih Sehat tidak lepas dari kemampuan sang tersebut menunjukkan bagaimana menciptakan sebuah
brand leader, Bapak Hariono, untuk menjaga brand image- brand image yang positif, kredibel dan konsisten
nya dengan program internal branding yang konsisten. membutuhkan perhatian yang mendalam terhadap
Program internal branding dimulai dengan pemahaman kondisi internal perusahaan khususnya perilaku
terhadap merek Bersih Sehat itu sendiri. Bersih berarti para staff. The people are the brand, the brand is
bersih tempatnya dan bersih jiwanya. Sehat berarti the people. Merekalah yang akan menentukan
sehat tempatnya, sehat orangnya dan sehat jiwanya. masa depan sebuah merek.
Konsep ini bukanlah hanya sekedar jargon saja. Perjuangan Bapak Hariono membesarkan Bersih
Dalam hal sehat misalnya, kesehatan setiap karyawan Sehat tidak bisa dilepaskan dari program internal
akan diperiksa secara reguler, di-rontgen, termasuk juga branding yang konsisten yang akhirnya dapat
penyuntikan anti hepatitis. Dari segi kebersihan dibuktikan menempatkan merek Bersih Sehat sebagai the
dengan sertifikasi ISO. Berbagai program tersebut authority brand dalam industri griya pijat.

02 | 2006 • brandjournal • 3
PLB
Pivate Label Brand

Fakta global menunjukkan


adanya korelasi positif antara
pertumbuhan pasar modern
dengan keberhasilan private
label brand. Bagaimana para
pemilik merek manufaktur
harus menghadapi teman
sekaligus pesaing ini?

Sumardy – Head of Consultant


OCTOBRAND
sumardy@octovate.com
COVER STORY

Saat membawa laporan hasil pekerjaan kepada salah (national brand = NB). Lalu, apakah definisi sebenarnya
satu klien, muncul satu pertanyaan menarik yang kemu- dari PLB?
dian juga memberikan inspirasi untuk tulisan edisi ini. Saat PLB adalah merek yang dijual oleh para pengecer
membolak-balik dokumen laporan tersebut, sang klien (biasanya hypermarket, supermarket dan atau minimarket)
bertanya “Pakai kertas apa? Kok bagus?” dengan menggunakan merek si pengecer. Dalam perkem-
Dengan senyum simpul saya pun menyebutkan salah bangannya, semakin banyak PLB yang tidak menggunakan
satu merek yang dimiliki oleh salah satu hypermarket merek si pengecer juga tetapi merek tersebut hanya dijual
besar di Indonesia. Sang klien sedikit terkejut dengan di outlet-outlet sang pengecer bersangkutan dan tidak
kualitas kertas tersebut. Beliau selama ini memiliki akan ditemukan di pengecer pesaingnya.
persepsi bahwa private label brand (PLB), demikian istilah Inilah era baru perang antar merek untuk merebut
populer-nya, adalah merek dengan produk berkualitas pangsa pasar. Jika sebelumnya PLB hanya diasosiasikan
rendah dikarenakan harganya yang murah. dengan produk yang menggunakan merek si pengecer,
Persepsi tersebut tidak sepenuhnya salah dan juga kenyataannya telah berubah total. PLB juga banyak meng-
tidak sepenuhnya benar. Di awal kehadirannya, harga gunakan merek non-pengecer. Dengan kata lain, PLB juga
merupakan faktor utama untuk memicu pelanggan mem- merupakan merek independen yang mengancam merek-
beli PLB. Namun, sekarang ini PLB justru menjadi anca- merek nasional yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur
man yang siap memangsa pasar merek-merek nasional (Lihat Bagan 4 Generasi PLB di hal.7)

Mengapa PLB Semakin Berkembang?

Ada tiga faktor utama pemicu semakin berkembangnya PLB. Pertama, semakin berkembangnya pasar modern
di Indonesia khususnya hypermarket dan minimarket. Dalam 5 tahun terakhir, jumlah outlet pasar modern rata-rata
berkembang sekitar 30% seperti terlihat berikut:

HYPERMARKET AND SUPERSTORES EVOLUTION OF RETAIL STRUCTURES


Sales & Number of Outlets, 2001-2010 Number of Stores, 2001-2010

140 30.000
2%
3%
120 21.224,13 5%
25.000
5%
100 18.269,60
1% 1%
21.148,20
20.000
Number of outlets

80 15.316,96
8% 12%
RBS IDR bn

15.000
11.193,48
60 4%
10.000
40

3.335,77
9.073,61
5.000 23%
2 00 1 78%
20 2.247,81 6.697,02
4.823,37
13 17 22 29 49 77 95 110 112 135 0
0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
57%

Number of Outlets RBS IDR bn

CONVENIENCE AND FORECOURT STORES


Sales & Number of Outlets, 2001-2010
2 0 10
4000 14.000

3500 12.000
11.657,32 Convenience & Forecourt Stores
9.505,47
3000 10.565,70
10.000
8.414,64 Supermarkets & Neighbourhood Stores
Number of outlets

7.310,06 8.000
2500 6.693,89 Drugstores & Pharmacies
RBS IDR bn

6.122,18
1500 6.000 Department & Variety Stores
4.792,22

1000
3.306,00 4.000 Hypermarkets & Superstores
2.040,64
2.000 Other Non-Food Formats
500

737 1.096 1.539 1.976 2.225 2.541 2.888 3.195 3.502 3.809 0
0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Source: Planetretail.net
Number of Outlets RBS IDR bn

02 | 2006 • brandjournal • 5
COVER STORY

Merajalelanya pasar modern mengakibatkan peningkatan PLB bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
bargaining power pengecer yang akhirnya akan membuat yang berhadapan dengan tekanan ekonomi yang semakin
merek pengecer semakin dikenal dan dipercaya oleh pelanggan. tinggi sehingga membutuhkan produk dengan harga yang
Tingkat accessibility, familiarity dan trust dari pelanggan lebih terjangkau tetapi dapat dipercaya.
memberikan peluang bagi pengecer untuk menawarkan
berbagai produk kompetitif.
Bahkan Carrefour menciptakan organisasi baru yang
diberi nama Direction de la Marque yang fungsi utamanya
Less Buying Power
adalah mengelola dan mengembangkan merek yang dimil-
iki Carrefour. Pengembangan organisasi baru ini sebagai
bagian dari restrukturisasi perusahaan untuk menghasilkan More Information
unit bisnis yang memiliki otonomi tersendiri.
Unit bisnis Carrefour yaitu Hypermarket, Supermarkets,
Cash & Carry Discount akan menjadi unit bisnis otonomi More Choices
yang akan mengembangkan strateginya sendiri. Kondisi
ini tentu memberikan peluang semakin berkembangnya
private label brand (PLB)
Kedua, PLB juga dipicu oleh munculnya Super Save Ketiga, PLB juga dipicu oleh perang sesama merek
Shoppers (SSS) yaitu segmen pelanggan yang semakin nasional/manufaktur yang mengarah pada perang harga.
sadar harga dan kualitas. 10 tahun yang lalu, para pema- Kondisi ini akhirnya membuat pelanggan sadar bahwa
sar bisa “menggertak” pelanggan dengan pilihan kualitas merek bagus ternyata bisa dijual dengan harga murah.
ATAU harga. Sekarang ini, pelanggan meminta kedua- Kalau begitu, merek dengan harga murah belum tentu jelek
duanya, produk berkualitas DAN harga semurah mungkin. kualitasnya. Disinilah PLB semakin memegang peranan.

Mengapa PLB Mengancam National Brand?

Terdapat lima hal yang membuat PLB berada dalam Shoppers database ini dapat memberikan manfaat
posisi menguntungkan. Pertama, PLB memiliki keunggulan tambahan bagi peritel untuk menjalankan cross-selling
biaya 32% lebih murah dari NB. Hal ini dimungkinkan karena maupun up-selling khususnya menjual produk yang
PLB tidak membutuhkan biaya riset, biaya promosi, biaya menggunakan merek peritel.
tenaga penjual dan sebagainya. Keunggulan dari segi biaya Ketiga, pasar modern di Indonesia telah berubah dari
ini tentu menjadi insentif berharga bagi para pelanggan untuk sebuah tempat belanja menjadi sebuah tempat rekreasi.
menempatkan PLB sebagai salah satu merek pilihan. Hal ini mengakibatkan dalam setiap proses pembelanjaan
pasti akan melibatkan beberapa orang dari satu keluarga.
Brand manufacturers fight a cost disadvantage of 32% points
18
Pemandangan yang paling sering kita temui di pasar
21
modern adalah seorang Ibu yang mengajak beberapa
anaknya yang dijaga oleh beberapa baby sitter.
61 12 Semakin banyak shopping partners yang ikut, semakin
7
49 mudah juga terciptanya impulse buying. Proses impulse
buying tercipta karena adanya in-store (sales) promotion
A-brand manufacturer
Private Label manufacturer
yang dilakukan oleh si peritel yang memungkinkannya
GAP: -12 -14 -6 mendahulukan PLB.
Cost of R&D, S/M/S, Other costs/ Keempat, PLB merupakan merek yang unik karena satu
goods sold Distribution Profit
merek seringkali digunakan untuk beberapa kategori secara
Kedua, meskipun para pelanggan membeli merek bersamaan, jadi bisa dibayangkan kalau biasanya sebuah NB
nasional, sebenarnya para peritel yang justru lebih memahami cukup bertarung dengan NB pesaing yang biasanya hanya
pelanggan. Para peritel mengetahui jumlah dan pola ada di 1-2 kategori, kemudian harus melawan PLB yang ada
pembelanjaan pelanggan. Belum lagi dengan mulainya di berbagai bahkan puluhan kategori.
para peritel mengumpulkan database pelanggan. Hal ini Kelima, pengecer menguasai shelf space dan mereka
membuat para peritel memiliki kemampuan untuk menganalisa lah yang menentukan merek apa yang harus diletakkan di
kebutuhan, kesukaan dan kebiasaan para pelanggan. sebelah mana.

6 • brandjournal • 02 | 2006
COVER STORY

Perkembangan PLB Global 17%

Source: AC Nielsen’s The Power of Private Label 2005 Report


Europe 23%
Secara global, pertumbuhan penjualan PLB melebihi

Private Label Share


pertumbuhan merek manufaktur yaitu 5% berbanding 2%. North America 16%

Pertumbuhan PLB di setiap region mengalami pertumbuhan Emerging Markets 6%


lebih tinggi dari merek manufaktur kecuali di Amerika Latin. Asia Pacific 4%
Eropa mempertahankan dominasinya sebagai pelopor dimana
Latin America 2%
PLB menguasai 23% dari total value sales. PLB di Amerika
5 10 15 20 25
Utara menguasai 16% . Negara-negara berkembang malah
mencatatkan pertumbuhan 11% yang dipicu oleh semakin Global 5%
menjamurnya pasar modern yang akhirnya membuat para

Private Label Growth


Europe 6%
peritel masuk ke berbagai kategori baru.
North America 7%
Retailer dengan jumlah PLB yang dijual: 11%
Emerging Markets
Aldi 95% PLB Tesco’s 40% PLB
Asia Pacific 5%
Lidl 80% PLB Wal-Mart 40% PLB
Latin America 5%
Sainsburys 60% PLB Carrefour 33% PLB
2 4 6 8 10 12
Source : Private Label Manufacturers’ Association (PLMA)

4 GENERASI
PRIVATE LABEL
BRAND

TYPE OF BRAND Generic Individual Brand Store brand Extended store brand
No name

STRATEGY Generics Cheapest price Me-Too Value added

OBJECTIVE Increase margins Increase margins. Enhance category Increase and retain the
Provide choice in Reduce manufacturers’ margins. Expand client base. Enhance
pricing power by setting the product assortment, i.e. category margins
entry price. Provide customer choice Improve image further
better value products Build retailer’s image Differentiation
(quality/price) among consumers

PRODUCT Basic and functional One-off staple lines Big category products Image-forming
products with a large volume Large number with

Source: Boston consulting group, Coriolis Research, OctoBrand Analysis


small volume (niche)

TECHNOLOGY Simple production Technology still lagging Close to the brand Innovative technology
process and basic behind market leaders leader
technology

QUALITY / IMAGE Lower quality and Medium quality, still Comparable to the Same or better than
inferior image compared perceived lower than brand leaders brand leader. Innovative
to the manufacturers leading manufacturers and different products
brands brands. Secondary brand. from brand leaders

APPROXIMATE 20% or more below 10-20% Below 5-10% below Equal or higher than
PRICING known brand

CONSUMERS Price is the main Price is still important Both quality and price, better and unique
MOTIVATION TO BUY criterion for buying i.e. value for money products

SUPPLIER National not specialised National, partly National mostly International,


specialising to own specialising for own manufacturing mostly
label manufacturing brand manufacturing own brands

02 | 2006 • brandjournal • 7
COVER STORY

Launch
Do Nothing
Fighting Brand

Alternative
Improve with Build Trade
More or Less Strategies for Relationship
NATIONAL
BRANDS Exploit In-stores
Reduce Price
Promotion

Pertama, do nothing. Pilihan paling sederhana dengan Keempat, launch fighting brand. Meluncurkan merek
pertimbangan bahwa PLB hanya merupakan sebuah baru dengan harga yang sama dengan PLB diharapkan
kekuatan kecil yang bertumpu pada luasnya jaringan sang dapat menambah pilihan bagi pembeli sehingga pangsa
peritel. NB hanya akan menunggu sampai PLB benar-benar pasar NB hanya akan berpindah ke merek lain dari
menjadi ancaman dengan pangsa pasar yang signifikan perusahaan yang sama
melalui penetrasi pasar modern yang semakin me-nasional. Kelima, build trade relationships. NB dapat melakukan
Kondisi di Indonesia menunjukkan banyaknya NB yang pendekatan ke para peritel dan melakukan “edukasi” untuk
mengadopsi pilihan strategi ini. membedakan pengaruh NB dan PLB terhadap keuntungan.
Kedua, improved with more for less. NB dapat Penelitian dari Brandweek menunjukkan bahwa 88%
meningkatkan brand value bagi pembeli dengan menambah peritel percaya bahwa PLB akan meningkatkan category
fitur dan manfaat yang ditawarkan sehingga pembeli akan profit, sementara NB hanya 31%. NB dapat mengajak
mendapatkan nilai lebih dengan jumlah uang yang sama. peritel untuk menganalisa bagaimana PLB meskipun
Misalnya dengan melakukan reformulasi produk, dan secara persentase menghasilkan margin yang lebih
kemasan yang lebih inovatif. Strategi ini dapat dilakukan besar, namun secara nominal akan lebih kecil. NB juga
dengan sangat bergantung pada kemampuan inovasi produk dapat meyakinkan peritel dengan membandingkan
secara berkala karena setiap inovasi akan mudah ditiru oleh tingkat loyalitas pelanggan PLB yang lebih rendah
PLB. Belum lagi dengan trend semakin banyaknya NB yang dibandingkan NB.
menggunakan OEM, itu berarti spesifikasi produk dengan Keenam, exploit in-store promotions. NB dapat
mudah dapat ditiru. mempengaruhi pembeli di point of shopping. NB harus
Ketiga, price reduction. Manfaat yang sama diperoleh secara agresif melakukan in-store promotion dengan
dengan harga yang lebih murah dengan harapan pembeli berbagai program merchandising dan consumer reward.
mempersepsikan NB sebagai merek yang masih menguntungkan. Dapat juga melakukan geographical mapping dengan
Penelitian dari Sloan School of Management MIT menunjukkan memetakan tiap-tiap outlet peritel dan pembeli yang
pembeli PLB memiliki tingkat sensitivitas harga 2 kali lipat tinggal di sekitarnya. Program sales promotion dapat
dibandingkan pembeli NB. Dengan kata lain, penurunan atau disesuaikan untuk masing-masing outlet yang banyak
peningkatan harga NB dapat mengakibatkan perpindahan menjual PLB serta pembeli yang tinggal disekitarnya
pembeli sebanyak 2 kali lipat juga. tergolong price sensitive.

Price Elasticity of National Brands Strategi PLB & Retailers’ Positioning


Market share points
gained by national brand
as price gap is closed Peluncuran PLB oleh para peritel tentu saja tidak bisa
10 dilepaskan dari positioning dan strategi pemasaran peritel
tersebut. Seperti kita ketahui, akhir-akhir ini Indonesia
5
dijamuri dengan munculnya hypermarket dan minimarket
0 yang sepertinya akan semakin merajalela.
5 10 15 20 25
5 Percentage change
Ternyata diantara para peritel tersebut juga pasti
in national brand’s saling bersaing untuk menarik pembeli dan memperoleh
10 price premium over
private label’s price
share of wallet mereka dengan berbagai cara. Hampir
Market share points lost
by national brand as price dapat dikatakan semua hypermarket mencoba mem-
gap is extended positioningkan merek mereka sebagai the lowest price
retailer. Tidak heran jika berbagai program promosi mereka
Source : Harvard Business Review , January-February 2006

8 • brandjournal • 02 | 2006
COVER STORY

banyak yang menonjolkan harga murah, diskon, dan mengandalkan harga sebagai faktor utama untuk menarik
pemberian hadiah. pelanggan. Kemasan seadanya dengan fitur pas-pasan
Pemilihan branding strategy PLB akan dipengaruhi oleh yang memang disesuaikan dengan positioning si peritel.
positioning dari pengecer tersebut dan juga karakteristik Kedua, value-for-money PLB. PLB jenis ini
fitur produk-produk yang menggunakan PLB tersebut. dimungkinkan jika terdapat perbedaan fitur dan image
PLB yang ditawarkan. Perbedaan tersebut bisa berupa
tambahan fitur sehingga memberikan tambahan perceived
D I F F E R E N TI ATI O N

value atau dapat berupa image dari si peritel yang tidak


dipersepsikan murahan sehingga produk yang dijual akan
Value-for-money Differentiated memiliki image yang lebih bagus juga.
PLB PLB
RETAIL’S POSITIONING

Ketiga, differentiated PLB. PLB ini tergolong PLB kelas


premium yang berbeda dengan persepsi umum selama
ini bahwa PLB harus selalu menawarkan harga murah
dengan kualitas seadanya. Selain memiliki image yang
lebih positif, produk nya juga memiliki kualitas yang relatif

Source : Octo Brand, 2006


kompetitif dibandingkan dengan NB
Budget Value-for-money
PRICE

Bagaimanapun juga, PLB yang dihasilkan oleh peritel


PLB PLB tidak bisa lepas dari brand image yang dipengaruhi oleh
positioning sang peritel tersebut. Tidak berbeda seperti
perusahaan lainnya, peritel juga harus memahami falsafah
M E-TO O I M P R OV E D branding sederhana yaitu pentingnya kesesuaian antara
positioning dan produk yang ditawarkan sehingga tidak
FEATU R ES merusak brand image si peritel.

Peritel memiliki dua alternatif positioning yaitu sebagai Keuntungan PLB bagi Pengecer:
EDLP (everyday low price) retailer atau differentiated • Mengurangi dominasi NB di mata pembeli
retailer. Trend saat ini memang menunjukkan sebagian • Semakin meningkatkan ketergantungan pembeli kepada
besar peritel bertarung mengambil positioning EDLP si pengecer karena merek tersebut tidak tersedia di
khususnya para hypermarket seperti Carrefour, Giant, dan pengecer lainnya sehingga harus membeli di pengecer
Hypermart yang saat ini menjadi mainstream retailers. tersebut secara berkesinambungan
Sementara differentiated retailer kebanyakan melayani • Kemampuan mengelola stock keeping inventory dengan
niche market, contohnya Ranch Market lebih baik
Karakteristik produk PLB yang ditawarkan peritel juga • Jika situasi ekonomi semakin memburuk, pengecer memi-
memiliki dua golongan. Golongan pertama yaitu yang liki senjata untuk bertahan
benar-benar me-too alias hanya mengganti kemasan dan
mereknya saja dengan harga yang lebih murah. Golongan Kerugian yang dapat dialami oleh Pengecer:
kedua adalah menawarkan produk dengan fitur yang telah • Dapat merusak image si pengecer seandainya tidak dapat
disesuaikan dan kemasan yang lebih menarik sehingga mengelola kualitas PLB dengan baik dan konsisten
lebih kompetitif. • Kurangnya standarisasi kualitas diantara berbagai
Implikasi dari kedua karakteristik ini nantinya akan kategori akan mempengaruhi penjualan PLB secara
mempengaruhi branding dan positioning strategy para keseluruhan
peritel untuk memasarkan PLB-nya. Seperti terlihat pada • Tingkat turnover yang tinggi yang dapat mengurangi
gambar, peritel memiliki tiga alternatif branding strategy pendapatan penjualan per meter space
untuk membesarkan kue penjualan PLB-nya. • Si pengecer dapat dipersepsikan kurang kredibel karena
Pertama, Budget PLB. PLB jenis ini memiliki tidak menampilkan NB secara agresif
positioning sebagai PLB murahan yang memang hanya • Kurangnya dukungan keuangan dari supplier

Private Label Brand tidak lagi identik dengan harga murah dan produk berkualitas jelek. PLB
layaknya merek-merek nasional / manufaktur yang juga memiliki keunikan dan dikelola dengan
���
konsep brand management yang solid. Hal ini yang tentunya akan mengancam eksistensi merek-
merek nasional di masa mendatang seiring dengan menguatnya peranan pasar modern.

02 | 2006 • brandjournal • 9
COVER STORY

Shoppers’ Segmentation, Private Label Brand Positioning & Architecture

Apa hubungan antara segmen pembeli, positioning pengecer dan branding yang harus mereka lakukan? Gambar di
bawah menunjukkan bagaimana menggabungkan ketiga faktor tersebut

PRICE-TAG PRICE-FEATURE FEATURE


SHOPPER SHOPPER SHOPPER
D I F F E R E NTIATI O N

Value-for-money Differentiated
RETAIL’S POSITIONING

PLB PLB

Budget Value-for-money
PRICE

PLB PLB

M E-TO O I M P R OVE D

FEATU R ES

Bagi para pengecer yang memiliki positioning Di sisi lain, pengecer yang tidak terlibat dalam perang
everyday low price (EDLP), ada dua pilihan alternatif harga dan lebih menawarkan differentiation juga dapat
strategi PLB-nya. Pertama, Budget PLB yaitu menggunakan strategi value-for-money PLB jika produk
mengeluarkan produk me-too, tanpa inovasi dengan yang ditawarkan hanya me-too sehingga tidak sejalan
kemasan seadanya. Cara pertama ini bisa dilakukan dengan positioning-nya. Untuk itu merek yang digunakan
apabila si pengecer menyasar segmen price-tag atau harus individual atau mixed brand sehingga tidak merusak
pelanggan yang hanya mementingkan harga. Kedua, brand image si pengecer.
Value-for-money PLB. Pengecer dengan positioning Alternatif strategi lainnya adalah differentiated PLB.
PLB bukan berarti hanya dapat menjual ke pembeli Strategi ini digunakan oleh pengecer yang menawarkan
yang sensitif pada harga. Bila pengecer tersebut dapat differentiation dengan produk PLB yang penuh inovasi.
menciptakan produk dengan sedikit inovasi baik dari Produk PLB yang ditawarkan biasanya memiliki kualitas
segi fitur maupun kemasannya, maka produk PLB yang yang terpercaya dengan kemasan yang cukup kredibel.
dijual akan memiliki nilai tambah di mata pembeli. Cara Differentiated PLB ini dapat menyasar pelanggan yang
kedua ini dapat menggunakan invididual brand atau feature-oriented, untuk itu store brand atau merek si pengecer
mixed brand. dapat digunakan untuk setiap produk PLB yang ditawarkan.
Individual brand berarti si pengecer menggunakan Mengeluarkan PLB tentu bukan sebuah pekerjaan
merek baru yang tidak ada hubungannya dengan merek sederhana yang hanya bermodal harga murah karena
pengecer. Mixed brand dilakukan dengan mengeluarkan harus disesuaikan dengan shoppers’ segment yang
beberapa versi merek PLB. Untuk kategori produk yang biasanya datang berbelanja. Pemilihan segmen ini tentunya
mengarah ke komoditas, dapat menggunakan merek si dipengaruhi oleh positioning pengecer tersebut. Matrix di
pengecer. Sementara produk yang non-commodity, dapat atas memberikan panduan bagaimana menyesuaikan segmen
menggunakan individual brand. pembeli, positioning dan strategi PLB yang digunakan.
10 • brandjournal • 02 | 2006
COVER STORY

Private Label Brand Architecture

INDIVIDUAL STORE MIXED


BRAND
ARCHITECTURE BRAND BRAND BRAND

DEFINISI Peritel akan menggunakan Merek produk private label Peritel menggunakan
merek yang berbeda sama dengan merek peritel gabungan individual brand
dengan merek ritelnya. di semua jenis kategori. dan store brand yang
Masing-masing kategori disesuaikan untuk masing-
bisa menggunakan merek masing kategori.
yang berbeda juga.

SRUKTUR
Ritel Brand X Ritel Brand X Ritel Brand X

PLB PLB PLB PLB PLB PLB PLB PLB PLB


A B C X X X X Y Z
CONTOH ALDI TESCO CARREFOUR INDONESIA
LIDL SAFEWAY • Carrefour Paling Murah
• Carrefour
• Harmonie
• Blue Sky
• First Line

Apakah PLB Akan Berhasil?

PLB juga layaknya sama dengan merek-merek lainnya Memasarkan PLB tentu tidak semudah yang dibayang-
yang harus bersaing untuk meyakinkan pelanggan. Lalu, kan. Sembilan faktor di atas perlu dipertimbangkan secara
sejauh mana PLB akan sukses mengalahkan NB dan menjadi komprehensif oleh para pengecer yang berniat mengeluar-
merek pilihan pelanggan? kan PLB karena PLB tidak lagi hanya mengandalkan jurus
Berdasarkan hasil penelitian terhadap ratusan literatur harga murah saja. Sembilan faktor tersebut tentunya akan
dan penelitian tentang sejarah keberhasilan dan kegagalan saling berpengaruh satu sama lain untuk menjadikan PLB
PLB, ditemukan 9 faktor utama yang mempengaruhi besar sebagai sebuah merek unggulan layaknya merek-merek
kecilnya pangsa pasar PLB seperti terlihat di bawah. nasional lainnya.

Drivers of PLB Market Share Effect to PLB Market Share


Gross Profit +
Number of National Brand —
Intensity of National Brands’ Campaign —
Source : Octo Brand Analysis

Price Competition among National Brands’ —


In-store Promotion of National Brands —
Number of SKU of PLB +
Price Drifferential between NB and PLB +
Category Life Cycle (mature) +
Konsistensi Kualitas PLB +

02 | 2006 • brandjournal • 11
BRANDINSIGHT

Dari Channel Activation sampai Customer Referral

Industri apa yang sangat berpengaruh dalam keseharian


masyarakat namun sepertinya jauh dari pandangan para
pemasar? Industri cat! Bayangkan saja bagaimana susahnya
Untuk itu, Indonesia Brand Journal Edisi ini mencoba
menurunkan paparan hasil penelitian dari Pixel Research
tentang persaingan merek-merek cat di Indonesia
kehidupan manusia tanpa kehadiran cat? Akan tetapi, Penelitian yang melibatkan 600 responden di Jabotabek
pemasaran di industri ini justru jarang menjadi pembicaraan. dan Medan tersebut menyajikan beberapa hasil menarik.

Pertimbangan konsumen dalam membeli Cat Kayu-Besi Pertimbangan konsumen dalam membeli Cat Tembok

��������������������� �� ��������������������� ��
������������� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���������� ��� ��� ��� ��� ��� ��� �����
����������� ��� �� �� �� �� �� ����������� ��� �� �� �� �� �� ���
����������������� ���� ���� ���� ���� ���� ��� ������������ ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����
������������ ���� ���� ���� ���� ��� ���� ����������������� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����
���������� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ���������� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����
������������ ���� ���� ���� ���� ���� ��� ������������ ���� ���� ���� ��� ���� ��� ����
�������������� ��� ���� ��� ��� ���� ��� �������������� ���� ���� ���� ���� ��� ���� ����
�������������� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ��������������������������������� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����
�������������������� ��� ��� ���� ���� ���� ��� �������������� ���� ���� ��� ��� ���� ��� ����
��������������������������������� ���� ���� ��� ��� ���� ��� �������������������� ���� ��� ��� ���� ���� ���� ����
����������������� ���� ���� ��� ��� ���� ��� ���������������������� ���� ���� ��� ��� ���� ��� ���
�������������������� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ������������� ��� ��� ��� ��� ���� ��� ���
���������������������� ��� ��� ��� ��� ���� ���� �������������������� ��� ��� ��� ��� ���� ��� ���
���������������������� ��� ��� ��� ��� ���� ��� ����������������� ��� ��� ��� ��� ���� ��� ���
������������� ��� ���� ��� ��� ���� ��� ������������������������������ ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���
������������� ��� ��� ��� ��� ���� ��� ������� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���
������� ��� ��� ��� ��� ��� ���
Source : Pixel Research

Harga ekonomis, kualitas, tahan lama dan cepat kering Fakta yang menarik adalah peranan tetangga atau
menjadi empat faktor utama yang menjadi pertimbangan kerabat dekat dalam mempengaruhi pemilihan merek cat
pelanggan untuk membeli cat baik itu cat kayu, cat besi mau- bagi hampir sebagian besar responden. Ini berarti membu-
pun cat tembok. Hal ini menunjukkan bagaimana pelanggan ka peluang bagi para pemilik merek cat untuk menjalankan
menginginkan cat yang dapat memudahkan hidup mereka program word of mouth karena terbukti jauh lebih mem-
karena harga murah dan cepat kering akan mengurangi pengaruhi pelanggan.
biaya dan waktu yang mereka keluarkan untuk menikmati ���������� ��
hasil cat tersebut. ����������� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ����
����������� ��� �� �� �� �� �� ���
������ ���������������� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

���������������������������� ������ ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����


����������� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����
�������������� �������������������������������������������� ������� ���� ���� ��� ���� ���� ��� ����
����������������������

������ ���������������������������������� �������������� ��� ��� ��� � ��� � ���


���������������� ��� � � ��� ��� ��� ���
��������������� ������������������������������������������� ������� ��� � ��� � ��� ��� ���
������ ���������������������������������� �������� � � � � ���� � ���
����������� � � � � ��� � ���
�������������� �������������������������������������������
�������������� ��� � � � � � ���
������ ������������������������������������
���������������� � � � � � ��� ���
��������������������������
���� � ��� � � � � ���
������� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���
�������������� �������������������������������������������
������ ���������������������������������� ������� ����� ����� ����� ����� ����� ����� �����

12 • brandjournal • 02 | 2006
Lalu, bagaimana dengan tempat melakukan pembelian. Indikator menarik adalah toko cat dengan alat tinting,
Dari hasil segmentasi terlihat bagaimana pelanggan toko khusus cat dan melalui telepon merupakan tiga
berorientasi outlet memiliki jumlah yang cukup signifikan. channel yang dipertimbangkan untuk digunakan oleh
Toko bahan bangunan masih menjadi pilihan utama. responden.

Selalu membeli melalui channel ini Akan mempertimbangkan channel ini

����� ���� �����

���� ����

����
���� ����
����
����
����
����
���� ����
���� ����
��� ����
��� ��� ��� ���
��� ���

Tidak akan pernah membeli melalui channel ini

�����
������������������������
���������������
����
���� ��������������������������
���� ��������������������
����
��������������������������
���� ����
�������������������
���� ������������������������������
����
��� ���������������
���
���

������������� ���
Bentuk promosi yang diberikan produsen cat

�������������� ����
��������������
������������ ���� ��������������
������
���������������������� ���� ����������
������������������������� �����������
�����
��������
����������������� �� �������
�������������
��������������� �� ������������
�������������
���������������������������� �������������
��� ������������
������������������������ ���
�������
����������������������� ��������������������
���� ��� ������������������������������ �����������
���������������������������� ������������ ���������
����������� ��� ������������������������������ ����������� �����������
���������������������������� ������������ ������� ���
���� ������������
��

���������� ������������������������������������� � ��

���
�� �

������������������������������ ������� ������������


���� �������������
��������������������� ��� �������� ������������
����
���
������������������������������� ���

Hal ini membuka peluang bagi para pemilik merek untuk Perang merek cat memang akan sangat difokuskan pada
melakukan channel activation. Hal ini terbukti dari perang channel activation dan juga customer referral. Dua faktor
bentuk-bentuk promosi yang diberikan produsen cat terha- inilah yang seharusnya menjadi sasaran tembak para pemilik
dap toko. Namun jangan lupa bahwa pemilik toko tentunya cat untuk memenangkan hati dan kantong pelanggan.
tidak akan memajang secara sukarela. Selain produknya Hartono Anwar
harus berharga murah, produsen juga harus menyediakan Managing Director, Pixel Research (www.pixel-research.com)
rak khusus untuk display. (Lihat bagan di atas) hartono.anwar@pixel-research.com

02 | 2006 • brandjournal • 13
DESTINATIONBRAND

New Zealand
Adma Sari Sitepu – Business Analyst
adma.sari@octovate.com

N ew Zealand memiliki daya tarik lain dibanding daerah


tujuan lain seperti Perancis, Spanyol, Amerika dan
Inggris. Penelitian membuktikan New Zealand memiliki daya
garuh adalah on-screen production value dan inovasi unik
yang terdapat dalam seluruh bagian produksi. Inilah yang
menjadi daya tarik New Zealand bagi kebanyakan studio.
tarik bagi turis yang mencari petualangan, berhubungan Dengan kata lain, New Zealand merupakan lokasi yang
langsung dengan alam, ketenangan dan pemulihan. cost-effective dibandingkan daerah pesaing lainnya.
Ya, apa yang dimiliki oleh New Zealand ialah keindahan Tak hanya itu saja, New Zealand bahkan berhubungan
alamnya. Kebanyakan turis mencari keunikan, lokasi yang dengan pasar Jepang, yaitu melalui pembuatan film The
masih original, dengan demikian kota kecil dan daerah Last Samurai yang dilakukan di alam New Zealand. Dan
lebih diinginkan oleh para wisatawan. Budaya Maori yang kemudian diikuti pembuatan film-film lainnya seperti King
terdapat di New Zealand juga merupakan daya tarik turis Kong dan The Chronicles of Narnia: The Lion, The Witch
yang berkunjung ke sana. and The Wardrobe yang menghabiskan 15 juta NZD dan
Pemerintah New Zealand menangani dengan serius menggunakan 500 tenaga kerja lokal.
sumber daya potensial yang dimiliki karena sumbangan Walaupun film-film tersebut pendanaannya sebagian
industri pariwisata yang cukup tinggi bagi pertumbuhan besar berasal dari Amerika namun telah menolong studio-
ekonomi dengan perkiraan sekitar 10% GDP New Zealand. studio film New Zealand dalam mengembangkan keahlian-
Industri pariwisata New Zealand terbentuk dari 10 perusa- nya dan meningkatkan fasilitas-fasilitasnya agar mampu
haan publik dan antara 13500 dan 18000 perusahaan kecil mendukung pembuatan film yang berskala internasional
dan menengah. Pariwisata membantu hampir 1/10 pekerjaan tersebut. Film mendatang yang akan dibuat ialah The
di New Zealand, dengan kira-kira 90000 pekerja full time dan Chronicles of Narnia: Prince Caspian, disutradarai oleh
60000 non full-time. Andrew Adamson.
Salah satu usaha dalam destination branding adalah Alhasil, New Zealand menjadi penerima Academy
melalui Tourism Industry Association New Zealand yang Awards 2004. Dan lagi-lagi New Zealand dinominasikan
bertujuan memberikan bimbingan dan pelayanan yang tepat menjadi Best Supporting Country in a Motion Picture. Pre-
bagi pelaku pariwisata untuk dapat memberikan pelayanan dikat award yang disandang nya pun sesuai dengan slogan
terbaik bagi pelanggan. ‘100% Pure New Zealand’.
Untuk meningkatkan brand awareness-nya, New Zealand ‘100% Pure New Zealand’ tentulah bukan hanya seke-
juga mencoba untuk menjadikan daerahnya sebagai lokasi dar brand slogan saja. Tagline ini merupakan cerminan brand
pembuatan film. Pembuatan film The Lord of The Ring yang positioning New Zealand dengan segala keasrian yang di-
disutradari Peter Jackson (dirilis tahun 2004) dibuat di New miliki yang membedakannya dari pesaing. Pemerintah New
Zealand. Dana yang digunakan dalam pembuatan film ini Zealand menyadari bahwa menjual daerahnya tidak berarti
selain menggunakan dana dari Amerika, pemerintah New harus menyamai apa yang dimiliki daerah lain. Hal terpent-
Zealand juga turut memberikan sumbangan dana untuk ing adalah menemukan keunikan otentik (brand authen-
melanggengkan proses pembuatan film tersebut. ticity) yang dapat menjadi alasan kuat untuk mendatangi
Ketiga film The Lord of the Ring tersebut memakan daerah tersebut.
waktu pembuatan lebih dari dua tahun lamanya di lebih dari Inilah contoh sebuah destination branding yang sangat
100 lokasi di New Zealand khususnya bagian selatan dan mengandalkan keunikan daerahnya dan tidak terjebak seke-
utara dengan melibatkan lebih dari 3000 orang (90%nya dar mengikuti trend yang akhirnya justru dapat merusak
merupakan orang lokal). keunikan daerah tersebut. Jadi, kunci utama dari destina-
Namun kesuksesan film bukan hanya dipengaruhi kein- tion branding adalah bagaimana menemukan brand authen-
dahan lokasinya saja. Dua faktor lain yang cukup berpen- ticity dari sebuah daerah.

14 • brandjournal • 02 | 2006
OCTOBRAND’S BOOK CLUB

B2B Branding
Pulling Away from the Business-to-Business Pack

Bukankah keberhasilan dan kegagalan salah satu merek


akan mempengaruhi merek lainnya dalam perusahaan?
Masing-masing merek harus di-tata dalam satu arsitektur
merek yang sinergis sehingga tidak merusak citra merek
yang sudah terlanjur dijanjikan.
Penulis : Bob Lamons Ketiga, audience identification. Employees come first,
Penerbit : Thomson, 2005 customers are next! Audiens yang paling penting adalah
Tebal : 214 halaman karyawan, mereka lebih berharga daripada pelanggan, jika
karyawan tidak meyakini perusahaannya dengan sungguh-
sungguh tentu saja tidak akan membuahkan hasil apa pun.
Setelah itu barulah mengidentifikasi pelanggan kita.
Lamons menawarkan tips untuk menganalisa pelanggan
B2B berdasarkan 10 kriteria yaitu decision making power,
sales potential, growth potential, lifetime value, retention

S elama ini banyak pemasar yang selalu mengidentikkan


branding hanya dengan industri B2C (Business to
Consumer) saja. Pemasar aliran ini beranggapan bahwa
potential, common motivations, problem potential, respon-
siveness, media exposure patterns and media costs dan
findability.
hanya konsumen individu (pelanggan akhir) saja yang Keempat, brand positioning. Merek B2B juga harus
dapat menggunakan unsur non rasional (atau unsur emo- diposisikan secara unik di benak karyawan dan pelanggan.
sional) dalam menentukan merek yang akan dibeli. Perusahaan harus dapat meyakinkan karyawan akan keuni-
Kelompok ini menganggap bahwa konsumen (perusa- kan produk atau jasa B2B yang mereka tawarkan, barulah
haan) di industri B2B adalah sebuah kelompok bisnis yang mencoba meyakinkan pelanggan.
selalu menggunakan perhitungan rasional (untung rugi) Kelima, brand personality. Positioning yang ingin dicip-
dalam menentukan merek yang akan dibeli. takan akan menjadi percuma jika dalam praktek sehari-harinya
Bob Lamons mematahkan semua anggapan tersebut karyawan tidak memiliki personality yang sesuai dengan
dengan berbagai contoh konkrit tentang B2B branding brand promise-nya. Dengan tingkat keterlibatan karyawan
seperti Caterpillar, IBM, Intel, SAS Institute dan UPS. yang tinggi, kepribadian, sikap dan perilaku mereka akan
Lamons menunjukkan bagaimana praktek branding dapat mempengaruhi citra merek yang dijual.
meningkatkan keunggulan bersaing mereka. Keenam, consistent execution. Positioning dan per-
Melalui penelitian intensif terhadap berbagai keberhasilan sonality yang unik akan menjadi percuma tanpa sebuah
bisnis B2B dalam melakukan branding, Lamons memberikan eksekusi yang konsisten. Banyak sekali merek B2B yang
rahasia 7 tips sederhana bagi para pelaku bisnis B2B untuk cuma bagus di awal-awal perjalanan bisnisnya. Seiring den-
meningkatkan nilai jual mereknya. gan perjalanan waktu, eksekusinya justru sering bertentan-
Pertama, branding the people. Faktor utama yang mem- gan dengan janjinya terdahulu.
bedakan branding di industri B2C dan B2B adalah kuatnya Ketujuh, evaluasi dan ukur brand equity secara berkala.
peranan sumber daya manusia. Jika ingin berhasil dengan Mempertahankan jauh lebih sulit dari merebut. Untuk itu
baik, maka semua jajaran karyawan harus dapat mengimple- diperlukan proses evaluasi secara berkala untuk mengeta-
mentasikan brand promise. Disinilah pentingnya program hui sejauh mana sebuah merek B2B memiliki nilai jual tinggi
internal branding yang dapat menciptakan one brand one di mata pelanggan dan atau calon pelanggan. Brand equity
promise one voice one behavior! yang tinggi akan menjadi “pelicin” untuk memenangkan
Kedua, brand architecture. Seringkali pebisnis B2B perang di industri B2B.
mengabaikan arsitektur merek yang mereka kembangkan. —Octobrand’s Book Club

Brand Journal ini kami buat untuk memberikan info terhangat mengenai topik, isu, dan berita
seputar brand. Dalam perkembangannya diharapkan dapat selalu lebih baik dalam hal isi dan
pengemasannya. Karenanya, saran dan kritik dari bapak ibu sangat kami harapkan melalui email ke
alamat: redaksi@octovate.com. Terima kasih.

02 | 2006 • brandjournal • 15

Вам также может понравиться